badan lemas selama 7 hari ini. Keluhan dirasakan setiap hari dan dirasa makin berdebar debar
saat melakukan aktivitas berat seperti mencangkul di sawah. Pasien sebelumnya
Seorang laki laki berusia 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan jantung berdebar-debar dan
badan lemas selama 7 hari ini. Keluhan dirasakan setiap hari dan dirasa makin berdebar debar
saat melakukan aktivitas berat seperti mencangkul di sawah. Pasien sebelumnya sudah ada
riwayat sakit gagal jantung akibat karena katub jantung yang bocor karena saat kecil pasien
pernah menderita sakit demam reumatik. Dokter sudah sarankan untuk kontrol rutin dan tidak
boleh aktifitas berat. Dan minum obat pengencer darah seumur hidup yang digunakan untuk
mencegah penyakit stroke. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 130/80
mmHg, frekuensi nadi 90 x/menit irreguler, frekuensi napas 20 x/menit, temperatur 36,7 oC.
Pada pemeriksaan EKG didapatkan hasil sebagai berikut:
STEP 2
1. mengapa keluhan pasien jantungnya berdebar – debar pada saat aktivitas berat ?
STEP 3
1. Mengapa keluhan pasien jantungnya berdebar – debar pada saat aktivitas berat ?
Asas conconi : hubungan antara frekuensi denyut jantung liner pada aktifitas
Pada orang yang normal : ketika latihan tinggi maka hormone epinefrin (Berhubungan
dengan saraf simpatis) tinggi, tetapi ada sistem pengaturan untuk mempertahankan
tekanan darah agar tetap normal dikarenakan parasimpatis juga terangsang
Pada saat patologis : pada arterosklerosis pembulu darah kaku sehingga tidak bisa
melakukan vasodilatasi sehingga tekanan darah menjadi tinggi berhubungan dengan
kerja jantung yang akan menjadi cepat
Irama :
Regularitas : Iregular
Frekuensi : 80 x / menit (Iregular : lead II, 30 kotak besar ada berapa kompleks QRS x 10, Regular
: Lead II, 1500/kotak kecil jarak antara R)
Gelombang p : Ada tapi sulit dinilai
Interval PR : Tidak dapat dinilai (dari awal P sampai awal R)
Kompleks QRS :
Interval :
Axis :
Zona transisi : (tinggi R dan S yang sama normalnya di V3 / V4)
Q patologis :
LVH :
RVH :
Segmen ST : (ST elevasi / depresi )
Glomban T : (T tall, T inversi, T flat)
Kesimpulan : atrial fibrilasi
6. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari scenario tersebut ?
Aryhtmia dan atau diysryhitmia
7. Apa etiologi dari scenario tersebut ?
Demam reumatik
8. Apa saja gejala dan tanda pada scenario ?
Gejala : Jantung berdebar – debar saat aktifitas berat, lemas,
Tanda : Nadi ireguler
9. apa tatalaksana dari kasus di scenario diatas ?
10. apa pemeriksaan penunjang dari kasus scenario diatas ?
11. Apa hubungan demam reumatik dengan penyakit pada scenario ?
a. Mengapa keluhan pasien jantungnya berdebar – debar pada saat aktivitas berat ?
Katub jantung bocor darah dari atrium ke ventrikel sedikit karena katup atrium ke
ventrikel kaku darah ke ventrikel sedikit keseluruh tubuh juga sedikit darah dipompa ke
suluruh tubuh berkurang O2 Kurang menyebabkan lemas diperparah saat dia beraktifitas
bera jantung semakin berdetak kencang/ berdebar debar
patologis : ketika sinyal tidak dihantarkan nodus SA bisa dari atrium/vena paru
tanpa melewati nodus SA impuls akan menyebar ke seluruh atrium tanpa
terkendali jadi, bisa 300x/menit(frekuensinya bisa normal, cepat, atau lambat).
Ketika atrium memompa sangat cepat sehingga terkjadi sinyal berlebih dg irama
irreguler, membuat atrium berdetak snagat cepat. Ketika atrium berdetak sangat
cepat bisa sampai ke nodus AV, sh nodus AV tidak dapat menyebarkan impuls,
sehingga nodus AV bisa kolaps dan nodus AV menyebabkan ventrikel memompa
sangat cepat,sedangkan atrium memompa sangat cepat dmn yg seharusnya terjadi
ketika atrium memompa ventrikel berelaksasi dan kebalikannya. Sehingga irama
pada jantung berbeda : atrial fibrilasi.
