Oleh :
Kelompok 4
Kelas D
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Puji syukur Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Reproduksi Ternak yaitu
kepada Ibu Nurcholidah Solihati, S.Pt., M.Si. selaku dosen mata kuliah
bimbingannya.
ini dengan maksimal akan tetapi pasti ada kekurangan. Jadi kami harapkan kritik
dan saran, sehingga dengan saran dan kritiknya kami dapat menjadi lebih baik
dalam pembuatan makalah selanjutnya dan dalam kehidupan agar tetap terus
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Maksud dan Tujuan ...................................................................... 2
II TINJAUAN PUSTAKA
III PEMBAHASAN
4.1 Kesimpulan................................................................................... 16
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
I
PENDAHULUAN
merupakan proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Pada hewan jantan
tubulus seminiferus. Proses ini berlangsung mulai dari dinding tepi sampai lumen
tubulus seminiferus yang tersusun atas dua komponen utama yaitu sel somatik
berupa sel sertoli dan sel germa. Tingkatan perkembangan sel germa dalam
tubulus seminiferus yaitu spermatogonium berubah menjadi sel yang lebih besar
Tostesteron disintesis oleh sel-sel intertisial testis atau sel-sel leydig. Sel-sel
sel leydig diatur oleh hormon gonadotropin, yaitu Luiteinizing hormone (LH)
spermatogenesis.
sperma.
4. Untuk mengetahui dan memahami apa saja hormon yang berperan dalam
proses spermatogenesis.
ternak.
2
II
TINJAUAN PUSTAKA
gamet jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes
spermatosit sekunder menjadi spermatid (dari n menjadi n). Dan yang kedua yaitu
terdapat akrosom, sedangkan pada ekor secara anatomis terdapat bagian middle
piece, principal piece dan bagian ekoryang terdapat central axonemal yang
terdapat 9+2 mikrotubulus, dan dibalut dengan outer fibril, lapisan mitochondria
3
yang membentuk kolom longitudinal pada dorsal dan ventral dan circumferial ribs
(Susilawati, 2011).
tetapi dapat pula ditampung dengan berbagai cara untuk keperluan inseminasi
buatan. Sedangkan menurut Ismaya (2009) semen atau air mani terdiri dari dua
plasma). Spermatozoa terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala (head), bagian tengah
dibungkus oleh tudung akrosom dan post akrosomal posterior. Tudung akrosom
(Feradis, 2010). Volume semen dan jumlah spermatozoa yang diejakulasi pada
sapi jantan sangat bervariasi (Turman & Rich 2010). Hal ini tergantung dari
masing-masing ternak individu, umur, musim, nutrisi, bangsa ternak, frekuensi
ejakulasi, libido, dan kondisi dari ternak tersebut (Garner & Hafez 2000). Dalam
keadaan normal, semen yang lebih kental mengandung spermatozoa yang lebih
spermatozoa sapi normal adalah antara 0.8 – 2.0 x 109spermatozoa/ml (Garner &
Hafez 2000).
4
III
PEMBAHASAN
hipofisis (pituitaria bagian depan). Tubuli seminefri ini terdiri atas sel setroli dan
sel germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam tiga fase, yaitu fase spermatogonial,
fase meiosis, dan fase spermiogenesis yang membutuhkan waktu 13-14 hari
(Yuwanta, 2004).
: spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan, yaitu testis tepatnya
melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus
5
atas sel penunjang (sel sertoli). Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel
germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk
Sperma adalah suatu sel kecil kompak dan sangat khas, yang tidak tumbuh
dan membagi diri (Soeparna, 2014). Menurut Hafez 2000, menyatakan bahwa
spermatozoa terdiri dari atau 2 bagian fungsional yang penting yaitu kepala dan
ekor. Kepala sperma yang membawa materi genetik paternal, sedangkan ekor
Panjang dan lebar kepala kira kira 8,0 sampai 10,0 μm kali sampai 4,0
sampai 4,5 μm pada sperma sapi, domba, babi, dan 7,0 μm kali 2,7 sampai 4,0 μm
pada kuda, tebal kepala lebih kurang 0,5 sampai 1,5 μm atau bisa kurang pada
semua spesies hewan. Panjang bagian tengah ekor (midpiece) satu setengah
sampai dua kali dari Panjang kepala 10 sampai 15 μm dengan diameter sekitar 1,0
6
μm pada semua spesies hewan. Panjang ekor sperma adalah 35 sampai 45 μm
dengan diameter 0,4 sampai 0,8 μm. Panjang keseluruhan sperma hewan
menjadi dasar pewarnaan sperma untuk membedakan antara sperma mati (hitam)
1. Kepala Sperma
Kepala sperma berbentuk oval memanjang, lebar, serta datar pada satu
pandangan dan sempit pada pandangan lainnya. Kepala sperma berisi sepenuhnya
oleh materi inti yaitu kromosom yang terdiri atas DNA yang bersenyawa dengan
7
Gambar 3. Anatomi dan Struktur Sperma
• Pada Unggas (Z Z)
yaitu akrosom, yang mengandung enzim yang membantu sperma menembus sel
(Campbell, 2003). Setiap sperma mengandung 2,5 miliar informasi penting untuk
2. Ekor Sperma
Ekor sperma dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian tengah (middle piece),
8
Gambar 4. Anatomi Sperma
energi, sedangkan pada bagian utama berfungsi sebagai daya gerak spermatozoa,
Motilitas Sperma
Motilitas atau daya gerak merupakan salah satu kriteria untuk menilai
buatan. Motilitas atau daya gerak spermatozoa merupakan ukuran yang digunakan
menembus dinding ovum harus didukung oleh motilitas dan sarana pendukungnya
yang terdapat pada ekor spermatozoa (Tambing, 1999). Bagian tengah ekor
9
utama ekor mengandung sebagian besar mekanisme daya gerak spermatozoa dan
selalu bergerak apabila tidak berada dalam dalam keadaan beku dan melakukan
proses metabolisme.
