Anda di halaman 1dari 19

THAHARAH, ISTINJA', DAN WUDHU SEBAGAI KUNCI IBADAH

Oleh : Zilmi Zeninta Harman

ABSTRAK

Hadats dan najis menghalangi untuk beribadah kepada Allah seperti melaksanakan shalat,
puasa, thawaf dan memegang al- Qur’an , maka wajib berthaharah (bersuci ) sebagai
kunci untuk dapat melaksanakan ibadah. Para Fuqaha meletakkan bab thaharah selalu
diawal pembahasan ( Bab ). Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya masalah
thaharah. Justru itu, thaharah tidak hanya cukup untuk diketahui, tetapi juga harus
dipraktekkan secara benar,baik hadas maupun najis. Menyucikan diri dari hadats dan
najis memberi isyarat supaya kita senantiasa menyucikan jiwa dari dosa dan segala
perangai yang keji. Hikmah dan manfaat dilakukannya thaharah tersebut memberikan
pengetahuan kepada kita bahwa betapa pentingnya thaharah tidak hanya sekedar untuk
melaksanakan ibadah, tetapi juga untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Tetapi pada
kenyataannya, sebagian umat Islam masih kurang memahami dalam melaksanakan
praktek thaharah. secara benar dikarenakan kurangnya pengetahuan,sehingga salah dalam
pelaksanaannya. Apabila thaharah tidak benar atau tidak sempurna, maka pelaksanaan
ibadah yaitu shalat, puasa, thawaf, i’tiqaf, memegang al- Qura’an dan lain- lainnya tidak
sah atau batal. Karena salah satu syarat sah pelaksnaan tersebut adalah thaharah. Selain
thaharah, istinja' juga cukup penting untuk kehidupan. Karena, istinja terjadi ketika hal
yang membatalkan. Dengan istinja', kita dapat menghilangkan hadats besar maupun kecil
dengan alat tertentu. Wudhu juga sangat berpengaruh, karena wudhu digunakan ketika
kita akan beribadah kepada Allah SWT. dengan adanya wudhu, kita bisa menjadi suci
untuk menghadal kepada Allah SWT. yakni sholat. Oleh karena demikian penulis tertarik
untuk menulis sebuah tulisan yang berjudul “ THAHARAH, ISTINJA', DAN WUDHU
SEBAGAI KUNCI IBADAH ”

Kata Kunci : Thaharah, istinja', wudhu.

