Maka barang siapa yang menganggap sama kedua jenis pengetahuan ini, berarti dia
menjadikan esensi dan sifat dari dua hall berlawan ini menjadi satu.dan hal itu adalah
kebodohan tertinggi
Penggunaan kata Ilmu,apabila dikaitkan baik untuk menyebut ilmu yang baharu, maupun
ilmu yang qadim, sebenarnya hanya karena kesamaan nama saja. Sebagaimana banyak
nama-nama yng digunakan untuk hal-hal yang berlawanan. Seperti kata jalal dikatakan
untuk arti besar dan kecil, dan sharim untuk menunjukkan terang dan gelap. Oleh sebab
itu , tidak ada definisi/batasan yang meliputti kedua ilmu ini seperti yang disangkakan
oleh para mutakallimin di zaman kita ini.
Kami membuat pembahasan tersendiri tentang persoalan ini, atas dorongan beberapa
sahabat. Dan bagaimana munngkin para filosof peripatik itu disangkakan (dituduh)
mengatakan bahwasanya Tuhan yg maha suci tidak mengetahui dengan ilmu qadimnya
hal-hal yang juziyyat, padahal mereka berpedanapat bahwa mimpi yang benar
mengandung peringatan-peringatan akan juziyyat yang bakal terjadi di masa mendatang,
dan bahwasanya ilmu yang meberi peringatan ini , yang terjadi ketika manusia tidur,
berasal dari ilmu yang azali yang menguasai dan memerintah seluruh alam.
Para filosof itu tiidak hanya b berpendapat bahwa tuhan tidak mengetahui juziyyat
dengan cara seperti manusia mengetahuinya, tetapi begitu juga dengan hal hal
kulliyat.karena sesuguhnya kulliyat ygkita ketauhi merupakan akibat dari maujud yang
kita ketahui.sedangkan pengetahuan tuhan justru sebaliknya.. Oleh sebab itu, apa yang
disimpulan oleh metode berfikr demosntratif bahwasanya ilmu Tuhan suci dari sifat2
kulli dan juz’i. ( melampaui hal2 kullii dan juz’i). Karena itu tdak ada ada makna/manfaat
berdebat tentang persoalan ini. Yakni menghukumi kafir atau tidaknya para fislof.