Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Berdasarkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2008-2027, dibutuhkan


kapasitas pembangkit listrik tak kurang dari 149 GW pada tahun 2027. Sementara itu saat
ini kapasitas pembangkit kita tak lebih dari 21 GW.

Fenomena inilah yang terjadi dalam pengadaan energi di Indonesia. Krisis energi menjadi
perhatian serius yang harus segera dicarikan solusinya. Negara dengan jumlah penduduk
terbesar ke-4 di dunia ini tentu membutuhkan pasokan energi listrik yang tidak sedikit
apalagi bahan bakar untuk keperluan sehari-hari yang semakin meningkat seiring
bertambahnya kebutuhan masyarakat Indonesia.

Mengapa krisis energi ini bisa terjadi?

Salah satu penyebabnya adalah terlalu besarnya ketergantungan penyediaan energi


Indonesia pada bahan bakar minyak. Saat ini, sebagian besar sumber energi yang
dieksploitasi di Indonesia berasal dari energi fosil, seperti minyak bumi dan batu bara.
Sedangkan bila dilihat dari sisi supply, sumur-sumur minyak yang ada di Indonesia sudah
sangat tua dan tidak layak lagi untuk dioperasikan. Ditambah lagi dengan semakin
berkurangnya kegiatan eksplorasi menyebabkan semakin berkurangnya produksi minyak
Indonesia. Penurunan kapasitas produksi ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1995,
dengan penurunan tercepat terjadi sekitar tahun 2002.

Melihat permasalahan krisis energi itu, harus ada penanganan yang lebih terarah agar
krisis energi yang terjadi tidak semakin parah, karena ketika sumber energi tidak dapat
diperoleh lagi maka banyak proyek-proyek industri, kegiatan pendidikan, sosial dan lain
sebagainya yang akan terhambat.

Dampak yang ditimbulkan dari krisis energi ini sudah mulai terasa di kalangan
masyarakat. Khusunya masyarakat kelas menengah ke bawah. Krisis bahan bakar berbasis
fosil ini telah berdampak pada melonjaknya harga bahan bakar. Tidak berhenti di situ saja.
Akibat melonjaknya harga bahan bakar dengan berbagai macam produk turunannaya harga
sembako ikut melambung. Akhirnya beban masyarakat semakin berat. Nasib masyarakatpun
semakin menderita.

Melihat dampaknya yang bisa semakin meluas mempengaruhi seluruh sektor kehidupan,
pemerintah Indonesia sedang melakukan upaya-upaya penanggulangan krisis tersebut.
Salah satu diantaranya adalah melakukan diversifikasi pemakaian sumber energi, dari yang
semula hanya memanfaatkan energi fosil, lalu diperluas dengan memanfaatkan energi
berbahan baku nabati sebagai sumber energi alternatif.
Kondisi seperti ini tentunya harus menjadi pemantik bagi para peneliti di Indonesia agar
bisa dengan cepat menemukan sumber energi yang lebih ramah lingkungan dan bisa
mengatasi krisis energi yang semakin mengkhwatirkan. Bila berharap pada bahan bakar fosil
tentunya kita akan semakin sulit mengimbangi harga minyak dunia yang semakin
melambung harganya. Karena pada saat ini Indonesia sudah mulai mengandalkan impor
minyak dari negara lain. Tidak lagi sebagai negara pengekspor minyak seperti beberapa
tahun lalu.

Dengan demikian, dalam mengatasi krisis energi di Indonesia tidak cukup bila hanya
mengandalkan satu sumber energi alternatif saja, kita harus bisa menemukan banyak
sumber energi alternatif yang terbarukan agar pasokan bahan bakar dan listrik untuk dalam
negeri bisa terjamin keberadaanya.

1.2 TUJUAN

Tujuan secara umum adalah untuk mengetahui sejauh mana krisis energi di indonesia , serta
menemukan sumber energi alternativ untuk pembagkit listrik yang saat ini masih ketergantungan
terhadap bahan bakar fosil.