mengandung banyak energi akan terurai. Energi yang dilepaskan akan digunakan
Morfologi Sperma
dan abnormalitas sekunder ( Bart dan Oko, 1989). Abnormalitas primer terjadi
yang meliputi, kepala yang terlampau besar, kepala terlampau kecil, kepala
pendek melebar, pipih memanjang, kepala ganda, ekor ganda, bagian tengah,
pewarnaan dalam proses pembuatan preparat ulas (Earner dan Hafez) (2000).
Meliputi, ekor yang terputus, kepala tanpa ekor, bagian tengah yang melipat,
adanya butiran sitoplasma, akrosom yang terlepas. Setiap sperma yang abnormal
10
3.3 Proses Spermatogenesis
mitosis menjadi spermatosit primer, pada proses pembelahan sel yang terjadi
membentuk anakan yang sama persis seperti induknya, baik bentuk maupun
adalah pembelahan meiosis 1, yang dimana telah terjadi perubahan pada anakan
sel, yaitu pembagian kromosom yang dikandung oleh sel anakan menjadi setengah
meiosis 1, yaitu meiosis 2, pada fase ini spermatosit sekunder berubah menjadi
lumen atau ruangan pad tubuli seminiferi, pada bagian inispermatozoa mengalami
pematangan atau maturase dan juga diberi nutrisi agar tetap hidup.
11
Gambar 5. Proses Spermatogenesis
Hormon/ LH).
12
Spermatogenesis dikendalikan oleh kelenjar endokrin, terutama kelenjar
hipofisa dan testis. Saat hewan ternak pubertas, aktivitas testis bergantung pada
FSH dan LH. Hormone lutein kadang-kadang disebut hormone pemacu sel
interestial (ICSH) karena sasaran primer adalah sel interestial dalam testis di
androgen.
FSH.
spermatogenesis.
13
Gambar 6. Mekanisme Hormon dalam Proses Spermatogenesis
dalam saluran betina (kopulasi), atau dapat pula ditampung untuk keperluan IB.
sperma terdiri atas dua bagian, yaitu sperma dan plasma semen (Soeparna, 2014)
Plasma semen adalah campuran sekresi yang dihasilkan oleh epididymis dan
kelenjar-kelenjar pelengkap, yaitu kelenjar vesikularis dan prostate.
kalsium dan magnesium. Pada semen mengandung larutan penyanggah sitrat dan
laktat yang terbentuk dari fuktosa dalam plasma semen sapi dan domba. Selain itu
14
dalam plasma simen ditemukan pula mucoprotein, peptide, asam amino bebas,
senyawa organic spesifik termasuk fruktosa, asak sitrat, sorbitol, inositol, GPC,
medium pembawa sperma dari saluran reproduksi hewan jantan ke dalam saluran
reproduksi hewan betina (Toelihere, 1993). Fungsi ini dapat berjalan dengan baik
layak untuk diproses lebih lanjut menjadi semen beku (Toelihere, 1993).
15
VI
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
2. Anatomi sperma terdiri dari kepala sperma yang mengandung inti DNA
sebagai penghasil energi untuk menggerakan sperma, dan ekor sperma yang
terdiri dari bagian tengah, bagian utama dan bagian ujung sebagai navigator.
abnormal.
kromosom yang dikandung oleh sel anakan menjadi setengah dari induknya
diantaranya :
16
a. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel FSH dan LH.
memulai spermatogenesis.
dalam saluran betina (kopulasi), atau dapat pula ditampung untuk keperluan
IB.
17
DAFTAR PUSTAKA
18