A. PENDAHULUAN
Ibadah merupakan latihan rohani (spiritual) yang diperlukan manusia,. juga yang menjadi
tujuan hidup manusia yaitu beribadah kepada Allah SWT.
Sebagaimana tersebut dalam Q.S. Az-Zariyat Ayat 56. Sebagai berikut:
‫ت اَعلنجلن يوُاَ ع نلعن ي‬
‫س إنلل لنييععبدددوُنن‬ ‫يوُيماَ يخليعق د‬
Artinya: “Dan tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk
beribadah kepada-Ku.”
Terkait dengan pelaksanaan ibadah, hal yang sangat mendasar yang paling utama harus
diperhatikan dan patut diketahui dan dilaksanakan ialah kebersihan dan kesucian
seseorang dalam melaksanakan ibadah, terutama dalam melaksanakan ibadah shalat.
Anjuran tentang pentingnya pemeliharaan kebersihan dan kesucian banyak terdapat
dalam ayat al-Qur’an dan hadis Nabi Saw. yang diarahkan bagi kebahagiaan hidup.
Usaha-usaha menjaga kebersihan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan
pekarangan rumah, termasuk bak mandi, bak wudhu, tempat belajar, dan yang paling
utama ialah menjaga kebersihan tempat ibadah.
Yang tidak kalah pentingnya ialah menjaga kebersihan badan dan pakaian karena
seseorang dapat dikatakan bersih apabila dapat menjaga kebersihan badan dan pakaian.
Maka umat Islam harus selalu menjaga kebersihan karena kebersihan akan mewujudkan
kesehatan jasmani dan rohani. Semua usaha yang ditunjukkan kepada kebersihan akan
mendapat imbalan dari Allah SWT.
Sebagaimana terungkap dalam Q.S. al- Muddatstsir: 4-5
‫فوثهفياَب ففك فففطههرفواَلرررجفز ففاَرهه رر‬
“Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah.”
Membersihkan pakaian menurut sebagian para ahli tafsir ialah membersihkan rohani dari
segala watak dan sifat-sifat tercela. Ringkasnya, ayat itu memerintahkan agar diri,
pakaian, dan lingkungan dibersihkan dari segala najis, kotoran, dan sebagainya. Di
samping itu, juga diperintahkan agar kesucian selalu dijaga. Demikian pula dengan
menanamkan sikap hidup bersih terhadap peserta didik dan masyarakat pada umumnya.
Firman Allah SWT. dalam Q.S. al- Baqarah: 222
َ‫فوي فرسأألهوُن ففك فعهن اَلرفمهحيهض َ هقرل ههفوُ أأذذىً ففاَرع ف هتلهوُاَ اَل هنفساَفء هف اَلرفمهحيهض َ فوفل تفرقفرهبوُههتن فح ت تت ي فرطههررفن َ ففاَفذا‬
‫إ‬
‫تففطتهررفن ففأأهتوُههتن همرن فحريهث أأفمفره هك اَهتل ُهَّل اَتن اَفتل ههيرب اَلتتتوُاَهبفي فوههيرب اَلرهمفتفطهههريِفن‬
Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang orang
‫إ‬
yang suci (bersih dari kotoran jasmani maupun rohani.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Allah menyayangi orang-orang yang beribadah dan
bertaubat dari kesalahan serta kepada mereka yang selalu menjaga kebersihan. Persoalan
thaharah erat hubungannya dengan pelaksanaan ibadah. Shalat adalah salah satu ibadah
yang paling sering dilaksanakan terutama shalat wajib lima waktu,puasa ramadhan. Juga
ibadah – ibadah yang lain thawaf, memegang mushaf dan lain – lainnya. Maka dalam
pelaksanaannya ibadah shalat tersebut tidak sah kecuali sebelumnya seluruh keadaan,
pakaian, badan, tempat dan sebagainya dalam keadaan bersih dan suci, baik suci dari
hadas besar, maupun hadas kecil, dan najis. Hadas menghalangi shalat, maka
berthaharahlah (bersuci ) sebagai kunciuntuk dapat sesorang melaksanakan ibadah. Hal
ini juga ditunjukkan oleh ijtihad para fuqaha dalam tulisan-tulisan mereka yang selalu
diawali dengan pembahasan thaharah. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya
masalah thaharah ini. Untuk itu, thaharah tidak hanya cukup untuk diketahui, tetapi juga
harus dipraktekkan secara benar. Dalam kenyataannya, ada sebagian umat Islam yang
masih kurang tepat dalam melakukan praktek thaharah. dikarenakan kurangnya
pengetahuan atau semata-mata salah dalam pelaksanaannya.
B. PEMBAHASAN
1. THAHARAH
a. Pengertian thaharah
Thaharah menurut bahasa adalah bersih atau suci. Sedangkan menurut syara'
adalah bersuci untuk menghilangkan segala jenis najis maupun hadas yang melekat di
dalam tubuh agar, dapat melaksanakan ubadaha dalam keadaan yang suci.
Dalam literatur fikih islam, thaharah selalu dibahas pada awal pembahasan. Karena
betapa pentingnya thaharah ataupun kebersihan di dalam hidup ini. Oleh karena itu, suci
termasuk ibadah pokok dalam islam.
b. Manfaat thaharah
 Mendorong seseorang untuk selalu suci (bersih),baik dirinya, pakaiannya,
tempat yang digunakannya, makanan yang dimakannya, minuman yang
diminumnya,bahkan jiwanya. Fisik yanh sehat dan pribadi yang bersih
yang melekat pada seseorang akan lebih menjamin kesehatan dan
kebersihan masyarakat,serta lingkungannya. Dengan serinh bersuci akan
menambah keindahan dan kenyamanan.
 Kebersihan dan kesucian itu akan lebih banyak memungkinkan seseorang
akan selalu terlihat sehat dan terhindar dari penyakit. Kesehatan dan
kesegatan fisik akan berpengaruh positiv pada kesehatan jiwa, sehingga
seseorang berpikir jernih,berpandangan luas, selalu optimis,dan selalu
dinamis dalam segala hal dan berakhlak mulia.
 Kotoran, baik itu hadas maupun najis merupakan tempat berkembang
bakteri atau sebagai sumber penyakit. Jadi bila seseorang menjaga kondisi
tubuh, tempat,dan pakaian akan terhindar dari penyakit.
 Anggota tubuh yang harus dibersihkan adalah anggota tubuh yang rentan
terhadap datgnya penyakit. Karena biasanya tidak ditutupi oleh pakaian.
Anggota tubuh yang dimaksud adalah anggota tubuh yang wajib dibasuh
ketika mengambil air wudhu.
 Membasuh dan menyela-nyela jari jari (daerah lipatan rentan terhadal
bersarangnya bakteri), berkumur (dengan membersihkan mulut
