Anda di halaman 1dari 75

BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan dibidang kesehatan menjadi salah satu prioritas utama


mengingat di Kabupaten Sukabumi pada saat ini termasuk salah satu daerah
dengan Indeks Pembangunan Manusianya masih relatif sedang, oleh karena itu
diharapkan dengan melalui penerapan PPK-BLUD UPT Puskesmas Tamanjaya
Kabupaten Sukabumi, akan terpacu untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan
di bidang kesehatan kepada masyarakat sehingga dapat mendukung terhadap
peningkatan nilai Indeks Pembangunan Manusia.
Tujuan utama penerapan PPK-BLUD ini adalah untuk meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap masyarakat secara lebih efektif dan efisien, sejalan
dengan praktek bisnis yang sehat yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan
kewenangan yang didelegasikan oleh Bupati Sukabumi. Diharapkan melalui
kebijakan ini masyarakat akan semakin mudah untuk mendapatkan pelayanan
yang berkualitas, terutama pada pelayanan yang berkaitan dengan kebutuhan
dasar masyarakat yaitu bidang kesehatan.
Sejalan dengan pergeseran paradigma PPK-BLUD UPT Puskesmas
Tamanjaya, sebagai layanan publik dan layanan pasar, maka Puskesmas harus
dikelola secara entepreneur bukan secara birokratik lagi. Untuk itu Puskesmas
perlu melakukan perubahan mendasar sehingga lebih mandiri dan mampu
berkembang menjadi lembaga yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan
(customer satisfaction).
Adanya reformasi pengelolaan keuangan Negara dengan terbitnya
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
memberikan angin segar bagi Puskesmas untuk pengelolaan yang lebih baik
ke depan. Di dalam pasal 68 dan 69 Undang-undang tersebut, diatur suatu
koridor baru dalam pengelolaan keuangan negara, yaitu Badan Layanan
Umum atau disingkat BLU. Sebagai aturan pelaksanaannya, terbitlah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007.
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum BLU/BLUD dibentuk untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. UU Nomor 1
tahun 2004 mengelompokkan Puskesmas sebagai Badan Layanan Umum
Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas DTP
Nagrak 1
Daerah (BLUD), yaitu suatu instansi di lingkungan pemerintah daerah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan
dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas. Puskesmas DTP Tamanjaya akan menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan BLUD (PPK-BLUD), yaitu pola pengelolaan keuangan yang
memberikan fleksibilitas, berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-
praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah
pada umumnya. Puskesmas yang telah menerapkan PPK-BLUD dapat lebih
leluasa menentukan keputusan-keputusan strategis dengan memperhatikan dan
menjalankan praktik bisnis yang sehat, dikelola oleh orang-orang yang profesional
sehingga diharapkan Puskesmas mampu bertahan bahkan bersaing dan atau
mandiri dengan tetap sinergi dengan program-program pelayanan kesehatan
yang ditetapkan pemerintah.
Sesuai surat Direktorat Jenderal Keuangan Daerah Kementrian Dalam
Negeri Nomor : 420/1116/Kedua tanggal 17 Nopember 2011, hal pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) disebutkan bahwa
Puskesmas dapat menetapkan PPK–BLUD sepanjang memenuhi persyaratan
substanstif, teknis dan adminstratif sebagaimana dipersyaratkan pada
Permendagri Nomor 61 Tahun 2007. Persyaratan administrastif sebagaimana
dijelaskan pada pasal 11 Permendagri tersebut salah satunya adalah Pola Tata
Kelola.
Pola Tata Kelola ini disusun dan disampaikan kepada Pemerintah
Kabupaten Sukabumi, untuk memenuhi salah satu ketentuan ditetapkannya
Puskesmas DTP Nagrak menjadi PPK - BLUD. Pada Bab pendahuluan ini akan
dikemukakan hal-hal yang berkenaan dengan Pengertian, Prinsip-prinsip dan
Tujuan Penerapan PPK-BLUD.
Untuk dapat menerapkan status PPK-BLUD maka Puskesmas harus
mengajukan persyaratan administrasi, yang harus dipenuhi oleh Puskesmas
sesuai dengan Permendagri No 61 tahun 2007 Pasal 11 adalah sebagai berikut ;
1. Surat Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan,
keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;
2. Pola Tata Kelola;
Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas DTP
Nagrak 2
3. Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017;
4. Standar Pelayanan Minimum (SPM);
5. Laporan Keuangan pokok atau Proyeksi Laporan keuangan;
6. Laporan Audit Terakhir atau Penyataan bersedia untuk diaudit secara
independen.

A. Pengertian Pola Tata Kelola


Berdasarkan Pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61
Tahun 2007 tentang Pola Tata Kelola yang merupakan peraturan internal
SKPD atau Unit Kerja yang akan menerapkan PPK BLUD. Selanjutnya
dalam pasal 31 dan 32 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 disebutkan,
BLUD beroperasi berdasarkan Pola Tata Kelola atau peraturan internal,
yang memuat antara lain:
a. Struktur organisasi; menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas,
fungsi, tanggung jawab, dan wewenang dalam organisasi.
b. Prosedur kerja; menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar
posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi.
c. Pengelompokan fungsi yang logis; menggambarkan pembagian yang
jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang
sesuai dengan prinsip pengendalian internal dalam rangka efektifitas
pencapaian organisasi.
d. Pengelolaan sumber daya manusia; merupakan pengaturan dan
kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi
pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk
mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif, dan
produktif.

B. Prinsip – Prinsip Tata Kelola


Prinsip – prinsip yang digunakan dalam penerapan pola tata kelola
pada PPK-BLUD Puskesmas Tamanjaya. berdasarkan Permendagri no. 61
tahun 2007, pasal 31 ayat 2 yang meliputi Transparansi, Akuntabilitas,
Responsibilitas dan Independensi.
1. Transparansi yaitu mengikuti asas keterbukaan yang dibangun atas
dasar kebebasan arus informasi mengenai BLUD secara langsung dapat
diterima bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas DTP
Nagrak 3
2. Akuntabilitas yaitu pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada BLUD dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
3. Responsibilitas yaitu kesesuaian atau kepatuhan kedalam pengelolaan
Organisasi terhadap prisip – prinsip bisnis yang sehat serta perundang
undangan
4. Independensi yaitu keadaan dimana BLUD dikelola secara profesional
tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan nilai – nilai
etika.

C. Tujuan Pola Tata Kelola


Tujuan Pola Tata Kerja Puskesmas DTP Nagrak sesuai dengan
Permendagri No. 61 pasal 3 yaitu: bertujuan meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat, untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas-
tugas pemerintah dan atau pemerintah daerah dalam memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

D. Sumber Referensi Pola Tata Kelola


Sumber referensi untuk menyusun Pola Tata Kelola Puskesmas DTP
Nagrak antara lain adalah :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang Dewan
Pengawas pada Badan Layanan Umum.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
d. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman
Organisasi Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
f. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 163 Tahun 2013, Tentang Perubahan
atas Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 472 Tahun 2011 Tentang
Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas DTP
Nagrak 4
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Dasar di Lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi.
g. RPJMD sedang berproses

E. Perubahan Pola Tata Kelola


Pola tata kelola Puskesmas DTP Tamanjaya akan direvisi apabila
terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan pola tata kelola Puskesmas sebagaimana disebutkan di atas dan
sesuai kebutuhan internal Puskesmas, serta disesuaikan dengan fungsi,
tanggung jawab, dan kewenangan organisasi Puskesmas serta perubahan
lingkungan.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas DTP


Nagrak 5
BAB II
STRUKTUR TATA KELOLA

A. Struktur Tata Kelola


PPK-BLUD Puskesmas DTP Tamanjaya adalah Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, yang bertanggung jawab
terhadap pembangunan kesehatan serta berperan dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Dengan demikian PPK-BLUD Puskesmas DTP Tamanjaya merupakan
salah satu Puskesmas yang berfungsi sebagai penyelenggara upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Pada bab ini akan diuraikan mengenai pembentukan dan susunan
organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi. Pada Dinas Daerah
dapat dibentuk UPTD untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan penunjang yang mempunyai wilayah kerja 1
(satu) atau beberapa Desa dalam satu Kecamatan.

B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi mengacu
pada Peraturan Bupati Nomor 65 Tahun 2012, yaitu sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
a. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari:
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, membawahi:
a) Subbagian Umum dan Kepegawaian;
b) Subbagian Keuangan; dan
c) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
3) Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
a) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan;
b) Seksi Promosi dan Sarana Kesehatan; dan
c) Seksi Kefarmasian dan perbekalan kesehatan.
4) Bidang Kesehatan Keluarga, membawahi:
a) Seksi Kesehatan Ibu dan Bayi;
Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas DTP
Nagrak 6
b) Seksi Kesehatan Anak dan Usia Lanjut; dan
c) Seksi Gizi Keluarga.
5) Bidang Kesehatan Lingkungan, membawahi:
a) Seksi Pengendalian Kualitas Lingkungan Permukiman;
b) Seksi Pengendalian Penyehatan Lingkungan Tempat-tempat
Umum (TTU), Industri dan Tempat Pengelolaan Makanan
(TPM); dan
c) Seksi Pengendalian Kualitas Air dan Lingkungan Umum.
6) Bidang Pengendalian Penyakit, membawahkan:
a) Seksi Pengamatan Penyakit;
b) Seksi Pencegahan Penyakit; dan
c) Seksi Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Matra.
7) Bidang Regulasi kebijakan kesehatan
a) Seksi Kebijakan Kesehatan;
b) Seksi Akreditasi dan Pendayagunaan Sarana Kesehatan;
c) Seksi akreditasi Sumber daya Kesehatan.
8) UPTD; dan
9) Kelompok Jabatan Fungsional.
a) Pada Dinas dapat dibentuk UPTD untuk melaksanakan sebagian
kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan penunjang yang
mempunyai wilayah kerja 1 (satu) atau beberapa kecamatan.
b) UPTD merupakan unsur pelaksana teknis operasional Dinas
Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
c) Pengaturan mengenai nomenklatur, jumlah dan jenis, susunan
organisasi, tugas dan fungsi UPTD ditetapkan dengan Peraturan
Bupati tersendiri.
d) UPTD dan UPT yang mempunyai wilayah kerja Kecamatan
dalam pelaksanaan tugasnya secara operasional
dikoordinasikan oleh Camat.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas DTP


Nagrak 7
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI NO 12 TAHUN 2012
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI.

KEPALA DINAS
SEKRETARIAT

SUBBAGIAN SUB.BAGIAN
SUBBAGIAN PERENCANAAN,
UMUM DAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN EVALUASI &
PELAPORAN
KELOMPOK BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG
BIDANG REGULASI KEBIJAKAN
JABATAN PELAYANAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN KESEHATAN
FUNGSIONAL KELUARGA PENYAKIT
SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI
KESEHATAN IBU PENGENDALIANKUALITAS
SEKSI
PELAYANAN PENCEGAHAN LEGISLASI KEBIJAKAN
KESEHATAN DASAR DAN BAYI LINGKUNGAN PERMUKIMAN
SEKSI KESEHATAN
PENYAKIT SEKSI
DAN KHUSUS SEKSI PENGENDALIAN PENYEHATAN
SEKSI LINGKUNGAN TEMPAT- AKREDITASI DAN
KESEHATAN ANAK PENDAYAGUNAAN
PROMOSI KESEHATAN TEMPAT UMUM, INDUSTRI DAN SEKSIPENGAMATAN
DAN USIA LANJUT TEMPAT PENGELOLAAN SARANAKESEHATAN
SEKSI PENYAKIT DAN SEKSI
SEKSI MAKANAN
PENGENDALIAN KUALITAS AIR KESEHATAN MATRA AKREDITASI SUMBER
GIZI KELUARGA DAN LINGKUNGAN UMUM SEKSI DAYA KESEHATAN
PEMBERANTASAN
SEKSI PENYAKIT
KEFARMASIAN DAN
PERBEKALAN
KESEHATAN UPTD

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak 8


2. Struktur organisasi Puskesmas
Pola Struktur organisasi di PPK-BLUD Puskesmas DTP Tamanjaya
mengacu kepada Permenkes nomor 75 tahun 2014, adalah sebagai
beikut :
1. Kepala Puskesmas.
2. Kasubag Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu kepala
Puskesmas dalam pengelolaan :
a. Sistem Informasi Puskesmas;
b. Kepegawaian;
c. Keuangan;
d. Rumah Tangga.
3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional yang terdiri dari :
a. Penanggungjawab UKP (Unit Kesehatan Perorangan),
Kefarmasian dan Laboratorium terdiri dari:
 Pelayanan pemeriksaan umum (termasuk Lansia, MTBS);
 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut;
 Pemeriksaan KIA/KB yang bersifat UKP;
 Layanan gawat darurat;
 Pelayanan gizi klinik;
 Pelayanan PONED;
 Pelayanan Kefarmasian; dan
 Laboratorium/Penunjang.
b. Penanggungjawab UKM Esensial dan Perkesmas; terdiri dari:
 Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS;
 Pelayanan kesehatan lingkungan;
 Pelayanan KIA/KB Komunitas;
 Pelayanan gizi Kesmas;
 Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit P2
penyakit);
 Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS)
c. Penanggungjawab UKM pengembangan; Terdiri dari:
 Pelayanan kesehatan jiwa;
 Pelayanan UKGMD;
 Pelayanan Kesehatan Tradisional;
 Pelayanan Kesehatan. Olah Raga;

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas DTP


Nagrak 9
 Pelayanan Kesehatan. Indera;
 Pelayanan Kesehatan. Lansia;
 Pelayanan Kesehatan Kerja;
 Pelayanan Upaya kesehatan lainnya,
 Pelayanan HIV / AID
d. Penanggungjawab Jaringan Pelayanan.
 Puskesmas Pembantu;
 Puskesmas Keliling;
 Bidan di Desa;
 Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas DTP


Nagrak 10
LAMPIRAN II :Permenkes No 75 Tahun 2014
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PPK-BLUD PUSKESMAS DTP TAMANJAYA

Kepala Puskesmas

Kepala Tata Usaha

1. Sistem Informasi Puskesmas


2. Kepegawaian
3. Keuangan
4. Rumah Tangga

Penanggungjawab Jaringan
Pelayanan Puskesmas
Unit Pelaksana Teknis Fungsional

Penanggung jawab UKP, Penanggung jawab UKM Penanggung jawab UKM


kefarmasian Esensial Pengembangan
dan Laboratorium dan Perkesmas

Puskesmas Pembantu Pemeriksaan Umum (termasuk Promkes dan UKS Kesehatan Jiwa
Lansia, MTBS)

Puskesmas Keliling Pemeriksaaan Gigi dan Mulut Kesling UKGMD

Pemeriksaan KIA/KB dan KIA/KB Komunitas Kes. Tradisional Komplementer


Bidan di Desa
Persalinan
Gizi Kesmas Kesehatan Olahraga
Jejaring Faskes Pelayanan Gawat darurat

P2 penyakit Kesehatan Indera


Pelayanan Gizi Klinik

PERKESMAS Kesehatan Lansia


Pelayanan Rawat Inap/PONED

Kesehatan Kerja
Pelayanan Kefarmasian

Upaya Kesehatan lainnya


Laboratorium/Penunjang

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak 11


Uraian Tugas Kepala UPTD PPK-BLUD Puskesmas DTP Tamanjaya
(1) UPTD Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok memimpin,
mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kesehatan di lingkup
Kecamatan.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala UPTD
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan dan pengolahan bahan dalam penyusunan rencana teknis
operasional pembinaan, pengembangan serta pengendalian terhadap
pelaksanaan program pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di lingkup
Kecamatan;
b. Pelaksanaan pembinaan, pengembangan serta pengendalian terhadap
pelaksanaan program pusat kesehatan masyarakat di lingkup Kecamatan.
c. Pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi; dan
d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi.
(3) Uraian tugas Kepala UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah sebagai
berikut:
a. Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kebijakan umum Dinas di wilayah
kerjanya;
b. Mengumpulkan dan mengolah data basis program kesehatan di lingkup
Kecamatan;
c. Menyiapkan bahan, menyusun dan melaksanakan program kesehatan di lingkup
Kecamatan berdasarkan kebijakan teknis, sasaran dan program kerja badan serta
kondisi dinamis masyarakat di wilayah kerjanya;
d. Menyiapkan bahan dan mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas
sesuai dengan bidang tugas.
e. Menyiapkan bahan dan menyusun kebijakan teknis penyelenggaraan Puskesmas.
f. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengelolaan ketatausahaan Puskesmas.
g. Menyiapkan bahan dan melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan untuk
pengendalian pelaksanaan rencana strategis dan rencana kerja UPTD
Puskesmas.
h. Menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi dan analisis hasil kerja guna
pengembangan rencana strategis dan rencana kerja UPT Puskesmas.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


