Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk yang tinggi
yaitu sekitar ... juta jiwa. Dimana 8,4% masyarakat Indonesia pada tahun 2018
menderita Hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang. (Riskesdas, 2018). Data World Health
Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan satu milyar orang di dunia
menderita Hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara berkembang yang
berpenghasilan rendah sampai sedang. Prevalensi hipertensi akan terus meningkat
tajam dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 25% orang dewasa di seluruh dunia
terkena Hipertensi. Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang
setiap tahun, dimana 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama
(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung
(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi
secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Hipertensi merupakan silent
killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir
sama dengan penyakit lainnya. Gejala-gejalanya antara lain yaitu sakit kepala/rasa
erat di tengkuk, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, te;ingan
berdenging(tinnitus), dan mimisan. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah
tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua
pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta
maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan (Infodatin
Hipertensi, 2017).
Upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam pencegahan dan pengendalian
Hipertensi diantaranya, pertama meningkatkan promosi kesehatan melalui KIE
dalam pengendalian Hipertensi dengan perilaku CERDIK. Kedua meningkatkan
pencegahan dan pengendalian Hipertensi berbasis masyarakat dengan ‘ Self
Awarness’ melalui pengukuran tekanan darah secara rutin. Ketiga, penguatan
pelayanan kesehatan khususnya Hipertensi, pemerintah telah melakukan berbagai
upaya seperti: meningkatkan akses ke Fasilitas Kesehatan Pertama (FKTP),
optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2017). Masyarakat dalam hal ini selain penderita
sendiri dukungan dari keluarga penderita sangat diperlukan untuk menjaga
tekananan darahnya dengan normal serta mencegah terjadinya komplikasi yang
kompleks dari hipertensi tersebut. Bentuk dukungan yang dapat diberikan keluarga
adalah untuk selalu mengigatkan minum obat secara teratur, memeriksa tekanan
darah secara rutin, serta menyediakan makanan dengan diet rendah garam
(Rachmawati, 2013).
Mengingat pentingnya peran keluarga dalam penatalaksaan hipertensi sendiri
maka format ‘Optimalisasi Dukungan Keluarga Pada Pasien Hipertensi’ dapat
menjadi solusi untuk mempermudah keluarga untuk mempertahankan tekanan
darah dalam normal serta mencegah komplikasi dari hipertensi tersebut. Format ini
merupakan suatu format yang berisi check list mengenai dukungan apa saja yang
bisa diberikan kepada pasien.
B. Tujuan
1. Membuat format ‘Optimalisasi Dukungan Keluarga pada Pasien Hipertensi’
untuk mempermudah keluarga dalam memberikan dukungan pada keluarga
yang menderita hipertensi.
C. Manfaat
1. Keluarga
Format ‘Optimalisasi Dukungan Keluarga pada Pasien Hipertensi’ dapat
digunakan keluarga dalam memberikan dukungan apa yang diperlukan pasien
hipertensi
2. Pasien Hipertensi
Membantu pasien untuk menjaga tekanan darah dalam batas normal pasien
D. Luaran
Luaran atau hasil dari KIA format ‘Optimalisasi Dukungan Keluarga pada
Pasien Hipertensi’ adalah format yang berisi dukungan apa saja yang dapat
diberikan keluarga bagi pasien Hipertensi dalam bentuk hard copy.

Anda mungkin juga menyukai