Anda di halaman 1dari 6

C.

strategi pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan berasal dari kata bahasa Inggris “empowerment”, yang secara harfiah bisa

kita artikan sebagai “pemberkuasaan”, dalam arti pemberian atau peningkatan “kekuasaan”

(power) kepada masyarakat yang lemah ataupun masyarakat tidak beruntung

(disadvantage).Parson et.al. (1994:112-113) menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya

dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan bahwa proses

pemberdayaan terjadi dalam relasi satu lawan satu antara pekerja sosial dan klien dalam setting

pertolongan perseorangan. Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya

diri dan kemampuan diri klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan. Namun demikian,

tidak semua intervensi pekerjaan sosial dapat dilakukan melalui kolektivitas. Dalam beberapa

situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual; meskipun pada gilirannya

strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber

atau sistem lain di luar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan

melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, dan makro.

Secara konseptual, pemberdayaan harus mencakup enam hal sebagai berikut:

 Learning by doing. artinya, pemberdayaan merupakan proses belajar dan tindakan konkrit

yang terus-menerus, yang dampaknya dapat kita lihat atau terukur.

 Problem solving. pemberdayaan mesti memberikan output atau berhasil menjadi unsur

utama pemecahan masalah yang krusial dengan pendekatan serta waktu yang tepat.

 Self evaluation, proses pemberdayaan mesti mampu memberikan dorongan seseorang atau

kelompok tersebut melakukan evaluasi secara mandiri.


 Self development and coordination. Artinya proses pemberdayaan harus mendorong

supaya warga atau seseorang mampu menggembangkan diri secara mandiri dan bisa

melakukan koordinasi dengan pihak terkait lainnya secara lebih luas.

 Self Selection. Proses pemberdayaan mesti bisa memberikan “pertumbuhan” (kaderisasi)

dalam diri kelompok sehingga bisa melakukan pemilihan dan penilaian secara mandiri

ketika menetapkan langkah-langkah selanjutnya.

 Self Decisim. Proses pemberdayaan harus mampu memberikan kepercayaan diri pada

warga ketika memilih tindakan yang tepat dan memutuskan sesuatu secara mandiri.

A. Arras makro

Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar (large systemstrategy), karena

sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan,

perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen

konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi Sistem Besar memandang klien

sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan

untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.

B. Perumusan kebijakan

Menurut Dunn (2000:132), perumusan kebijakan (policy formulation) adalah

pengembangan dan sintesis terhadap alternatif-alternatif pemecahan masalah.

Menurut Islamy dalam buku Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara (2000:77-

101) mengemukakan pendapatnya bahwa ada langkah dalam proses pengambilan

kebijakan publik, yaitu:


1. Perumusan Masalah (defining problem).

Pemahaman terhadap masalah dapat membantu menemukan asumsi-asumsi Yang

tersembunyi, mendiaognosis penyebab-penyebabnya, memetakan tujuan-tujuan

yang memungkinkan, memadukan pandangan yang bertentangan dan rancangan

peluang kebijakan baru.

2. Agenda Kebijakan

Sekian banyak problema-problema umum yang muncul hanya sedikit yang

mendapat perhatian dari pembuat kebijakan publik. Pilihan dan

kecondongan perhatian pemuat kebijakan menyebabkan timbulnya agenda

kebijakan

3. Pemilihan Alternatif Kebijakan untuk memecahkan Masalah

Setelah masalah-masalah publik didefinisikan dengan baik dan para perumus

kebijakan sepakat untuk memasukan masalah tersebut ke dalam agenda kebijakan,

maka langkah selanjutnya adalah membuat pemecahan masalah. Menurut Winarno

(2002:83) dalam tahap ini para perumus kebijakan akan berhadapan dengan

alternatif-alternatif pilihan kebijakan untuk memecahkan masalah tersebut

4. Tahap Penetapan Kebijakan

Setelah salah satu dari sekian alternatif kebijakan diputuskan, untuk di ambil

sebagai cara memercahkan masalah kebijakan, maka tahap paling akhir dalam

pembuat kebijakan adalah penetapan kebijakan, sehingga mempunyai kekuatan

hukum yang mengikat. Proses pembuatan kebijakan tidak dapat dipisahkan dengan

proses penetapan atau pengesahan kebijakan.


C. Perencanaan sosial

Perencanaan sosial adalah kegiatan untuk mempersiapkan masa depan kehidupan

masyarakat. Secara Ilmiah yang bertujuan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya

hambatan. Perencanaan sosial lebih bersifat preventif oleh karena kegiatannya merupakan

pengarahan-pengarahan dan bimbingan sosial mengenai cara-cara hidup masyarakat yang

lebih baik. Akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat akan besar

pengaruhnya dalam kehidupan, baik positif maupun negatif.

Fungsi perencanaan pada dasarnya adalah suatu proses pengambilan keputusan

sehubungan dengan hasil yang diinginkan, dengan penggunaan sumber daya dan

pembentukan suatu sistem komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian

hasil akhir serta perbandingan hasil-hasil tersebut dengan rencana yang di buat.

Secara sosiologis, perencanaan ini didasarkan pada perincian pekerjaan yang harus

dilakukan dalam rangka mempersiapkan masa depan yang lebih baik dari pada

sebelumnya.

Proses Perencanaan Sosial

Proses perencanaan sosial dikarakteristikan sebagai :

a. strategic

b. consultative

c. participatory

d. negotiate

e. developmental
D. Peranan perencanaan sosial

di definisikan sebagai perencaaan untuk melakukan perubahan struktur masyarakat.

Perencanaan sosial selalu dihubungkan dengan pencapaian keadilan sosial dalam

hubungannya dengan masalah sosial, kebijakan sosial, dan perubahan struktur sosial.

E. Kampanye

Secara etimologi kata kampanye berasal dari bahasa Perancis, yaitu “Campaign” yang

artinya lapangan, operasi militer. Istilah kampanye banyak digunakan untuk berbagai

kegiatan, baik itu dalam pemasaran bisnis, pemilihan pemimpin (PILPRES, PILKADA),

kegiatan sosial, dan berbagai kegiatan lainnya.Kampanye adalah sebuah tindakan dan

usaha yang bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan

oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian

suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga

dilakukan guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian. Dalam sistem

politik demokrasi, kampanye politis berdaya mengacu pada kampanye elektoral

pencapaian dukungan, di mana wakil terpilih atau referenda diputuskan.

Unsur kampanye :

a. Kegiatan kampanye bertujuan untuk menciptakan dampak atau efek tertentu

b. Sasaran kampanye adalah khalayak dalam jumlah yang besar

c. Kegiatan kampanye umumnya fokus dalam waktu tertentu

d. Kampanye dilakukan melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir

Anda mungkin juga menyukai