Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN PENUNJANG

DOSEN PEMBIMBING :

NS. LISAVINA JUWITA, S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. ANISA HUSNA RISKA


2. BAGAS TRIO ERMANSYAH
3. ELGA OKTA FRIANIS
4. FANNY EKA WIDYA
5. JUMIVA
6. LENNY MARLINA
7. M. ALWI
8. WITA KRISMAYENTI

TP.2017/2018
STIKES FORT DE KOCK BUKITTINGGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyusun laporan ini sampai selesai
tepat pada waktunya. Dimana laporan ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah
Keperawatan Dasar II yaitu MAKALAH PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
PENUNJANG, Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Ns. Lisavina
Juwita, S.Kep, M.Kep, dan tak lupa kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah diskusi teori keperawatan ini.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-
teman yang membutuhkan.

Bukittinggi, 26 Maret 2018

Penyusun
Daftra isi

KATA PENGANTAR……………………………...........................……………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..........................……ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….........................1
1.1 Latarbelakang…………………………………………………………….............1
1.2 Rumusanmasalah…………………………………………………………............1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….............1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2
2.1 pengertian pengkajian penunjang……………….………………………..............2
2.2.Macam- macam pemeriksaan penunjang…………………………… ……………6

2.3.Alat-alat yang di gunakan untuk melakukan pengkajian penunjang….................7

2.4. Fungsi dan tujuan pemeriksaan penunjang……………………………………….7

2.5. Tahap –Tahap pemeriksaan penunjang…………………………………………..8

BAB III PENUTUP................................................................................................................9


3.1.Kesimpulan…………………………...…………………………………..............9
3.2 Saran…………………………...…………………………………........................9
DAFTAR PUSAKA…………………………………………………………........................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara berkembang, memiliki tenaga kesehatan yang cukup


banyak, terutama tenaga perawat. Namun, para perawat ini belum memasuki daerah – daerah
terpencil dan walaupun ada, para tenaga ini juga sangat kesulitan dalam memaksimalkan
asuhan keperawatan, karena keterbatasan alat, terutama alat untuk pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang dianggap sangat penting, karena ada beberapa pemeriksaan


yang tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan alat - alat dalam pemeriksaan penunjang,
dan pemeriksaan penunjang sangat berguna dalam menentukan jenis penyakit maupun
mengontrol perkembangan proses penyembuhan.

Berdasarkan alasan – alasan di atas, kami melakukan diskusi kasus tentang


Pemerikasaan Penunjang, dengan tujuan agar memiliki kemampuan diagnosis yang lebih
akurat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan “ bagaimana pengaruh


persiapan pasien untuk pemeriksaan penunjang “

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pemeriksaan penujang

2. Untuk mengetahui jenis-jenis pemeriksaan penunjang

3. Untuk mengetahui Tahap-tahap dalam pemeriksaan penunjang

4. Untuk mengetahui manfaat dari pemeriksaan penunjang

5. Untuk mengetahui Alat-alat yang di gunakan dalam pemeriksaan penunjang


BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi pengkajian penunjang :

Pemeriksaan penunjang merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit,


perubahan ini bisa berupa penyebab atau akibat pemeriksaan penunjang juga sebagai ilmu
terapan yang berguna membantu petugas kesehatan dalam mediagnosis dan mengobati
pasien.

2. Macam- macam pemeriksaan penunjang

a) Berdasarkan media yang di gunakan:

Pemeriksaan lab

Pemeriksaan robegen

Pemeriksaan USG

b) Berdasarkan organ atau bagian tubuh yang di periksa :

· Pemeriksaan penunjang di bagian kebidanan dan kandungan

· Pemeriksaan penunjang di bagian penyakit dalam

· Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan anak

· Pemeriksaan penunjang di bagian saraf atau neurologi

· Pemeriksaan penunjang di bagian THT-KL

· Pemeriksaan penunjang di bagian kulit kelamin

· Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan jiwa

· Pemeriksaan penunjang di bagian mata

3. Alat-alat yang di gunakan untuk melakukan pengkajian penunjang :

a. MRI(Magnetic Resonance Imaging)

Digunakan untuk mendiagnosa bagian struktur tubuh manusia dengan gelombang


electromagnetic, yang tidak memberi efek radiasi seperti sinar X. Alat ini sangat berguna
untuk pemeriksaan saraf, jaringan otot, jantung dan pembuluh darah dan tumor. Semakin
besar teslanya atau kekuatan magnetiknya semakin baik kualitas gambarnya
b. Lightspeed MSCT (MultiSlice Computer Tomography)

Scanner adalah alat diagnosa yang menggunakan sinar X untuk memberikan gambar 3
dimensi organ dalam tubuh. Kelebihan alat ini memiliki sistem yang membantu mengurangi
dosis sinar X pada pasien sampai dengan 30%.

c. Angiograph

Alat Angiografi ini digunakan sebagai alat diagnosa dan pengobatan. Alat ini
menggunakan sinar X untuk melihat bagian dalam pembuluh darah yang tersumbat dan
dengan bantuan alat lainnya untuk tindakan balonisasi atau pemasangan penyangga pembuluh
darah/stent.

d. Mobile Fluorostar C-Arm

adalah alat penting yang diggunakan dokter dalam kamar operasi atau tindakan medis.

e. Roentgen Konvensional

f. Mammografi,

Alat Mammografi digunakan untuk mendiagnosa kanker payudara pada wanita, alat
ini menggunakan sinar X untuk menciptakan gambarnya yang dapat membedakan sel sehat
dan sel ganas/kanker.

g. Roentgen Panoramik

h. UltraSonoGraphy (USG)

