Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

TRANSPLANTASI ORGAN

”Di susun oleh kelompok 2 untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep
dasar keperawatan”

Aulya Karimah 1911102411137

Delvia Ariani Rukmana 1911102411154

Khomariah Puji Astuti 1911102411182

Yeti Aisah 191110241136

Rahayu 1911102411198

Yunita Wulandari 1911102411196

Muhammad Fikri 1911102411134

Sri Rejeki Puji R 1911102411132

Syahril Fauzi 191110241141

Ferra Yuliayan 1911102411197

Erna Anggun Saputri 1911102411152

MAHASISWA PRODI S1 ALIH JENJANG KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2019/2020
Kata Pengantar
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala kebesaran dan limpahan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Konsep Dasar
Keperawatan dengan judul “Transplantasi Organ” dalam rangka memenuhi tugas
perkuliahan. Makalah ini berisi tentang Transplantasi Organ, kami menyadari pada
makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami senantiasa
mengharapkan masukan dari teman-teman sekalian. Akhirnya, semoga makalah ini
bisa berguna bagi kita semua.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita.

Samarinda, 10 Oktober 2019

Kelompok 2
PEMBAHASAN

A. TRANSPLANTASI ORGAN

Dalam penyembuhan suatu penyakit, adakalanya transplantasi tidak dapat


dihindari dalam menyelamatkan nyawa bagi penderita.Dengan keberhasilan
teknik transplantasi dalam usaha penyembuhan suatu penyakit dan dengan
meningkatnya keterampilan dokter-dokter dalam melakukan transplantasi,
upaya transplantasi mulai diminati oleh para penderita dalam upaya
penyembuhan yang cepat dan tuntas.

Untuk mengembangkan transplantasi sebagai salah satu cara


penyembuhan suatu penyakit tidak dapat begitu saja diterima masyarakat luas.

B. PENGERTIAN TRANSPLANTASI

Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia


tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang
lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.

Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan


medik yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh
yang berat. Ini adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan upaya
terbaik untuk menolong penderita/pasien dengan kegagalan organnya, karena
hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan pengobatan biasa atau dengan
cara terapi. Hingga dewasa ini transplantasi terus berkembang dalam dunia
kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja, karena
masih harus dipertimbangkan dari segi non medik, yaitu dari segi agama,
hukum, budaya, etika dan moral. Kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa
ini dalam menetapkan terapi transplatasi, adalah terbatasnya jumlah donor
keluarga (Living Related Donor, LRD) dan donasi organ jenazah. Karena itu
diperlukan kerjasama yang saling mendukung antara para pakar terkait (hukum,
kedokteran, sosiologi, pemuka agama, pemuka masyarakat),pemerintah dan
swata.

C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TRANSPLANTASI

Tahun 600 SM di India, Susruta telah melakukan transplantasi kulit.


Sementara pada masa Renaissance, seorang ahli bedah dari Itali bernama
Gaspare Tagliacozzi juga telah melakukan hal yang sama.

Diduga John Hunter (1728-1793) adalah pioneer bedah eksperimental,


termasuk bedah transplantasi. Dia mampu membuat cerita teknik bedah untuk
menghasilkan suatu jaringan transplantasi yang tumbuh di tempat baru.Akan
tetapi sistem golongan darah dan sistem histokompatibilitas yang erat
hubungannya dengan reaksi terhadap transplantasi belum ditemukan.

Pada abad ke-20, Winer dan Landsteiner mendukung perkembangan


transplantasi dengan menemukan golongan darah sistem ABO dan sistem
Rhesus.Saat ini perkembangan ilmu kekebalan tubuh makin berperan dalam
keberhasilan tindakan transplantasi.