menggunakan siwak dan membersihkan sisa sisa makanan atau
menghilangkan bau mulut , gusi menjadi kuat, gigi menjadi lebih putih),
istinsyaq ( memasukkan air kedalam hidung berguna untuk membersihkan
lubang hidung, membersihkan kotorann dan bakteri yang penyebarannya
melalui udara.
 Salah satu sunnah mandi adalah, menggosok anggota tubuh. Hal ini
bermanfaat untuk menyingkirkan kotoran atau bakteri yang tidak hilang
hanya dengan menyiramnkan air saja, di samping itu menjaga kulit agar
tetap bersih.
 Alat yang digunakan adalah, suci dan mensucikan. Adapun indikasi suci
adalah, orang yang tidak berubah warna,rupa,dan rasanya. Air demikian
tentulah air yang steril dan bebas dari kuman yang berbahasa bagi
kesehatan. Selain menyegarkan tubuh juga mencegah datangnya penyakit.
 Air mempunyai daya bersih yang sangat kuat
c. Alat Thaharah
1) Air, yakni air yang suci dan mensucik
Adapun air yang suci dan mensucikan :
 Air yang turun dari langit yaitu air hujan atau air embun yang masih murni
sifat, rasanya, dan baunya.
 Air yang keluar dari bumi yaitu air mata. Adapun air susu dan air mawar
serta air kelapa tidak termasuk dalam golongan tersebut.
Allah SWT. berfirman :
‫اَرذ ي ه ف هغششي ه هك ٱألنرفعاَفس أأفمنفذة همرنهه فوي ه ف هنهل عفلفريهك همفن ٱألتسفمأ اهء فمأ اذء ل ههيفطههفرهك هبههۦِ فوي هرذههفب فعنرهك هررجفز‬
‫إ‬
‫ٱ‬
‫ط عف ف تل قهلهوُهبرهك فوي هثفب هفت هبهه أ ر ألرقفداَفم‬ ‫ٱ‬
‫ألشت ش ر فيططهن فوهل ف ريهب ف‬
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu
penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari
langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari
kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan
mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu). (Al-Anfal 8:11)
Dan juga surah al anfal ayat 48 :
َ‫شاَ ب ف ر في ي ففدري فر ر فحهتهه ُهَّل فوأأرنفزلرنفاَ همفن اَلتسفماَهء فماَذء فطههوُذرا‬
‫فوههفوُ اَ ت هلي أأررفسفل اَل هرفيفح ب ه ر ذ‬
Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat
sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air
yang amat bersih.
Adapun macam macam air, dapat di bedakan menjadi 6 macam yaitu :
 Air muthlaq, yakni air suci yang mensucikan. Yang di maksudh air
muthlaq itu adalah air yang masih murni baik sifat, bau,dan rasanya.
Dapat dikatakan sebagai air yang benar benar bebas dari kotoran dan
kuman. Hukum air seperri ini dalam fikih disebut air suci yang
mensucikan. Artinya, air tersebut halal dapat diminum dan dapat
menghilangkan hadas kecil dan besar serta dapat di pakai untuk
menghilangkan najis baik itu najis mukhaffafah, muthawassitah,
maupun mugallazah. Adapun yang termasuk kategori air muthlaq
adalah air hujan, air laut, air sunga, salju yang telah cair menjadi air,
air embun dan air sumue atau air dari mata air.
 Air musyammas, air musyammas adalah air yang terjemur sinar
matahari. Hukumnya suci dan mensucikan pada benda lain akan tetapi
makruh menggunakannya. Rasulullah Saw.bersabda dalam HR. Al
baihaqi : Diriwayatkan dari Aisyah ra.sesungguhnya ia memanaskan
air pada sinar matahari maka Rasulullah saw.bersabda : " Janganlah
engkau berbuat begitu wahai Khumaira (aisyah) karena
sesungguhnya demikian itu akan menimbulkan penyakit baras. (HR.
Al baihaqi). Dari hadis ini, dapat di pahami dan dimengerti bahwa
menurut fikih islam menggunakan air dengan memanaskan pada sinar
matahari dari tempat logam yang terbuat dari seng(besi), tembaga,
baja, aluminium tidak di anjurkan. Karena benda benda tersebut
mudah berkarat. Menurut kajian kesehatan, menggunakannya tidak di
anggap menjadi sesuatu yang sehat,karena apabila dipakai akan
menimbulkan suatu penyakit, karena air tersebut akan mudah
membuka pori pori dan air yang telah terkontaminasi dengan karat besi
tersebut akan mudah masuk ke dalam pori pori kemudian
menimbulkan penyakit yang dalam,hadis tersebut di sebut baras
(penyakit kulit).
 Air musta'mal, yakni air yang sudah di pakai. Artinya, air yang sudah
dipakai untuk menghilangkan hadas kecil maupun hadas besar.
Hukumnya, tidak dapat mensucikan dari najis atau hadas kecuali
setelah berkumpul dua kulah. Larangan ini karena adanya
kemungkinan kotoran atau bakteri yang masuk dalam air dan
membahayakan bagi kesehatan.
 Air mutaghayyar, yakni air muthlaq ynah sudah berubah salah satu
dari sifat, bau, dan warnanya. Perubahan tersebut dapat bercampur
dengan benda suci dan terkadang berubah karena bercampur dengan
benda najis. Kalau air itu berubah karena bercampur dengan benda
najis maka air itu menjadi muttanajjis dan hukumnya sama dengan
benda najis yaitu tidak boleh (haram) diminum dan dipakai untuk
mensucikan dari hadas dan najis. Apabila air itu berubah dengan benda
suci maka perubahan itu dapat terjadi dengan beberapa sebab, yakni
berubah dengan sebab tempatnya seperti air yang mengalir di batu
belerang, berubah karena lama terletak seperti air kolam, berubah
karena sesuatu yang terjadi padanya seperti berubah karena sebab ikan,
berubah dengan sebab tanah yanh suci atau daun daun yang jatuh
kedalamnya. Hukum air tersebut adalah suci mensucikan,tetapi kalau
perubahan itu sudah menjadi sangat kotor,maka hukumnya tidak
mensucikan lagi.
2) Tanah atau debu yang suci sebagai pengganti mandi atau wudhu
dengan cara tayamum
3) Batu atau benda keras yang suci yang disamakan hukumnya
dengan batu, untuk istinjak atau membersihkan kotoran atau najis.
Akan tetapi benda keras yang asalnya dari kotoran binatang atau
manusia tidak boleh untuk dipakai untuk bersuci.