Rumah sakit menyediakan USG 2-D, 3-D and 4-D. USG digunakan untuk memeriksa
organ bagian dalam dengan gelombang suara. Pemeriksaan kehamilan, medical chek up dan
keadaan organ bagian dalam, dsb.

i. ElectroKardioGrafi (EKG) &Treadmill:

Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi jantung dan mengecek kesehatan jantungnya.

j. EEG (ElectroEncephaloGrafi)

Pemeriksaan untuk mengetahui gelombang listrik dalam otak

k. EMG (ElectroMyoGrafi)

Pemeriksaan Aktivitas listrik pada otot disaat istirahat dan bergerak.

l. Audiometri:

Alat deteksi fungsi pendengaran dengan beberapa level intensitas gelombang suara.
4. Fungsi dan tujuan pemeriksaan penunjang

Fungsi dalam pemeriksaan penunjang:

· Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan resiko
terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi individu beresiko tinggi
(walaupun tidak ada gejala atau keluhan).

· Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita seseorang,
berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta berkaitan erat dengan
komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi.

· Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis.

· Membantu pemantauan pengobatan.

· Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk memprediksi


perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan pasien selanjutnya.

· Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan penyakit


dan memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat meminimalkan komplikasi yang
dapat terjadi. Pemantauan ini sebaiknya dilakukan secara berkala.

· Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan potensial
membahayakan.

· Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit.

Tujuan dalam pemeriksaan penunjang :

· Untuk menambah data penunjang selain data pemeriksaan fisik

· Untuk memberi kejelasan dan kepastian tentang kesungguhan penyakit yangdiderita


oleh pasien

· Untuk memudahkan dokter dalam melakukan diagnosis

5.Tahap –Tahap pemeriksaan penunjang

· Cairan Cerebrospinal ( CFS )

Di peroleh dari lumbal fungsi (tulang spinal) pada ruang antar lumbal L3-4 / L4-5.
Tekanan CFS pertama di ukur,kemudian cairan diaspirasi dan dimasukkan dalam tabung
pemeriksaan steril. Data analisa cairan spinal sangat penting dalam mendiagnosa penyakit
medulla spinalis dan otak.

· Skan Tomografi computer ( CT )

Skan tomografi computer (CT),skan CAT,di kembangkan di inggris th.1972 dan di


sebut skan EMI. Skaner CT menghasilkan sinar X pendek yang memeriksa bagian-bagian
tubuh dari beberapa sudut yang berbeda. Hal ini menghasilkan satu seri gambaran bagian
menyilang sehingga membentuk struktur dengan gambar 3 dimensi.

Skan CT dapat di lakukan dengan atau tanpa media kontras Iodin. Pemeriksaan ini
bukan pemeriksaan yang invasive kecuali bila di gunakan kontras. Kotras menyebabkan
absorpsi jaringan lebih besar dan terjadi penyebaran kontras. Peyebaran ini memungkinkan
tumor kecil dapat terlihat.

Skan CT dapat di gunakan untuk skan kepala,abdomen(lambung,usus besar,usus


kecil,hati,limfa,pangkreas,empedu,ginjal,dan adrenal),pelvis(kandung kemih,organ
reproduksi,usus besar/halus di dalam pelvis),dan dada( paru,jantung,struktur mediastinal).

· Kolonoskopi

Merupakan prosedur endoskopi yang di gunakan untuk inspeksi terhadap usus besar
(kolon) dengan menggunakan fiberskop (kolonoskop) panjang dan fleksibel. Pemeriksaan ini
berguna untuk mengevaluasi lesi yang di duga di usus besar (mis,polip,tumor,jaringan yang
meradang). Dapat di lakukan biopsy jaringan dan polip dapat di lakukan. Polip dapat di ambil
dengan menggunakan jerat elektrokauterisasi . kolonoskopi tidak boleh di lakukan pada
wanita hamil yang hamper melahirkan ,infark miokard,baru menjalani operasi
abdomen,diverticulitis akut,atau pada klien yang gelisah/ tidak kooperatif.

Kadang-kadang perforasi kolon di sebabkan oleh fiberskop namun hal ini jarang
terjadi. Perdarahan dapat merupakan efek samping dari biopsy / polipektomi.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemeriksaan penunjang merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit,


perubahan ini bisa berupa penyebab. Yang menggunakan alat bantu untuk pelaksanaanya
yaitu USG, MRI, CT Scan dll, dengan menggunakan spesimen yang diambil dari pasien atau
pasien itu sendiri. Hasil pemeriksaan digunakan untuk melengkapi pemeriksaan vital karena,
jika hanya mengandalkan pemeriksaan vital, maka hasilnya sangat tidak akurat.

B. SARAN

Dalam penyusun makalah ini sangat jauh dari penyempurnaan maka


saran,kritikal,idea dari mahasiswa atau mahasiswi yang bersifat menambah dan membangun
maka penulis sangat mengharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Manuba Ida Bagus Gede. (2007). Pengantar kuliah obsetri. Jakarta :EGC

Djoko W, Buku panduan penataran tutor ketrampilan klinik dasar fakultas


kedokteran UI, 28-31 mei 1990

Kee,joyce Lefever,1997,pemeriksaan laboratorium dan diagnostic dengan


implikasi keperawatan,Jakarta: EGC.

Carl E Speicher,M.D, pemilihan uji laboratorium yang efektif, EGC-Jakarta,


Edisi 1, halaman 9-15,35-40. Ronald A Spacher, Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, EGC-Jakarta, Edisi 2, halaman 14.

Intisari Buku Ajar Diagnostik Fisik, Swartz.

Anda mungkin juga menyukai