RPS 10
“Pentingnya Evaluasi Pelatihan dan Melakukan Evaluasi Pelatihan ”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pelatihan & Pengembangan SDM
Oleh :
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi pelatihan merupakan sebuah penilaian atas training yang telah terlaksana, evaluasi
pelatihan merujuk pada proses mengumpulkan hasil-hasil yang diperlukan untuk menentukan
apakah suatu pelatihan efektif atau tidak. Yadapadithaya (2001) dalam penelitian yang berjudul
“Evaluating Corporate Training and Development : An Indian Experience” mengemukakan
bahwa bentuk dasar evaluasi pelatihan adalah perbandingan objektif dengan pengaruh-
pengaruhnya untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh pelatihan telah mencapai tujuannya.
Maka dari itu, Pokok pembahasan RPS 10 Pentingnya evaluasi pelatihan dan melakukan evaluasi
pelatihan membahas tentang :
1. Pentingnya evaluasi pelatihan SDM
2. Proses evaluasi pelatihan secara garis besar
3. Evaluasi hasil pelatihan
4. Menentukan kesesuaian program pelatihan
5. Studi kasus
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
4) Menunjukkan pada stakeholders manfaat suatu kebijakan. Apabila tidak dilakukan
evaluasi terhadap suatu kebijakan, para stakeholders, terutama kelompok sasaran tidak
mengetahui secara pasti manfaat dari suatu kebijakan atau program.
5) Agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Evaluasi kebijakan bermanfaat untuk
memberikan masukan bagi proses pengambilan kebijakan yang akan datang agar tidak
mengulangi kesalahan yang sama, dan diharapkan lebih baik.
3
1) Reaksi (reaction)
Bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan (peserta pelatihan) terhadap
program pelatihan.
2) Pembelajaran (learning)
Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana daya serap peserta pelatihan pada materi
pelatihan yang telah diberikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Biasanya
dilakuakn pengujian sebelum dan sesudah pelatihan yang dikenal dengan pre-test dan
post-test.
3) Perilaku (behavior)
Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta pelatihan mengaplikasikan materi yang
telah dipelajari pada saat kembali ke aktivitas pekerjannya.
4) Hasil (results)
Bertujuan untuk menguji dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau organisasi
secara keseluruhan.
4
perubahan tingkah laku atau keterampilan ( behavior or skill change level ), (4) tingkatan
dampak atau organisasi ( outcome or organizational level ).
1) Tingkatan reaksi, reaksi para peserta direkam dalam bentuk umum yang disebut
sebagai happy sheet. Reaksi para peserta meliputi, (1) aktivitas yang dilakukan selama
pelatihan, seperti: memahami masalah melalui membaca materi pelatihan atau
memperhatikan penjelasan instruktur, mengemukakan gagasan melalui diskusi atau
presentasi, aktif bertanya pada instruktur dan (2) tentang perasaan, pemikiran /keinginan
dan reaksi peserta tentang pelaksanan pelatihan, pelatih dan lingkungan lingkungan
pelatihan. Data dapat juag diperoleh melalui observasi /rekaman dan penyebaran
kuesioner yang selanjutnya diisi oleh peserta.
2) Tingkatan pembelajaran, mengidentifikasi apa yang telah dipelajari peserta. Di
dalam CBT tingkatan ini dikenal sebagai assesment phase. Hasil akhir yang dapat
diperoleh dari evaluasi ini adalah umpan balik tentang bagaimana hasil pelatihan setelah
peserta bekerja kembali di tempat kerja asalnya.
3) Tingkatan perubahan tingkah laku atau keterampilan , memusatkan perhatian pada
perubahan yang telah terjadi sebagai hasil dari pelatihan yang telah diikuti. Para peserta
diobservasi oleh atasannya yang akhirnya menghasilkan laporan kemajuan peserta
tersebut.
4) Tingkatan dampak, berkaitan dengan dampak pelatihan bagi organisasi secara signifikan
berhubungan dengan peningkatan kinerja organisasi dan tujuan strategis organisasi.
menentukan apakah dengan diadakannya pelatihan akan menolong ( dalam Mathis dan Jackson,
2006). Tujuan dari penentuan kebutuhan yaitu untuk mengumpulkan sebanyak mungkin
informasi yang relevan gunamengetahui dan menentukan apakah perlu tidaknya pelatihan dan
Menurut Cut Zurnali (2004) Berikut ada tiga sumber analisis dalam kebutuhan pelatihan
5
a. Analisis Organisasional
analisis organisasional. Sebuah bagian penting dari perencanaan SDM strategis organisasional
adalah identifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang akan di butuhkan di
masa depan seiring berubahnya pekerjaan dan organisasi baik kekuatan internal maupun
eksternal akan mempengaruhi pelatihan dan harus dipertimbangkan ketika melakukan analisis
organisasional.
