Oleh:
Martina Hayuningtyas Asbanu, S. Farm., Apt
Instalasi Farmasi Rumah Sakit
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologis atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
manusia. (UU No 36 Tahun 2009). Setiap obat memiliki efek terapi dan efek samping yang dapat
timbul secara bersamaan dalam penggunaan obat dalam dosis lazim. Efek samping obat adalah
efek yang tidak diharapkan dari penggunaan obat tersebut. Efek samping obat yang terjadi pada
setiap pasien berbeda, karena setiap pasien memiliki tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap
obat. Perbedaan respon dan tanggapan pasien yang berbeda terhadap obat perlu mendapatkan
Kejadian efek samping obat sering terjadi dalam pelayanan kesehatan, namun masih kurang
Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pemahaman perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan tentang efek
samping obat?
Tujuan
Mengetahui gambaran pemahaman perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan tentang efek
samping obat.
Manfaat
1. Meningkatkan pemahaman perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan tentang efek
samping obat
2. Meningkatkan kewaspadaan perawat di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan tentang efek
samping obat.
5. Meningkatkan peran farmasi dalam melakukan kegiatan Monitoring Efek Samping Obat
TINJAUAN PUSTAKA
Adverse Drug Reactions (ADR) merupakan reaksi obat yang tidak diinginkan (bisa
termasuk berbahaya) yang diberikan dalam dosis standar dengan rute yang sesuai untuk tujuan
pencegahan, diagnosis, atau pengobatan. Beberapa reaksi dapat terjadi pada semua orang,
sedangkan beberapa kasus hanya terjadi pada pasien tertentu (rentan) (Edwards and Aronson,
2000).
Alergi obat merupakan reaksi imunologis yang menunjukkan kekhususan dan kambuh
pada paparan berulang oleh obat yang bersangkutan. Alergi obat adalah reaksi obat yang tidak
dapat diterangkan/tidak dapat diterangkan atau tidak dapat dihubungkan dengan efek
farmakologi obat tersebut yang memerlukan sensitisasi atau kontak sebelumnya dan
menghasilkan manifestasi reaksi alergi spesifik atau dapat dianggap berasal dari suatu
Farmakologi, 2009).
Klasifikasi Efek Samping Obat
Faktor yang menentukan terjadinya ESO antara lain adalah faktor obat (meliputi sifat
penderita (meliputi variabel fisiologik, patologik, keadaan alergi, predisposisi genetik); dan
faktor ekstrinsik lainnya (meliputi interaksi obat lain, penggunaan alkohol, lingkungan) (Staf
ESO tipe A atau ESO dose dependent adalah efek samping lanjutan dari efek farmakologi
obat yang normal. Reaksi ini timbul karena efek farmakologinya yang normal, tetapi
secara kuantitatif abnormal (berlebihan). ESO tipe A ini biasanya timbul pada penderita
yang sangat sensitif terhadap efek farmakodinamika obat. Gejala yang terjadi umumnya
tidak berat dan dapat berkurang dengan menurunkan dosis dari obat(Staf Pengajar
b. ESO tipe B
ESO tipe B (ESO dose independent) merupakan suatu respon efek samping obat yang
jarang terjadi dan tidak dapat diduga sebelumnya. Reaksi ini umumnya tidak berhubungan
dengan khasiat farmakologi obat, dan efek yang terjadi tidak bergantung pada dosis. Tipe
B ini biasanya berat, bahkan menyebabkan kematian dan pengurangan dosis tidak
bermanfaat untuk mengurangi efek samping. Oleh karena itu, solusinya adalah pemberian
obat harus segera dihentikan. Reaksi tipe B ini umumnya bersifat imunologik dan dapat
timbul sebagai syok anafilaktik atau hiperpireksi maligna (Staf Pengajar Departemen
Farmakologi, 2009).
c. ESO tipe C
ESO ini sulit dideteksi dan belum diketahui penyebabnya. Biasanya terjadi pada
Alergi obat adalah reaksi obat yang tidak dapat diterangkan atau tidak dapat dihubungkan
dengan efek farmakologi obat tersebut yang memerlukan sensitisasi atau kontak sebelumnya
dan menghasilkan manifestasi reaksi alergi spesifik atau dapat dianggap berasal dari suatu
mekanisme imunologik. Ciri-ciri reaksi alergi obat antara lain, berat ringannya gejala tidak
bergantung pada dosis obat, reaksi ini hanya terjadi secara ibdividual, gejala tidak ada kaitannya
dengan efek farmakodinamik obat, gejala berkaitan erat dengan gejala reaksi alergi (imunologi),
gejala timbul setelah lebih dahulu ada kontak, umumnya reaksi alergi obat merupakan respon
PEMBAHASAN
Analisa pemahaman perawat tentang efek samping obat dilakukan dengan teknik pengambilan
data berupa kuisioner yang dibagikan kepada perawat di masing-masing unit pelayanan di
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan. Populasi penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja
di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang, dengan jumlah sampel adalah 20% dari jumlah
kuisioner yang diedarkan 31.43% perawat tahu tentang efek samping obat, 55.71% perawat
mengerti tentang efek samping obat dan 12.56% perawat paham tentang efek samping obat.
31.43% perawat yang tahu tentang efek samping obat, memiliki pengetahuan tentang efek
samping obat, namun belum dapat membedakan efek samping obat dengan efek terapi obat,
belum dapat memberikan penanganan yang benar jika terjadi efek samping obat. 55.71%
perawat yang mengerti tentang efek samping obat, memiliki pengetahuan tentang efek samping
obat, dapat membedakan efek samping obat dan efek terapi obat, pernah menemukan terjadinya
efek samping obat dan menanganinya, namun penanganannya masih kurang tepat (pelaporan
dan pendokumentasian). Untuk 12.56% perawat yang paham tentang efek ssamping obat,
memiliki pengetahuan tentang efek samping obat, dapat membedakan efek samping dan efek
terapi obat, dapat memberikan contoh efek samping obat, pernah menemukan kejadian efek
samping obat dan dapat melakukan penanganan dengan benar dan sesuai dengan prosedur.
Pemahaman perawat tentang efek samping obat dipengaruhi oleh lama kerja perawat di Rumah
Sakit, hal ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja di lapangan mempengaruhi pengetahuan,
KESIMPULAN
SARAN
1. Perlu adanya pelatihan dan sosialisasi secara rutin kepada perawat tentang efek samping obat.
2. Perlu dibuat penandaan khusus bagi obat-obat yang sering menimbulkan efek samping
3. Perlu dibuat daftar obat yang sering menimbulkan efek samping dan cara penanganannya
5. Peran Farmasis / Apoteker dalam penanganan dan monitoring efek samping obat perlu
ditingkatkan
6. Adanya farmasi klinis yaitu Apoteker klinis yag\ng berada di ruang perawatan yang dapat
DAFTAR PUSTAKA