Anda di halaman 1dari 2

TARI KURSUS

Tari Tayub yang ditertibkan mengalami kepesatan dalam


penyebarannya terutama karena cara mengajarkannya yang teratur sehingga mendapat julukan
Tari Keurseus dari kata Belanda Curcus (kursus). Boleh dikatakan dengan Tari Keurseus
dimulainya ada paguron-paguron Tari Sunda dalam arti dengan menggunakan patokan serta
sistim tertentu. Paguron Tari Kursus tersebut menyebar di seluruh Jawa barat semenjak tahun
duapuluhan, terutama karena diajarkan di Sekolah Menak (sekolah Pangreh Praja) waktu itu di
mana penyebarannya dipermudah karena para lulusan sekolah tersebut disebarkan ke seluruh
Jawa Barat.

Di antara Paguron yang cukup dikenal serta menghasilkan banyak penari-penari yang baik
adalah Perkumpulan Tari Wirahma Sari yang berpusat di Rancaekek, Kabupaten Bandung di
bawah pimpinan R. Sambas Wirakusumah yang pada waktu itu menjabat Lurah Rancaekek. Di
antara murid angkatan yang pertama yang cukup dikenal sebagai penari maupun pengajar adalah
RB Rubama dari Rancaekek serta R. Sunarya Kusumahdinata dari Bandung yang keduanya telah
pula pula menghasilkan murid-muridnya menjadi penari-penari yang boleh dibanggakan.

Tari Kursus yang merupakan tarian yang telah tersusun rapih serta ditarikan dengan tertib,
lambat laun merupakan tari peralihan dari Tari Pergaulan ke tari Pertunjukkan karena Tari
Kursuspun cukup indah untuk indah untuk ditonton. Boleh pula dikatakan bahwa Tari Kursus
tersebut telah merupakan Tari Dasar bagi tari pertunjukkan bagi laki-laki di kalangan Tari Sunda.

Maka Tari Kursus selanjutnya merupakan suatu rumpun tersendiri dalam lingkungan Khasanah
Tari Sunda. Golongan pada Tari Kursus yang mungkin juga dapat disebut karakterisasi atau
perwatakan, dapatlah dikemukakan sebagai berikut:
1. Lenyepan bersifat lungguh, halus serta berirama lambat
2. Nyatria bersifat lanyap, halus tapi berirama agak cepat
3. Monggawa bersifat gagah, kuat dan berirama sedang

Bila diperhatikan nama perwatakan itu maka nampak adanya penyesuaian dengan perwatakan
yang ada pada Pewayangan dan rumpun Tari Topeng yang akan dikemukakan pada pasal
berikutnya.
Di samping gerakan-gerakannya telah diatur sedemikian rupa, akhirnya gending-gendingnya
juga menjadi tertentu, misalnya untuk :
1. Tari Leyepan menggunakan gending Sulanjana, Udanmas, Banjarsinom dan sebagainya.
2. Tari Nyatria menggunakan gending Gawil dan Kakacangan
3. Tari Monggawa menggunakan gending Panglima, Bendrong dan sebagainya.
4. Tari Ngalana menggunakan gending-gending yang sama dengan Tari Monggawa hanyalah
iramanya cepat disebut irama Kering Tilu.

Pada Tari Kursus ini peran penabuh Kendang menjadi sangat penting, karena setiap Paguron
mempunyai susunan-susunan tarian yang tertentu yang iramanya sangat ditentukan oleh irama
kendang. Sebetulnya hal ini tak begitu berarti kemajuan karena setiap penari jadi sangat
tergantung pada penggendangnya sendiri.

Sebelum lalamba dilakukan biasanya setiap penari memberi hormat dengan sembah sambil
duduk bersila mando. Tentu hal ini dilakukannya dengan gerakan tari.

Bagian berikutnya setelah lalamba adalah disebut Leyepan, yang gerakan-gerakannya cukup
beragam dan makin jauh makin sulit serta kemudian dapat pula ditingkatkan lagi pada tari
Nyatria Monggawa dan Ngalana. Untuk jelasnya, beberapa nama gerakan pada tari Leyepan:
Jangkung Ilo, Gedig, Mincid, Tindak Tilu, Engkeg gigir... dan sebagainya.
Pada gending yang sama Leyepan ini diteruskan dengan Nyatria yang terdiri dari bagian seperti:
Sekar tiba, Nyantana, Mincid Galayar. Menyusul setelahnya Tari Monggawa dengan gending
dirubah, lajim disebut ditaekkeun yang berarti ditingkatkan dengan gending lancaran seperti
Bendrong atau Palima dan sebangsanya yang juga biasa disebut lagu satu wilet/sawilet.

Gending-gending pengiring tari tayuban antara lain: Gawil, kawitan, Gunung Sari, Kastawa,
Gorompol dan lainsebagainya

Boleh kiranya disimpulkan bahwa Tari tayub adalah untuk setiap orang sedangkan sampai
sekarang baru terbatas untuk kaum laki-laki, meskipun tidak menutup kemungkinan ditarikan
oleh wanita maupun seorang waria.
Adapun pakaian yang dikenakan biasanya ialah tutup kepala bernama Bendo, Jas Tutup atau Jas
buka dan Kain batik, Keris dipakainya tersandar, di belakang untuk menyalipkan soder paling
banyak digunakan di antaranya pada gerakan sepak soder.

Anda mungkin juga menyukai