d. Cara thaharah

Islam adalah agama yang mengajarkan prinsip prinsip kesehatan,


kebersihan, dan kesucian lahir dan batin. Antara kesehatan jasmani dan
kesehatan rohani merupakan satu kesatuan sistem yang terpadu.

Sistem kesehatan dalam islam, tercermin dalam ajaran syari'at yang


mewajibkan perbuatan membersihkan diri dari kotoran (najis ) dan hadas
juga dari kotoran hati yang berada dalam satu paket ibadah seperti wudhu
mandi dan sholat.

Thaharah secara umum, dapat dilakukan dengan emoat cara berikut :

1. Membersihkan lahir dari hadas, najis, dan kelebihan kelebihan (fudhulat)


yang ada di dalam badan.
2. Membersihkan anggota badan dari dosa dosa.
3. Membersihkan hati dari akhlak tercela.
4. Membersihkan hati dari selain Allah.
Cara yang harus dipakai dalam membersihkan kotoran, hadas, dan najis
tergantung kepada kuat dan lemahnya najis. Atau hadas pada tubuh seseorang. Bila
najis/hadas itu tergolong ringan maka cukup bersihkan dirinya dengan berwudhu. Tetapi
bila najis/hadas tersebut tergolong besar maka diwajibkan membersihkan diri dengan cara
mandi janabat, atau bahkan harus membersihkan dengan 7 kali dan satu di antaranya
dengan debu. Cara melakukan thaharah dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Bewudhu
Berwudhu ialah menyampaikan air yang suci dan mensucikan ke anggota tubuh
tertentu menggunakan cara cara tertentu dengan disertau niat. Wudhu berfungsi
untuk menghilangkan hadas kecil yang merupakan salah satu syarat sah sholat.
Allah berfirman :
Artinya : Hai orang orang beriman apabila kamu hendak mengerjakan shalat , maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku , dan sapilah (basuhlah) kepalamu dan
kakimu sampai dengan mata kaki (Q.S Al maidah (5) : 6 )
Rasulullah saw.bersabda dalam HR At-Tirmidzi
“Sesungguhnya Allah tidak menerima shalat kalian apabila berhadas sampai kalian
berwudhu terlebih dahulu.” (HR At- Tirmidzi)
Seseorang yang akan menjalankan shalat harus bersih dari hadas, baik hadas besar
maupun hadas kecil sehingga ia harus mensucikan dirinya dengan berwudhu apabila
berhadas kecil dan mandi apabila berhadas besar.
Menurut Adi dan Effendy, wudhu ternyata memiliki efek refreshing, penyegaran,
membersihkan badan dan jiwa serta pemulihan tenaga. Oleh Utsman najati ditambahkan,
bahkan wudhu disamping sebagai persiapan untuk shalat bukan hanya membersihkan
tubuh dari kotoran tetapi juga membersihkan jiwa dari kotoran. Sehingga ada yang
mengatakan bahwa wudhu itu ada dua macam, yakni wudhu lahir dan wudhu batin.
Selanjutnya dijelaskan bahwa wudhu memiliki dampak fisiologis. Hal ini terbukti
bahwa dibasuhnya tubuh dengan air sebanyak 5 kali sehari akan membantu
mengistirahatkan organ organ tubuh dan meredakan ketegangan fisik dan psikis. Oleh
karena itu, dapat di pahami perintah Rasulullah saw untuk segera berwudhu bagi orang
yang sedang marah. Beliau bersabda :
"Sesungguhnya marah itu dari setan, dan sesungguhnya setan itu di ciptakan dari api ,
maka apabila seseorang di antara kamu marah hendaklah berwudhu sesungguhnya api
itu hanya dapat dipadamkan dengar air." (HR. Abu Dawud)
Wudhu yang di lakukan sebanyak lima kali sehari, mandi sunnah, mandi janabah
yang mempergunakan air suci yang mensucikan,secara otomatis merupakan perbuatan
memelihara kesehatan. Sedangkan bersuci dari najis adalah perbuatan yang mempunyai
arti menjauhkan diri dari penyakit karena semua najis merupakan sumber penyakit.
a. Mencuci tangan
Tangan adalah organ tubuh yang paling mudah memindahkan penyakit. Penyakit akan
mudah berpindah dari orang sakit kepada orang yang sehat, atau akan berpindah ketika
mengambil makanan atau setelah ia pergi dari tempat kotor (WC). Sebagian dari bakteri
akan berpindah dari tangan ke mulutnya setelah buang hajat apabila tangannya tidak
dicuci dengan baik, terutama cacing kremi yang hidup di sekitar anus kemudian telur
telurnya berpindah dari sarangnya dan bersembunyi di bawah kuku kuku tangannya.
Diantara jenis penyakit yang berpindah melalui tangan yaitu typhoined, disentri, dan
grastritis. Melihat gejala gejala seperti ini, islam menganjurkan agar senantiasa menjaga
kebersihan tangannya dengan cara memotong kuku dan membersihkannya. Untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan dalam hal ini Rasulullah saw banyak memerintahkan
untuk bersuci dengan membersihkan tangan atau berwudhu. Di antaranya Rasulullah saw
bersabda yang artinya :
"Potonglah kuku kuku kamu, sesungguhnya setan itu duduk (bersembunyi) pada kuku
kuku panjang"
Yang dimaksud dengan setan disini adalah bakteri dan kuman. Untuk itu islam
menganjurkan agar :
o Mencuci kedua tangan tiga kali ketika berwudhu pada urutan pertama, sampai pada
siku siku.
o Membasuh dua telapak tangan dan menyela-nyelakan jari jarinya sebelum berkumur.
Hadis diriwayatkan dari Aus bin Aus Ats-Tsaqafi Rasulullah saw.bersabda :
"Saya melihat Rasulullah saw berwudhu, dicacinya telapak tangannya tiga kali." (HR.
Ahmad dan Nasa'i)
Terkait dengan kebersihan tangan, Rasulullah sering kali menganjurkan untuk
melakukannya dalam berbagai kesempatan, antara lain mencuci kedua tangan sebelum
dan sesudah makan. Rasulullah saw.bersabda :
"Berwudhu sebelum makan dan sesudahnya, merupakan sesuatu yang dapat
menghilangkan kefakiran." (HR. Ath-Thabrani)
Rasulullah saw. bersabda :
Dari Busrah binti Shafwan. Sesungguhnya Rasulullah saw.bersabda : "Barang siapa
