Anda di halaman 1dari 7

Definisi Batu Ginjal

Batu ginjal adalah sebuah benda padat seperti batu yang terjadi akibat pengkapuran
kristal hasil sekresi tubuh atau zat-zat sisa yang terjadi pengendapan. Paling sering batu ginjal
terbentuk oleh kalsium yang berlebihan didalam tubuh. Adanya Batu pada ginjal
menyebabkan nyeri yang luar biasa hebat, perdarahan pada urin karena adanya infeksi dan
bahkan bisa terjadi penyumbatan aliran kemih.

Penyebab terjadinya batu ginjal

Banyak faktor yang bisa menyebabkan batu ginjal namun Sebelum membahas
tentang Penyebab terjadinya batu ginjal. Kita harus kembali pada peran dan fungsi ginjal itu
sendiri. Karena ini berkaitan erat. Dalam sistem urinaria (sekresi) ginjal berfungsi untuk
melakukan penyaringan pada darah. Penyaringan ini berfungsi untuk menyeimbangkan kadar
mineral tubuh. Disaat tubuh kekurangan air ginjal menyumplai air melalui darah. Selebihnya
dibuang melalui ureter kekandung kemih dalam bentuk urin. Begitupun dengan jenis mineral
lain seperti vitamin-vitamin kalsium dan zat-zat lainnya. Vitamin memang dibutuhkan tubuh
tetapi jika terlalu banyak vitamin harus dikeluarkan oleh ginjal.

Dalam kasus ini kita ambil contoh kalsium. disaat kadar kalsium terlalu tinggi didalam
tubuh ginjal akan bekerja untuk mengeluarkan melalui urin. Namun apabila tingginya kadar
kalsium berlangsung secara terus menerus maka ginjal akan mengalami penurunan fungsi.
Sehingga zat kalsium pun menumpuk dan mengendap secara perlahan dan terbentuklah massa
padat yang disebut batu ginjal.
Selain karena tingginya kadar kalsium dalam tubuh penyebab batu ginjal juga dipengaruhi oleh
kurangnya kadar Sitrat yaitu suatu zat yang bisa menghambat pembentukan batu
kalsium. Pembentukan batu juga di pengaruhi oleh tinggi nya Kadar oksalat yaitu suatu zat
yang ikut mempengaruhi terbentuknya batu akibat kalsium.
Proses pembentukan batu ginjal terjadi secara bertahap. pengkristalan ini terjadi dalam waktu
yang lama. Mulai dari berukurangan kecil dan terus membesar hingga menyebabkan gangguan
fungsi ginjal. Kurangnya asupan air putih juga ikut mempengaruhi.
Proses pembentukan batu ini disebut Urolitiasis. Selain pada ginjal urolitiasis bisa saja
terjadi dalam kandung kemih yang disebut batu kandung kemih. Selain kalsium kadar asam
urat yang tinggi juga bisa menyebabkan batu ginjal asam urat. Beberapa penyakit ini juga
beresiko bisa menjadi faktor penyebab batu ginjal seperti penyakit sarkoidosis,
hiperparatiroidisme, panyakit kanker dan asidosis tubulus renalis.

Jenis-jenis Batu Ginjal

Batu ginjal adalah benda padat yang terbentuk di dalam ginjal, yang terdiri dari gabungan
kristal-kristal dari zat-zat terdapat dalam urin. Dalam kondisi kesehatan normal, tubuh
mempunyai mekanisme yang mengatur keseimbangan kimia urin sehingga bahan-bahan yang
ada di dalam urin tidak membentuk kristal. Namun karena alasan tertentu tubuh bisa saja tidak
mampu mengendalikan terbentuknya kristal dari bahan yang terkandung dalam urin.
Batu ginjal tidak homogen dan terdiri dari gabungan beberapa bahan kimia. Ada empat jenis
batu ginjal yang paling umum:

1. Batu Kalsium

Batu ginjal yang paling umum adalah batu kalsium, biasanya dalam bentuk kalsium oksalat.
Kalsium adalah bagian dari makanan sehat. Kalsium yang tidak digunakan tubuh (misalnya
untuk kesehatan tulang, otot, dsb) akan dibawa darah menuju ginjal. Kelebihan kalsium ini
akan dibuang melalui urin. Kadar oksalat tinggi dapat ditemukan pada beberapa jenis buah
dan sayuran. Hati kita juga menghasilkan oksalat. Faktor-faktor seperti menu makanan,
gangguan usus, kelainan metabolisma atau penyakit tertentu dapat meningkatkan
konsentrasi oksalat dalam urin. Batu kalsium juga bisa terjadi dalam bentuk kalsium fosfat
atau kalsium karbonat. Batu kalsium lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dan
biasanya muncul pada usia 20-30 tahun. Batu ginjal ini kadang kembali terjadi.

