Anda di halaman 1dari 2

Alpha Girls menjadi Fenomena Sosial Jawa Timur

Alpha Girls adalah ajang pemilihan model/duta sekolah terbaik se-Jawa Timur, fenomena
sosial ini diadakan setahun sekali setiap bulan November, dan menjadi ajang utama dalam
konvensi YouthCon yang diadakan DBL. Acara tahunan ini disponsori oleh Brand Kosmetik
La Tulipe, berbeda dengan sponsor tahun sebelumnya yaitu Red – A. Walaupun persyaratan
mendaftar yang banyak dan proses seleksi yang ketat, masih banyak siswa perempuan yang
mendaftar dan meramaikan ajang ini. Ajang ini Sudah berlangsung sejak 2006, dan dianggap
banyak orang memiliki kualitas kompetisi melebihi banyak ajang serupa tingkat nasional.
Banyak pemenang atau finalisnya telah berkiprah di berbagai bidang, baik itu model, aktris,
maupun presenter televisi nasional. Pada awalnya, ajang ini bernamakan Deteksi Red – A
model saat debutnya pada 2006, mengikuti nama konvensi Jawa Pos saat itu, yaitu Detcon.
Namun, saat rebranding nama konvensi Jawa Pos dari DeteksiCon menjadi ZetizenCon pada
2016, nama ajang ini juga berubah dari Deteksi Red – A Model menjadi Zetizen Red – A
Model. Nama YouthCon sendiri baru dipakai pada tahun 2018 ini. Walapun terjadi rebranding
nama, inti dari ajang ini masih sama.

Pada tanggal 26 februari tahun 200, halaman DetEksi mulai terbit setiap hari sebagai bagian
dari Jawa Pos. Halaman ini merupakan halaman koran khusus anak muda yang pertama di
Indonesia, dikerjakan sepenuhnya oleh anak muda. Tanggal 11 maret 2001, DetEksi Party
pertama diselenggarakan untuk merayakan ulang tahun DetEksi Jawa Pos. Pameran DetEksi
tanggal 13- 15 oktober 2002, Mading Championship (sekarang Dig Idea Youthcon) untuk
SMA yang pertama diselenggarakan di Surabaya. Tanggal 17 juli - 7 agustus 2004, DetEksi
Basketball League (DBL), liga basket SMA yang pertama diselenggarkan di Surabaya.
Melihat peluang besar dari siswa siswi sma di jawa timur, azrul ananda memperlebar
sayapnya ke sektor sektor lain, seperti kecantikan. Sehingga muncullah ajang bertajuk Red-A
deteksi model pada tahun 2006 yang kemudian berubah menjadi zetizen red a model pada
tahun 2016 atau yang sekarang dikenal dengan Alpha Girls. Proses pemilihan Alpha Girl
dimulai dari pendaftaran, Dari ratusan siswi mewakili sekolahnya mendaftar, namun hanya
100 orang yg diterima aplikasinya. Seratus orang ini kemudian diundang untuk seminar
penggunaan make-up yang disponsori La Tulipe. Setelah itu diadakan penyisihan sehingga
tersisa 50 besar. Peserta yang tersisa akan melakukan fitting dress yang akan mereka gunakan
untuk photoshoot, lalu diadakan penyisihan lagi untuk mendapatkan 20 besar yang akan
tampil saat YouthCon. Di panggung utama YouthCon, 20 besar finalis Alpha Girls akan
berpidato dan menujukan bakat di depan juri. Saat hari final, 10 dari 20 finalis akan masuk ke
tahap tanya jawab, sehingga tersisa 5 finalis, dan pada akhirnya 3 finalis utama di babak
terakhir. Walaupun begitu, peserta 20 besar masih bisa memenangkan gelar model lainnya,
seperti Model Social Media, Best Talent, Most Active, Healthiest Hair, dan gelar – gelar
lainnya.

Tujuan utama ajang model Alpha Girls diadakan oleh tim DBL dan tim Jawa Pos adalah agar
anak muda jaman milenial ini bisa menjadi seorang influencer bagi teman – temannya agar
terus melakukan hal – hal yang positif. Tentu sebagai seorang influencer, mereka harus bisa
memberikan contoh dengan perilaku dirinya sendiri, karena itu syarat utama untuk menjadi
seorang Alpha Girl adalah kepribadian yang baik, berprestasi akademik dan non-akademik,
dan bisa mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal positif. Menurut Azrul Ananda,
founder dan CEO DBL Indonesia, kegiatan Alpha Girl ini memberi kesempatan bagi anak –
anak muda generasi sekarang yang berbakat untuk menunjukkan kemampuan mereka sebagai
seorang anak muda, yang nantinya diharapkan bisa memajukan kehidupan bangsa.

Buktinya, Ajang model sekolah Alpha Girl ini merupakan fenomena sosial yang sangat
berdampak bagi siswa SMA karena bisa menginspirasi generasi muda untuk mengembangkan
bakatnya dan menjadi pengaruh positif lingkungannya. Banyak siswi mendaftar menjadi
Alpha girls, baik dari Surabaya maupun dari luar kota seperti Malang dan Sidoarjo. Jumlah
siswi SMA yang mendaftar 3 tahun ini juga dapat dibilang luar biasa. Pada tahun 2016 dan
2017 terdapat lebih dari 500 siswi SMA mendaftar Red A. Sedangkan pada tahun 2018,
sekitar 300 siswi SMA mendaftar sebagai Alpha girls. Ajang Alpha Girl ini juga bagus untuk
anak muda yang ingin memasuki bidang model dan influencer. Maka dari itu, kita perlu
mendukung berjalannya kegiatan ini agar bisa memajukan bangsa dan menjadi pengaruh
positif bagi lingkungan sekitar.

Cis, kris, edo, rob, denise, jap, maretta, ct, glenn

Anda mungkin juga menyukai