yang ingin diperbanyak kebaikan dirumahnya oleh Allah, maka hendaklah dia berwudhu
ketika makanan dihidangkan dan pada saat diangkat. (HR. Ibnu Majah dan Al-baihaqi)
o Membersihkan tangan sebelum tidur, sebagaimana Rasulullah saw.bersabda :
"Apabila kamu berangkat tidur maka berwudhulah sebagaimana kamu berwudhu hendak
mendirikan shalat." (HR. Abu Dawud)
o Mencuci tangan sesudah bangun dari tidur. Rasulullah saw.bersabda :
"Apabila seseorang di antara kamu bangun dari tidur maka cucilah kedua belah
tanganmu , sesungguhnya kamu tidak tau kemana kedua tanganmu berada (merayap).
(HR. Ahmad)
- Mencuci kedua tangan sebelum dan sesudah keluar dari menjenguk orang sakit, karena
orang sakit atau orang yang baru sembuh dari sakit tentunya masih rawan terhadap
penyakit, dengan demikian lebih banyak kemungkinannya untuk menerima penyakit baru
dari orang yang sehat, mungkin di antara orang orang yang menjenguk itu membawa
bakteri. Maka membersihkan tangan (berwudhu) adalah perlu sebelum dan sesudah
menjenguk orang sakit. Rasulullah saw.bersabda :
"Barang siapa yang berwudhu lalu membaguskan wudhunya, kemudian mengunjungi
saudaranya yang sakit maka ia akan dijauhkan dari neraka."
Banyak bakteri yang hidup di bawah kuku yang panjang dan kotor. Kondisi
seperti ini, dapat menularkan penyakit, yakni ketika setelah membuang hajat tidak
mencuci tangan dengan bersih hingga bakteri yang ada pada tangan berpindah ke
makanan. Di antara penyakit yang di bawa lalat terutama typhoied, solamania, disentri,
keracunan makanan,dan telur cacing terutama cacing aksoris dan ascaris (cacing gelang
yaitu cacing yang hidup di dalam usus halus manusia), dan cacing pit dalam segala
macamnya.
b. Kebersihkan kedua telapak kaki
Membersihkan kedua telapak kaki merupakan salah satu dari keharusan (rukun)
dalam berwudhu. Sedang menyela nyela jari jari kedua telapak kaki termasuk perbuatan
sunnah dalam bersuci, kemudian hendaknya seseorang tidak menginjakkan kakinya
selain pada tempat yang suci. Rasulullah saw.bersabda:
"Apabila kamu berwudhu, maka sela selakanlah di antara jari jari kedua tangan dan
kakimu."
Menjaga kebersihan Mulut dan Gigi
- Berkumur kumur ketika berwudhu. Rasulullah saw.bersabda:
"Sesungguhnya Nabi saw.bersabda : apabila kamu berwudhu, hendaklah berkumur
kumur. (HR. Ibnu Majah)
- Bersiwak (menggosok gigi)
Bersiwak (menggosok gigi) merupakan perbuatan bernilai ibadah dan menjaga ibadah
dan menjaga kesehatan.
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah saw.bersabda:
"Andaikan aku tidak khawatir memberatkan pada umatku (atau oada orang orang) pasti
aku perintahkan (wajibkan) atas mereka bersiwak setiap akan shalat. (HR. At-Tirmidzi).
Dari hadis di atas, siwak jika di kaitkan dengan kesehatan sangat mempunyai
dampak yang bagus bagi manusia. Menurut kesehatan, menggosok gigi setelah makan
merupakan perbuatan yang sangat bagus, karena :
1. Membersihkan makanan yang tertinggal pada gigi dan membersihkan dak kerak gigi.
2. Mempertahankan struktur gigi. Kurang lebih satu jam setelah makan seharusnya
membersihkannya dengan menggosok gigi, sebab jika lebij dari satu jam akan menjadi
asam dan bakteri suka kepada gigi yang asam. Artinya, keasaman gigi mudah sekali
mengandung bakteri. Bakteri snagat mudah merusak gigi. Karena itu, tepat sekali apa
yang di sampaikan Rasulullah saw.agar selalu bersiwak (menggosok) dengan alat apapun
yang daoat dipergunakan untuk menjaga kesehatan.
3. Menghilangkan bau mulut,menguatkan gusi, menghilangkan lendir, mengharumkan
nafas, dan menghilangkan penyakit tumor.
4. Dalam hubungannya dengan aspek sosial, (gosok gigi) sangat berpengaruh terhadap
harga diri seseorang. Ketika gigi bersih, nafas segar, maka seseorang akan lebih percaya
diri dan orang orang yang ada di sekitarnya pun akan merasa senang.
Rasulullah saw.menganjurkan bersiwak (membersihkan gigi) dalam 4 keadaan,yaitu:
• ketika hendak mendirikan shalat
• ketika akan berwudhu
• ketika akan membaca al-quran
• ketika bangun dari tidur
c. Membersihkan Hidung
Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata, Rasulullah saw.bersabda:
"Apabila seseorang diantara kamu bangun dari tidurnya, hendaklah menghirup air
dengan hidung lalu menghembuskan nya tiga kali, karena sesungguhnya setan
bermalam dalam lubang hidungnya. (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Memasukkan air kedalam hidung sebanyak tiga kali merupakan bagian dari sunnah
sunnah wudhu . Hal ini dilakukan bersamaan dengan membersihkan rongga rongga
mulut . Tidak disangsikan lagi bahwa perbuatan ini memiliki nilai medis, sekaligus
upaya menangkal munculnya penyakit, sebab penyakit penyakit seperri
influenza,poliomyclitis, dipteri, dan lain lain sejenisnya disebabkan oleh bakteri atau
virus yang berpindah melalui hujan gerimis ke hidung dan tenggorokan, lalu menjalar
keseluruh tubuh dan berubahlah menjadi penyakit. Membasuh yang dilakukan berkali
kali akan menarik bakteri keluar dari dalam dan kemudian membebaskan seseorang
dari penyakit.
Rasulullah saw.bersabda:
"Jika seseorang di antara kamu berwudhu, hendaklah memasukkan air kedalam
hidungnya, kemudian dikeluarkannya." (HR. Al bukhari)
e. Kebersihkan kulit dan rambut
Kulit dan rambut yang merupakan bagian paling luar dari tubuh dan berfungsi
biologis, yakni sebagai pembalut, penutup, dan pelindung organ organ yang letaknya
didalam. Sebagai organ penyelimut, fungsi kulit lebih dominan dari pada rambut.