2. Batu Sistin

Sistin adalah jenis asam amino yang merupakan komponen yang penyusun otot, syaraf, dan
bagian-bagian lain tubuh. Meskipun jarang terjadi, batu sistin dapat terbentuk jika terlalu
banyak sistin menumpuk dalam urin. Batu sistin terjadi pada orang yang memiliki kelainan
yang disebut sistinuria. Sistinuria adalah kondisi dimana kadar sistin dalam urin lebih tinggi
dari normal karena masalah transportasi sistin di ginjal. Sistinuria menurun dalam keluarga
dan mempengaruhi pria maupun wanita.

3. Batu struvit
Struvit adalah senyawa ammonium magnesium fosfat. Batu jenis ini terbentuk dari mineral
magnesium dan ammonia hasil limbah. Batu struvit juga dikenal dengan sebutan batu
infeksi. Batu struvit terbentuk sebagai respon terhadap infeksi, misalnya infeksi saluran
kemih (urinary tract infection, UTI). Batu struvit dapat tumbuh dengan cepat dan menjadi
sangat besar (dibandingkan jenis batu ginjal lainnya) sehingga dapat menyumbat ginjal,
ureter, atau kandung kemih. Batu struvit kebanyakan ditemukan pada wanita yang memiliki
infeksi saluran kemih.

4. Batu Asam Urat

Batu asam urat dapat terbentuk jika terlalu banyak asam urat di dalam urin. Batu asam urat
dapat dialami orang yang mengalami dehidrasi, orang yang makan makanan berprotein
tinggi, dan orang yang memiliki asam urat tinggi. Faktor-faktor genetika dan kelainan
jaringan yang menghasilkan darah juga dapat mempengaruhi terbentuknya batu asam urat.
Batu asam urat lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

Selain keempat jenis batu ginjal di atas, ada juga jenis-jenis batu ginjal lainnya, namun
jarang sekali terjadi. Dengan mengetahui jenis batu ginjal dapat membantu memahami
faktor apakah yang mungkin telah menyebabkan terbentuknya batu ginjal pada seseorang
dan memberikan petunjuk mengenai apa yang harus dilakukannya untuk mengurangi resiko
terjadinya kembali batu ginjal tersebut.

Penatalaksanaan batu ginjal

Secara umum penatalaksanaan batu ginjal dapat dibagi dalam beberapa cara yaitu:

1. Medikamentosa

Pada dasarnya penatalaksanaan batu saluran kemih secara farmakologis meliputi dua
aspek:

a. Menghilangkan rasa nyeri/kolik yang timbul akibat adanya batu, dan

b. Menangani batu yang terbentuk, yaitu dengan meluruhkan batu dan juga mencegah
terbentuknya batu lebih lanjut (atau dapat juga sebagai pencegahan/profilaksis)

Panduan khusus dalam menatalaksana batu saluran kemih:

1. Pasien dengan dehidrasi harus tetap mendapat asupan cairan yang adekuat
2. Tatalaksana untuk kolik ureter adalah analgesik, yang dapat dicapai dengan pemberian
opioid (morfin sulfat) atau NSAID.

3. Pada pasien dengan kemungkinan pengeluaran batu secara spontan, dapat diberikan
regimen MET (medical expulsive therapy). Regimen ini meliputi kortikosteroid
(prednisone), calcium channel blocker (nifedipin) untuk relaksasi otot polos uretra dan
alpha blocker (terazosin) atau alpha-1 selective blocker (tamsulosin) yang juga
bermanfaat untuk merelaksasikan otot polos uretra dan saluran urinari bagian bawah.
Sehingga dengan demikian batu dapat keluar dengan mudah (85% batu yang berukuran
kurang dari 3 mm dapat keluar spontan).

4. Pemberian analgesik yang dikombinasikan dengan MET dapat mempermudah


pengeluaran batu, mengurangi nyeri serta memperkecil kemungkinan operasi.

Di bawah ini adalah obat yang dapat digunakan untuk menatalaksana batu saluran
kemih:

1. Opioid analgesik, berfungsi sebagai penghilang rasa nyeri. Dapat digunakan kombinasi
obat (seperti oxycodone dan acetaminophen) untuk menghilangkan rasa nyeri sedang
sampai berat.

2. Obat antiinflamasi non-steroid, bekerja dengan menghambat aktivitas COX yang


bertanggung jawab dalam sintesis prostaglandin (PGD) sebagai mediator nyeri.
Bermanfaat dalam mengatasi kolik ginjal.

- Ketorolac 30 mg IV (15 mg jika usia >65 tahun, gangguan fungsi ginjal atau BB
<50 kg) diikuti dosis 15 mg IV setiap 6 jam jika diperlukan. Dianjurkan untuk tidak
digunakan melebihi 5 hari karena kemungkinan tukak lambung.

- Ibuprofen 600-800 mg PO setiap 8 jam.

3. Kortikosteroid, merupakan agen antiinflamatorik yang dapat menekan peradangan di


ureter. Juga memiliki efek imunosupresif.

