PENDAHULUAN
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi mengacu
pada Peraturan Bupati Nomor 65 Tahun 2012, yaitu sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
a. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari:
1) Kepala Dinas;
2) Sekretariat, membawahi:
a) Subbagian Umum dan Kepegawaian;
b) Subbagian Keuangan; dan
c) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
3) Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
a) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan;
b) Seksi Promosi dan Sarana Kesehatan; dan
c) Seksi Kefarmasian dan perbekalan kesehatan.
4) Bidang Kesehatan Keluarga, membawahi:
a) Seksi Kesehatan Ibu dan Bayi;
Pola Tata Kelola PPK-BLUD Puskesmas DTP
Nagrak 6
b) Seksi Kesehatan Anak dan Usia Lanjut; dan
c) Seksi Gizi Keluarga.
5) Bidang Kesehatan Lingkungan, membawahi:
a) Seksi Pengendalian Kualitas Lingkungan Permukiman;
b) Seksi Pengendalian Penyehatan Lingkungan Tempat-tempat
Umum (TTU), Industri dan Tempat Pengelolaan Makanan
(TPM); dan
c) Seksi Pengendalian Kualitas Air dan Lingkungan Umum.
6) Bidang Pengendalian Penyakit, membawahkan:
a) Seksi Pengamatan Penyakit;
b) Seksi Pencegahan Penyakit; dan
c) Seksi Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Matra.
7) Bidang Regulasi kebijakan kesehatan
a) Seksi Kebijakan Kesehatan;
b) Seksi Akreditasi dan Pendayagunaan Sarana Kesehatan;
c) Seksi akreditasi Sumber daya Kesehatan.
8) UPTD; dan
9) Kelompok Jabatan Fungsional.
a) Pada Dinas dapat dibentuk UPTD untuk melaksanakan sebagian
kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan penunjang yang
mempunyai wilayah kerja 1 (satu) atau beberapa kecamatan.
b) UPTD merupakan unsur pelaksana teknis operasional Dinas
Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
c) Pengaturan mengenai nomenklatur, jumlah dan jenis, susunan
organisasi, tugas dan fungsi UPTD ditetapkan dengan Peraturan
Bupati tersendiri.
d) UPTD dan UPT yang mempunyai wilayah kerja Kecamatan
dalam pelaksanaan tugasnya secara operasional
dikoordinasikan oleh Camat.
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN SUB.BAGIAN
SUBBAGIAN PERENCANAAN,
UMUM DAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN EVALUASI &
PELAPORAN
KELOMPOK BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG
BIDANG REGULASI KEBIJAKAN
JABATAN PELAYANAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN KESEHATAN
FUNGSIONAL KELUARGA PENYAKIT
SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI
KESEHATAN IBU PENGENDALIANKUALITAS
SEKSI
PELAYANAN PENCEGAHAN LEGISLASI KEBIJAKAN
KESEHATAN DASAR DAN BAYI LINGKUNGAN PERMUKIMAN
SEKSI KESEHATAN
PENYAKIT SEKSI
DAN KHUSUS SEKSI PENGENDALIAN PENYEHATAN
SEKSI LINGKUNGAN TEMPAT- AKREDITASI DAN
KESEHATAN ANAK PENDAYAGUNAAN
PROMOSI KESEHATAN TEMPAT UMUM, INDUSTRI DAN SEKSIPENGAMATAN
DAN USIA LANJUT TEMPAT PENGELOLAAN SARANAKESEHATAN
SEKSI PENYAKIT DAN SEKSI
SEKSI MAKANAN
PENGENDALIAN KUALITAS AIR KESEHATAN MATRA AKREDITASI SUMBER
GIZI KELUARGA DAN LINGKUNGAN UMUM SEKSI DAYA KESEHATAN
PEMBERANTASAN
SEKSI PENYAKIT
KEFARMASIAN DAN
PERBEKALAN
KESEHATAN UPTD
Kepala Puskesmas
Penanggungjawab Jaringan
Pelayanan Puskesmas
Unit Pelaksana Teknis Fungsional
Puskesmas Pembantu Pemeriksaan Umum (termasuk Promkes dan UKS Kesehatan Jiwa
Lansia, MTBS)
Kesehatan Kerja
Pelayanan Kefarmasian
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala UPTD
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan dan pengolahan bahan dalam penyusunan rencana teknis
operasional pembinaan, pengembangan serta pengendalian terhadap
pelaksanaan program pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di lingkup
Kecamatan;
b. Pelaksanaan pembinaan, pengembangan serta pengendalian terhadap
pelaksanaan program pusat kesehatan masyarakat di lingkup Kecamatan.
c. Pelaksanaan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi; dan
d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan serta capaian kinerja sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi.