12
i. Menyiapkan bahan dan melaksanakan upaya kesehatan dasar wajib meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif di bidang upaya kesehatan
lingkungan, upaya kesehatan ibu, anak dan KB, upaya perbaikan gizi masyarakat
dan upaya pencegahan serta pemberantasan penyakit menular.
j. Menyiapkan bahan dan melaksanakan upaya kesehatan pengembangan meliputi
: upaya kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan
mata, upaya kesehatan telinga, upaya kesehatan jiwa, upaya kesehatan olah raga,
upaya kesehatan tradisional, upaya kesehatan kerja dan lainnya.
k. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan peran serta masyarakat di
bidang kesehatan.
l. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya.
m. Menyiapkan bahan dan melaksanakan kegiatan rujukan medis dan kesehatan
masyarakat secara berjenjang.
n. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pemungutan retribusi daerah di lingkungan
Puskesmas.
o. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pelayanan kesehatan lanjutan yang
meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat inap
dan pertolongan persalinan normal untuk Puskemas Rawat Inap.
p. Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan indikator dan pengukuran
kinerja penyelenggaraan Puskesmas.

q. Menyiapkan bahan dan melaksanakan sosialisasi pelayanan puskesmas.

r. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan program kesehatan di


wilayah kerjanya;
s. Melaksanakan koordinasi dengan lembaga/organisasi terkait;
t. Mendistribusikan tugas kepada staf dan/atau fungsional sesuai dengan bidang
tugasnya;
u. Memberi petunjuk kepada staf dan/atau fungsional untuk kelancaran pelaksanaan
tugasnya;
v. Memeriksa hasil kerja staf dan/atau fungsional serta menyelia kegiatan staf
dan/atau fungsional untuk mengetahui kesesuaiannya dengan rencana kerja;
w. Mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan tugas staf dan/atau fungsional
penyuluh berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan;
x. Mengevaluasi pelaksanaan tugas staf melalui sasaran kerja pegawai (SKP) untuk
mengetahui prestasi kerjanya dan sebagai bahan pembinaan serta upaya tindak
lanjut;

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


13
y. Menyusun dan/atau memeriksa konsep-konsep surat yang diajukan oleh bawahan
untuk memperoleh konsep surat yang benar;
z. Melaporkan pelaksanaan tugas dalam lingkup program kesehatan di lingkup
Kecamatan, secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai kebutuhan kepada pimpinan
dan camat di wilayah kerjanya;
aa. Memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan sesuai bidang tugasnya; dan
bb. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
(4) Kepala UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di lingkup Kecamatan
membawahkan Subbagian Tata Usaha.
Uraian Tugas Subbagian Tata Usaha
a. Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (4) dipimpin oleh
seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
UPTD, yang mempunyai tugas pokok merencanakan teknis operasional dan
melaksanakan kegiatan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan program serta kelembagaan dan ketatalaksanaan.
b. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala
Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, valuasi dan
pelaporan pelaksanaan program serta kelembagaan dan ketatalaksanaan;
b. Pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, kepustakaan, kehumasan,
protokol, barang milik daerah/aset dan rumah tangga kedinasan;
c. Pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi; dan
d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi.
c. Uraian tugas Kepala Subbagian Tata Usaha adalah sebagai berikut:
a. Membantu Kepala Unit Pelaksana Teknis dalam menyusun dan melaksanakan
kebijakan UPTD di lingkup kerjanya;
b. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan lingkup Subbagian Tata Usaha
UPTD;
c. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan program serta kelembagaan dan ketatalaksanaan;
d. Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat, kearsipan, kepustakaan,
kehumasan dan protokol;

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


14
e. Melaksanakan administrasi berkenaan dengan penggunaan, penyimpanan,
pendistribusian dan inventarisasi barang milik daerah/aset di lingkup UPTD;
f. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana UPTD;
g. Melaksanakan pengurusan rumah tangga, kebersihan, ketertiban dan keamanan
ruang kerja serta lingkungan UPTD;
h. Melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat, Daftar Penilaian Sasaran kerja
pegawai (SKP), Daftar Urut Kepangkatan (DUK), sumpah/janji pegawai, gaji
berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai;
i. Melaksanakan penyiapan rencana pegawai yang akan mengikuti ujian dinas dan
izin/tugas belajar;

j. Melaksanakan penyiapan data dan bahan lainnya yang diperlukan dalam


pengelolaan dan pembinaan kepegawaian serta disiplin pegawai;
k. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas staf;
l. Membagi tugas kepada staf sesuai dengan bidang tugas masing-masing;
m. Memberi petunjuk kepada staf untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
n. Menyelia kegiatan staf di lingkungan subbagian Tata Usaha untuk mengetahui
kesesuaiannya dengan rencana kerja masing-masing;
o. Mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan tugas staf berdasarkan rencana
kerja yang ditetapkan;
p. Mengevaluasi pelaksanaan tugas staf melalui sasaran kerja pegawai (SKP) untuk
mengetahui prestasi kerjanya dan sebagai bahan pembinaan serta upaya tindak
lanjut;
q. Menyusun dan/atau memeriksa konsep surat dinas berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
r. Melaporkan pelaksanaan tugas secara lisan, tertulis, berkala atau sesuai
kebutuhan kepada pimpinan;
s. Memberi saran dan pertimbangan kepada pimpinan menyangkut bidang tugasnya;
dan
t. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan, sesuai
dengan bidang tugas pokok dan fungsinya.

C. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja setiap proses pengelolaan manajerial dan pelayanan telah
didokumentasikan dalam Standard Operating Procedure (SOP). SOP merupakan acuan
bagi seluruh karyawan PPK-BLUD Puskesmas DTP Tamanjaya dalam melaksanakan
pekerjaan. Acuan pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian vital dalam pengelolaan

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


15
PPK-BLUD Puskesmas DTP Tamanjaya, dan diharapkan merupakan suatu standar baku
dalam proses bisnis Puskesmas sehingga pelayanan kepada seluruh pengguna dapat
mencapai standar yang diinginkan.
SOP PPK-BLUD Puskesmas DTP Tamanjaya dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat, baik pelayanan manajemen, pelayanan medis, maupun
pelayanan non medis telah ditetapkan oleh Pejabat Pengelola Puskesmas.
SOP ini telah didokumentasikan, disosialisasikan, dan diimplementasikan di
setiap instalasi dan unit kerja lainnya. Dengan adanya SOP ini diharapkan pelaksanaan
atau proses kinerja dan layanan pada setiap unit kerja dapat dilaksanakan dengan baik
dan dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil kinerja dari setiap
proses kinerja. SOP yang telah ditetapkan, secara ringkas uraiannya adalah sebagai
berikut:
A. Pelayanan Manajemen (Kepegawaian, Keuangan, Rumah Tangga Dan Sistem
Informasi Puskesmas)
1. Prosedur Pelayanan Kepegawaian
Perencanaan sumber daya Kesehatan merupakan pengaturan dan
pengambilan kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan untuk
rekruitmen sumber daya masyarakat Kesehatan berdasarkan kebutuhan
ketenagaan di Puskesmas. Untuk PNS perencanaan dan rekruitmen melalui
Dinas Kesehatan, dan untuk Non PNS perencanaan dan rekruitmen oleh
Puskesmas sesuai peraturan yang berlaku

2. Prosedur Pelayanan Keuangan


a. Prosedur tata usaha dan akuntansi Pendapatan BLUD Puskesmas.
b. Prosedur tata usaha keuangan Akuntansi Belanja BLUD Puskesmas
bersumber dari :
1) Jasa Layanan;
2) Hibah;
3) Hasil kerjasama sama dengan lain;
4) APBD;
5) APBN;
3. Prosedur Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kesehatan (Rumah Tangga)
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan tindakan
pemeliharaan atau perbaikan terhadap sarana dan prasarana
kedokteran/kesehatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan atau
berdasarkan laporan dari pengguna, baik dilakukan sendiri atau oleh pihak
lain, dan pembuatan laporan penyelesaian pekerjaan. Prosedur

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


16
pemeliharaan sarana dan prasarana selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran SOP.
4. Prosedur Infomasi Puskesmas terintegrasi dengan Sistem Pencatatan
Pelaporan Puskesmas SP3.
Standar Operasional Prosedur pelayanan manajemen memberikan
pelayanan kepada kegiatan pelayanan dan penunjang kesehatan
Puskesmas, agar seluruh personil yang terlibat dalam menjalankan
tugasnya sesuai uraian tugas yang telah ditetapkan. Untuk itu proses-proses
manajemen harus dijalankan dengan cepat, tepat dan akurat. Standar
Operasional Prosedur manajemen terdiri dari Standar Operasional Prosedur
pada kepegawaian umum, pelaporan dan rekam medis, keuangan dan lain-
lain.
Simpus, pada prinsipnya adalah alat bantu untuk mengolah data yang ada di puskesmas.
Pada tahap awal yang telah saya kembangkan adalah Simpus untuk kunjungan rawat jalan.
Secara umum alur data di semua puskesmas hampir sama (atau pasti sama), kecuali untuk
beberapa proses administrasi yang pasti antar satu daerah berbeda dengan daerah yang lain.
Ada beberapa daerah membutuhkan karcis untuk mengecek jumlah kunjungan, sementara
daerah lain cukup dengan laporan rekapitulasi kunjungan.
Secara umum, alur pelayanan pasien (sebagai target data Simpus) di puskesmas adalah
sebagai berikut :
1. Pasien datang ke puskesmas. Beberapa puskesmas menyediakan nomor antrian, baik
berupa kertas bertuliskan nomer urut antri, atau bahkan yang sudah digital, dengan
memijit tombol antrian. Tapi ada juga puskesmas yang percaya pada kesadaran
pasien sendiri untuk antri sehingga tidak perlu menyerobot urutan kedatangan orang
lain.
2. Pasien akan dipanggil sesuai urutan untuk didaftar di loket pendaftaran. Pada proses
ini, dicatat nomer rekam medis pasien, jenis pembayaran yang akan dikenakan
(UMUM, BPJS, JAMKESDA, PKH, dll) atau dibuatkan nomer rekam medis kalau
pasien baru pertama kali berkunjung.
3. Pasien menunggu, sementara petugas akan mencari rekam medis pasien yang
bersangkutan di ruang catatan medis, untuk diberikan ke unit pelayanan tempat pasien
ingin berobat.
4. Pasien dipanggil bu dokter (atau pak dokter) bisa juga oleh perawat.
5. Pasien diperiksa, dicatat anamnesis dan lain-lain, termasuk diagnosis, obat yang
diberikan dan tindakan medis kalau ada.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


17
6. Pasien keluar, sementara dari unit pelayanan membuat resep untuk diberikan ke
ruang obat.
7. Pasien dipanggil untuk membayar dikasir
8. kemudian dipanggil lagi untuk menerima obat.
9. Pasien pulang, semoga cepat sembuh

D. Pelayanan Medis (Rawat Jalan, PONED dan Rawat Inap)


Standar Operasional Prosedur pelayanan kesehatan, merupakan inti kegiatan
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat agar
pelayanan yang diberikan dapat berjalan dengan baik, terutama pasien yang
bersangkutan. Prosedur baku pelayanan ditetapkan untuk menghindari kesalahan dalam
penanganan pasien. Standar Operasional Prosedur pelayanan kesehatan terdiri dari
Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan pada rawat jalan. Rawat jalan terdiri dari:
BP UMUM, BP GIGI, KIA-KB, pelayanan tindakan, pelayanan persalinan ( PONED ).
1. Pelayanan Rawat Jalan
a. Poliklinik
Poliklinik Rawat Jalan terdiri dari Poli Klinik Umum, Poli Klinik Gigi, Poli Klinik KIA,
Poli Klinik konseling VCT HIV/AIDS, Poli Klinik Konseling Gizi, Poli Klinik Konseling
Sanitasi. Prosedur rawat jalan pada poliklinik menguraikan langkah-langkah
pemberian pelayanan kepada pasien rawat jalan mulai dari pemilahan kelompok
pasien, pendaftaran dan pembayaran jasa layanan, dan pemberian layanan
kesehatan pada masing-masing poli, serta tindakan lanjutan yang diperlukan oleh
pasien. Prosedur rawat jalan melalui Poliklinik selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran SOP.
b. Ruang Tindakan.
Prosedur pada penanganan kasus ruang tindakan menguraikan langkah-langkah
mengutamakan penanganan pasien yang sifatnya gawat dan darurat sejak pasien
datang hingga tindakan lanjutan yang diperlukan pasien seperti dirujuk ke rumah
sakit. Prosedur rawat jalan unit tindakan medis selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran SOP.
c. Puskesmas mampu PONED adalah Puskesmas rawat inap yang mampu
menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi atau komplikasi
tingkat dasar dalam 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
b. Fungsi Puskesmas Rawat Inap sebagai tempat rujukan pertama bagi kasus
tertentu yang perlu dirujuk, mempunyai beberapa fungsi pokok, antara lain :

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


18
1. Fungsi sesuai dengan tugasnya yaitu pelayanan,pembinaan dan pengembangan,
dengan penekanan pada fungsi pada kegiatan yang bersifat preventif, promotif, dan
fungsi rehabilitative
2. Fungsi yang berorientasi pada kegiatan teknis terkait instalasi perawatan pasien sakit,
instalasi oba, instalasi gizi, dan instalasi umum. Juga fungsi yang lebih berorientasi
pada kegiatan yang bersifat kuratif.
Beberapa kriteria Puskesmas Rawat Inap, sebagai sebuah Pusat Rujukan Antara bagi
penderita gawat darurat sebelum dibawa ke RS, antara lain sebagai nerikut :
1. Puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari Rumah Sakit
2. Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor
3. Puskesmas dipimpin oleh dokter dan telah mempunyai tenaga yang memadai
4. Jumlah kunjungan Puskesmas minimal 100 orang per hari
5. Penduduk wilayah kerja Puskesmas dan penduduk wilayah 3 Puskesmas di sekitarnya
minimal 20.000 jiwa per Puskesmas
6. Pemerintah Daerah “bersedia” menyediakan dana rutin yang memadai
sementara kegiatan puskesmas rawat inap, antara lain meliputi :
1. Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat, antara lain:
Kecelakaan lalu lintas, Persalinan denngan penyulit, dan Penyakit lain yang mendadak
dan gawat
2. Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi penderita dalam
rangka diagnostik dengan rata-rata 3-7 hari perawatan.
3. Melakukan pertolongan sementara untuk pengiriman penderita ke Rumah Sakit.
Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan denngan resiko tinggi dan persalinan
dengan penyulit
4. Melakukan metode operasi pria dan metode operasi wanita ( MOP dan MOW ) untuk
Keluarga Berencana.
Standar ketenagaan yang dibutuhkan dalam pengembangan Puskesmas Rawat Inap menurut
Pedoman Kerja Puskesmas (Depkes RI, 2002):
1. Dokter kedua di Puskesmas yang telah mendapatkan latihan klinis di Rumah sakit
selama 6 bulan dalam bidang bedah, obstetri-gynekologi, pediatri dan interne.
2. Seorang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang perawatan bedah,
kebidanan, pediatri dan penyakit dalam.
3. 3 orang perawat / bidan yang diberi tugas bergilir
4. 1 orang pekarya kesehatan (SMA atau lebih)
Sedangkan standar sarana prasarana yang dibutuhkan dalam pengembangan Puskesmas
Rawat Inap