Karena kulit melindungi organ dalam dari berbagai gangguan yang datangnya dari
luar.
Dapat ditambah kan bahwa, tidak hanya faktor luar saja yang dapat mengganggu
keutuhan kulit,tetapi juga faktor yang datang dari dalam tubuh sendiri dapat
mengganggunya. Gangguan kulit bahkan ada yang datang dari seputar jiwa.
Disamping sebagai penyelimut, kulit dan rambut juga mempunyai fungsi lain. Kulit
mempunyai fungsi estetika, fungsi kecantikan dan keindahan. Secara psikologis,
fungsi kecantikan dan keindahan lebih bermakna ketimbang fungsi biologisnya.
Dengan kata lain, suatu kelainan pada kulit rambut, terutama kulit diwajah dan
rambut dikepala lebih traumatik terhadap jiwa ketimbang terhadap tubuh.
Karena itu, disamping mencuci rambut kepala, islam juga menganjurkan agar
memangkas rambut dan memperindahnya. Rasulullah saw.bersabda:
"Barang siapa yang memiliki rambut maka hendak dimuliakannya. (HR. Abu
Dawud)
Dari Atha bin Yasar, bahwasanya seseorang datang kepada Rasulullah dengan rambut
dan jenggot yang berdebu. Maka Rasulullah memberikan isyarat dan menyuruhnya
untuk mencuci dan menperindah rambutnya. Setelah ia melakukan nya, maka ia pun
kembali di hadapan Rasulullah saw.lalu beliau bersabda :
"Bukankah ini lebih baik dari pada ia datang kepada seorang di antara kamu dengan
rambut berdebu seolah olah seperri setan."
Pada kesempatan yang lain beliau melihat seorang laki laki dengan rambut yang begitu
rapi dan bercahaya, maka beliaupun memujinya. Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya Nabi saw.telah mengusap kepalanya dengan kedua tangannya dimulai
dari sebelah depan kepalanya, kemudian bergerak ke arah kuduknya." (HR. Jama'ah)
f. Membersihkan kedua daun telinga
Al-Miqdad bin makdiyakriba meriwayatkan : sesungguhnya Nabi saw.(ketika berwudhu)
menyapu kepala serta kedua telinganya baik dalam maupun luar,dan memasukan kedua
telunjuknya kedalam telinganya. (HR. Abu Dawud dan Thahawy)
Rasulullah saw.memerintahkan untuk memperluas bagian yang dibasuh dari yang di
fardhukan, baik wajah maupun anggota badan lainnya. Sebagaimana dalam sebuah
riwayat.
Sesungguhnya nabi saw.bersabda : Sesungguhnya umatku akan muncul pada hari kiamat
dengan wajah gemilang dan kedua anggota (tangan dan kaki) yang bercahaya
disebabkan karena wudhu. Barang siapa di antara kamu yang sanggup memperpanjang
cahayanya, maka lakukanlah. (HR. Muslim)
Manfaat dan hikmah berwudhu bagi kesehatan
A. Hikmah berwudhu bagi kesehatan
Menurur prof. Dr. Plinius, seoeang Becteriolog, ia mengatakan pada bekas air cuci mulut
atau berkumur terdapat bibir penyakit yang tidak kurang 40 miliar, yang terdiri dari
bermacam macam penyakit. Dan selanjutnya dikatakan bahwa, berbagai macam penyakit
yang melewati selaput lendir, mulut,dan hidung adalah selesma atau pilek,agina,
dypteria,bronchitis,pneomonia (radang paru), tuberculose,pertusiss (batuk rejang),
tussiconsulviva , dan influenza. Dengan demikian setiap orang yang sekali
berwudhu,berarti ia telah menghilangkan jutaan penyakit yang akan menyerang orang itu.
B. Manfaat wudhu dalam terapi penyakit kanker kulit
Berbagai kajian dan penelitian yang berhubungan dengan faktor pemicu kanker kulit
mengungkapkan bahwa faktor yang mendominasi munculnya kanker kulit adalah karena
kulit banyak menyerap zat kimiawi,dan solusi terbaik untuk mencegah penyebaran
kanker kulit adalah dengan menghilangkan bekas zat kimiawi dari permukaan kulit, dan
hal itu hanya bisa dilakukan dengan pembersihan permukaan kulit secara berulang ulang
hingga dampak zat tersebut bisa diminimalisir.
Pembersihan yang berulang ulang pada bagian tubuh terbuka ini yakni kulit dilakukan
dengan cara membersihkan permukaan dengan harapan bisa mencegah dan
meminimalisir dampak zat kimiawi yang terdapat pada kulit.
Selain itu, keringat dan lemak yang keluar dari pori pori tubuh dan bercampur dengan
debu yang umumnya mengandung banyak zat kimiawi dan bakteri berbahaya pun perlu
dibersihkan dari permukaan kulit. Dengan demikian, bahwa wudhu yang dilakukan
secara berulang ulang setiap harinya dapat berfungsi untuk menghilangkan semua bakteri
diatas.
Berwudhu juga dapat membuat tubuh seorang muslim menjadi lebih bersih serta lebih di
sayang tuhan dan sesamanya. Karena itu, seorang muslim bisa melaksanakan kewajiban
rutinitasnya yakni shalat dengan penuh kekhusyukan.
Hikmah mandi junub
Ada rahasia besar mengapa syariat mewajibkan mandi setelah keluar air mani, tetapi
tidak mewajibkannya setelah keluar air kencing. Padahal keduanya sama sama keluar di
lubang yang sama. Air kencing terbentuk dari sisa makanan dan minuman. Sementara air
mani terhimpun dari berbagai jenis zat dalam tubuh seseorang . Karenanya pengaruh
keluarnya air mani juga jauh lebih besar pada tubuh seseorang dibandingkan ketika
keluar air kencing. Rasulullah bersabda : air mani tak lain adalah cahaya matamu dan
inti kesehatanmu.
Mandi akan mengembalikan vitalitas tubuh setelah lemas karena keluar air mani.
Hilangnya vitalitas tubuh jelas menyebabkan keengganan dalam menunaikan kewajiban
beribadah. Abu dzar berkata : ketika saya mandi junub, seolah olah saya telah
menghilangkan satu beban.
Hilang nya beban itu disebabkan :
1. Rasa lemas dan malas pun hilang. Kemalasan adalah beban yang paling berat bagi
seseorang.
2. Ruh seseorang yang tidur dalam keadaan suci dari kotoran junub akan naik ke alam
tertinggi untuk menyaksikan berbagai keagungan dan rahasia dibalik semua ciptaan allah.
