Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS INDONESIA

RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN Tn. NT DENGAN STROKE ISKEMIK

Disusun Oleh:

ENDAH PANCA LYDIA F 1906342116

PROGRAM STUDI NERS SPESIALIS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
RESUME KASUS 1

1. INFORMASI UMUM
Tn. NT berusia 54 Tahun, pekerjaan buruh kasar, pendidikan terakhir SMP. Dirawat di
ruang rawat inap neurologi sejak tanggal 16 Agustus 2019 dengan diagnosa medis CVA
Iskemik. Saat ini pasien perawatan hari ke 14.
2. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan tanggal 5 September 2019.
a). Perilaku
1) Mode adaptasi fisiologis
a. oksigenasi: pasien dapat bernapas dengan baik tanpa ada retraksi dada, tidak ada
pernapasan cuping hdung, suara napas vesikuler bilateral, wheezing tidak ada, ronchi
tidak ada. BJ1 dan BJ2 terdengar, murmur tidak ada. Riwayat penyakit asma tidak ada,
riwayat penyakit pneumonia ada. CRT< 3 detik. TTV: 120/78 mmHg; frekuensi nadi
76x/menit, frekunensi pernapasan 18x/menit, S: 36.5o C, saturasi oksigen 99%.
b. eliminasi: pasien BAB 2 hari sekali, konsistensi lunak, BAK menggunakan kateter
dengan produksi urin 50cc/jam konsistensi kuning jernih.
c. aktifitas dan istirahat: pasien sering tertidur, membuka mata apabila dipanggil
matanya, sehingga kebutuhan tidur sulit dievaluasi. Kebutuhan sehari-hari pasien
dibantu oleh keluarga.
d. proteksi: pasien terpasang plug, tidak terdapat luka tekan pada pasien namun kulit di
ekstrimitas kering.
e. sensasi dan penginderaan: pasien masih merasakan rangsangan nyeri yang
diberikan oleh perawat berespon dengan bergerak menunjukkan lokasi nyeri. Fungsi
penglihatan sulit dievaluasi.
f. cairan dan nutrisi: pasien tidak terpasang IV line, mukosa bibir lembab, tidak ada
pembengkakkan pada kaki. Pasien terpasang NGT pada cavum nasal kanan untuk
pemberian fooding drip karena pasien tidak mampu menelan secara spontan.
g. neurologis:
Status mental: status kesadaran pasien somnolen, dengan GCS: E3V5M6.
Nervus cranial:
a. N. Olfactori: penciuman baik
b. N. Opticus: pupil isokor
c. N. Okulomotor: kedua bola mata mampu bergerak keatas bawah dan samping
dengan spontan
d. N. Troklearis: pupil isokor, reflek cahaya (+)
e. N. Trigeminus: sensorik, motorik baik
f. N. Abdusen: ptosis (-)
g. N. Facialis: normal, wajah simetris
h. N. Akusticus: pendengaran baik antara telinga kanan dan kiri
i. N. Glosofaringeal: refleks menelan baik
j. N. Vagus: uvula ditengah, refleks muntah (+)
k. N. Aksesoris: mampu menoleh ke kanan dan ke kiri dengan spontan
l. N. Hipoglosus: normal

h. endokrin: pasien tidak memiliki riwayat DM, maupun pada keluarganya.

2) Mode konsep diri: pasien dan keluarga berharap cepat sembuh dan segera pulang
ke rumah.
3) Mode fungsi peran: sejak sakit pasien tidak lagi dapat bekerja untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
4) Mode interdependen: selama dirawat di RS pasien ditemani oleh istri dan
sepupunya.

b). Stimulus
Stimulus fokal: hipertensi
Stimulus kontekstual: penyumbatan aliran darah di otak
Stimulus residual: penurunan kesadaran

3. MASALAH KEPERAWATAN
a.Resiko ketidakefektifan perfusi cerebri (00201)
b.Defisit perawatan diri (berpakaian, eliminasi, makan, mandi) (00108, 00109, 00102,
00110)
c.Resiko jatuh (00155)

2. TUJUAN
a.Monitor tekanan intracranial (2590)
b.Bantuan perawatan diri (1800)
c. Pencegahan jatuh (6490)

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Monitor status neurologis, sesuaikan kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan perfusi
serebral; kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologi untuk
meningkatkan perfusi serebral.
b. Monitor kebutuhan pasien terkait dengan alat-alat kebersihan diri, alat bantu untuk
berpakaian, berdandan, eliminasi dan makan; berikan peralatan kebersihan pribadi,
dorong pasien untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari sampai batas kemampuan
pasien; susun jadwal atau rutinitas aktivitas perawatan diri pasien.
c. Identifikasi perilaku dan faktor yang mempengaruhi risiko jatuh, ajarkan pada keluarga
bagaimana cara untuk meminimalkan cedera, dan berkolaborasi dengan dengan tim
kesehatan lain untuk meminimalkan efek samping dari pengobatan yang berkontribusi
pada kejadian jatuh.

4. EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam diharapkan perfusi serebri
menjadi adekuat, ditandai dengan pemulihan status kesadaran pasien; perawatan diri
pasien menjadi terpenuhi ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan makan, minum,
toiletig, berpakaian pasien secara mandiri; resiko jatuh tidak terjadi ditandai dengan TTV
normal.

Anda mungkin juga menyukai