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


19
1. Ruangan rawat tinggal yang memadai ( nyaman, luas dan terpisah antara anak, wanita
dan pria untuk menjaga privacy )
2. Ruangan operasi dan ruang post operasi
3. Ruangan persalinan (dan ruang menyusui sekaligus sebagai ruang recovery)
4. Kamar perawat jaga
5. Kamar linen dan cuci
Sementara standar peralatan Medis yang dibutuhkan dalam pengembangan Puskesmas
Rawat Inap, antara lain:
1. Peralatan operasi terbatas
2. Peralatan obstetri patologis, peralatan vasektomi dan tubektomi
3. Peralatan resusitasi
4. Minimal 10 tempat tidur dengan peralatan perawatan
5. Alat Komunikasi dan Transportasi:
6. Telepon atau Radio Komunikasi jarak sedang
7. Satu buah ambulance (minimal)
Standar diatas merupakan syarat minimal, karena untuk menuju peningkatan kualitas
pelayanan, diperlukan inovasi seorang kepala Puskesmas, baik terkait obat-obatan,
penunjang medis, protap perawatan medis dengan referensi yang uptodate, juga adanya
medical review secara berkala maupun pengembangan kegiatan non medis dan lainnya.
Cakupan rawat inap
Sesuai Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota (Depkes RI,
2003), cakupan rawat inap merupakan cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana
pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Jumlah kunjungan rawat inap baru adalah jumlah kunjungan rawat inap baru yang
mendapatkan pelayanan kesehatan di Poli Umum, baik dalam dan luar gedung di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu dan penyebut adalah jumlah penduduk di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama. Sementara untuk mencapai tujuan cakupan layanan, beberapa
langkah kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Pendataan penduduk, sarana kesehatan, dan kunjungan ke sarana kesehatan
2. Peningkatan prasarana dan sarana kesehatan
3. Analisa kebutuhan pelayanan
4. Penyuluhan
5. Pelatihan Sumber Daya manusaia
6. Pencatatan dan pelaporan

E. Pelayanan Penunjang Medis

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


20
Standar Operasional Prosedur pelayanan penunjang kesehatan, merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan kesehatan Puskesmas.
Ketelitian, keakuratan, dan kelengkapan peralatan penunjang medis menjadi salah satu
penentu kesembuhan pasen. Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan pada
laboratorium.
Layanan penunjang medis PPK-BLUD Puskesmas DTP Tamanjaya meliputi:
Laboratorium dan Unit Farmasi.
a. Laboratorium
Prosedur penunjang medis menguraikan pemberian layanan berupa layanan
laboratorium, kepada pasien sesuai surat pengantar dari semua Poliklinik. Prosedur
pemberian layanan penunjang medis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran SOP.
b. Unit Farmasi.
Unit Farmasi terdiri dari :
1. Gudang Obat Puskesmas
Gudang Obat Puskesmas melayani permintaan obat dari Loket Obat
Puskesmas dan pelayanan luar gedung Puskesmas termasuk Puskesmas
Pembantu.
2. Loket Obat Puskesmas.
Pemberian pelayanan penyediaan obat-obatan kepada pasien seuai resep
dari Poli Rawat Jalan, ruang tindakan, poli gigi.

F. Pelayanan Non Medis


Layanan non medis PPK-BLUD Puskesmas DTP Tamanjaya. meliputi:
1. Prosedur Pelayanan Gizi
Prosedur pelayanan gizi menguraikan pemberian layanan gizi berupa penyuluhan,
konseling atau klinik gizi untuk terapi diet untuk pasien Poliklinik, dan dalam bentuk
perencanan dan pengolahan makanan biasa/khusus. Prosedur pelayanan gizi
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran SOP.
1. Prosedur Pelayanan Pusling (masuk ke pelayanan medis)
Prosedur pelayanan pusling menguraikan pemberian layanan pemeriksaan bagi
pasien yang jauh dari fasilitas kesehatan. Prosedur pelayanan pusling selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran SOP.
3. Prosedur Rekam Medik
Prosedur rekam medik menguraikan proses penanganan data pasien mulai dari
pemeriksaan kelengkapan dokumen/data pasien, pengkodean, pengindekan, dan
pengarsipan. Prosedur rekam medik selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran SOP.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


21
1. Prosedur Kesehatan Lingkungan
Prosedur kesehatan lingkungan menguraikan langkah-langkah pemeriksaan air
limbah, limbah padat berbahaya, air bersih, serta pelayanan klinik sanitasi secara
berkala dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Prosedur kesehatan
lingkungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran SOP.
Seluruh Standar Operasional Prosedur kerja Puskesmas selengkapnya dapat dilihat di
Lampiran tentang SOP PPK-BLUD Puskesmas DTP Tamanjaya.

G. PENGELOMPOKAN FUNGSI YANG LOGIS


Pengelompokan fungsi menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara
fungsi pelayanan dan fungsi pendukung, yang sesuai dengan prinsip pengendalian
internal dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.
Dari uraian struktur organisasi PPK – BLUD Puskesmas DTP Nagrak beserta uraian
tugasnya sebagaimana disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa organisasi
Puskesmas telah dikelompokkan sesuai dengan fungsi yang logis, sebagai berikut:
a. Telah dilakukan fungsi yang tegas diantara pejabat pengelola BLUD yang terdiri dari
pemimpin BLUD yaitu kepala UPT Puskesmas, Pengelola keuangan yaitu Kasubag
tata usaha, Penanggung jawab Jaringan pelayanan Puskesmas, Penanggung jawab
UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, Penanggung Jawab UKM Esensial dan
Perkesmas, Penanggung Jawab UKM Pengembangan.
b. Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing-masing
fungsi dalam organisasi.
c. Adanya sistem pengendalian internal yang memadai. Hal ini antara lain tercermin
dari adanya kebijakan dan prosedur yang membantu setiap unit organisasi dalam
Puskesmas, untuk melaksanakan kewajiban dan menjamin bahwa tindakan
pengendalian telah dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam mencapai
tujuan dan sasaran organisasi. Kegiatan pengendalian tersebut termasuk
serangkaian kegiatan seperti kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian
terhadap prestasi kerja, pembagian tugas, serta pengamanan terhadap aset
organisasi.

H. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan
kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya manusia
pada suatu organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun
kualitas yang paling menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


22
efisien, efektif, dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan pegawai pada posisi
terhormat yaitu sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana
mestinya baik saat penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.
1. Pegawai Negeri Sipil pada Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu merupakan
Pegawai Negeri Sipil Daerah.
2. Pengelolaan kepegawaian sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan kepegawaian negara.
3. Dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian Puskesmas Induk dan Puskesmas
Pembantu mendapat pembinaan dari Dinas Kesehatan.
4. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dapat
mepunyai pegawai non Pegawai Negeri Sipil.
5. Pengelolaan pegawai non Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tentang pengelolaan sumber daya manusia di PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak.
dilakukan dengan cara Pengembangan Jumlah sumber daya manusia dan
pengembangan Kualitas sumber daya manusia.
a. Program Pengembangan Jumlah Sumber Daya Manusia.
Peningkatan sumber daya manusia dalam jumlah yang cukup memadai merupakan
salah satu kebijakan manajemen upntuk mewujudkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat di wilayah kerja PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak. Kabupaten
Sukabumi dan sekitarnya. Jumlah sumber daya manusia disesuaikan dengan tugas,
fungsi dan beban kerja yang ada sehingga operasional puskesmas dapat berjalan
sesuai yang diharapkan. Jumlah sumber daya manusia di PPK-BLUD Puskesmas
DTP Nagrak per tahun 2015 diperlihatkan pada tabel 1 dibawah ini :

TABEL 1
JUMLAH SUMBER DAYA MANUSIA PPK – BLUD PUSKESMAS DTP NAGRAK TAHUN
2015
No Pendidikan Jumlah Keterangan
1 Dokter umum 1 Kepala Puskesmas
2 Dokter Umum ( S1) 2 2 PNS
3 Dokter Gigi ( S1 ) 1 1 PNS
4 SKM (S1) 0 0
5 Sarjana Ilmu Pol.(S1) 1 1 Ka. SUBAG Tata Usaha
6 S1 Farmasi 1 0

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


23
7 S1 Akuntansi 0 0
8 D3 Kebidanan 20 3 PNS
9 S1 Gizi Masyarakat 1 1 PNS
10 D3 Keperawatan 4 3 PNS, 1 PHL
11 D3 Keperawatan Gigi 2 1 PNS 1 PHL
12 D3 Kesehatan Lingkungan 1 1 SHL
13 SPK 1 1 PNS
14 SMF 0 0
15 D3 Komputer 0 0
16 SMA Sederajat 6 3 PNS ,3 Sukwan
17 D4 Kebidanan 0 PNS
18 Pekarya Kesehatan 0 1 PNS
19 SMP 1 1 PNS

b. Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia


Dari gambaran kondisi Sumber Daya Manusia tersebut di atas, maka program
pengembangan Sumber Daya Manusia PPK- BLUD Puskesmas DTP Nagrak, lima
tahun ke depan diarahkan pada pemenuhan jumlah sumber daya manusia agar berada
pada rasio yang ideal, hal ini juga terkait dengan kelengkapan sarana medis, kecukupan
dana, kesiapan gedung, fasilitas pendukung, dan lain-lain. Selain itu, pengembangan
Sumber Daya Manusia juga diarahkan agar memenuhi kualifikasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelayanan kesehatan kepada
pasien/masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemenuhan kebutuhan
tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan puskesmas dengan tetap memperhatikan
penempatan pegawai dari Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
1) Program Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia
Program pengembangan sumber daya manusia pada PPK-BLUD Puskesmas DTP
Nagrak dijabarkan sebagai berikut: .
a. Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan
kemampuan sumber daya manusia baik tenaga medis, paramedis maupun
administrasi melalui kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel,
seminar, simposium, lokakarya, penulisan buku, studi banding, dan lain - lain.
b. Pengembangan sumber daya di PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak
diarahkan untuk menempuh jenjang karir agar, memenuhi formasi pegawai

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


24
yang ideal dengan memanfaatkan tenaga yang sudah ada. Pegawai
puskesmas yang diharapkan menempuh jenjang karir adalah :
 4 D3 keperawatan menjadi S1 Keperawatan
 2 D3 keperawatan gigi menjadi D4 Keperawatan Gigi
 6 orang berpendidikan SMA menjadi D3 komputer
 1 orang berpendidikan SMP menjadi SMA
Keterangan : Pengaturan waktu untuk penempuhan jenjang karir diatur
dan mengetahui Kepala Puskesmas dan Kepala Tata Usaha.
c. Kunjungan dokter spesialis ( kunjungan dokter kandungan dan dokter anak )
untuk tahun 2018 dijadwalkan dalam 1 semester pertama kunjungan dokter
spesialis sebulan 1x dan semester selanjutnya dievaluasi dari hasil semester
sebelumnya, apakah frekuensi kunjungan ditambah atau tetap.

TABEL 2
PROYEKSI PENGEMBANGAN KUALITAS JUMLAH SUMBER DAYA MANUSIA PPK-
BLUD PUSKESMAS DTP NAGRAK
TAHUN 2015-2019

No Pendidikan 2015 2016 2017 2018 2019 Keterangan


1 Management - - - - 1 Kepala
Kesehatan Puskesmas
Masyarakat (S2)
2 Management - - - - 2 Jenjang karir
(S1)
3 Sarjana - 1 0 0 0 Rekruitmen
Akutansi(S1)
4 Sarjana 1 0 0 0 0
Ilmu.Pol(s1)
5 Dokter Spesialis - 1 0 1 0 Kunjungan dr.Sp
6 Dokter umum 2 2 0 0 0 Rekruitmen
7 Dokter Gigi 1 0 0 0 0
8 NERS 1 1 1 1 1
Keperawatan
9 Apoteker 1 0 0 0 0 Jenjang karir

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


25
10 SKM (S1) 1 0 0 0 0
11 S1 Gizi 1 1 0 0 0 Rekrutmen
Masyarakat
12 S1 Keperawatan 2 2 0 0 0 Jenjang karir
13 Sarjana Farmasi 1 0 0 0 0
14 D4 Kebidanan - - 2 0 0
15 D4 Keperawatan - - - - - Jenjang karir
Gigi
16 D3 Kebidanan - - - - -
17 D3 Keperawatan
18 D3 Keperawatan
Gigi
19 D3 Farmasi - - 1
20 D3 Kesling
21 D3 Gizi Rekruitmen
22 D3 Analis 1 Rekruitmen
23 S1 Komputer - - 1 Jenjang karir
24 D3 Komputer
25 Pekarya
Kesehatan
26 SPK
27 SMF - - - - -
28 SMA Sederajat 2
29 SMP Sederajat
30 Sopir 1 1 1 Rekruitmen
31 Satpam 1 1 Rekruitmen

2) Pola Rekruitmen
Dokter, tenaga fungsional dan tenaga administrasi PPK-BLUD Puskesmas DTP
Nagrak dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil maupun tenaga profesional non
Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan Puskesmas.
Pola rekrutmen Sumber Daya Manusia baik tenaga medis, paramedis maupun non
medis pada PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak. adalah sebagai berikut:
(1) Sumber Daya Manusia yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


26
Pola rekrutmen Sumber Daya Manusia yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di lingkungan Puskesmas dilaksanakan berdasarkan Petunjuk Teknis
Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Sukabumi dengan tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan Pengadaan Calon PNS
b. Pendaftaran
c. Pelaksanaan Ujian
d. Penentuan kelulusan
e. Pengangkatan
f. Pengendalian dan Pengawasan
g. Ketentuan Lain
dalam hal ini PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak hanya mengajukan
kebutuhan kekosongan formasi pegawai melalui Pemerintah Daerah
Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
(2) Sumber Daya Manusia yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS
Pola rekrutmen sumber daya manusia yang berasal dari tenaga profesional
non-PNS dilaksanakan sebagai berikut:
Persiapan Pengadaan Rekruitmen tenaga profesional Non-PNS,
b. Pendaftaran
c. Pelaksanaan Ujian
d. Penentuan kelulusan
e. Pengangkatan
f. Pengendalian dan Pengawasan
g. Ketentuan Lain
Rekrutmen sumber daya manusia dari Profesional non-PNS dimaksudkan
untuk mengisi formasi yang lowong atau adanya perluasan organisasi dan
perubahan pada bidang-bidang yang sangat mendesak yang proses
pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah Daerah.
Tujuan rekrutmen sumber daya manusia adalah untuk menjaring sumber daya
manusia yang profesional, jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki
kompetensi sesuai dengan tugas yang akan diduduki sesuai dengan
kebutuhan yang diharapkan serta mencegah terjadinya unsur KKN (Kolusi,
Korupsi, dan Nepotisme) dalam rekrutmen sumber daya manusia.
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan
kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya
manusia pada suatu organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


27
pada jumlah maupun kualitas yang paling menguntungkan sehingga organisasi
dapat mencapai tujuan secara efisien, efektif, dan ekonomis. Organisasi
modern menempatkan pegawai pada posisi terhormat yaitu sebagai aset
berharga (brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya baik saat
penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.
1. Pegawai Negeri Sipil pada Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu
merupakan Pegawai Negeri Sipil Daerah.
2. Pengelolaan kepegawaian sebagaimana dimaksud dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kepegawaian negara.
3. Dalam pelaksanaan pengelolaan kepegawaian Puskesmas Induk dan
Puskesmas Pembantu mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah
melalui BKD berkoordinasi Kepegawaian Dinas Kesehatan.
4. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah dapat mempunyai pegawai non Pegawai Negeri Sipil.
5. Pengelolaan pegawai non Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
menerapkan prinsip rewards dan punishment.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


28
BAB III
PROSES TATA KELOLA

A. Pengangkatan Dan Pemberhentian Dewan Pengawas Dan Pejabat Pengelola


(Permendagri Nomor 61 tahun 2007 pasal 34, 35, 36, 37)

1. Pejabat Pengelola diangkat dan diberhentikan oleh Bupati melalui Sekretaris


Daerah.
2. Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD dapat berasal dari pegawai negeri sipil
dan/atau tenaga profesional non pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan
BLUD.
3. Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai
BLUD yang berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan
perundangan-undangan di bidang kepegawaian.
4. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan Pegawai BLUD yang
berasal dari tenaga profesional non pegawai negeri sipil dilaksanakan berdasarkan
peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan setelah mendapat
persetujuan Bupati.
5. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola BLUD ditetapkan
berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat. Kompetensi
merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pejabat pengelola BLUD
berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat merupakan kesesuaian

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


29
antara kebutuhan jabatan, kualitas dan kualifikasi dengan kemampuan keuangan
BLUD.
6. Pemilihan Pejabat Pengelola dilakukan dengan mekanisme uji kelayakan dan
kepatutan (fit and proper test) yang dilakukan secara transparan, profesional,
mandiri, dan dapat dipertanggung-jawabkan.
7. Masa jabatan anggota Pejabat Pengelola ditetapkan dalam kurun waktu tertentu
dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
8. Pejabat pengelola terdiri dari : Pemimpin, pejabat keuangan, pejabat teknis.
9. Pejabat Pengelola diberhentikan oleh Bupati setelah masa jabatannya habis. Pejabat
Pengelola dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya oleh Bupati, apabila
terbukti:
a. Tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
b. Tidak melaksanakan ketentuan Undang-undang.
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD, dan
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana kejahatan
dan/atau yang berkaitan dengan tugasnya dalam melaksanakan pengurusan
atas BLUD.
10. Rencana pemberhentian dengan alasannya sebagaimana dimaksud dalam point
9 diberitahukan secara tertulis oleh Bupati kepada anggota Pejabat Pengelola yang
bersangkutan.
11. Keputusan pemberhentian ditetapkan dalam kurun waktu yang telah ditetapkan
setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela diri secara tertulis dan
disampaikan kepada Bupati.
12. Selama rencana pemberhentian masih dalam proses maka Pejabat Pengelola yang
bersangkutan dapat menjalankan tugasnya namun tidak boleh membuat
keputusan/kebijakan strategis.
13. Jika dalam jangka waktu yang ditetapkan terhitung sejak tanggal penyampaian
pembelaan diri Bupati tidak memberikan keputusan pemberhentian Pejabat
Pengelola tersebut, maka rencana pemberhentian tersebut menjadi batal.
14. Kedudukan sebagai Pejabat Pengelola berakhir dengan dikeluarkannya
keputusan pemberhentian oleh Bupati.