Sebaliknya, bila tidur dalam keadaan junub, ruhnya akan terhalang dari menyaksikan
keagungan ciptaan-Nya dari langit. Kesucian diri merupakan syarat penting bagi
pembaruan ruh dengan dunia malaikat yg suci.
Wanita berbeda dengan pria, hanya karena nifas dan haid. Seperti air mani, jaid
terkumpul dari berbagai zat tubuh seorang wanita. Mandi sstelah haid dengan demikian
akan mengembalikan vitalitas tubuh yang sempat hilang ketika haid. Hikmah lainnya
setelah haid adalah menghilangkan bau tidak sedap yang membahayakan dirinya serta
agar membuat nyaman suaminya ketika hendak bersetubuh dengannya.
Mandi setelah haid akan menghilangkan semua kotoran yang membahayakan kesehatan.
Allah berfirman :
‫فوي فرسأألهوُن ففك فعهن اَلرفمهحيهض َ هقرل ههفوُ أأذذىً ففاَرع ف هتلهوُاَ اَل هنفساَفء هف اَلرفمهحيهض َ فوفل تفرقفرهبوُههتن فح ت تت ي فرطههررفن َ ففاَفذاَ تففطتهططررفن ففططأأهتوُههتن‬
‫إ‬
‫همرن فحريهث أأفمفره هك اَهتل ُهَّل اَتن اَفتل ههيرب اَلتتتوُاَهبفي فوههيرب اَلرهمفتفطهههريِفن‬
‫إ‬
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran".
Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan
janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci,
maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri. (Q.S Al-baqarah ayat 222)
Ibnu Al Qayyim berkata : ini keagungan dan keindahan syariat,serta kandungannya yang
penuh Rahmat dan nikmat. Karena air mani keluarnya dari seluruh tubuh sehingga lah
menyebutnya silalah (sari) yang mengalir dai seluruh tubuh serasa lebih besar dibanding
air kencing.
Disamping itu, mandi besar mempunyai banyak manfaat bagi tubuh, hati dan ruh.
a. Mengembangkan kesegaran dan keceriaan
Menurut ahli kesehatan, mandi junub dapat menggantikan kekuatan tubuh dan
mengembangkan tenaga yang hilang sedangkan meninggalkannya akan mendapatkan
mudharat.
b. Memperlambat penuaan karena tubuh baru saja mengeluarkan sel sel mati dari dalam
tubuh sehingga apabila tidak dihilangkan ,sel sel mati tersebut akan membuat kulit
menjadi kusam dan tidak bercahaya juga berkesan tua.
c. Bermanfaat bagi rohani, akan mengembalikan pikiran menjadi lebih prima atau fresh
yang semula pikrannya kalut maka setelah mandi akan menjadi lebih ringan,bahkan
membantu pemunculan ide ide baru dalam kehidupan.
2. WUDHU
1. Pengertian wudhu
Wudhu adalah cara untuk menghilangkan hadas karena akan melaksanakan suatu
ibadah.
2. Sunnah sunnah wudhu
a. Membaca basmalah
Beberapa hadis dha'if menerangkan wajibnya membaca basmalah sebelum
berwudhu. Tetapi beberapa ulama menshahihkannya. Dengan demikian membaca
basmalah sebelum wudhu merupakan ibadah yang baik dan dianjurkan.
b. Bersiwak
Telah dijelaskan dalam sunnah sunnah fitrah
c. Mencuci dua telapak tangan di awal wudhu
Berdasarkan hadits utsman sebelum menerangkan sifat wudhu nabi saw. Ia berkata
"Beliau berkumur dan istiinsyaq dengan satu tangan sebanyak tiga kali"
d. Mubalaghah ketika berkumur dan istinsyaq bagi orang yang sedang tidak
berpuasa
Jika sedang berpuasa, istinsyaq tidak dilakukan dengan mubalaghah, berdasarkan
hadits nabi saw. "Bersungguh sungguhlah dalam beristinsyaq ,kecuali jika engkau
sedang berpuasa."
e. Mendahulukan anggota badan yang kanan lalu yang kiri
Nabi suka mendahulukan anggota geraknya yang kanan ketika memakai
sendal,bersisir, bersuci, dan dalam setiap aktivitas
f. Mencuci setiap anggota wudhu sebanyak tiga kali
Diriwayatkan dari hadits yang shahih bahwa nabi saw. Pernah mencuci anggota
wudhunya satu kali - satu kali dan dua kali - dua kali
g. Menyela nyela jari jari kaki dan tangan
Rasulullah saw bersabda : "Sempurnakan lah wudhu, bersihkanlah sela sela
jari ,hiruplah lebih dalam ketika beristinsyaq kecuali jika kalian sedang berpuasa."
h. Melebihkan siraman air ke anggota wudhu
Disunnahkan melebihkan basuhan (sesuai dari kadarnya) . Ketika mencuci
anggota wudhu. Misalnya, tidak hanya mencuci wajah saja, tapi melebihkannya dengan
mengusap ubun ubun. Sunnah ini lebih dikenal dengan istilah ithaalah al - guurah .
Demikian juga ketika mencuci tangan sampai siku dan kaki sampai mata kaki ditambah
dengan menyiram sedikit di atas siku dan mata kaki. Sunnah ini dikenal dengan ithaalah
at-tahjiil.
i. Hemat dalam menggunakan air
Anas bin malik berkata "Nabi saw.biasa mandi dengan air sebanyak satu sha' sampai
lima mudd, sedangkan untuk berwudhu beliau menggunakan satu mudd."
1 sha' = 4 mudd. 1 mudd = ½ liter.
j. Berdoa setelah berwudhu
"Aku bersaksi tidak ada illah disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya , dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya."
3. ISTINJA
1. Pengertian istinja'
Istinja berasal dari bahasa arab yang artinya menghilangkan kotoran. Sedangkan menurut
istilah ilmu fikih adalah
•menghilangkan najis dengan air
•menguranginya dengan semacam batu
•penggunaan air atau batu
•menghilangkan najis yang keluar dari qubul (kemaluan) dan dubur.
2. Hukum istinja
 Wajib, hukum istinja dikatakan wajib karena ada sebabnya. Dan sebabnya adalah,
adanya sesuatu yang keluar dari tubuh lewat dua lubang (anus dan kemaluan).
Pendapat ini di dukung oleh al malikiyah , as syafui'iyah dan hanabillah.
Sedangkan hadits yang digunakan adalah hadits Rasulullah saw. Yaitu :
Dari aisyah ra.berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda :"bila kamu pergi ke
tempat buang air maka bawalah 3 batu untuk membersihkan, dan cukuplah batu
itu untuk membersihkan (HR. Ahmad, Nasai, Abu Dawud,Addaruuqut buni)

