Created: Saturday, 30 September 2017 17:25 Published: Monday, 02 October 2017 08:24
A. BIO DATA
1. N a m a : Tuanku Tambusai 2. Nama Kecil : Muhammad Saleh/Hamonangan Harahap. 3. Tempat Tgl. Lahir : Dalu – Dalu Kab. Kampar 5 November 1784. 4. Tempat Tgl. Wafat : Negeri Sembilan (Semenanjung) Malaysia 12 November 1882. 5. Nama Ayah : Imam Maulana Kadhi 6. Nama Ibu : Munah 7. Pendidikan : Agama Islam (Ilmu Fikih dan Tauhid).
B. SEJARAH PERJUANGAN 1. BIDANG KEAGAMAAN Sebagai seorang Ulama, Tuanku Tambusai menyebarkan Islam di daerah-daerah yang belum memeluk Islam, ant ara lain di Tapanuli Selat an, di daerah-daerah yang sudah memeluk Islam ia melancarkan gerakan pemurnian agama sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rosul. Banyak t ant angan yang dihadapinya. Ia diusir dari t anah Bat ak karena dianggap sebagai pengacau, bahkan di t empat kclahirannya ia dimusuhi oleh pejabat set empat . Bersama dengan Tuanku Rao ia mengembangkan syiar Islam di daerah Rao Air Bangis, Padang Lawas dan sekit arnya. Iapun mendirikan pesant ren di Dalu-Dalu Namun, kegiat annya dihalang- halangi oleh pengusaha set empat , Oleh karenanya t empat ini t erpaksa dit inggalkannya dan ia kembali ke Rao. 2. BIDANG POLITIK Kegiat an Tuanku Tambusai t idak t erbat as hanya di bidang keagamaan ia pun menerjunkan dirinya ke dalam perjuangan unt uk menent ang masuknya kekuasaan asing, bahkan perjuangan di bidang ini lebih menonjol dibandingkan dengan kegiat an keagamaan. Hal ini menyebabkan ia t erlibat dalam serangkaian pert emuan, t erut ama menghadapi Belanda. Dalam hubungan ini namanya sudah muncul pada t ahun 1823 ket ika ia dan pasukannya mengepung kedudukan Inggris di Nat al. Set elah Nat al diserahkan Inggris kepada Belanda pada t ahun 1826 (sesuai dengan Trakt ar London 1824) Tuanku Tambusai berhadapan dengan Belanda, Nat al dan Air Bangis dikepungnya dari arah Pedalaman, sehingga Belanda t idak dapat membeli Komodit i daerah pedalaman melalui kedua pelabuhan it u. Sekit ar t ahun 1830 ia membangun bent eng di Rao, bent eng ini jat uh ke t angan Belanda bulan Okt ober 1832 ia berusaha merebut bent eng Belanda Fort Amerongen di Rao t et api gagal. Sement ara it u Tuanku Rao t ert angkap dan dibunuh Belanda. Tuanku Tambusai menyat ukan pasukan Tuanku Rao dengan pasukannya dan pada bulan November 1833 ia berhasil merebut bent eng Amerongen. Sesudah it u ia membangun bent eng di Dalu-Dalu. Belanda mengajak Tuanku Tambusai unt uk berunding, namun ia menolak. Berkali-kali pert empuran berlangsung dengan pihak Belanda. Adakalanya ia memperoleh kemenangan, adakalanya pula mengalami kekalahan. Akan t et api ia t idak menyerah dan t idak bersedia berdamai. Ant ara t ahun 1834 – 1837 Belanda memusat kan kekuat annya unt uk merebut Bonjol. Usaha mereka t erhalang oleh gerakan Tuanku Tambusai di bagian ut ara, khususnya di daerah Rao dan Dalu-Dalu. Dengan adanya gerakan it u, Belanda mengalami kesulit an unt uk menyerang Bonjol dari dua arah, yakni dari Ut ara dan Selat an. Pasukan gabungan Belanda dan Raja Gadombang yang bergerak dari ut ara, dicegat oleh pasukan Tuanku Tambusai. Dengan mengerahkan kekuat an yang cukup besar dan set elah melakukan pengepungan yang ket at selama lebih t iga t ahun akhirnya Belanda berhasil merebut Bonjol (Agust us 1837). Pada bulan Okt ober 1837 melalui t ipuan perundingan, Belanda menangkap Tuanku Imam Bonjol. Dengan demikian, salah sat u kekuat an Paderi berhasil mereka t undukkan. Akan t et api perang belum berhent i sebab Tuanku Tambusai masih merupakan ancaman yang serius t erhadap perluasan kekuasaan Belanda. Dalam periode sesudah Bonjol jat uh, peranan Tuanku Tambusai semakin menonjol. Sadar bahwa ia merupakan sat u-sat unya pimpinan perjuangan yang masih ada, maka ia pun memperkuat pert ahanan di Dalu-Dalu. Sebaliknya Belanda pun sadar bahwa selama Tuanku Tambusai masih belum dit undukkan, maka kekuasaan mereka di daerah pedalaman ‘ Sumat era belum akan berdiri dengan kukuh. Dua kekuat an it u berhadap-hadapan sepanjang t ahun 1838 t erut ama di sekit ar Dalu-Dalu. Sejak Januari 1838 pasukan Belanda dikerahkan ke Raja Mondang suat u t empat sehari perjalanan dari Dalu-Dalu. Gerakan mereka t erhalang oleh pert ahanan Tuanku Tambusai dan aksi-aksi gerilya yang dilancarkan pasukan Tambusai. Belanda berusaha merebut sat u demi sat u kubu-kubu pert ahanan Tuanku Tambusai yang dibangunnya bert ebaran di daerah-daerah sekit ar Dalu-Dalu namun sejak Sept ember 1838, Belanda memperoleh beberapa kemajuan sehingga Tuanku Tambusai memusat kan pert ahanannya di bent eng ut ama di Dalu-Dalu. Belanda mengerahkan kekuat an yang cukup besar unt uk merebut bent eng ini. Sejak pert engahan Desember 1838 bent eng Dalu-Dalu dihujani dengan t embakan meriam. Barulah pada t anggal 28 Desember 1838, set elah melalui pert empuran yang melelahkan dan menimbulkan banyak korban bent eng ini jat uh ke t angan Belanda. Akan t et api Belanda t idak berhasil menangkap Tuanku Tambusai. Pada wakt u pasukan Belanda memasuki bent eng Tuanku Tambusai berhasil meloloskan diri.