Perkembangan teknologi kedokteran terus meningkat searah dengan


perkembangan teknik transplantasi. Ilmu transplantasi modern makin
berkembang dengan ditemukannya metode-metode pencangkokan, seperti:

a. Pencangkokan arteria mammaria interna di dalam operasi lintas koroner


oleh Dr. George E. Green dan Parkinson
b. Pencangkokan jantung, dari jantung kera kepada manusia oleh Dr. Cristian
Bernhard, walaupun pasiennya kemudia meninggal dalam waktu 18 hari.
c. Pencangkokan sel-sel substansia nigra dari bayi yang meninggal ke
penderita Parkinson oleh Dr. Andreas Bjornklund.
Demikian sejarah singkat perkembangan transplantasi organ pada
makhluk hidup yang telah dilakukan oleh para ahli sejak jaman dahulu (600
SM) yang hingga sampai saat ini metode transplantasi terus berkembang.

D. JENIS – JENIS TRANSPLANTASI ORGAN

1. Autograf (Autotransplatasi), yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke


tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri. Misalnya operasi bibir sumbung,
imana jaringan atau organ yang diambil untuk menutup bagian yang sumbing
diambil dari jaringan tubuh pasien itu sendiri.
2. Allograft (Homotransplantasi) , yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ
dari tubuh seseorang ke tubuh yang lan yang sama spesiesnya, yakni
manusia dengan manusia. Homotransplantasi yang sering terjadi dan tingkat
keberhasilannya tinggi, antara lain : transplantasi ginjal dan kornea mata.
Disamping itu terdapat juga transplantasi hati, walaupun tingkat
kebrhsilannya belum tinggi. Transfusi darah sebenarnya merupakan bagian
dari transplntasi ini, karena melalui transfusi darah, bagian dari tubuh
manusia (darah) dari seseorang (donor) dipindahkan ke orang lain
(recipient).
3. Xenograft (Heterotransplatasi) , yaitu pemindahan suatu jaringan atau
organ dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain yang berbeda spesiesnya.
Misalnya antara species manusia dengan binatang. Yang sudah terjadi
contohnya daah pencangkokan hati manusia dengan hati dari baboon
(sejenis kera), meskipun tingkat keberhasilannya masih sangat kecil.
4. Isograft Transplantasi Singenik yaitu pempindahan suatu jaringan atau
organ dari seseorang ke tubuh orang lain yang identik. Misalnya masih
memiliki hubungan secara genetik.
5.
E. SUPPORTING DEVICES
a. Komponen Yang Mendasari Transplantasi\
Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu:
1. Eksplantasi yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang
hidup atau yang sudah meninggal.
2. Implantasi yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh
tersebut kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain
b. Komponen Yang Menunjang Transplantasi
Disamping dua komponen yang mendasari di atas, ada juga dua komponen
penting yang menunjang keberhasilan tindakan transplantasi, yaitu:
1. Adaptasi Donasi yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri
orang hidup yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis
dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan atau oragan.
2. Adaptasi Resepien yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima
jaringan atau organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau
menolak jaringan atau organ tersebut, untuk berfungsi baik, mengganti
yang sudah tidak dapat befungsi lagi.

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari
donor yang hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal dimana
meninggal sendiri didefinisikan kematian batang otak.

Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti : kulit ginjal sumsum
tulang dan darah (transfusi darah). Organ-organ yang diambil dari jenazah
adalah jantung, hati, ginjal, kornea, pancreas, paru-paru dan sel otak.

Beberapa pihak yang ikut terlibat dalam usaha transplatasi adalah :

a) Donor hidup
b) Jenazah dan donor mati
c) Keluarga dan ahli waris
d) Resepien
e) Dokter dan pelaksana lain
f) Masyarakat
Alat-alat yang biasanya digunakan dalam proses transplantasi, meliputi

a) Pisau operasi
b) Cusa (pisau pemotong yang menggunakan gelombang ultrasonografi)
c) Meja operasi
d) Gunting bedah
e) Slang-slang pembiusan
f) Drap (kain steril yang digunakan untuk menutup bagian tubuh yang tidak
dioperasi)
g) Plastic steril berkantong yang fungsinya menampung darah yang meleleh
dari tubuh pasien
h) Retractor
i) Penghangat darah dan cairan
j) Lampu operasi
LEGAL ETIK KEPERAWATAN