B. Program Pengenalan
1. Pejabat Pengelola yang baru wajib diberikan program pengenalan mengenai BLUD
Puskesmas.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


30
2. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan Pejabat Pengelola yang
baru berada pada Pimpinan BLUD (Kepala UPT Puskesmas).
3. Program pengenalan meliputi:
a. Pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik pada BLUD Puskesmas.
b. Gambaran mengenai BLUD Puskesmas berkaitan dengan tujuan, sifat dan
lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasional, strategi, dan masalah-
masalah strategis lainnya.
c. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan
eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal.
d. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Pejabat Pengelola.

C. Kerjasama Institusi Pendidikan


Dalam pelaksanaan tugasnya PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak telah melakukan
beberapa kerjasama dengan Institusi Pendidikan, yang bertujuan untuk mengembangkan
usaha kesehatan promotif dan preventif seperti Usaha Kesehatan Sekolah dan Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah dengan pihak ketiga yang ada diwilayah kerja PPK-BLUD
Puskesmas DTP Nagrak, serta PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak Menerima Siswa dan
Mahasiswa dari SMK Berbasis Kesehatan dan Perguruan Tinggi untuk melakukan Praktek
Kerja Lapangan (PKL).

Kerjasama Pendidikan antara PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak. dan Pihak ketiga
pada kurun waktu tahun 2015, antara lain adalah :
1. Program UKS dan UKGS lanjutan antara PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak
dengan PAUD dan TK telah terjalin sejak tahun 2010.
2. Program UKS dan UKGS lanjutan antara PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak
dengan seluruh SD, SMP, SMA dan SMK diwilayah kerja PPK-BLUD Puskesmas
DTP Nagrak.
3. SMK Kesehatan Melakukan kerjasama PKL Siswa di bidang Keperawatan.
4. SMK Penguji melakukan kerjasama di bidang Administrasi di PPK-BLUD Puskesmas
DTP Nagrak.
5. Mahasiswa Program DIII Keperawatan STIKes Kota Sukabumi melakukan
kerjasama pengumpulan dan pengolahan data Puskesmas sebagai bagian bahan
penyusunan skripsi.
6. Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Abdi Nusantara Jakarta melakukan kerjasama
Praktik Klinik Kebidanan
7. Mahasiswa DIII Kebidanan YAPKESBI Sukabumi melakukan kerjasama Praktik
Klinik Kebidanan

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


31
8.
D. Visi dan Misi PPK-BLUD Puskesmas Nagrak
Mengacu kepada Visi dan Misi Bupati dan wakil bupati kabupaten Sukabumi dan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi tahun 2016-2021, maka
rumusan tujuan Renstra PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak tahun 2016-2021, sebagai
berikut :

1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat, melalui


pelayanan didalam dan luar gedung puskesmas.
2. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berkualitas
dan terjangkau
3. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

Adapun Sasarannya adalah :


1. Tersedianya obat, bahan kimia dan perbekalan kesehatan
2. Pembinaan Kesehatan Ibu dan Reproduksi
3. Menurunnya kasus kematian ibu dan bayi
4. Menurunkan angka kesakitan
5. Meningkatnya pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga
6. Meningkatnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya
kesehatan tradisional dan komplementer
7. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan keperawatan, kebidanan dan
keteknisian medic
8. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas bagi
masyarakat
9. Meningkatnya Mutu dan Akses Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA
10. Meningkatnya layanan kesehatan untuk masyarakat
11. Meningkatnya layanan kesehatan untuk masyarakat miskin
12. Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat
13. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan
14. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat
15. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan penyakit tidak
menular
16. Meningkatnya Kesehatan Jemaah Haji Kab. Sukabumi
17. meningkatnya akses pelayanan kesehatan
Untuk mencapai Visi dan Misi tersebut, PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak
menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan mengacu pada Peraturan Bupati

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


32
Sukabumi Nomor 163 Tahun 2013, Tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Sukabumi
Nomor 472 Tahun 2011 Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Dasar di
Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi dengan kriteria SPM sebagai berikut
: Merupakan Pelayanan yang langsung dirasakan masyarakat, merupakan prioritas bagi
pemerintah daerah karena melindungi hak-hak konstitusional perorangan dan masyarakat,
untuk melindungi kepentingan nasional dan memenuhi komitmen nasional dan global,
berorientasi pada output yang langsung dirasakan masyarakat serta dilaksanakan secara
terus menerus (sustainable), terukur (measurable) dan dapat dikerjakan (Feasible).
Berdasarkan hal tersebut maka PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak membuat
Standar Pelayanan Minimal disertai dengan batasan-batasan dari standar tersebut. SPM
pada PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak adalah sebagai pedoman dalam pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakat, terjaminnya hak masyarakat dalam menerima layanan
kesehatan, sebagai alat monitoring dan peningkatan kinerja, menentukan alokasi anggaran,
menjamin akuntabilitas, transparansi, standarisasi pelayanan kesehatan serta terciptanya
partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
Dalam penyusunan dokumen SPM, PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak melibatkan
semua pihak untuk terlibat secara teknis, kemudian dibentuk tim yang bertugas menyusun
SPM disesuaikan dengan persyaratan pada PERMENDAGRI nomor 61 tahun 2007 tentang
PPK-BLUD dan melakukan revisi jika diperlukan. Revisi ini yang di tuangkan dalam bentuk
SPM yang di atur oleh PERBUP nomor 163 tahun 2013 tentang SPM di lingkungan
pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi. Kewenangan dari tim tersebut adalah mengadakan
rapat, mendatangkan konsultan, membentuk sub tim jika diperlukan dan mengajukan
anggaran. Adanya SPM mendorong organisasi PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak untuk
merencanakan anggaran lebih besar, karena tuntutan akan pelayanan yang memenuhi
standar dan membutuhkan dukungan fasilitas dan sumber daya manusia yang memadai baik
secara kualitas maupun kuantitas. Kewajiban bagi PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak
menjadi lebih besar tetapi arah pelayanan menjadi lebih baik yaitu menuju kepada konsep
Public Healtt Oriented.
Indikator yang tercantum dalam dokumen SPM memiliki satu atau lebih dimensi mutu
pelayanan. Dimensi mutu pelayanan adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas
2. Efisiensi
3. Akses
4. Kompetensi teknis
5. Hubungan antar manusia
6. Kenyamanan

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


33
7. Keselamatan
8. Kesinambungan pelayanan
Dimensi mutu pelayanan diatas diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan didasarkan
pada kebutuhan konsumen sehingga pasien menjadi senang, karena pasien yang senang
dapat memberikan dampak positif bagi PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak yaitu:
1. Puskesmas DTP Nagrak mempunyai pelanggan yang tetap;
2. Dapat menjadi sarana promosi bagi PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak;
3. Pengakuan publik terhadap kualitas pelayanan PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak;
I. Penyusunan Rencana Strategi Bisnis dan Rencana Bisnis dan Anggaran.
1. Pejabat Pengelola wajib menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) lima
tahunan, Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan yang merupakan
penjabaran RSB yang telah disahkan dengan mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukabumi.
2. Dalam jangka waktu yang telah ditetapkan sebelum berakhirnya RSB, Pejabat
Pengelola wajib menyampaikan rancangan RSB periode berikutnya.
3. Renstra mencakup program strategis yang berisi proses kegiatan yang
berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai sampai dengan kurun waktu satu
sampai lima tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala
yang ada dan mau timbul.
4. Pejabat Pengelola wajib menyampaikan RBA yang telah disetujui DPRD
kepada PPKD untuk dimintakan pengesahan menjadi DPA selambat-
lambatnya bulan Desember tahun anggaran yang bersangkutan.
5. Bupati melalui Sekretaris Daerah, PPKD, Tim Anggaran Eksekutif memberikan
masukan-masukan penyusunan RSB dan RBA, serta melakukan pembahasan
bersama dengan Pejabat Pengelola sebelum memberikan persetujuannya.
6. Pejabat Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan RSB dan RBA serta
melaksanakan evaluasi dan pengendaliannya.
7. Perubahan RBA yang melampaui ambang batas maksimal harus disetujui oleh
Bupati, dan dilakukan melalui mekanisme perubahan APBD.
8. Bupati melalui Sekretaris Daerah memantau pelaksanaan RBA dan
kesesuaiannya dengan RSB, serta memberikan masukan-masukan dalam
upaya pencapaiannya.

E. Pendelegasian Wewenang

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


34
1. Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola kepada Kepala
Instalasi/Unit diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan pertimbangan
untuk menunjang kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
2. Kepala Instalasi harus melaksanakan wewenang yang didelegasikan tersebut
dengan penuh tanggungjawab dan memberikan laporan pelaksanaannya secara
berkala kepada Pejabat Pengelola.
3. Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk disesuaikan dengan tuntutan
perkembangan Puskesmas.
4. Pendelegasian wewenang yang dilakukan tidak melepaskan tanggung jawab pejabat
pengelola.

F. Pengambilan Keputusan
1. Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah untuk
mufakat.
2. Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan kepentingan stakeholders
puskesmas, risiko yang melekat, dan kewenangan yang dimiliki oleh setiap
pengambil keputusan.
3. Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya memberikan masukan
peningkatan kinerja Puskesmas.
4. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa diadakan rapat,
asalkan keputusan itu disetujui secara tertulis.
5. Bupati dan Pejabat Pengelola harus konsisten dalam menjalankan keputusan-
keputusan yang telah ditetapkan.

G. Manajemen Resiko
1. Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta
benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan
timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Proses pengelolaan risiko yang
mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam
kelangsungan usaha. Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman,suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi
risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumber daya.

Mengidentifikasi risiko itu penting karena untuk memulai proses pembelajaran yang
berguna mencegah kejadian yang sama berulang kembali, itu semua bisa berjalan

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


35
dengan baik apabila seluruh karyawan Puskesmas harus memahami kejadian tidak
diinginkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC), dan bagaimana alur serta cara
melaporkan (dibuat sistem pelaporan kejadian di puskesmas).
2. Proses Manajemen Risiko
a. Pengendalian Risiko
Risiko yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian memerlukan langkah
pengendalian untuk menurunkan tingkat resiko/bahaya-nya menuju ke titik yang
aman.
Pengendalian Resiko dengan cara eliminasi memiliki tingkat keefektifan,
kehandalan dan proteksi tertinggi di antara pengendalian lainnya. Dan pada
urutan hierarki setelahnya, tingkat keefektifan, kehandalan dan proteksi menurun
seperti diilustrasikan pada gambar di bawah :

Hierarki Pengendalian Resiko

Pengendalian resiko merupakan suatu hierarki (dilakukan berurutan sampai


dengan tingkat resiko/bahaya berkurang menuju titik yang aman). Hierarki
pengendalian tersebut antara lain ialah eliminasi, substitusi, perancangan,
administrasi dan alat pelindung diri (APD) yang terdapat di bawah ini :

Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya K3

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


36
ELIMINASI Eliminasi Sumber Bahaya Tempat
Substitusi Kerja/Pekerjaan
Alat/Mesin/Bahan Aman
SUBSTITUSI
Mengurangi
Bahaya
Modifikasi/Perancangan
PERANCANGAN Alat/Mesin/Tempat Kerja
yang Lebih Aman
Tenaga Kerja
Prosedur, Aturan,
Aman
Pelatihan, Durasi Kerja,
ADMINISTRASI Mengurangi
Tanda Bahaya, Rambu,
Paparan
Poster, Label
Alat Perlindungan Diri
APD
Tenaga Kerja
b. Pengawasan (Monitor ) dan tinjauan(Review) Risiko
Alat bantu yang digunakan untuk mengawasi dan meninjau kegiatan di Puskesmas
adalah Risk Register. Risk Register adalah Pusat dari proses manajemen risiko
Puskesmas. Risk register juga merupakan alat manajemen yang memungkinkan
Puskesmas dapat memahami profil risiko secara menyeluruh. Ini merupakan
sebuah tempat penyimpanan untuk semua informasi risiko.
Risk register dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Risk register korporat, digunakan untuk resiko ekstrim (peringkat 15-25)
2) Riskregister divisi, digunakan untuk resiko dengan peringkat lebih rendah atau
risiko yang diturunkan dari risk register korporat karena peringkatnya sudah
turun.

Risk register ini bersifat sangat dinamis, karena setiap bulan bisa saja berubah.
Perubahan itu dapat berupa:
1) Jumlahnya berubah karena ada risiko baru yang teridentifikasi
2) Tindakan pengendalian risikonyaberubah karena terbukti tindakan
pengendalian risiko yang ada tidak cukup efektif
3) Peringakat riskonya berubah karena dampak dan peluangnya berubah
4) Ada risiko yang dihilangkan dari daftar risiko korporat,karena peringkatnya
sudah lebih rendah dari 25 (dipindahkan ke risk register divisi).

3. Ruang Lingkup Manajemen Risiko di Puskesmas

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


37
a. Petugas Pelayanan Kesehatan
Petugas/Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (UU RI No: 23 tahun 1992
tentang kesehatan bab 1, pasal l ayat 3).
Sebagai tenaga profesional, petugas kesehatan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mengembangkan pelayanan yang unik kepada masyarakat yang memiliki
serangkaian pengetahuan ilmiah
2) Menjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik yang berlaku
3) Bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya
4) Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas
palayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya
5) Berorientasi pada pelayanan dan kebutuhan obyektif
6) Melakukan ikatan profesional lisensi, jalur karir, mempunyai kekuatan dan
status dalam pengetahuan spesifik serta altruisme.
b. Fasilitas
c. Lingkungan
d. Keselamatan pasien
Implementasi keselamatan pasien di Puskesmas terdiri dari:
1) Identifikasi pasien dengan benar
2) Tingkatkan komunikasi efektif
3) Tingkatkan keamanan untuk pemberian obat yang berisiko tinggi
4) Eliminasi salah sisi, salah pasien
5) Reduksi risiko pasien cedera dari jatuh

Langkah-langkah menuju kesalamatan pasien di Puskesmas:


1) Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien,ciptakan kepemimpinan
dan budaya yang terbuka, pemimpin yang adil dan mendukung seluruh staf
Puskesmas
2) Membangunkomitmen dan fokus yg kuat dan jelas tentang keselamatan
pasien di Puskesmas
3) Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko kembangkan sistem & proses
pengelolaan resiko serta lakukan identifikasi dan assesment hal yang
potensial bermasalah

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


38
4) Membangkan sistem pelaporan,sehingga dapat dipastikan karyawan
Puskesmas dapat dengan mudah melaporkan kejadian serta Puskesmas
mengatur pelaporan.
5) Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien dengan cara membangkan
cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien.
6) Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien serta
mendorong karyawan Puskesmas untukmelakukan analisis akar
permasalahan untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul
7) Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
gunakan informasi yg ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan
perubahan pada system pelayanan.

