Morfologi Tomat
Tomat termasuk tanaman setahun (annual) yang berarti umurnya hanya untuk
satu kali periode panen. Setelah bereproduksi, kemudian mati. Tanaman ini
berbentuk perdu atau semak dengan panjang bisa mencapai 2 meter (Trisnawati &
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Metachlamidae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicon
Batang tomat walaupun tidak sekeras tanaman tahunan, tetapi cukup kuat.
Warna batang hijau dan bentuk persegi empat sampai bulat. Pada permukaan
batangnya ditumbuhi banyak rambut halus terutama dibagian yang berwarna hijau.
Diantara rambut-rambut itu biasanya terdapat rambut kelenjar. Pada bagian buku-
bukunya terjadi penebalan dan kadang-kadang pada buku bagian bawah terdapat
akar-akar pendek. Jika dibiarkan tanaman tomat akan mempunyai banyak cabang
Daun tomat umumnya lebar-lebar, bersirip dan berbulu, panjangnya antara 20-
30 cm atau lebih besar sekitar 15-20 cm, dan biasanya tebalnya antara 0,3-0,5 cm.
Bentuk, warna , rasa, dan tekstur buah tomat sangat beragam. Ada yang bulat, bulat
1
pipih, oval dengan ukuran panjang 4-7 cm diameter 3-8 cm. Warna buah masak
bervariasi dari kuning, orange, sanpai merah, tergantung dari jenis pigmen yang
(Rukmana, 1994). Buah tomat yang masih muda biasanya terasa getir dan berbau
tidak enak karena mengandung lycopersicin yang berupa lendir dan dikeuarkan 2-9
kantung lendir. Ketika batangnya semakin matang lycopersicin lambat laun hilang
sendiri sehingga baunya hilang dan rasanya menjadu asam-asam manis (Trisnawati
Konsep zat pengatur tumbuh diawali dengan konsep hormon tanaman. Hormon
dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman. Hormon dalam menjalankan
2
kelompok hormon lainnya. Contoh koordinasi antar hormon ditunjukkan pada
dimulai dengan Embrio biji yang kaya dengan sumber gibberellin. Setelah air
diimbibisi, terjadi pelepasan giberellin dari embrio, yang mengisyaratkan biji untuk
memecahkan dormansi dan segera berkecambah. Pada beberapa biji yang memerlukan
atau temperatur yang dingin, maka pemberian gibberellin akan memecahkan dormansi.
Hormon giberelin yang terdapat di dalam biji merupakan penghubung antara isyarat
contoh, air yang tersedia dalam jumlah cukup akan menyebabkan embrio pada biji
memanfaatkan cadangan makanan yang terdapat di dalam biji. Pada beberapa tanaman,
giberelin menunjukkan interaksi antagonis dengan ZPT lainnya misalnya dengan asam
3
Setelah tomat mengalami pertumbuhan dan perkembangan hormon auksin yang
berada pada tomat dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan ini
kambium pembuluh, dan dengan mempengaruhi diferensiasi xilem sekunder. Biji yang
tomat di dalam tumbuhan. Auksin sintetik yang disemprotkan ke dalam tanaman tomat
memungkinkan untuk menghasilkan tomat tanpa biji, melalui substitusi auksin sintetik,
pada auksin yang disintetis secara normal, pada biji yang sedang berkembang.
Pola pertumbuhan tomat juga merupakan hasil interaksi antara auksin dan
sitokinin dengan perbandingan tertentu. Sitokinin diproduksi dari akar dan diangkut ke
tunas cabang dan fenomena ini disebut dominasi apikal. Kuncup aksilar yang terdapat
di bagian bawah tajuk (daerah yang berdekatan dengan akar) biasanya akan tumbuh
memanjang dibandingkan dengan tunas aksilar yang terdapat dekat dengan kuncup
terminal. Hal ini menunjukkan ratio sitokinin terhadap auksin yang lebih tinggi pada
perkecambahan biji tomat dan menunda penuaan. Interaksi antagonis antara auksin dan
sitokinin juga merupakan salah satu cara tumbuhan dalam mengatur derajat
4
pertumbuhan akar dan tunas, misalnya jumlah akar yang banyak akan menghasilkan
menyebabkan sistem tunas membentuk cabang dalam jumlah yang lebih banyak.
Setelah tomat tumbuh dewasa, tomat akan berbuah. Proses pematangan pada buah
tomat diatur oleh hormon antara lain auksin, sitokinin, giberelin, asam-asam absisat dan
etilen. Auksin berperanan dalam pembentukan etilen, tetapi auksin juga menghambat
Asam absisat menginduksi enzim penyusun atau pembentuk karotenoid, dan etilen
dapat mempercepat pematangan. Perubahan warna dapat terjadi baik oleh proses-proses
perombakan maupun proses sintetik, atau keduanya. Sisntesis likopen dan perombakan
Absisi diatur oleh perubahan keseimbangan etilen dan auksin. Lapisan absisi
dapat dilihat disini sebagai suatu lapisan vertikal pada pangkal tangkai daun. Setelah
daunnya gugur, suatu lapisan pelindung dari gabus, menjadi bekas tempelan daun yang
auksin, mengontrol absisi. Daun yang tua, menghasilkan semakin sedikit auksin yang
menyebabkan sel lapisan absisi lebih sensitif terhadap etilen. Pada saat pengaruh etilen
terhadap lapisan absisi kuat, maka sel itu memproduksi enzim, yang mencerna sellulose
5
Gambar 3. Fungsi hormon secara singkat.