A. Pengertian nilai
Keyakinan(beliefs) mengenai arti dari suatu ide, sikap, objek, perilaku, dll
yang menjadi standar dan mempengaruhi prilaku seseorang. Nilai
menggambarkan cita-cita dan harapan- harapan ideal dalam praktik
keperawatan.
B. Etik
Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai, standar
perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar
dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan
kebajikan dan apa yang merupakan kejahatan, apa yang dikendaki dan apa yang
ditolak.
C. Etika Keperawatan
Kesepakatan/peraturan tentang penerapan nilai moral dan keputusan-
keputusan yang ditetapkan untuk profesi keperawatan (Wikipedia, 2008).
D. Prinsip Etik
1) Respect (Hak untuk dihormati) Perawat harus menghargai hak-hak
pasien/klien
2) Autonomy (hak pasien memilih) Hak pasien untuk memilih treatment
terbaik untuk dirinya
3) Beneficence (Bertindak untuk keuntungan orang lain/pasien) Kewajiban
untuk melakukan hal tidak membahayakan pasien/ orang lain dan secara
aktif berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan pasiennya
4) Non-Maleficence(utamakan-tidak mencederai orang lain) kewajiban
perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau cidera
Prinsip : Jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang lain, jangan
menyebabkab nyeri atau penderitaan pada orang lain, jangan membuat
orang lain berdaya dan melukai perasaaan orang lain.
5) Confidentiality (hak kerahasiaan) menghargai kerahasiaan terhadap semua
informasi tentang pasien/klien yang dipercayakan pasien kepada perawat.
6) Justice (keadilan) kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang.
Perkataan adil sendiri berarti tidak memihak atau tidak berat sebelah.
7) Fidelity (loyalty/ketaatan)
a) Kewajiban untuk setia terhadap kesepakatan dan bertanggungjawab
terhadap kesepakatan yang telah diambil
b) Era modern , pelayanan kesehatan : Upaya Tim (tanggungjawab tidak
hanya pada satu profesi). 80% kebutuhan pt dipenuhi perawat
c) Masing-masing profesi memiliki aturan tersendiri yang berlaku
d) Memiliki keterbatasan peran dan berpraktik dengan menurut aturan
yang disepakati.
8) Veracity(Truthfullness&honesty) Kewajiban untuk mengatakan kebenaran.
a) Terkait erat dengan prinsip otonomi, khususnya terkait informed-
consent
b) Prinsip veracity mengikat pasien dan perawat untuk selalu
mengutarakan kebenaran.
Perkembangan Transplantasi Hati di Indonesia, Donor Hidup Mulai
Menjadi Pilihan

Penyakit liver atau hati di Indonesia terbilang cukup tinggi. Berdasarkan


data dari Kementerian Kesehatan, jumlah pasien penyakit hati kronis mencapai
20 juta jiwa di mana 20-40% di antaranya berpeluang mengembangkan
penyakit menjadi sirosis hati. Kondisi ini tentu membuat fungsi hati
mengalami gangguan. Penyebab penyakit hati bisa bermacam-macam, salah
satunya karena virus hepatitis. Apabila hati yang sehat terinfeksi virus maka
kondisinya bisa menjadi kronis. Bila dibiarkan bisa menjadi fibrosis hati yang
kemudian berlanjut ke sirosis. Progres pengembangan itu memang bisa sangat
lama yaitu 20-25 tahun. Namun sayangnya, penyakit ini cenderung sulit dan
tidak terdeteksi karena tidak ada gejala. Bila sudah ada gejala maka sebenarnya
penyakit sudah parah.

Bila pasien sudah mengalami sirosis hati, maka pengobatan yang harus
dilakukan adalah transplantasi hati. Transplantasi hati adalah terapi utama pada
pasien yang sudah mengalami gagal hati. Hal itu dilakukan guna mencegah
kondisi menjadi lebih parah dan mengarah ke kanker hati. Namun tentu hal ini
tidak bisa sembarangan dilakukan. Ada dua cara untuk melakukan
transplantasi hati yaitu donor organ dari orang yang sudah meninggal dan
donor hidup. Saat ini, transplantasi yang sedang dikembangkan di Indonesia
khususnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat adalah
transplantasi dari donor hidup meskipun tingkat kerumitannya lebih tinggi.