H. PELAPORAN
Pelaporan, Akuntansi dan Pertanggungjawaban Keuangan diatur dalam PP nomor 23
tahun 2005, Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27, berbunyi sebagai berikut :
Pasal 25
BLU menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai dengan kebutuhan dan
praktek bisnis yang sehat.
Pasal 26
1. Setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan dokumen pendukungnya
dikelola secara tertib.
2. Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi Profesi Akuntan Indonesia.
3. Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat2, BLU
dapat menerapkan standar akuntansi industri yang spesifik setelah mendapat
persetujuan Menteri Keuangan.
4. BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntnasi dengan mengacu pada
Standar Akuntansi yang berlaku sesuai dengan jenis layanannya dan ditetapkan oleh
Menteri/ Pimpinan lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Pasal 27
1. Laporan keuangan BLU sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat2 setidak-
tidaknya meliputi laporan realisasi anggaran/Laporan Operasional, Neraca, Laporan
Arus Kas, dan catatan atas Laporan keuangan, disertai laporan mengenai kinerja.
2. Laporan keuangan unit-unit usaha yang diselenggarakan oleh BLU dikonsolidasikan
dalan laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat1.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


39
3. Lembar muka laporan keuangan unit-unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat
2 dimuat sebagai lampiran laporan keuangan BLU.
4. Laporan keuangan BLU sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disampaikan secara
berkala kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota, sesuai
dengan kewenangannya, untuk dikonsolidasikan dengan laporan keuangan
Kementrian Negara/ Lembaga/ SKPD/ Pemerintah Daerah.
5. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disampaikan kepada
Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Kepala SKPD serta kepada Menteri Keuangan/
Gubernur/ Bupati/ Walikota, sesuai dengan kewenangannya, paling lambat 1 (satu)
bulan setelah periode pelaporan terakhir.
6. Laporan keuangan BLU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporanpertanggungjawaban keuangan Kementrian Negara/ Lembaga/ SKPD/
Pemerintah Daerah.
7. Penggabungan laporan keuangan BLU pada laporan keuangan Kementrian Negara/
Lembaga/ SKPD/ Pemerintah Daerah dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
8. Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit oleh pemeriksa esktern sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

I. Akutansi Berbasis Kinerja Dan Penilaian Kinerja


1. Bupati menilai kinerja puskesmas dan Pejabat Pengelola melalui mekanisme yang
telah ditetapkan.
2. Kinerja puskesmas yang dinilai sesuai dengan sasaran berikut indikator kinerja
keberhasilan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Bisnis yang
dilaporkan secara berkala.
3. Kinerja tahun kinerja, meliputi : hasil kegiatan usaha, faktor yang mempengaruhi
kinerja, perbandingan RBA tahun berjalan dengan realisasi, laporan keuangan tahun
berjalan, hal-hal yangperlu ditindaklanjuti sehubungan dengan pencapaian kinerja
tahun. Target kinerja : perkiraan pencapaian kinerja pelayanan, perkiraan keuangan
pada tahun yang direncanakan.
4. Penilaian kinerja puskesmas dilakukan secara berkala dan dapat menjadi dasar
pertimbangan Bupati untuk memutuskan peningkatan/penurunan atau pencabutan
status BLUD Puskesmas.
5. Kinerja Pejabat Pengelola dievaluasi secara berkala pada setiap akhir tahun anggaran
atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan oleh Bupati dengan menggunakan kriteria
penilaian yang umum berlaku dalam puskesmas.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


40
6. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan tolok ukur kinerja masing-masing
pengelola program untuk mendukung kinerja puskesmas.
7. Penilaian kinerja terhadap bidang dilakukan setiap tahun dan dilakukan secara
transparan.

J. Suksesi Manajemen
Manfaat manajemen suksesi bagi organisasi, sebagai berikut:
1. Memastikan kontinuitas kepemimpinan yang disiapkan untuk posisi eksekutif kunci.
2. Memanfaatkantim manajemen senior dalam mendisiplinkan proses pemeriksaan
bakat kepemimpinan dalam organisasi.
3. Menempatkan isu keberagaman dalam agenda organisasi.
4. Menuntun pengembangan aktivitas eksekutif kunci.
5. Memeriksa kembali struktur, proses, dan sistem dari unit bisnis dan korporat.
6. Bekerja sama dengan sumber daya manusia lain yang mendukung pembaharuan
kepemimpinan.
7. Memberi kontribusi terhadap nilai pemegang saham.
Usaha perencanaan sumber daya manusia untuk menempatkan orang yang tepat pada
posisi dan waktu yang tepat harus didukung oleh tim kepemimpinan yang kuat. Dalam
konteks inilah manajemen suksesi tidak bisa diabaikan dalam perencanaan sumber daya
manusia. Sebab, fokus manajemen suksesi adalah menyiapkan tim kepemimpinan yang
kuat di masa mendatang. Tim kepemimpinan yang kuat, dimungkinkan terbentuk jika
dalam organisasi terdapat:
1. Kumpulan bakat
2. Persamaan organisasi.
3. Budaya yang mendukung
4. Sistem administrasi yang baik
Penekanan baru pada manajemen suksesi terjadi ketika berbagai perubahan terjadi
begitu cepat sehingga semakin sulit untuk diantisipasi. Penekanan baru itu adalah
penekanan pada proses yang berkelanjutan dan terintegrasi. 5 dimensi yang dapat
membantu mengembangkan manajemen suksesi yaitu:
1. Orientasi perusahaan;
2. Fokus organisasional;
3. Keluaran (outcome);
4. Teknik-teknik penilaian; dan
5. Pools seleksi

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


41
Manajemen suksesi berusaha untuk mengembangkan kepemimpinan yang kuat terutama
untuk tugas-tugas strategis. Seiring dengan berbagai perubahan di luar maupun di dalam
organisasi mengakibatkan tuntutan terhadap perbaikan dalam pengelolaan suksesi
tersebut.Hal itu dimaksudkan agar perencanaan suksesi tetap relevan untuk
meregenerasi kepemimpinan organisasi.

K. Pengendalian Internal
1. Pejabat Pengelola harus menetapkan Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk
mengamankan investasi dan aset puskesmas, serta membantu manajemen dalam hal:
1. Upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding of assets);
2. Menciptakan keakuratan data akuntansi;
3. Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan praktek bisnis
yang sehat.
Sistem Pengendalian Internal antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian Internal yang disiplin dan terstruktur, yang terdiri dari:
a. Integritas, nilai etika dan kompetensi pegawai
b. Filosofi dan gaya manajemen;
2. Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan
tanggung jawabnya;
3. Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia;
4. Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola.
5. Pengkajian dan Pengelolaan Risiko, yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi,
menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha relevan;
6. Aktivitas Pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu
proses pengendalian terhadap kegiatan puskesmas pada setiap tingkat dan unit
dalam struktur organisasi, antara lain mencakup kebijakan dan prosedur yang
membantu manajemen melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa
tindakan penting dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam
mencapai sasaran puskesmas. Kegiatan pengendalian termasuk serangkaian
kegiatan seperti kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas
prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap asset puskesmas.
7. Sistem Informasi dan Komunikasi, yaitu suatu proses penyajian laporan
keuangan mengenai kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas
ketentuan dan peraturan yang berlaku pada puskesmas, yang memungkinkan
Pejabat Pengelola dan Manajemen untuk menjalankan dan mengendalikan

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


42
kegiatan usahanya. Laporan tidak hanya berhubungan data internal, tetapi juga
informasi tentang kejadian eksternal, kegiatan dan kondisi penting untuk
menginformasikan pengambilan keputusan dan laporan eksternal
8. Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian
internal, termasuk fungsi audit internal pada setiap tingkat dan unit struktur
organisasi puskesmas, sehingga dapat dilaksanakan secara optimal, dengan
ketentuan bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Pejabat
Pengelola dan tembusannya kepada Dewan Pengawas.

L. Pengadaan Barang Dan Jasa


Pengadaan barang dan/atau jasa sesuai permendagri 61 tahun 2007 berdasarkan
ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa yang ditetapkan oleh pimpinan BLUD dan
disetujui Kepala Daerah melalui kepala Dinas. Pengadaan barang dan/atau jasa harus
dapat menjamin kesedian barang dan/atau jasa yang lebih bermutu, lebih murah,
dengan proses pengadaan yang sederhana dan cepat serta mudah menyesuaikan
dengan kebutuhan yang mendukung kelancaran pelayan BLUD.
Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat dapat
dilakukan dengan mengikuti ketentuan pengadaan pemberi hibah, dan atau ketentuan
pengadaan barang dan/atau jasa yang berlaku sepanjang disetujui pemberi hibah.
Prinsip pengadaan barang dan jasa:
1. Pengadaan barang dan jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif,
transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan praktik bisnis yang
sehat.
2. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan mekanisme pengadaan barang dan
jasa dengan memperhatikan pemerataan kesempatan berusaha, ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengendalian yang memadai.
3. Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan oleh pelaksana pengadaan yang dapat
berbentuk pejabat, tim/panitia atau unit yang dibentuk oleh Pejabat Pengelola
Puskesmas yang ditugaskan secara khusus untuk melaksanakan pengadaan
barang dan / atau jasa guna keperluan BLUD Puskesmas.
4. Pelaksana pengadaan terdiri dari personil yang memahami tatacara pengadaan,
substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan
dan membuat laporan pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada pejabat
pengelola.

M. Kebijakan Keuangan Dan Pemberian Jasa Layanan (Standar Dan Tarif)

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


43
I. Kebijakan keuangan
Kebijakan keuangan PPK-BLUD Puskesms Nagrak mengacu ke pada peraturan
bupati No 4 Tahun 2014 tentang Retribusi daerah dan penatakelolaan keuangan
pada sistem akuntansi yang terkait erat dengan perlakuan akuntansi, khususnya
pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan.
II. Kebijakan Pendapatan
Pendapatan Puskesmas berhubungan erat penetapan tarif di Puskesmas, oleh
karena itu PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak dalam penetapan tarifnya
mempertimbangkan unit cost ( biaya satuan pelayanan) Puskesmas melalui suatu
kajian tentang unit cost Puskesmas.
a. Pendapatan Pelayanan
1) Pendapatan yang diperoleh dari pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat merupakan pendapatan operasional Puskesmas.
2) Pendapatan Puskesmas terdiri dari pendapatan pasien umum dan pihak
ketiga.
 Pendapatan pasien umum adalah pendapatan yang diperoleh dari
pembayaran langsung pasien.
 Pendapatan pihak ketiga adalah pendapatan yang diperoleh dari
pembayaran pasien yang dijamin oleh pihak ketiga, yang terdiri dari:
 BPJS
 JAMKESDA.
3) Pendapatan Puskesmas dibagi lagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
 Pendapatan Pasien Rawat Jalan Rawat Inap Umum dan PONED,
yaitu semua pendapatan yang diperoleh dan timbul dari kegiatan pada
instalasi rawat jalan dan PONED;
 Pendapatan Penunjang Medis, yaitu semua pendapatan yang
diperoleh dan timbul dari kegiatan atau pelayanan yang diberikan
kepada pasien di instalasi penunjang.
 Pendapatan lain-lain, yaitu semua pendapatan yang diperoleh dan
timbul dari kegiatan atau pelayanan selain dari pasien rawat jalan, dan
penunjang medis.
 Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBD/APBN/kapitasi
JKN yang berupa kas diberlakukan sebagai pendapatan Puskesmas.
 Pendapatan hibah terdiri dari pendapatan hibah terikat dan tidak
terikat berupa kas yang diperoleh langsung dari masyarakat atau
badan lain dan merupakan pendapatan Puskesmas yang harus

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


44
diperlakukan sesuai dengan peruntukannya.
 Hasil kerja sama Puskesmas dengan pihak lain dan/atau hasil usaha
lainnya merupakan pendapatan Puskesmas.
III. Kebijakan Pengelolaan Piutang
BLUD dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang,
jasa, dan/atau transaksi yang berhubungan Langsung maupun tidak langsung
dengan kegiatan Puskesmas. Piutang Puskesmas dikelola dan diselesaikan
secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab serta
dapat memberikan nilai tambah sesuai dengan praktik bisnis yang sehat dan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

a. Penagihan Piutang
Penagihan Pasien Pulang Paksa (Pulang atas permintaan sendiri).
Penagihan pasien pulang paksa adalah penagihan yang dilakukan kepada
pasien yang pulang atas inisiatif sendiri dan pada saat pulang pasien
belum melakukan pembayaran terhadap pelayanan yang diberikan oleh
PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak. Penagihan terhadap pasien pulang
paksa ini menjadi tanggung jawab Sub Bidang Keuangan.
b. Penagihan Pihak Ketiga
Penagihan JKN, Jaminan pelayanan ini diperuntukkan bagi peserta JKN
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelayanan yang
ditagihkan oleh PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak pada pihak ke tiga
hanya pelayanan PONED.
c. Penghapusan Piutang
Piutang PPK-BLUD Puskesmas dapat dihapus secara mutlak atau
bersyarat oleh pejabat yang berwenang setelah memperhatikan
penyisihan kerugian piutang yang diuraikan di bab Laporan Posisi
Keuangan (Neraca), khususnya pembahasan piutang.
Kewenangan penghapusan piutang secara berjenjang ditetapkan dengan
peraturan Bupati sesuaidengan kewenangannya dan dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
IV. Kebijakan Pengeluaran
Kebijakan Umum Pengeluaran Belanja Puskesmas terdiri dari unsur biaya
yang sesuai dengan struktur biaya yang dituangkan dalam RBA (Rencana
Bisnis Anggaran), Penetapan Anggaran atau dokumen lain yang telah
disahkan Pemerintah Daerah.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


45
Pengelolaan belanja Puskesmas diselenggarakan secara fleksibel
berdasarkan kesetaraan antara volume kegiatan pelayanan dengan jumlah
pengeluaran dan mengikuti praktik bisnis yang sehat.
Fleksibilitas pengelolaan belanja berlaku dalam ambang batas sesuai dengan
yang ditetapkan dalam RBA dan dokumen anggaran yang telah disahkan.
Belanja Puskesmas yang melampaui ambang batas fleksibilitas harus
mendapat persetujuan Bupati atas usulan kepala Puskesmas sesuai dengan
kewenangannya. Belanja Puskesmas dilaporkan sebagai belanja barang dan
atau jasa SKPD/pemerintah daerah.
V. Kebijakan Pengelolaan Kas
a. Kebijakan umum pengelolaan kas
 Pengelolaan kas Puskesmas dilaksanakan berdasarkan praktik bisnis
yang sehat.
 Penarikan dana yang bersumber dari APBN/APBD menggunakan Surat
Perintah Membayar (SPM) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 Setiap penerimaan kas harus disetorkan ke rekening Puskesmas di bank
paling lambat 24 jam berikutnya.
 Pemanfaatan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh pendapatan
tambahan dilakukan sebagai investasi jangka pendek pada instrumen
keuangan dengan risiko rendah.
b. Kebijakan Kas Harian
Yang termasuk dalam kas harian adalah pengelolaan kas kecil untuk
kebutuhan non rutin.