Buah tomat dianggap sebagai salah satu sumber terbaik akan produksi likopen,
mengandung likopen atau yang sering disebut sebagai α-carotene yang merupakan
terhadap warna merah pada tomat. Di dalam tubuh, likopen sebagai antioksidan
dapat melindungi dari penyakit seperti kanker prostat serta beberapa jenis kanker
lain serta penyakit jantung koroner. Kemampuan likopen dalam meredam oksigen
tunggal dua kali lebih baik daripada beta karoten dan sepuluh kali lebih baik
likopen dapat melindungi DNA, di samping sel darah merah, sel tubuh, dan hati.
pewarna makanan dan barang-barang dari plastik. Plastik yang diwarnai dengan
likopen tidak akan luntur jika terkena air, sabun, maupun detergent. Namun, warna
6
ini mudah rusak jika dipanaskan pada suhu tinggi, terkena minyak panas, dan
bahan oksidator. Tomat yang diproses menjadi jus, saus dan pasta memiliki
kandungan likopen yang tinggi dibandingkan dalam bentuk segar. Sebagai contoh,
jumlah likopen dalam jus tomat bisa mencapai lima kali lebih banyak daripada
tomat segar. Para peneliti, tomat yang dimasak atau dihancurkan dapat
Penempatan tanaman tomat yang tepat menjadi sangat penting agar tomat yang
dihasilkan menjadi baik, sebab tomat sangat rentan terhadap kondisi lingkungan,
terutama dari suhu, kelembapan, intensitas cahaya, air, dan drainase. Waktu tanam
yang tepat adalah satu hingga dua bulan sebelum musim hujan berakhir, sehingga
tanaman bisa berbuah ketika musim kemarau tengah berlangsung. Iklim yang
cocok untuk tanaman tomat adalah pada musim kemarau dengan pengairan yang
baik karena kelembapan dan suhu yang tinggi akan menimbulkan banyak penyakit.
Pertumbuhan tanaman tomat akan baik bila udara sejuk, Suhu yang terlalu tinggi
menyebabkan banyak buah rusak terkena sengatan matahari. Suhu di atas 400oC
7
Tanaman toleran terhadap beberapa kondisi lingkungan tumbuh. Namun
tanaman tomat harus terkena sinar yang cerah sedikitnya 6 jam lama penyinaran
serta temperatur yang sejuk. Pigmen penyebab warna merah pada kulit buah tomat
hanya dapat berkembang pada temperatur 15-30oC. Pada temperatur 30oC hanya
pigmen kuning saja yang terbentuk. Sedangkan bila temperatur di atas 40oC tidak
terbentuk pigmen. Komoditas tanaman seperti tomat pH tanah yang cocok adalah
5,5-7 atau agak asam hingga netral. Bila pH tanah terlalu asam, (pH < 5), maka
ujung buah atau blossom and root, dengan gejala bagian ujung buah membusuk.
Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi memiliki kapasitas tukar kation
yang tinggi, hal ini mempengaruhi ketersediaan hara yang dapat diserap oleh
tanaman. Selain itu, kandungan bahan organik dalam tanah menimbulkan adanya
organisme lainnya seperti cacing, sehingga terbentuk rongga dalam tanah yang
dapat menjadi pori udara dan pori air. Dengan demikian, ketersediaan air dan udara
Tanaman tomat tentunya membutuhkan air dan unsur hara lainnya untuk
kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu penyerapan air dari dalam tanah ke bagian
atas tumbuhan memiliki arti bahwa tanaman tomat juga harus melawan gaya
gravitasi bumi yang selalu mengakibatkan benda jatuh ke bawah sebagai salah satu
cara dalam penyerapan mineral. Akan tetapi, tomat berhasil melakukan hal itu.
Kuncinya ialah tomat ini menggunakan tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga
tarikan transpirasi. Dalam proses tarikan transpirasi ini, ketika air menguap dari sel
mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini
akan menarik air melalui osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di daun. Sel-
8
sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan xilem yang
merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air kemudian
dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses
ini terus menerus berlanjut. Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa
disebut dengan proses transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa
kita sebut dengan proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus
menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat
diangkut ke bagian atas sebuah tanaman. Proses transpirasi, terjadi penguapan air
dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui
proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk
9
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta.
Sunarmani, Kun Tanti, D., 2008, Parameter Likopen Dalam Standardisasi Konsentrat Buah
Tafajani, D. S., 2010, Panduan Komplit Bertanam Sayur dan Buah-buahan, Cahaya Atma,
Yogyakarta.
Trisnawati, Yani. dan Setiawan, A.I. 2005. Tomat Budidaya Secara Komersial. Jakarta:
Penebar Swadaya.
10