Tujuan secara khusus adalah memanfaatkan potensi indonesia sebagai negara strategis yang berada
diantara dua samudra yaitu samudra hindia dan samudra pasifik serta bentuk negaranya yang
berupa kepulauan menjadikan indonesia memiliki garis pantai terpanjang ke – 4 di dunia . sehingga
indonesia berpotensi membangun pembangkit tenaga listrik tenaga ombak atau gelombang laut
atau sering di sebut ocean wave power. Oleh karena itu makalah ini dibuat agar tercipta suatu
konsep teknologi yang ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan masyarakat indonesia
terhadap bahan bakar fosil .

1.3 RUMUSAN MASALAH

Masalah – masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah :

1. Pengertian energi
2. Jenis – jenis energi
3. Potensi energi gelombang laut di indonesia
4. Konsep teknologi yang akan di gunakan untuk mengatasi masalah ini
5. Manfaat yang akan di dapatkan dari teknologi ini
BAB II

PEMBAHASAN

2. ENERGI

2.1 PENGERTIAN ENERGI

Dalam fisika, energi adalah properti fisika dari suatu objek, dapat berpindah melalui
interaksi fundamental, yang dapat diubah bentuknya namun tak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan. Joule adalah satuan SI untuk energi, diambil dari jumlah yang diberikan pada
suatu objek (melalui kerja mekanik) dengan memindahkannya sejauh 1 meter dengan gaya
1 newton.

Kerja dan panas adalah 2 contoh proses atau mekanisme yang dapat memindahkan
sejumlah energi. Hukum kedua termodinamika membatasi jumlah kerja yang didapat
melalui proses pemanasan-beberapa diantaranya akan hilang sebagai panas terbuang.
Jumlah maksimum yang dapat digunakan untuk kerja disebut energi tersedia. Sistem seperti
mesin dan benda hidup membutuhkan energi tersedia, tidak hanya sembarang energi.
Energi mekanik dan bentuk-bentuk energi lainnya dapat berpindah langsung ke bentuk
energi panas tanpa batasan tertentu.

Ada berbagai macam bentuk-bentuk energi, namun semua tipe energi ini harus memenuhi
berbagai kondisi seperti dapat diubah ke bentuk energi lainnya, mematuhi hukum
konservasi energi, dan menyebabkan perubahan pada benda bermassa yang dikenai energi
tersebut. Bentuk energi yang umum diantaranya energi kinetik dari benda bergerak, energi
radiasi dari cahaya dan radiasi elektromagnetik, energi potensial yang tersimpan dalam
sebuah benda karena posisinya seperti medan gravitasi, medan listrik atau medan magnet,
dan energi panas yang terdiri dari energi potensial dan kinetik mikroskopik dari gerakan-
gerakan partikel tak beraturan. Beberapa bentuk spesifik dari energi potensial adalah energi
elastis yang disebabkan dari pemanjangan atau deformasi benda padat dan energi kimia
seperti pelepasan panas ketika bahan bakar terbakar. Setiap benda yang memiliki massa
ketika diam, memiliki massa diam atau sama dengan energi diam, meski tidak dijelaskan
dalam fenomena sehari-hari di fisika klasik.

Menurut neraca massa-energi, semua bentuk energi membutuhkan massa. Contohnya,


menambahkan 25 kilowatt-jam (90 megajoule) energi pada objek akan meningkatkan
massanya sebanyak 1 mikrogram; jika ada timbangan yang sebegitu sensitif maka
penambahan massa ini bisa terlihat. Matahari mengubah energi potensial nuklir menjadi
bentuk energi lainnya; total massanya akan berubah ketika energi terlepas ke sekelilingnya
terutama dalam bentuk energi radiasi.