 Sunnah, pendapat ini di dukung oleh al hanafiyah dan sebagai riwayat dari al
malikiyah . Maksudnya beristinja' menggunakan air itu hukumnya bukan wajib
tapi sunnah. Yang penting najis yang ada bisa dihilangkan meskipun dengan batu,

3. Praktek istinja' dan adabnya

Mulai dengan mengambil air dengan tangan kiri dan mencuci kemaluan yang
merupakan tempat keluarnya air kencing bila sehabis keluar mazi. Kemudian
mencuci dubur dengan menggunakan air. Dengan menggosok gosoknya
dengan tangan kiri.

Sedangkan yang termasuk dengan adan istinja' adalah :

a. Tangan kiri

Disunnahkan beristinja' dengan menggunakan tangan kiri . Dengan istinja'


menggunakan tangan kanan, itu hukumnya makruh.

Dari abi qatadah ra berkata bahwa Rasulullah saw.bersabda : bila kamu kencing
jangan menyentuh kemaluannya dengan tangan kanan. Bila buang air besar
jangan cebok menggunakan tangan kanan. Dan jangan minum dengan sekali
nafas. (HR. Muttafaq ilaihi)
b. Istitar

Maksudnya menggunakan tabir atau penghalang ,agar tidak terlihat oleh orang
lain.

c. Tidak membaca Allah

Tidak membaca tulisan yang mengandung nama Allah SWT. Juga nama yang di
agungkan seperti nama para malaikat atau nama nabi SAW.

d.Tidak menghadap kiblat

Dari abu hurairah ra bahwa Rasulullah saw.bersabda : bila kamu mendatangi


tempat buang air,janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya.

e. Istibra

Adalah menghabiskan sisa kotoran atau air kencing hingga yakin sudah benar
benar keluar semua.
e. Kaki kiri dan kanan
Disunnahkan untuk masuk ketempat buang air dengan menggunakan kaki
kiri. Sedangkan, ketika keluar dengan menggunakan kaki kanan.

g. Tidak sambil bicara

Berbicara ketika sedang buang air itu dilarang atau di makruhkan. Apalagi
ngobrol dengan sesama orang yang buang air.
C.PENUTUP

KESIMPULAN

Thaharah menurut bahasa adalah bersih atau suci. Sedangkan menurut


syara' adalah bersuci untuk menghilangkan segala jenis najis maupun hadas
yang melekat di dalam tubuh agar, dapat melaksanakan ubadaha dalam keadaan
yang suci.

Dalam literatur fikih islam, thaharah selalu dibahas pada awal pembahasan.
Karena betapa pentingnya thaharah ataupun kebersihan di dalam hidup ini. Oleh
karena itu, suci termasuk ibadah pokok dalam islam.

Istinja berasal dari bahasa arab yang artinya menghilangkan kotoran.


Sedangkan menurut istilah ilmu fikih adalah

•menghilangkan najis dengan air

•menguranginya dengan semacam batu

•penggunaan air atau batu

•menghilangkan najis yang keluar dari qubul (kemaluan) dan dubur.

DAFTAR PUSTAKA

Ahsin W. Al - Hafidz, Fikih Kesehatan

Abu Malik Kamal bin as-sayyid salim, Fikih Sunnah Wanita,2010

• shahih. HR. Al-bukhari (no.159) dan Muslim (no.226)

• HR. Muslim (no. 235), at tirmidzi (no.28), dan Ibnu Majah (no.405)
• Maksudnya bersungguh-sungguh, dengan menghirup lebih ke dalam
penerjemah

• shahih. HR. Abu Dawud (no.142), an-nasa'i (1/66),dan ibnu majah


(no.407)

• HR. Al-Bukhari (no.168), Muslim (no.268)

• HR. Al-Bukhari dari Abdullah bin Zaid, Abu Dawud dan at tirmidzi
dari abu hurairah

• HR. Ibnu Khuzainah dengan sanad yang shahih

Ad-daruruquthuni,mengatakan is nadnya shahih

Anda mungkin juga menyukai