Cara ini sudah diterapkan sejak tahun 2010. Hingga kini jumlah pasien
yang sudah menjalani transplantasi hati dari donor hidup sebanyak 41 pasien
anak dan 6 pasien dewasa. Angka keberhasilan bertahan hidup dari metode ini
adalah 87% yang tidak terlalu jauh bila dibandingkan dengan Korea yaitu 89%.

Menurut Dr. dr Andri Sanityoso SpPD-KGEH, dalam proses


transplantasi hati dengan donor hidup ada serangkaian tes yang harus
dilakukan. "Proses diperlukan untuk menjamin keberhasilan transplantasi itu
baik karena donor maupun resipien menghadapi risiko, sehingga dari awal
harus sangat lengkap. Pemeriksaannya meliputi pemeriksaan laboratoriun,
pemeriksaan pencitraan, serta pemeriksaan fisik dan konsultasi medis,"
ucapnya saat ditemui dalam konferensi media 'Perkembangan Transplantasi
Hati' Senin (7/5/2018) di RSCM Jakarta.

Untuk sampai ke tahap transplantasi, memang ada beberapa tahapan


yang harus dilewati oleh pasien penerima donor (resipien) maupun pendonor.
"Skrining meliputi usia, golongan darah, serta fungsi hati, ginjal, dan organ
lain. Pendonor yang diterima harus berusia 18-60 tahun dan risipien kondisinya
harus betul-betul baik apabila dilakukan operasi. Selanjutnya ada skrining CT
Scan, MRI, termasuk biopsi untuk yakin betul jika livernya betul-betul normal,
baru setelah itu bisa dilakukan transplantasi," ungkap dr Andri.

Ada sebuah metode yang digunakan oleh tim dokter untuk menentukan
apakah pasien bisa melakukan transplantasi atau tidak. Metodenya dikenal
dengan MELD score dimana pasien yang diperbolehkan melakukan
transplantasi bila hasil skornya 15-30. "Kalau kurang dari 15 fungsi hati masih
cukup baik sehingga bisa diobati atau diperbaiki melalui obat-obatan bila
penyebabnya virus. Tapi kalau sudah lewat dari 30 tidak disarankan untuk
melakukan transplantasi," jelas dr Andri.

Maka dari itu, dokter dari Departemen IPD Divisi Gastroenterologi


Hepatologi tersebut juga menyatakan bila donor sebisa mungkin tidak hanya
satu melainkan ada alternatif. "Saat skrining dicari yang paling baik dan risiko
paling ringan sehingga itu yang dipilih. Kadang-kadang saat skrining baru
diketahui jika ada penyakit yang memberatkan atau kelainan anatomi,"
imbuhnya.

Sementara itu, Dr. dr. Toar J.M Lalisang, SpB (K) BD dari Departemen
Medik Ilmu Bedah menambahkan bila transplantasi yang dilakukan pada
donor hidup adalah mengambil sebagian hatinya. Tapi tenang saja, hati itu
akan kembali ke volumenya setelah kira-kira 3 bulan. "Hati itu terbagi menjadi
8 segmen. Untuk transplantasi pada anak dari 8 segmen paling dibutuhkan
cuma 2 segmen, sedangkan kalau orang dewasa kira2 50% dengan
pertimbangan hatu yang tersisa tidak boleh mengganggu fungsi kehidupan dari
pendonor," pungkasnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://cyncndy.blogspot.com/2012/01/tugas-ikd-semester-satu-d.html

http://fechamim.wordpress.com/2012/04/16/legal-etik-dalam-praktek-
telemedicine/

http://b11nk.wordpress.com/2010/11/21/aspek-etik-dan-legal-dalam-praktik-
keperawata

https://lifestyle.okezone.com/read/2018/05/07/481/1895429/perkembangan-
transplantasi-hati-di-indonesia-donor-hidup-mulai-menjadi-pilihan

Anda mungkin juga menyukai