C. KESIMPULAN 1. Perjuangan Tuanku Tambusai t idak dapat dilepas dari perjuangan pen-duduk pedalaman Sumat era bagian t engah unt uk melawan kolonialisme Belanda. Dalam perjuangan it u, ia bekerja sama dengan t okoh-t okoh lain ant ara lain Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Rao, akan t et api t idak berart i yang sat u membawahi yang lain mereka merupakan t okoh-t okoh yang ot onom. 2. Perjuangan Tuanku Tambusai di bagian ut ara khususnya di sekit ar daerah Hulu Sungai Rokan, memungkinkan Tuanku Imam Bonjol dapat bert ahan unt uk wakt u yang relat if lama. Dapat dikat akan bahwa Tuanku Tambusai merupakan penyangga/byffer yang kuat bagi pert ahanan Bonjol. Pada wakt u Bonjol unt uk pert ama kalinya diduduki Belanda (Sept ember 1832). Tuanku Tambusai mengadakan kont ak dengan Tuanku Imam Bonjol unt uk membangkit kan perlawanan kembali. Penulis Belanda mengakui bahwa dalam serangan yang dilancarkan Paderi Januari 1833 yang menyebabkan t erusirnya pasukan Belanda dari ‘Bonjol, peranan Tuanku Tambusai cukup besar. 3. Dalam perjuangan melawan kekuasaan Belanda Tuanku Tambusai berhasil menggabungkan t iga et nis, yakni Mandailing. Melayu dan Minangkabau. Daerah perjuangannya meliput i daerah- daerah yang t ermasuk t iga Propinsi yang sekarang yakni Propinsi Riau, Propinsi Sumat era Barat dan Propinsi Sumat era Ut ara. Namun pusat perjuangan dan pert ahanan t erlet ak di Dalu-Dalu yang sekarang t ermasuk Propinsi Riau. 4. Perjuangan Tuanku Tambusai ant ara lain dilandasi oleh penent angan t erhadap kolonialisme unt uk jangka wakt u sampai akhir t ahun 1838, ia berhasil mencegah meluasnya kekuasaan Belanda ke pedalaman Riau. Dengan demikian ia t elah menghalangi usaha Belanda unt uk mengalirkan komodit i daerah pedalaman ke pesisir barat Sumat era yang sudah dikuasai Belanda dan mengeksploit asi daerah ini dengan penanaman wajib (cult uur st elsel). Berart i sampai akhir 1838, Tuanku Tambusai berhasil mencegah ambisi polit ik dan ambisi ekonomi Belanda. 5. Dalam perjuangannya Tuanku Tambusai menolak berdamai dengan pihak Belanda, prinsip it u t et ap dipert ahankannya walaupun posisinya sudah sangat krit is. Ia t idak hanya merupakan perpanjangan dari perlawanan Paderi, t et api juga salah seorang t okoh ut ama perlawanan it u. Dapat dikat akan bahwa t anpa adanyaTuanku Tambusai, perlawanan Paderi mungkin sudah dapat diakhiri sebelum t ahun 1837. Agaknya karena it ulah Muhammad Rajab dalam buku perang Paderi menyebut kan Desember 1838 sebagai akhir perang Paderi (dalam pengert ian lain, akhir usaha ekspansi Belanda ke pedalaman Sumat era bagian t engah). Hal ini berart i bahwa bent eng Dalu- Dalu dan Tuanku Tambusai merupakan bent eng dan t okoh t erakhir Paderi. 6. Dari uraian di at as dapat dit arik kesimpulan bahwa Tuanku Tambusai merupakan t okoh pejuang yang konsist en, cukup t angguh dan dit akut i oleh pihak lawan sert a dihormat i oleh pihak kawan. la berjuang mempert ahankan bagian dari Indonesia dari kolonialisme Belanda. 7. Sepert i juga pejuang-pejuang lain dalam periode sebelum abad ke 20 perjuangannya berakhir dengan kegagalan. Akan t et api, nilainya t idak t erlet ak pada kesuksesan at au kegagalan. 8. Nilai perjuangan it u t erlet ak pada semangat dan t ekad unt uk memper¬t ahankan kemerdekaan dan meninggikan derajat bangsa. Sehubungan dengan it u, sudah selayaknya Tuanku Tambusai diusulkan sebagai Pahlawan Nasional. 9. At as jasa dan perjuangannya, Pemerint ah RI menganugerahi Bela Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden No. 71/TK/1995 t anggal 7 Agust us 1995