Meskipun energi dapat berubah bentuk, namun hukum kekekalan energi menyatakan
bahwa total energi pada sebuah sistem hanya berubah jika energi berpindah masuk atau
keluar dari sistem. Hal ini berarti tidak mungkin menciptakan atau memusnahkan energi.
Total energi dari sebuah sistem dapat dihitung dengan menambahkan semua bentuk energi
dalam sistem tersebut. Contoh perpindahan dan transformasi energi adalah pembangkitan
listrik, reaksi kimia, atau menaikkan benda.
Organisme hidup juga membutuhkan energi tersedia untuk tetap hidup; manusia misalnya,
membutuhkan energi dari makanan beserta oksigen untuk memetabolismenya. Peradaban
membutuhkan pasokan energi untuk berbagai kegiatan; sumber energi seperti bahan bakar
fosil merupakan topik penting dalam ekonomi dan politik. Iklim dan ekosistem bumi juga
dijalankan oleh energi radiasi yang didapat dari matahari (juga energi geotermal yang
didapat dari dalam bumi.

2.2 JENIS – JENIS ENERGI

2.2a Energi kinetik

Energi kinetik adalah bagian energi yang berhubungan dengan gerakan suatu benda.

Ek = ∫ 𝑣 . dp

Persamaan diatas menyatakan bahwa energi kinetik (Ek) sama dengan integral dari dot
product kecepatan (v) sebuah benda infinitesimal momentum benda.

2.2b Energi potensial

Berlawanan dengan energi kinetik, yang adalah energi dari sebuah sistem dikarenakan
gerakannya, atau gerakan internal dari partikelnya, energi potensial dari sebuah sistem
adalah energi yang dihubungkan dengan konfigurasi ruang dari komponen-komponennya
dan interaksi mereka satu sama lain. Jumlah partikel yang mengeluarkan gaya satu sama lain
secara otomatis membentuk sebuah sistem dengan energi potensial. Gaya-gaya tersebut,
contohnya, dapat timbul dari interaksi elektrostatik (lihat hukum Coulomb), atau gravitasi.

2.2c Energi dalam

Energi dalam adalah jumlah dari semua elemen energi mikroskopik yang ada pada sistem.
Energi dalam merupakan energi yang dibutuhkan untuk menciptakan sistem. Energi dalam
berhubungan dengan energi potensial, seperti struktur molekul, struktur kristal, gerak
partikel, dan aspek geometri lain. Termodinamika berfokus pada perubahan energi dalam,
namun bukan nilai absolutnya.

2.3 TERMODINAMIKA

Hukum termodinamika

Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa energi dan aliran panas merupakan
bentuk perpindahan energi. Untuk sistem homogen, dengan suhu dan tekanan yang telah
ditentukan, rumus penurunan dari hukum pertama, bahwa sistem yang hanya berdasar dari
gaya tekanan dan perpindahan panas (misalnya silinder penuh berisi gas), perubahan
diferensial energi dalam sistem dirumuskan dengan

,
dengan suku pertama di sebelah kanan adalah panas yang dipindahkan ke dalam sistem,
dinyatakan dalam temperatur T dan entropi S (nilai entropi naik dan perubahan dS bernilai
positif ketika sistem dipanaskan, dan suku terakhir di sebelah kanan adalah kerja yang
dilakukan pada sistem, dimana tekanan P dan volume V (tanda negatif berasal dari kompresi
pada sistem yang membutuhkan kerja yang dilakukan pada sistem sehingga perubahan
volume, dV, bernilai negatif ketika kerja dilakukan pada sistem).

Persamaan ini sangat spesifik, mengabaikan semua energi kimia, listrik, nuklir maupun
gravitasi. Rumus umum hukum pertama termodinamika nilainya tetap valid meskipun pada
situasi dimana sistem tidak homogen. Untuk kasus ini, perubahan energi dalam pada sistem
tertutup dinyatakan dengan

dengan adalah panas yang masuk dalam sistem dan adalah kerja yang dilakukan
pada sistem.

3. POTENSI PEMANFAATAN TENAGA OMBAK DI INDONESIA

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas perairan hampir 60% dari luas wilayahnya,
tentu memiliki garis pantai yang sangat panjang. Badan Informasi Geospasial (BIG)
menyebutkan, total panjang garis pantai Indonesia adalah 99.093 kilometer, hampir 100 kali
panjang Pulau Jawa! Dengan garis pantai yang panjang tersebut, potensi energi ombak
sangat besar. Energi yang dihasilkan ombak ini, jika dimanfaatkan tentu bisa menjadi
sumber energi yang sangat besar.

Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) pada tahun 2011 telah mendata potensi energi listrik
yang bisa dihasilkan ombak. Arus pasang surut memiliki potensi teoretis sebesar 160
Gigawatt (GW), potensi teknis 22,5 GW, dan potensi praktis 4,8 GW . Sungguh besar, bukan?
Akan tetapi, di manakah potensi itu berada?

Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan
Pemerintah Norwegia sejak tahun 1987, didapat jika banyak daerah-daerah pantai
Indonesia yang berpotensi sebagai pembangkit listrik bertenaga ombak. Lokasinya tersebar
di sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa, di atas Kepala Burung Irian Jaya, dan sebelah barat
Pulau Sumatera yang sangat sesuai untuk menyuplai energi listrik.
4. KONSEP TEKNOLOGI OCEAN WAVE POWER

Teknoligi ini memanfaatkan naik turunya permukaan ombak, jadi saat keadaan ombak
tertinggi tabung udara akan terangkat sehingga pompa hidrolik ikut bergerak naik, sementara
apabila keadaan ombak rendah maka pompa hidrolik ikut bergerak turun. Gerakan pompa
yang naik turun ini lah yang akan di gunakan untuk mengerakakan turbin sehingga generator
akan bergerak dan menghasilkan arus listrik .

4.1 Rincian biaya

Saya menghitung biaya pembuatanya berdasarkan model miniatur atau bukan dalam
keaadaan yang sebenarnya

Bahan :

1. Untuk kolam ombak buatan ukuran ( 200 cm x 100 cm x 50 cm ) ( P x L x T)

Di butuhkan sekitar plat arcrilic bening ukuran 200 cm x 100 cm sebanyak 2 lembar seharga
Rp . 500.000

Lem silikon 1 tabung seharga Rp. 150 .000

10 motor listrik DC (Direc current) plus Fan seharga Rp. 100.000

Kabel serabut ukuran kecil : Rp 3000 per meter


2. Untuk tabung mengunakan plat besi galvanis seharga Rp. 200.000 untuk ukuran 50 cm x 50
cm.
3. Generator dc seharga Rp. 350.000
4. Untuk turbin plat aluminium dgn ketebalan 0,5 mm ukuran 50 cm x 50 cm seharga Rp 50.000

Jadi untu keseluruhan biaya nya sekitar Rp. 1.350.000 ,00 (untuk ukuran miniatur ).

4.2 Jadwal atau rencana pembuatan

Tahap pengerjaan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


Pembuatan kolam ombak buatan 
Pembuatan tabung udara 
Pembuatan turbin 
Pemasangan generator 
Percobaan rangkaian 

5 . MANFAAT DARI TEKNILOGI INI

Adapun manffat yang diperoleh dari teknologi ini adalah :

1. Penghematan terhadap bahan bakar fosil.


2. Dapat terpenuhinya kebutuhan listrik di pulau – pulau terluar indonesia.
3. Tidak menghasilkan limbah atau ramah linkungan bila di bandingkan dengan teknologi
nuklir.

6 . PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadipokok bahasan dalam makalah
ini, tentu nya masih banyak kekurangan dan kelemahan nya, kerena terbata nya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budi man dusi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurna nya makalah ini dan dan penulisan makalah
dikesempatan-kesempatan berikut nya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
6. KAJIAN PUSTAKA
1. Google .com
2. Wikipedia . org
3. National geograpic chanel
4. DW indonesia ( Deutsche Welle Indonesia program kerjasama informasi teknologi jerman
dengan TVRI).
5. Departemen kelautan dan perikanan indonesia
6. Pelamis POWER scotlandia
MAKALAH KONSEP TEKNOLOGI

OCEAN WAVE POWER TECNOLOGY

DI SUSUN OLEH :
FAJAR SUMARNO
EGI DESTA ARDIAN
JOKO RIYANTO

UNIVERSITAS GUNADARMA

Anda mungkin juga menyukai