dari karyawan yang ada dan kurang terdidiknya kelompok tenaga kerja dimana pekerja baru
diambil, harus dihadapi lebih dahulu sebelum kebutuhan pelatihan tersebut menjadi kritis.
daya yang ada dan lingkungan organisasi yang sesuai dengan realita, dalam menganalisis tujuan
organisasi perlu memperhatikan pertanyaan “where is training and development needed and
where is it likely to be succesfull within an organization?”. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
melakukan survei mengenai sikap pegawai terhadap kepuasan kerja, persepsi pegawai, dan sikap
pegawai dalam administrasi. Selain itu pula dapat menggunakan turnover, absensi, kartu
pelatihan, data perencanaan pegawai dan lain sebagainya (Wexley dan Latham, dalam Anwar
Dari beberapa konsep yang diungkapkan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis
6
organisasi lebih menitikberatkan pada analisis tujuan organisasi dan kebutuhan pelatihan dan
pengembangan di lihat dari aspek organisasi itu sendiri. Cara-cara memperoleh informasi-
informasi dalam menganalisis dapat dilakukan melalui angket, wawancara, atau pengamatan.
b. Analisis Tugas
Deskripsi-deskripsi pekerjaan merupakan sumber data yang penting pada kegiatan ini (Mondy,
2008). Terkait pula dengan apa saja yang harus diajarkan atau diberikan dalam pelatihan agar
para karyawan yang bersangkutan mampu melakukan pekerjaan secara efektif. Analisis tugas
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003) tujuan utama analisis tugas adalah untuk memperoleh
informasi tentang :
3) Tugas-tugas yang seharusnya dilakukan, tetapi belum atau tidak dilakukan karyawan.
4) Sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan
Berdasarkan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa analisis tugas menitikberatkan
pada memeriksa persyaratan tugas yang diperlukan untuk keberhasilan melakukan setiap
c. Analisis Orang
Kegiatan ini merupakan langkah untuk menentukan kebutuhan pelatihan dan pengembangan
7
individual. Pertanyaan-pertanyan yang relevan adalah, “siapa yang perlu dilatih?” dan
“Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan jenis apa yang dibutuhkan para karyawan?”
(Mondy, 2008). Lebih lanjut disebutkan bahwa pendekatan paling umum dalam membuat
analisis individual tersebut adalah dengan menggunakan data penilaian kerja (Mathis dan
Jackson, 2006). Dalam beberapa contoh, sistem informasi SDM yang baik dapat digunakan
tertentu. Untuk menilai kebutuhan- kebutuhan melalui proses penilaian kinerja, kekurangan
dalam kinerja seorang karyawan harus lebih dulu ditentukan dalam sebuah tinjauan formal.
Dari ketiga jenis analisis seperti diuraikan diatas diharapkan akan keluar status kemampuan
atau yang lebih tepat dikatakan kinerja (performance) pada karyawan, dan seterusnya dapat
menyimpulkan hasil analisis haruslah berhati-hati, perlu dicermati apakah benar kinerja yang
ditemukan dari analisis tersebut terapinya harus diselenggarakan program pelatihan atau tidak.
Perencana keuangan yang bercita-cita berpartisipasi dalam pembelajaran online dan tatap
muka selama sepuluh minggu pertama program. Di kelas, instruktur memberikan pengetahuan
8
tentang keuangan, keuangan produk, dan penjualan. Juga, untuk meningkatkan keterampilan
penjualan dan layanan pelanggan, peserta didik terlibat dalam permainan peran. Sembilan bulan
ke depan dari program ini mencakup bimbingan dan pengalaman di tempat kerja. Pelajar bekerja
dengan perencana keuangan dalam praktik mereka, memberikan saran nyata kepada klien.
Selama sembilan bulan ini, peserta didik diberikan pelatihan di tempat kerja, pengembangan
profesional, dan pelatihan kepatuhan lengkap. Setelah berhasil menyelesaikan program, pelajar
mencapai status yang memungkinkan mereka untuk memulai sendiri bergabung dengan salah
satu praktik keuangan pribadi AMP. Hasil apa yang harus dikumpulkan AMP untuk menentukan
efektivitas Program Career Changer? Desain evaluasi apa yang harus digunakan? Jelaskan
pilihan hasil dan desain Anda.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary. 2010. Edisi Kesepuluh. MSDM. PT. Indeks, Jakarta Barat.
Neo, Raymon A 2017, Employee Training and Development, ME. Graw-Hill.
10