 Tujuan kebijakan ini adalah untuk menciptakan pengelolaan kas kecil


yang sehat
 Pembayaran dengan menggunakan kas harian maksimal penggunaan
belum ditentukan sesuai kebutuhan.
 Pengisian kembali kas kecil didasarkan pada imprest fund system, yaitu
pemegang kas harian mempertahankan saldo kas kecil.
VI. Kebijakan Pelaporan Keuangan
a. Kebijakan Umum Pelaporan Keuangan

 Puskesmas menerapkan sistem infomasi manajemen keuangan sesuai


dengan kebutuhan dan praktek bisnis yang sehat.
 Setiap transaksi keuangan Puskesmas harus diakuntansikan dan dokumen

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


46
pendukungnya dikelola secara tertib.
 Akuntansi dan laporan keuangan Puskesmas diselenggarakan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi Akuntansi
Indonesia dan Standard Akuntansi Pemerintahan yang diterbitkan oleh Komisi
Standard Akuntansi Pemerintahan (KSAP);
 Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi sebagaimana dimaksud pada butir
3 di atas, Puskesmas dapat menerapkan standar akuntansi industri yang
spesifik;
 Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi dengan
mengacu pada standar akuntansi yang berlaku sesuai dengan jenis
layanannya;
 Laporan keuangan Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam butir 3 di atas
setidak-tidaknya meliputi:
1) Laporan yang sesuai dengan Standard Akuntansi Keuangan, terdiri atas:
a) laporan posisi keuangan (neraca);
b) laporan operasional;
c) laporan aliran kas, dan
d) catatan atas laporan keuangan.
2) Laporan yang sesuai dengan Standard Akuntansi Pemerintahan, terdiri
atas:
a) laporan posisi keuangan (neraca);
b) laporan realisasi anggaran (LRA); dan
c) catatan atas laporan keuangan.
b. Kebijakan Pelaporan Keuangan

1) Laporan keuangan puskesmas disampaikan secara berkala kepada Bupati


sesuai dengan kewenangannya, untuk dikonsolidasikan dengan laporan
keuangan pemerintah daerah.
2) Laporan keuangan Puskesmas terdiri dari:
a) Laporan keuangan triwulanan berupa laporan operasional dan aliran kas;
b) Laporan keuangan tengah tahun/semester;
c) Laporan keuangan tahunan
3) Laporan keuangan disampaikan kepada Pimpinan PPK BLUD serta Bupati
sesuai dengan kewenangannya, paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode
pelaporan berakhir.
4) Laporan keuangan Puskesmas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


47
laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah daerah.
5) Penggabungan laporan keuangan Puskesmas pada laporan keuangan
pemerintah daerah dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

c. Kebijakan Pemeriksaan

1) Laporan pertanggungjawaban keuangan Puskesmas diaudit oleh pemeriksa


eksternal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Pemeriksaan internal Puskesmas dilaksanakan oleh satuan pengawas internal
yang merupakan unit kerja yang berkedudukan langsung di bawah kepala
Puskesmas.

N. Rapat Dewan Pengawas, Rapat Lainnya Dan Risalah Rapat


1. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan rapat Pengelola secara berkala
minimal 1 (kali) sebulan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi atas
pelaksanaan tata kelola BLUD Puskesmas. Rapat Pengelola tersebut , bila
dipandang perlu, dapat mengundang Kepala Dinas Kesehatan Kabupatenatau
yang mewakili untuk mengadakan rapat bersama.
2. Risalah rapat harus dibuat setiap menyelenggarakan rapat dan penyusunannya
memperhatikan dinamika rapat termasuk adanya dissenting comments
(perbedaan pendapat) yang sampai dengan berakhirnya rapat tidak diperoleh kata
sepakat.
3. Risalah asli harus didokumentasikan dan disimpan oleh Pejabat Keuangan
puskesmas (pihak yang diberi wewenang) dan harus selalu tersedia bila
diperlukan.

O. Media Komunikasi dan Informasi


Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi puskesmas secara
elektronik dan non elektronik. Sistem informasi Puskesmas mencakup :
1. Pencatatan dan pelaporan kegiatan dan jaringannya;
2. Survei lapangan;
3. Laporan lintas sektor dan lintas program;
4. Laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja PPK-
BLUD Puskesmas DTP Nagrak.

Dalam menyelanggarakan sistem informasi, PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak


wajib menyampaikan laporan kegiatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi :
Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak
48
1. Pemerintah Daerah, Pejabat Pengelola, dan stakeholders lainnya berhak
memperoleh informasi yang lengkap dan akurat mengenai puskesmas secara
proporsional.
2. Pejabat Pengelola bertanggungjawab untuk memastikan agar informasi mengenai
puskesmas diberikan kepada Bupati dan stakeholders lainnya secara tepat waktu
dan lengkap.
3. Pejabat Pengelola Puskesmas melakukan komunikasi secara efektif dengan
sesama Pejabat Pengelola, dan Bupati melalui media komunikasi yang tepat dan
efisien.
4. Pejabat Pengelola Puskesmas menetapkan kebijakan mengenai komunikasi dan
pengelolaan informasi termasuk klasifikasi kerahasiaan informasi.

P. Penunjukan Dan Peran Auditor Eksternal


1. Pelaksanaan audit atas pertanggungjawaban pengelolaan keuangan BLUD
Puskesmas dilakukan oleh BPK sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku atau dengan persetujuan Bupati dapat meminta BPKP Perwakilan
Provinsi Jawa Barat untuk melakukan audit. Audit terhadap laporan keuangan
puskesmas oleh Auditor Eksternal tersebut bertujuan untuk memberikan pendapat
atas kewajaran penyajian laporan keuangan secara independen dan profesional.
2. Puskesmas harus menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang
yang diperlukan oleh Auditor Eksternal.
3. Auditor Eksternal menyampaikan laporan hasil audit kepada Bupati dan Pejabat
Pengelola Puskesmas secara tepat waktu.
4. Pejabat Pengelola Puskesmas menindaklanjuti laporan hasil audit yang
dilaksanakan Auditor Eksternal dan melaporkan perkembangan tindak lanjut
tersebut kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.
5. Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan memantau perkembangan tindak lanjut
atas laporan hasil audit Auditor Eksternal.
6. Inspektorat Kabupaten Sukabumi sesuai tupoksinya melakukan audit kinerja atas
penyelenggaraan dan pengelolaan BLUD Puskesmas secara berkala sesuai
PKPT (.. yang disusun. Hasil audit atas kinerja dilaporkan kepada Bupati dan
Pejabat Pengelola Puskesmas secara tepat waktu.
7. Tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit kinerja menjadi tanggung jawab
Pejabat Pengelola Puskesmas dan melaporkan perkembangan tindak lanjut
tersebut kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan kabupaten.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


49
Q. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan adalah suatu situasi dimana kepentingan pribadi atau golongan
akan menghalangi keberhasilan kepentingan kelompok yang lain. Dalam hal ini akan
dibahas beberapa konflik kepentingan yang sekiranya dapat menghambat
keberhasilan pelaksanaan BLUD puskesmas antara lain:
1. Konflik nilai dalam kebijakan birokrasi pemerintah Daerah yang sifatnya belum
mendukung kepada pelaksanaan sistem BLUD, yang dipengaruhi oleh unsur-
unsur politis.
2. Konflik internal puskesmas, antara lain karyawan yang masih tidak setuju
dengan sistem BLUD atau mengenai perubahan jabatan pengelola keuangan
yang diaudit secara transparan.
3. Konflik kepentingan dari masyarakat sebagai pengguna jasa layana kesehatan,
yang masih berfikiran secara tradisional terutama yang masih menganut sistim
bebas tarif.
4. Konflik kepentingan dari pihak ketiga seperti dari Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), atau Tokoh Masyarakat dan/atau Tokoh Agama yang tidak
mendukung sistem BLUD akibat dari kurangnya pemahaman mengenai BLUD
dan pengaduan dari satu pihak tanpa konfirmasi.

R. Tanggung Jawab Sosial Puskesmas Dan Penanganan Limbah


Puskesmas harus melaksanakan fungsi sosial tanpa mempengaruhi mutu pelayanan
yang disediakan, antara lain berpartisipasi dalam penanggulangan bencana alam
nasional atau lokal dan melakukan misi kemanusiaan puskesmas. Pengelola
menetapkan dan menjalankan program yang terkait dengan tanggung jawab sosial
Puskesmas secara periodik dan melaporkannya kepada Bupati. Pengelola harus
memastikan bahwa puskesmas selalu berupaya mempedulikan kelestarian
lingkungan alam dan lingkungan sosialnya sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
1. PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak memegang teguh asas kepedulian dan
keadilan terhadap masyarakat sekitar lingkungan operasional puskesmas.
2. PPK-BLUD Puskesmas Nagrak memastikan bahwa dalam kegiatan usaha untuk
pelayanan kesehatan, telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan dan senantiasa
mempertimbangkan aspek lingkungan lainnya yang terkait.
3. PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak selalu berusaha mendorong munculnya
kebutuhan masyarakat atas kesehatan lingkungan serta pengelolaan sampah
medis secara khusus dalam upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


50
Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kerja sehari-hari PPK-BLUD Puskesmas
DTP Nagrak memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan. Tanggungjawab sosial
adalah tanggungjawab yang diemban oleh Puskesmas baik dalam menghasilkan
barang dan jasa yang berdaya guna tanpa menimbulkan efek samping negatif baik
secara medis dan non medis. Selain itu produk limbah yang dihasilkan dalam
proses pelayanan medis harus dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan
pencemaran terhadap lingkungan sekitar wilayah Puskesmas.
Kepala Puskesmas menunjuk petugas penanggungjawab pengelolaan lingkungan
dan limbah.

Tugas pokok dan fungsi petugas pengelola lingkungan dan limbah.


a. Menyusun rencana kegiatan kesehatan lingkungan berdasarkan data program
Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagai pedoman kerja.
b. Melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan meliputi
pengawasan danpembinaan TTU/TPM/ Pestisida, pelayanan klinik sanitasi,
penyuluhan kesehatan lingkungan dan koordinasi lintas program terkait
sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Mengevaluasi hasil kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan secara
keseluruhan.
d. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan.

Tata kelola lingkungan dan limbah dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu limbah non
medis dan limbah medis.
1. Tata Kelola Limbah Non Medis
Tata kelola limbah non medis merupakan pengelolaan limbah yang dihasilkan
dari aktivitas non medis baik organik maupun anorganik yang bersumber dari
lingkungan, pegawai, pengunjung, dan alat non medis. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan penampilan Puskesmas dan jejaringnya.
Kegiatannya meliputi :
 Pengadaan dan penataan tempat penampungan sementara (TPS) di tiap
ruangan dan tempat strategis lainnya (TPS 1)
 Mobilisasi harian ke TPS II (halaman Puskesmas)
 Peningkatan kegiatan jumat bersih

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


51
 Pengangkutan limbah non medis oleh truk sampah OPD Tarkimsih
2. Tata kelola Limbah Medis
a. Limbah Medis Padat
Tata kelola limbah medis merupakan pengelolaan limbah yang dihasilkan
dari aktivitas medis (cair, padat, biologi, kimiawi) baik yang bersumber dari
kegiatan medis teknis atau alat penunjang medis.
Tujuannya adalah untuk menghindari dampak yang diakibatkan oleh limbah
medis, baik terhadap petugas, pengunjung, lingkungan, dan masyarakat.
Kegiatannya meliputi :
Limbah medis padat
1. Tahap Pemilahan
a) Pemilahan limbah dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan
limbah sesuai dengan jenis limbah medis padat yang dihasilkan meliputi
limbah benda tajam, limbah medis, infeksius, limbah farmasi dan kimiawi
b) Limbah benda tajam termasuk jarum suntik dikumpulkan dalam satu
wadah kotak berwarna kuning (safety box)
c) Limbah infeksius : pot sputum, cairan darah, kapas, perban,
ditempatkan dalam satu wadah . pendesinfeksian dilakukan selama
kuran lebih 10 menit dengan cara direndam dalam larutan chlorin 10%
diencerkan dengan perbandingan 1:19, terkecuali untuk pot sputum
direndam selama 24 jam
2. Tahap Pengumpulan
Pada tahap ini semua limbah medis dikumpulkan dari tiap ruangan IGD, Gigi,
Laboratorium lalu dikumpulkan dan untuk selanjutnya dikumpulkan
diruangan Tempat Penampungan Sementara.
3. Tahap Penampungan Sementara
Pada tahap ini semua limbah medis yang dihasilkan dari tiap-tiap ruangan
IGD, Gigi, Laboraturium dan PONED dikumpulkan di Tempat Penampungan
Sementara (TPS) limbah medis yang nantinya siap dimusnahkan oleh jasa
Manifest.
4. Tahap Pemusnahan
Di tahap ini limbah medis padat untuk pemusnahannya bekerja sama dengan
pihak ketiga dan untuk pengangkutannya dilakukan dalam 1 minggu 2 kali .
b. Limbah medis cair
1. Limbah cair domestik dibuang ke septik tank
2. Limbah medis cair darah, urine, dahak dan dari dapur langsung dibuang

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


52
melalui IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah).
3. Alat bekas pakai direndam di wadah dan diberi larutan clorin 10% selama 1
(satu) malam, kemudian dicuci disterilkan. Air bekas pakai dibuang melalui
sarana pembuangan air limbah

S. Budaya Organisasi, Budaya Kerja dan Etika


Kode etik merupakan aturan atau kaidah-kaidah, nilai-nilai yang mengatur segala
perilaku (tindakan dan perbuatan serta perkataan) suatu profesi atau organisasi bagi
para anggotanya.
Kode etik adalah merupakan hal penting sebagai pedoman PNS untuk melaksanakan
tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari. Etika pegawai dalam birokrasi perlu
disesuaikan dengan melihat dan mendengarkan aspirasi masyarakat bagaimana arah
dan bentuk birokrasi publik. Selain itu pegawai juga dituntut untuk melayani masyarakt
secara prima dan menopang keberlangsungan program pemerintah serta secara
maksimal menciptakan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan
komitmen yang kuat dari pimpinan dan terus menerus mendorong lingkungan agar
kondusif.

Tata Tertib Pegawai


1. Hari kerja senin sampai dengan sabtu, pada hari libur sesuai dengan jadwal piket
yang telah ditetapkan
2. Wajib mengisi bukti kehadiran dengan Menandatangani Absensi pada pukul
07.45 WIB (bukti kehadiran pegawai apel pagi dan harian)
 Pegawai wajib apel pagi, kecuali bagi Bidan Poned yang dinas siang dan
malam

Waktu jam kerja


Pagi : pukul 07.30 – 14.00
Siang : pukul 14.00– 21.00 (PONED)
Malam : Pukul 21.00_08.00 (PONED)

3. Seragam dinas
Senin dan Selasa : Warna Gading Lengkap Atribut
Rabu : Putih Hitam Lengkap Atribut
Kamis : Batik Puskesmas /
Batik lengkap atribut
Jumat : Nyunda Jum’at Pertama,

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


53
Batik bebas / olahraga
Sabtu : Batik /bebas sopan
dengan atribut
Hari besar Nasional dan Setiap tanggal 17 memakai seragam korpri lengkap
4. keluar pada jam kerja kedinasan untuk keperluan apapun, wajib lapor dan
mengisi buku ijin keluar yang dikordinir oleh kepala tata usaha.

T. Donasi dan Etika Usaha

Etika kerja merupakan rumusan penerapan nilai-nilai etika yang berlaku di


lingkungannya, dengan tujuan untuk mengatur tata krama aktivitas para
karyawannya agar mencapai tingkat efisiensi dan produktivitas yang maksimal. Etika
usaha menyangkut hubungan perusahaan dan karyawannya sebagai satu kesatuan
dalam lingkungannya, etika kerja menyangkut hubungan kerja antara puskesmas
dan stafnya, dan etika perorangan mengatur hubungan antar karyawan. Terdapat
tiga faktor utama yang memungkinkan terciptanya iklim etika dalam perusahaan,
yaitu:

(1) Terciptanya budaya perusahaan secara baik.


(2) Terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya.
(3) Terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai.
Terdapat beberapa hal yang bisa mendorong pekerja berperilaku etis dalam
pekerjaannya, yaitu:

(1) Komunikasi yang baik dan efektif.


(2) Ketentuan/standar.
(3) Keteladanan.
Dengan menggunakan etika bisnis sebagai dasar berperilaku dalam bekerja, baik
digunakan oleh manajemen maupun oleh semua anggota organisasi, maka
perusahaan akan mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Sumber Daya Manusia yang berkualitas adalah yang memiliki kesehatan moral dan
mental, punya semangat dalam meningkatkan kualitas kerja di segala bidang,
mampu beradaptasi dan memiliki kreativitas tinggi, ulet dan pantang menyerah, serta
berorientasi pada produktivitas kerja.

Untuk memiliki sumber daya kesehatan yang berkualitas, diperlukan adanya


pemberdayaan karyawan seoptimal mungkin, dengan menciptakan lingkungan kerja
yang saling menghargai. Pemberdayaan staf yang terintegrasi dengan etika bisnis
diharapkan akan menimbulkan rasa percaya antara pimpinan dengan staf.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


54
Keberhasilan manajemen dalam pemberdayaan karyawan sangat ditentukan oleh
kesadaran para karyawan terhadap perlunya nilai-nilai kebenaran dan moral (nilai-
nilai etika) sebagai landasan berperilaku dalam berbisnis. Pemberdayaan karyawan
yang didasarkan pada etika bisnis merupakan langkah strategis untuk pengurangan
biaya dalam jangka panjang, karena semua pekerjaan dilakukan didasarkan pada
standar yang telah ditetapkan perusahaan, dan masing-masing karyawan sadar akan
tanggungjawab yang diembannya.