Laju ventrikel :
rapid > 100 bpm
Normo 60 – 100 bpm
Slow <60bpm
e. Serat furkinje bisa jadi lebih kuat dikarenakan lebih sensitive dibandingkan nodus
SA, (serat furkinje tereksitasi)
3. mengapa dokter menghitung stratifikasi resiko stroke serta resiko perdarahan pada pasien ?
Katub jantung mengalami kekakuan darah tidak bisa ke ventrikel, aliran darah
stasis memicu trombo emboli stroke merupakan komplikasi dari atrial fibrilasi
4. Bagaimana patofisiologi dari scenario diatas ?
ketika sinyal tidak dihantarkan nodus SA bisa dari atrium/vena paru tanpa
melewati nodus SA impuls akan menyebar ke seluruh atrium tanpa terkendali
jadi, bisa 300x/menit(frekuensinya bisa normal, cepat, atau lambat). Ketika atrium
memompa sangat cepat sehingga terkjadi sinyal berlebih dg irama irreguler,
membuat atrium berdetak snagat cepat. Ketika atrium berdetak sangat cepat bisa
sampai ke nodus AV, sh nodus AV tidak dapat menyebarkan impuls, sehingga
nodus AV bisa kolaps dan nodus AV menyebabkan ventrikel memompa sangat
cepat,sedangkan atrium memompa sangat cepat dmn yg seharusnya terjadi ketika
atrium memompa ventrikel berelaksasi dan kebalikannya. Sehingga irama pada
jantung berbeda : atrial fibrilasi.
Obesitas
Selain menjadi faktor resiko untuk penyakit jantung koroner, obesitas dapat meningkatkan
resiko terkena aritmia jantung.
Diabetes
Resiko terkena penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi akan meningkat akibat
diabetes yang tidak terkontrol. Selain itu, gula darah rendah (hypoglycemia) juga dapat
memicu terjadinya aritmia.
Obstructive Sleep Apnea
Obstructive sleep apnea disebut juga gangguan pernapasan saat tidur. Napas yang
terganggu, misalnya mengalami henti napas saat tidur dapat memicu aritmia jantung dan
fibrilasi atrium.
Ketidakseimbangan Elektrolit
Zat dalam darah seperti kalium, natrium, dan magnesium (disebut elektrolit), membantu
memicu dan mengatur impuls elektrik pada jantung.
Tingkat elektrolit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memengaruhi impuls elektrik
pada jantung dan memberikan kontribusi terhadap terjadinya aritmia jantung.
Terlalu Banyak Minum Alkohol
Terlalu banyak minum alkohol dapat memengaruhi impuls elektrik di dalam jantung serta
dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya fibrilasi atrium (atrial fibrillation).
Penyalahgunaan alkohol kronis dapat menyebabkan jantung berdetak kurang efektif dan
dapat menyebabkan cardiomyopathy (kematian otot jantung).
Konsumsi Kafein atau Nikotin
Kafein, nikotin, dan stimulan lain dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan
dapat berkontribusi terhadap resiko aritmia jantung yang lebih serius.
Obat-obatan ilegal, seperti amfetamin dan kokain dapat memengaruhi jantung dan
mengakibatkan beberapa jenis aritmia atau kematian mendadak akibat fibrilasi ventrikel
(ventricular fibrillation).
Proses infeksi demam dan segala jenis infeksi
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa
Peter Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ; 1994.
Digolongkan menjadi 2 faktor yaitu:
a. Gangguan pada jantung itu sendiri, meliputi:
Peradangan jantung, misalnya deman reumatik, miokarditis karena infeksi
Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner, spasme(tegang) arteri
koroner, iskemi miokard, infark miokard)
Akibat gagal jantung
Akibat kardiomiopati
Karena penyakit degenerasi misalnya fibrosis sistem konduksi jantung
b. Gangguan yang bukan dari jantung itu sendiri, meliputi:
Trauma (perdarahan)
Intoksikasi obat misalnya digitalis (hiper atau hipokalemia)
Gangguan pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung
Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat
Gangguan endokrin (hipertiroidisme)