- Prednisone 10 mg PO dua kali sehari. Penggunaan prednisone dibatasi tidak boleh


melebihi 5-10 hari.

4. Calcium channel blockers, merupakan obat yang mengganggu konduksi ion Ca2+ pada
kanal kalsium sehingga menghambat kontraksi otot polos.
- Nifedipine 30 mg/hari PO extended release cap

5. Alpha blocker, merupakan antagonis dari reseptor α1-adrenergic. Dalam keadaan


normal reseptor α1-adrenergic merupakan bagian dari protein berpasangan protein G (G
protein-coupled receptor). Protein ini berfungsi dalam signaling dan aktivasi protein
kinase C yang memfosforilasi berbagai protein lainnya. Salah satu efeknya adalah
konstriksi otot polos; dengan adanya alpha blockers maka konstriksi otot polos (pada
saluran kemih) tersebut dihambat.

- Tamsulosine 0.4 mg tablet PO setiap hari selama 10 hari. Tamsulosin


merupakan alpha-1 blocker yang digunakan untuk memudahkan keluarnya batu
saluran kemih.

- Terazosin 4 mg PO setiap hari selama 10 hari.

6. Obat urikosurik, merupakan obat yang menghambat nefropati dan pembentukan


kalkulus oksalat.

- Allopurinol 100-300 mg PO setiap hari. Allopurinol merupakan obat yang


menghambat enzim xantin oksidase, suatu enzim yang mengubah hipoxantin
menjadi asam urat.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. PNL (Percutaneous Nephro Lithotomy)

Nefrolitotomy perkutan atau PNL adalah suatu tekhnik untuk mengeluarkan batu ginjal atau
batu pada ureter bagian atas yang berukuran sedang sampai besar dari saluran kemih melalui
suatu alat endoskopi ke sistem kalises melalui insisi pada kulit.

Standard PNL

Nefrolithotomy perkutan dilakukan dengan anestesi umum dan biasanya membutuhkan waktu
sekitar 3 – 4 jam untuk pengerjaannya. Insisi dibuat sepanjang 1 – 1,5 cm pada area flank, pada
sisi atas ginjal yang terdapat batu. Sebuah tabung dimasukkan melalui insisi yang telah dibuat
dengan bimbingan X-Ray. Sebuah nephroscope kemudian dimasukkan melalui tabung untuk
mencari batu, menghancurkannya menjadi fragmen-fragmen kecil dan mengeluarkannya dari
dalam tubuh. Litotriptor dapat digunakan untuk memecah batu sebelum dikeluarkan dengan
evakuator Ellik.
Sebuah kateter ditempatkan untuk menguras sistem saluran kemih melalui kandung kemih dan
tabung nefrostomi dari tempat insisi tersebut. Tujuannya adalah untuk membawa cairan dari
ginjal ke dalam kantong drainase. Kateter akan dicabut setelah 24 jam pasca operasi.

Persiapan Pra Percutaneous Nefro Lithotomy


ü Pemeriksaan fisik

ü Pemeriksaan darah lengkap

ü EKG

ü Tes metabolik

ü Tes urin

ü Tes pembekuan darah dan masa pendarahan

Selama nephrolitotomy percutaneous, ahli bedah memasukkan jarum melalu bagian belakang
pasien dan langsung menuju ke ginjal

Nephroscope yang mengunakan probe ultrasonik atau laser untuk memecah batu ginjal yang
besar

Potongan batu-batu yang disedot keluar dengan tabung nefrostomi

Komplikasi

1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Gagal mengangkat batu
4. Fistula arteriovenosus
5. Kerusakan organ atau jaringan sekitar tempat insisi

2. Open Nephrolithotomy atau Open Pyelolithotomy


Open nephrolithotomy adalah mengambil atau mengeluarkan batu dari ginjal dan open
pyelolithotomy adalah mengeluarkan batu dari pelvis ginjal. Kedua operasi ini dilakukan
dengan incisi 10-15 cm pada daera flank area (yaitu pada sisi tubuh antara costa dan panggul)
yang dapat memperlihatkan letak batu.

Operasi terbuka ini biasanya ditujukan atau diindikasikan untuk kasus dengan komplikasi, batu
yang sulit dikeluaran dengan prosedur non invasive atau less invasive,batu yang menyebabkan
block atau menyebabkan gejala nyeri dan infeksi recurent.

Operasi biasanya dilakukan dengan melakukan incisi pada flank area pada tempat yang palin
baik dimana batu dapat terlihat.

Drain kemudian ditempatkan untuk mengalirkan cairan dari daerah tersebut dan nephrostomy
tube ditempatkan pada ginjal melalui sayatan yang sama untuk mengeluarkan batu. Jika
diperlukan sayatan pada ureter maka perlu juga dilakukan pemasangan stent ureter.

Komplikasi:
a. Perdarahan
b. Striktur ureter

Anda mungkin juga menyukai