Dari sinilah setidaknya kita sadar akan pentingnya penerapan etika dalam bisnis.
Secara umum, ada beberapa cara yang dapat ditempuh manajemen untuk
meningkatkan moral tenaga kerja, yaitu:

a. Memberikan kompensasi/imbalan kepada tenaga kerja dalam porsi yang wajar


dengan tidak memaksakan kemampuan perusahaan.
b. Menciptakan kondisi kerja yang aman dan menyenangkan
c. Meningkatkan spiritual pekerja
d. Memperhatikan masa depan pekerja termasuk mengembangkan pengetahuan,
karir dan keterampilannya.
e. Mengkomunikasikan segala informasi secara jujur dan terbuka dengan pekerja.

Sesuatu yang bisa kita terapkan dalam etika bekerja adalah sistem reward and
punishment. Perumusan norma-norma ini harus dituangkan secara jelas dan harus
transparan.Salah satu alat yang dapat digunakan perusahaan untuk menciptakan
iklim beretika dalam perusahaan adalah dengan menciptakan kode etik. Kode etik
berfungsi sebagai: Inspirasi dan panduan dalam bekerja, pencegahan dan disiplin,
memelihara tanggung jawab, memelihara keharmonisan, memberikan dukungan.

Etika yang mengatur kinerja ditetapkan dalam bentuk Standar Pelayanan Minimum.

1. Standar Pelayanan Minimum (SPM)


Mengacu pada Penilaian Kinerja Untuk Akreditasi Puskesmas di dikolaborasi
dengan Permenkes nomor 75 Tahun 2014 untuk memastikan bahwa seluruh
pelanggan telah memperoleh layanan secara profesional sesuai standar, yang
mencakup kualitas fasilitas, kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan
layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.
Pejabat Pengelola BLUD harus menetapkan mekanisme pemberian layanan
jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemberian
jasa pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh staf medis dan tenaga
kesehatan lainnya secara profesional sesuai dengan standar profesi,
kompetensi dan pelayanan medis dalam rangka mencapai kualitas layanan

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


55
yang dipersyaratkan melalui penerapan sistem manajemen mutu untuk
menjamin kepuasan pelanggan dan seluruh stakeholders.
2. Tarif Jasa Pelayanan Kesehatan
Jasa pelayanan yang tercantum dalam tarif puskesmas terdiri dari jasa pelayan
atau jasa operator/jasa lainnya. Jasa pelayanan terdiri dari: Jasa dokter, jasa
keperawatan, jasa kefarmasian, jasa paramedis, nonkeperawatan, dan jasa
pelaksana teknis puskesmas. Jasa pelayanan yang tercantum dalam komponen
tarif bukanlah insentif.Jasa pelayan terdiri dari jasa pelayanan standar dan non
standar. Besaran jasa pelayanan dalam komponen tarif puskesmas adalah
besaran jasa yang telah diatur dalam peraturan daerah(Perda). Selanjutnya jasa
medis, jasa keperawatan, jasa kefarmasian, jasa paramedis, nonkeperawatan,
dan jasa pelaksana teknis puskesmas yang tercantum didalam tarif puskesmas
disebut sebagai insentif setelah diatur dalam sistem distribusinya dalam sistem
remunerasi.
Insentif dokter adalah pendapatan individu yang dihasilkan akibat pelayanan
dokter dan bagian dari jasa pelayanan puskesmas yang tercantum dalam
komponen tarif puskesmas dan bersifat individu meliputi dokter umum dan
dokter gigi. Insentif keperawatan adalah pendapatan kelompok yang dihasilkan
akibat pelayanan keperawatan merupakan bagian dari jasa pelayanan
puskesmas yang tercantum dalam komponen tarif puskesmas dan bersifat
kelompok meliputi perawatan umum dan kebidanan.
Insentif kefarmasian adalah pendapatan kelompok farmasi yang dihasilkan
akibat pelayanan kefarmasian yang merupakan bagian dari pelayanan
puskesmas yang tercantum dalam komponen tarif penjualan obat dan bahan
habis pakai puskesmas bersifat kelompok, meliputi asisten apoteker dan
pelaksana farmasi.
Insentif paramedis non keperawatan adalah pendapatan kelompok yang
dihasilkan akibat pelayan perawatan yang merupakan bagian jasa pelayanan
puskesmas yang tercantum dalam komponen tarip puskesmas meliputi jasa
laboratorium, asisten apoteker/pelaksana farmasi, penata gizi.
Intensif pelakaksana teknis adalah pendapatan kelompok yang dihasilkan akibat
dari pelayanan tenaga teknis non dokter dan non paramedis yang merupakan
bagian dan jasa pelayanan puskesmas dan tercantum dalam komponen tarif
puskesmas meliputi supir ambulance.
Insentif terdiri dari insentif langsung dari persentase jasa yang dihasilkan dan
sisanya merupakan kontribusi kedalam POS remunerasi yang selanjutnya di

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


56
distribusikan kepada seluruh karyawan selanjutnya disebut sebagai insentif tidak
langsung.
Pejabat Pengelola BLUD menetapkan strategi dan kebijakan terhadap
pemberian layanan kesehatan serta melakukan pengawasan atas
pelaksanaannya. Oleh karenanya, Pejabat Pengelola BLUD harus melakukan
penghitungan biaya per unit setiap jenis layanan (cost finding) sebagai dasar
pengambilan kebijakan mengenai penetapan tarif layanan kesehatan, misalnya
kebijakan pemberian subsidi tarif layanan kesehatan kepada pasien tidak
mampu. Oleh karenanya, Pejabat Pengelola BLUD harus melakukan reviu biaya
per unit setiap jenis layanan secara berkala.
Pejabat Pengelola melakukan evaluasi kualitas pemberian jasa pelayanan
yang telah dilakukan pada akhir periode sebagai bahan masukan pada
periode berikutnya.
3. Sistem Penatausahaan dan Akuntansi Pengelolaan BLUD
Pejabat Pengelola menetapkan pedoman mengenai sistem penatausahaan dan
akuntansi yang diterapkan untuk pengelolaan keuangan dan penyusunan
pertanggungjawaban BLUD sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta disusun berdasarkan
pengendalian internal yang memadai. Selanjutnya Pejabat pengelola
Puskesmas menyelenggarakan sistem penatausahaan dan akuntansi sesuai
pedoman yang telah ditetapkan tersebut, baik secara manual maupun
komputerisasi.
Pejabat Pengelola menetapkan organisasi dan pengelola yang berwenang
dalam penatausahaan dan akuntansi pengelolaan keuangan BLUD.
Output sistem berupa laporan keuangan BLUD, khususnya pada akhir semester
dan akhir tahun dikonsolidasikan dengan laporan keuangan pemerintah daerah
sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan yang berlaku.
4. Remunerasi
Remunerasi adalah suatu sistem pengupahan yang mengatur gaji, insentif dan
merit atau bonus karyawan pada suatu perusahaan untuk PPK-BLUD
Puskesmas DTP Nagrak Remunerasi merupakan insentif karyawan yang
disisihkan dari jasa pelayanan dan laba operasional penunjang medis.
Remunerasi merupakan salah satu unsur yang penting untuk diketahui oleh
manajemen puskesmas karena menyangkut kesejahteraan seluruh
karyawan.Remunerasi disesuaikan berdasarkan kesepakatan melalui
beberapa pendekatan yang fleksibel.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


57
Tujuan :
1) Membangun image yang baik dari organisasi
2) Menjamin kesejahteraan karyawan
3) Memberikan motivasi terhadap kinerja karyawan
4) Mempertahankan keberadaan karyawan bagi organisasi
Prinsip dasar Remunerasi:
Dalam penentuan remunerasi ini menggunakan tiga prinsip dasar agar terdapat
solusi yang tepat dalam mencapai tujuan yang diinginkan, antara lain adalah:
1) Kebersamaan, karena dalam organisasi puskesmas karyawan bekerja
saling membutuhkan dan koordinasi yang baik
2) Keterbukaan, semua karyawan dalam bekerja harus terbuka dan saling
mengingatkan guna pencapaian hasil yang optimal
3) Keadilan, adalah pelaksanaanya sistem pembagian remunerasi ini harus
adil dan wajar sesuai dengan penampilan kerja masing-masing karyawan.
Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan
Remunerasi adalah :
a. Jumlah aset yang dikelola BLUD, tingkat pelayanan, serta produktivitas.
b. Pertimbangan persamaannya dengan industri pelayanan sejenis.
c. Kemampuan Pendapatan BLUD.
d. Kinerja Operasional BLUD dengan mempertimbangkan antara lain Indikator
keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat bagi masyarakat.
Remunerasi pejabat pengelola BLUD dan pegawai BLUD diberikan
berdasarkan indikator penilaian:
a. pengalaman dan masa kerja
b. jabatan yang disandang
c. resiko kerja
d. tingkat kegawatdaruratan
e. Keterampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku
f. Hasil/capaian Kinerja
Hak dan kewajiban :
1) Manajeman puskesmas berkewajiban menyediakan alokasi dana untuk
insentif karyawan.
2) Setiap karyawan Puskesmas berhak mendapatkan insentif sesuai dengan
kerja yang dicapai.
3) Pengaturan pembagian atau distribusi insentif berdasarkan sistem indexing,
yang tercantum dalam sistem remunerasi.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


58
4) Seluruh karyawan dapat insentif sesuai dengan kinerjanya dan berdasarkan
total index perorangan yang dimiliki.
5) Setiap karyawan yang menghasilkan jasa pelayanan dan penunjang
berkewajiban memberikan kontribusi kepost remunerasi yang besaran
prosentasinya ditentukan dalam sistem remunerasi.
.
U. Pemantauan Ketaatan Tata Kelola

Pemantauan ketaatan atas pelaksanaan tata kelola penyelenggaraan BLUD


Puskesmas menjadi tugas dan wewenang Satuan Pengawas Internal. Dalam hal
Satuan Pengawas Internal belum dibentuk, tanggung jawab pemantauan tersebut
menjadi tanggung jawab Pejabat Pengelola Puskesmas yang didelegasikan ke
masing-masing Pengelola Keuangan dan Teknis.
1. Disiplin Pegawai
a) Sumber Daya Manusia yang berasal dari PNS
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalm
peraturan perundang-undangan dan atau peraturan kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar akan dijatuhi hukuman disiplin. Berdasarkan PP
No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat
pelanggaran disiplin atau indisipliner, pegawai negeri sipil yang bersangkutan
akan di jatuhi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat hukuman disiplin yang
terdiri dari : hukuman disiplin ringan, sedang dan berat.
Adapun jenis hukuman disiplin sesuai dengan tingkatannya dapat dijelaskan
sebagai berikut :
- Jenis hukuman disiplin ringan terdiri atas : teguran lisan, teguran tertulis
dan pernyataan tidak puas secara tertulis.
- Jenis hukuman disiplin sedang terdiri atas : penundaan kenaikan gaji
berkala selama 1 tahun, penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun dan
penundaan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.
Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud dalam PP no 53 tahun
2010 adalah sebagai berikut : penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 3 tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih
rendah, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS dan pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS.
b) Sumber Daya Manusia Kesehatan Non PNS

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


59
Jika terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk pegawai non PNS,
maka akan diberikan tindakan atau sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran,
dan apabila pegawai non PNS yang berprestasi akan diberikan penghargaan
(rewards).

BAB IV
PENEGAKAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA

A. Transparansi

Transparansi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar di PPK-BLUD


Puskesmas DTP Nagrak. merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang
bersifat terbuka bagi masyarakat, serta mudah diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan. Kegiatan transparansi merupakan tugas dan kewenangan :
a. Kepala Puskesmas, berkenaan dengan proses memimpin, mengkoordinasikan
dan mengendalikan pelaksanaan program Kesehatan di lingkup Puskesmas;
b. Kepala Tata Usaha, berkenaan dalam hal merencanakan teknis operasional dan
melaksanakan kegiatan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan program serta kelembagaan dan ketatalaksanaan.
Transparansi menciptakan kepercayaan timbal balik antara PPK-BLUD Puskesmas DTP
Nagrak dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di
dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan standar.
PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak menerapkan transparansi dalam bentuk Laporan
Keuangan, Laporan Manajemen, dan Laporan Hasil Kinerja dalam bentuk laporan
Bulanan, Triwulan, dan Tahunan.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


60
B. Akuntabilitas

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas, yakni terwujudnya


PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan yang
berkualitas, Berwawasan dan Berkeadilan. PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak masuk
dalam kategori kawasan perkotaan bertanggungjawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau
dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi:

1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan


Upaya kesehatan masyarakat esensial dan keperawatan untuk Puskesmas
perkotaan, menitik beratkan pada upaya pencegahan yang dimana bisa dilakukan
dengan cara penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat. Upaya kesehatan
masyarakat esensial dan keperawatan membawahi :
a. Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d. Pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. Pelayanan pengamatan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan


Upaya kesehatan masyarakat pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat
serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan
masyarakat pengembangan antara lain, yakni:
a. Pelayanan kesehatan jiwa
b. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. Pembinaan Pengobatan Tradisional
d. Pembinaan kesehatan olahraga di masyarakat
e. Pelayanan kesehatan indera
f. Pelayanan kesehatan lansia
g. Pembinaan dan Pelayanan kesehatan kerja
h. Pelayanan Kesehatan Matra

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


61
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi,
yakni upaya lain di luar upaya Puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan
kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam
rangka mempercepat tercapainya visi Puskesmas. Apabila Puskesmas belum
mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal menjadi
kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
bertanggunjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.

3. Upaya Kesehatan Perorangan, kefarmasian dan Laboratorium yakni :


a. Pelayanan pemeriksaan umum
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. Pelayanan gawat darurat
e. Pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. Pelayanan persalinan
g. Pelayanan perawatan Kesehatan Masayarakat bersifat UKP
h. Pelayanan kefarmasian
i. Pelayanan laboratorium

4. Jaringan Pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan yakni :


a. Puskesmas pembantu
b. Puskesmas keliling
c. Poskesdes
d. Bidan desa
e. Posyandu
f. Posbindu
g. Pojok URO

Akuntabilitas Kegiatan

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus


menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan
Puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi Puskesmas. Dasar pemikirannya
adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam
menyelenggarakan setiap upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan perorangan maupun
upaya kesehatan masyarakat
Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak
62
.
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah:
1. Azas pertanggung jawaban wilayah
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang pertama adalah pertanggung jawaban wilayah.
Dalam arti Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan
berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat Kecamatan, sehingga
berwawasan kesehatan;
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya;
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya;
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya.
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, bidan di desa serta berbagai upaya kesehatan di luar gedung
Puskesmas lainnya (outreach activities) pada dasarnya merupakan realisasi dari
pelaksanaan azas pertanggungjawaban wilayah.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan
masyarakat. Dalam arti Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas. Untuk
ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukkan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP).
Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak : posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB);
b. Upaya pengobatan : posyandu, Poskesdes
c. Upaya perbaikan gizi : posyandu, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi);
d. Upaya kesehatan sekolah: Dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali murid;
e. Upaya kesehatan lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa SBS (Stop
Buang Air Besar Sembarangan);
f. Upaya kesehatan usia lanjut: Posyandu Usila;
g. Upaya kesehatan kerja

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


63
h. Upaya kesehatan jiwa: Posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat
(TPKJM);
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional: Taman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Pengobat Tradisional (Battra);
j. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan : Kepesertaan JKN ,Kepesertaan
Jamkesda
3. Azas keterpaduan
Azas penyelenggaraan Puksesmas yang ketiga adalah keterpaduan. Untuk mengatasi
keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan
setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari
tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan, yakni:
a. Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai
upaya kesehatan yang menjadi tanggungjawab Puskesmas. Contoh keterpaduan
lintas program antara lain:
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan P2M, gizi,
promosi kesehatan, pengobatan
2) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan dengan
promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja
dan kesehatan jiwa ,Program HIV/AID
3) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi, promosi
kesehatan, kesehatan gigi
4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M, kesehatan jiwa, promosi
kesehatan
b. Keterpaduan lintas sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya
Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari
sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha.
Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
1) Upaya Kesehatan Sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan Camat,
Lurah/kepala Desa, Pendidikan, Agama;
2) Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan Camat,
Lurah/kepala Desa, Pendidikan, Agama, pertanian;

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


64
3) Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan Camat,
Lurah/Kepala Desa, Organisasi profesi, Organisasi kemasyarakatan, PKK,
PLKB;
4) Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan Camat,
Lurah/Kepala Desa, Pertanian, Pendidikan, Agama, Koperasi, Dunia usaha,
PKK, PLKB;
5) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan
dengan Camat, Lurah/Kepala Desa, Tenaga kerja, Koperasi, Dunia usaha,
Organisasi kemasyarakatan;
6) Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan Camat,
Lurah/Kepala Desa, Tenaga kerja, Dunia usaha;

4. Azas rujukan
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang keempat adalah rujukan. Sebagai sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas
terbatas. Padahal Puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu Puskesmas menyelesaikan
berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka
penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus
ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal
dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horisontal dalam arti antar sarana pelayanan
kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas ada dua
macam rujukan yang dikenal, yakni:
1) Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.
Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit
tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik horisontal maupun vertikal). Sebaliknya pasien
paska rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke
Puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


65
a) Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (biasanya
operasi) dan lain-lain.
b) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
c) Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan kepada tenaga Puskesmas dan
ataupun menyelenggarakan pelayanan medik di Puskesmas.
2) Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan, dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu
Puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat,
padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan
masyarakat. Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi masalah
kesehatan masyarakat, maka Puskesmas tersebut wajib merujuknya ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:
a) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.
b) Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan kejadian
luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, penanggulangan
gangguan kesehatan karena bencana alam.
c) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah kesehatan
masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat
dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain Upaya
Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa,
pemeriksaan contoh air bersih) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
Rujukan operasional diselenggarakan apabila Puskesmas tidak mampu.

Akuntabilitas Keuangan

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan


masyarakat yang menjadi tanggungjawab PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak, perlu
ditunjang dengan tersedianya pembiayaan yang cukup.

Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan Puskesmas, yakni:

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


66
1. Pemerintah
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah
terutama adalah pemerintah Kabupaten Sukabumi Di samping itu Puskesmas masih
menerima dana yang berasal dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Dana yang
disediakan oleh pemerintah pusat antara lain anggaran pembangunan yang mencakup
dana pembangunan gedung, pengadaan peralatan kesehatan dan pengadaan obat serta
biaya operasional kesehatan (DAK non fisik).
Setiap tahun anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah Kabupaten Sukabumi,
seterusnya dibahas bersama DPRD Kabupaten Sukabumi. Puskesmas diberikan
kesempatan mengajukan sesuai kebutuhan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi.
Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan
secara bertahap ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi. Untuk
beberapa mata anggaran tertentu, misalnya pengadaan obat dan pembangunan gedung
serta pengadaan alat kesehatan, anggaran tersebut dikelola langsung olen Dinas
Kesehatan Kabupataten Sukabumi atau oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima Puskesmas adalah Kepala
Puskesmas, sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan
Puskesmas yakni seorang staf yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi atas usulan Kepala Puskesmas.
Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan
memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pendapatan Puskesmas
Sesuai dengan kebijakan pemerintah Kabupaten Sukabumi, masyarakat dikenakan
kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan melalui retribusi, yang besarnya
ditentukan dengan Peraturan Daerah, yang seluruhnya dimanfaatkan secara langsung
oleh Puskesmas sesuai RBA (Rencana Bisnis Anggaran) PPK-BLUD Puskesmas DTP
Nagrak.

3. Sumber lain
PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak juga menerima dana dari beberapa sumber lain
seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk upaya kesehatan perorangan, kecuali
untuk penduduk miskin yang tidak memiliki kartu KIS BPJS ditanggung oleh pemerintah
daerah dalam bentuk Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA). Yang seluruhnya

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


67
dimanfaatkan secara langsung oleh Puskesmas sesuai RBA (Rencana Bisnis Anggaran)
PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak.

C. Responsibilitas

Merupakan keadilan dan kesetaraan atau kepatuhan dalam pengelolaan organisasi


terhadap prinsip bisnis yang sehat serta perundang-undangan yang berlaku.
Dalam pelaksanaan kegiatan BLUD, Puskesmas mendapatkan keleluasaan atau
fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya manusia, keuangan yang diatur dalam
regulasi khusus. Tetapi tetap harus mematuhi perundangan yang berlaku, yang tujuannya
untuk pengaturan dan pengawasan. Mendorong agar organ puskesmas dalam membuat
keputusan dan menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi
dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, dandilandasi
kesadaran tanggung jawab sosial puskesmas. Bentuk responsibilitas antara lain adalah
dengan mematuhi standar operasioanal prosedur dalam setiap pemberian layanan
kesehatan.
Prosedur kerja setiap proses pengelolaan dan sistem manajerial telah
didokumentasikan dalam Prosedur dan Ketetapan (Protap) atau Standard Operating
Procedure (SOP). Prosedur dan Ketetapan ini telah didokumentasikan, disosialisasikan,
dan diimplementasikan di setiap bagian dan unit kerja lainnya. Dengan adanya protap
atau SOP ini diharapkan pelaksanaan atau proses kinerja dan layanan pada setiap unit
kerja dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan manual mutu. Dengan prosedur
kerja ini pula dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil kinerja dari
setiap proses kinerja.
Prosedur kerja PPK BLUD Puskesmas DTP Nagrak dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat, baik pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang
kesehatan, maupun pelayanan manajemen, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Standar Operasional dan Prosedur pelayanan kesehatan, merupakan inti kegiatan
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat agar
pelayanan yang diberikan dapat berjalan sesuai harapan banyak pihak, terutama
pasien yang bersangkutan. Prosedur baku pelayanan ditetapkan untuk menghindari
kesalahan dalam penanganan pasien. Standar operasional dan prosedur pelayanan
kesehatan terdiri dari standar operasional dan prosedur yang di tetapkan pada rawat
jalan. Rawat jalan terdiri dari rawat jalan BP umum, BP gigi, KIA, dan persalinan
PONED.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


68
2. Standar Operasional dan Prosedur pelayanan penunjang kesehatan, merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan kesehatan
Puskesmas. Ketelitian, keakuratan dan kelengkapan peralatan penunjang medis
menjadi salah satu penentu kesembuhan pasien. Standar operasional dan prosedur
pelayanan penunjang kesehatan terdiri dari standar operasional dan prosedur yang
ditetapkan pada laboratorium, farmasi dan klinik mentari (HIV AIDS dan IMS).
3. Standar Operasional dan Prosedur Pelayanan Manajemen, memberikan pelayanan
kepada kegiatan pelayanan dan penunjang kesehatan Puskesmas agar seluruh
personil yang terlibat dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan uraian tugas yang
telah ditetapkan. Untuk itu proses-proses manajemen harus dijalankan dengan
cepat, tepat dan akurat. Standar operasional dan prosedur manajemen terdiri dari
standar operasional dan prosedur pada keuangan, kepegawaian, umum, pelaporan,
rekam medis dan sistem informasi Puskesmas.
D. Independensi

Merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional tanpa benturan


kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat. Mendorong pengelolaan
puskesmas secara profesional, transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan
peningkatan kemandirian organ puskesmas.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


69
BAB V
PENGELOLAAN HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS

A. Pengguna Jasa
1. Puskesmas menghormati hak-hak pasien selaku pengguna jasa sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Puskesmas memenuhi komitmennya kepada pengguna jasa sesuai standar layanan
yang telah ditetapkan.
3. Penanganan keluhan pengguna jasa dilakukan secara profesional melalui mekanisme
yang baku dan transparan.

B. Mitra Usaha
1. Mitra usaha meliputi rekanan, BPJS Kesehatan, asuransi kesehatan lainnya, serta
pihak ketiga lainnya.
2. Puskesmas menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dilandasi dengan itikad baik,
saling menguntungkan, akuntabilitas, transparansi, kewajaran dan tidak
merugikan stakeholders serta dituangkan dalam kesepakatan secara tertulis.
3. Kerjasama Puskesmas dengan mitra usaha dapat berupa transaksi jual beli
barang dan/atau jasa serta Kerja Sama Operasional (KSO) dalam bentuk
kerjasama pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pembangunan
gedung, pemanfaatan alat kedokteran dan kerjasama lainnya yang sah.
4. Puskesmas dan mitra bisnis bermitra secara profesional dengan mematuhi
setiap kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak kerjasama.

C. Pegawai

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


70
1. Pegawai puskesmas yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis, dan
tenaga lainnya adalah aset yang sangat berharga, maka puskesmas berkewajiban
meningkatkan kompetensi dan karakternya. Puskesmas dapat memberikan
penghargaan yang pantas kepada pegawai yang berprestasi. Dalam hal adanya
terjadi masalah yang menyangkut tuntutan pasien terhadap tenaga medis/paramedis,
puskesmas berkewajiban memberikan bantuan hukum yang diperlukan. Hubungan
antara tenaga medis/paramedis dan non medis dengan pihak puskesmas diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Pejabat Pengelola Puskesmas.
2. Setiap kebijakan puskesmas yang terkait dengan pegawai disusun secara
transparan, mengakomodasi kepentingan pegawai dan peraturan perundang-
undangan yang terkait.
3. Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai atau perjanjian dengan pegawai dibuat
secara tertulis dengan memuat hak dan kewajiban setiap pihak secara jelas.
4. Sistem penilaian kinerja pegawai ditetapkan dan dilaksanakan secara adil dan
transparan.
5. Puskesmas menciptakan kondisi kerja dengan selalu memperhatikan tingkat
kesehatan dan keselamatan kerja pegawai.
6. Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan pegawai, puskesmas menghormati
hak asasi serta hak dan kewajiban pegawai sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
7. Puskesmas memberi kesempatan yang sama tanpa membedakan senioritas, gender,
suku, agama, ras, dan antar golongan.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) diatur berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku.

a. Pengelolaan PNS
Pengembangan sumber daya manusia aparatur pemerintah tentu tidak akan
terlepas dari peraturan yang mendasarinya yaitu Undang – undang No. 5
Tahun 2014 tentang ASN ( Aparatus Sipil Negara ). Ada sejumlah hal dalam
Undang-undang tersebut yang perlu digaris bawahi karena sangat erat
kaitannya dengan upaya pengembangan PNS.
Pertimbangan yang memunculkan undang-undang ini adalah adanya
keyakinan bahwa untuk mencapai tujuan nasional Rebublik Indonesia
diperlukan PNS yang terampil menjalankan perannya sebagai abdi
masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata,
serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


71
kepada Pancasila dan UUD 1945. Dalam hal ini diperlukan sosok PNS yang
mampu melaksanakan tugas pemerintah dan pembangunan secara
profesional dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme.
Manajemen PNS merupakan keseluruhan upaya untuk meningkatkan
efisiensi, efektifitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas,
fungsi dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan,
pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kepegawaian,
dan pemberhentian. Melalui cara itu, manajemen PNS yang dilakukan
dengan tepat diyakini dapat menjamin penyelenggaraan tugas pemerintah
dan pembangunan secara berdaya guna dan behasil guna.
8. Formasi Pegawai
Formasi pegawai di lingkup Puskesmas disesuaikan dengan kebutuhan pegawai
sesuai dengan profesi berdasarkan jenis pekerjaan/keahlian/ bidang pelayanan
yang ada di Puskesmas.
9. Pengadaan Pegawai Pengadaan pegawai untuk tenaga yang bekerja di lingkup
PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak.
10. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil melalui proses seleksi oleh Pemerintah
Kabupaten Sukabumi. yang selanjutnya ditugaskan di PPK-BLUD Puskesmas
DTP Nagrak.
11. Mutasi/lolos butuh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Sukabumi berdasarkan kebutuhan formasi pegawai. Pemindahan PNS secara
terperinci diatur dalam PP No.96 tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian PNS.
12. Pemberhentian Pegawai / Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Pemberhentian
pegawai untuk PNS diatur dalam PP No. 32 tahun 1979 tentang Pemberhentian
PNS dan PP No. 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin PNS.
a. Pengelolaan Non PNS
Pelayanan yang berkualitas akan tercapai bila didukung oleh sarana, prasarana
serta sumber daya manusia yang cukup. Jumlah PNS yang terbatas yang di
tugaskan oleh pemerintah Kabupaten Sukabumi. di Puskesmas DTP Nagrak, maka
kepala Puskesmas mengajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
untuk merekrut tenaga non PNS.
1. Pengadaan dan Pengangkatan
a. Pengangkatan tenaga non PNS berdasarkan seleksi disesuikan
dengan formasi pegawai yang dibutuhkan.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


72
b. Pengangkatan Pegawai non PNS dilakukan berdasarkan pada prinsip
efisiensi, ekonomis dan produktif dalam peningkatan pelayanan.
c. Rekruitmen Pegawai non PNS dilakukan oleh Kepala Puskesmas dengan
melibatkan Dinas Keehatan melalui seleksi :
 Seleksi administrasi;
 Test kesehatan;
 Seleksi akademik;
 Ketrampilan;
 Wawancara.
2. Disiplin
a. Disiplin pegawai merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban.
b. Pelanggaran terhadap disiplin pegawai sebagaimana dimaksud pada
bag (a) dikenakan hukuman berdasarkan ketentuan/peraturan
perundang-undangan.
3. Penempatan
Penempatan pegawai di sesuaikan dengan keahliannya atau berdasarkan
pada kebutuhan.
4. Pemberian Insentif
5. Jenjang Karir
Jenjang karir disesuaikan dengan peraturan kepegawaian yang ada yaitu ada
jabatan struktural atau jabatan fungsional.
6. Pembinaan (Penghargaan dan Sanksi)
Untuk mendorong motivasi kerja dan produktivitas pegawai maka PK-BLUD
Puskesmas DTP Nagrak Kabupaten Sukabumi. menerapkan kebijakan
mengenai penghargaan bagi pegawai yang mempunyai kinerja baik dan sanksi
bagi pegawai yang tidak memenuhi ketentuan atau melanggar ketentuan/
peraturan perundang-undangan.
 Peringatan secara lisan oleh kepala Tata Usaha.
 Peringatan secara tertulis.
 Pemutusan hubungan kerja.
7. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Pemberhentian Pegawai/ Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), didasarkan
pada penilaian kinerja, dan loyalitas.

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


73
D. Pemerintah Selaku Regulator
1. Puskesmas harus mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan kegiatan puskesmas baik yang menyangkut layanan jasa,
pegawai, pelanggan, masyarakat sekitar, lingkungan, sesama pelaku usaha,
perpajakan, perbankan dan lain-lain.
2. Puskesmas selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang harmonis dan konstruktif
atas dasar kejujuran terhadap regulator serta penyelenggara negara lainnya.
3. Puskesmas mendukung penerimaan negara dan daerah baik langsung maupun
tidak langsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Puskesmas akan selalu meningkatkan kualitas layanan dalam upaya memberikan
kontribusi terhadap pembangunan pelayanan Kesehatan diwilayah kerja.

E. Masyarakat Sekitar Dan Lingkungan


1. Puskesmas memegang teguh asas kepedulian dan keadilan terhadap masyarakat
sekitar lingkungan operasional puskesmas.
2. Puskesmas memastikan bahwa dalam kegiatan usaha untuk pelayanan
kesehatan, telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan dan senantiasa
mempertimbangkan aspek lingkungan lainnya yang terkait.
3. Puskesmas selalu berusaha mendorong munculnya kebutuhan masyarakat atas
kesehatan lingkungan serta pengelolaan sampah medis secara khusus dalam
upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

BAB VII
PENUTUP

Pola tata kelola adalah ketentuan internal PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak yang
berkenaan dengan organisasi, tatalaksana dan akuntabilitas serta transparasi. Bertujuan
untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pola tata kelola merupakan aturan dasar yang mengatur tatacara penyelenggaraan
Puskesmas, serta menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan operasional PPK-BLUD
Puskesmas DTP Nagrak.
Dengan adanya tata kelola diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap masyarakat secara lebih efektif dan efisien, sejalan dengan praktek bisnis yang
sehat dimana pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh
Bupati. Diharapkan melalui kebijakan ini masyarakat akan semakin mudah untuk

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


74
memperoleh pelayanan yang berkualitas terutama pada pelayanan yang berkaitan dengan
kebutuhan dasar masyarakat yaitu di bidang Kesehatan.

Sukabumi, November 2016


Pimpinan PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak

Dr. Aria Firmansyah


NIP.197309112006041008

Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas Nagrak


75

Anda mungkin juga menyukai