(3) Uraian tugas Kepala UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah sebagai
berikut:
a. Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kebijakan umum Dinas di wilayah
kerjanya;
b. Mengumpulkan dan mengolah data basis program kesehatan di lingkup
Kecamatan;
c. Menyiapkan bahan, menyusun dan melaksanakan program kesehatan di lingkup
Kecamatan berdasarkan kebijakan teknis, sasaran dan program kerja badan serta
kondisi dinamis masyarakat di wilayah kerjanya;
d. Menyiapkan bahan dan mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas
sesuai dengan bidang tugas.
e. Menyiapkan bahan dan menyusun kebijakan teknis penyelenggaraan Puskesmas.
f. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengelolaan ketatausahaan Puskesmas.
g. Menyiapkan bahan dan melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan untuk
pengendalian pelaksanaan rencana strategis dan rencana kerja UPTD
Puskesmas.
h. Menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi dan analisis hasil kerja guna
pengembangan rencana strategis dan rencana kerja UPT Puskesmas.
C. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja setiap proses pengelolaan manajerial dan pelayanan telah
didokumentasikan dalam Standard Operating Procedure (SOP). SOP merupakan acuan
bagi seluruh karyawan PPK-BLUD Puskesmas DTP Tamanjaya dalam melaksanakan
pekerjaan. Acuan pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian vital dalam pengelolaan
TABEL 1
JUMLAH SUMBER DAYA MANUSIA PPK – BLUD PUSKESMAS DTP NAGRAK TAHUN
2015
No Pendidikan Jumlah Keterangan
1 Dokter umum 1 Kepala Puskesmas
2 Dokter Umum ( S1) 2 2 PNS
3 Dokter Gigi ( S1 ) 1 1 PNS
4 SKM (S1) 0 0
5 Sarjana Ilmu Pol.(S1) 1 1 Ka. SUBAG Tata Usaha
6 S1 Farmasi 1 0
TABEL 2
PROYEKSI PENGEMBANGAN KUALITAS JUMLAH SUMBER DAYA MANUSIA PPK-
BLUD PUSKESMAS DTP NAGRAK
TAHUN 2015-2019
2) Pola Rekruitmen
Dokter, tenaga fungsional dan tenaga administrasi PPK-BLUD Puskesmas DTP
Nagrak dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil maupun tenaga profesional non
Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan Puskesmas.
Pola rekrutmen Sumber Daya Manusia baik tenaga medis, paramedis maupun non
medis pada PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak. adalah sebagai berikut:
(1) Sumber Daya Manusia yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)
B. Program Pengenalan
1. Pejabat Pengelola yang baru wajib diberikan program pengenalan mengenai BLUD
Puskesmas.
Kerjasama Pendidikan antara PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak. dan Pihak ketiga
pada kurun waktu tahun 2015, antara lain adalah :
1. Program UKS dan UKGS lanjutan antara PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak
dengan PAUD dan TK telah terjalin sejak tahun 2010.
2. Program UKS dan UKGS lanjutan antara PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak
dengan seluruh SD, SMP, SMA dan SMK diwilayah kerja PPK-BLUD Puskesmas
DTP Nagrak.
3. SMK Kesehatan Melakukan kerjasama PKL Siswa di bidang Keperawatan.
4. SMK Penguji melakukan kerjasama di bidang Administrasi di PPK-BLUD Puskesmas
DTP Nagrak.
5. Mahasiswa Program DIII Keperawatan STIKes Kota Sukabumi melakukan
kerjasama pengumpulan dan pengolahan data Puskesmas sebagai bagian bahan
penyusunan skripsi.
6. Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Abdi Nusantara Jakarta melakukan kerjasama
Praktik Klinik Kebidanan
7. Mahasiswa DIII Kebidanan YAPKESBI Sukabumi melakukan kerjasama Praktik
Klinik Kebidanan
E. Pendelegasian Wewenang
F. Pengambilan Keputusan
1. Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah untuk
mufakat.
2. Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan kepentingan stakeholders
puskesmas, risiko yang melekat, dan kewenangan yang dimiliki oleh setiap
pengambil keputusan.
3. Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya memberikan masukan
peningkatan kinerja Puskesmas.
4. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa diadakan rapat,
asalkan keputusan itu disetujui secara tertulis.
5. Bupati dan Pejabat Pengelola harus konsisten dalam menjalankan keputusan-
keputusan yang telah ditetapkan.
G. Manajemen Resiko
1. Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta
benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan
timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Proses pengelolaan risiko yang
mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam
kelangsungan usaha. Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman,suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi
risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumber daya.
Mengidentifikasi risiko itu penting karena untuk memulai proses pembelajaran yang
berguna mencegah kejadian yang sama berulang kembali, itu semua bisa berjalan
Risk register ini bersifat sangat dinamis, karena setiap bulan bisa saja berubah.
Perubahan itu dapat berupa:
1) Jumlahnya berubah karena ada risiko baru yang teridentifikasi
2) Tindakan pengendalian risikonyaberubah karena terbukti tindakan
pengendalian risiko yang ada tidak cukup efektif
3) Peringakat riskonya berubah karena dampak dan peluangnya berubah
4) Ada risiko yang dihilangkan dari daftar risiko korporat,karena peringkatnya
sudah lebih rendah dari 25 (dipindahkan ke risk register divisi).
H. PELAPORAN
Pelaporan, Akuntansi dan Pertanggungjawaban Keuangan diatur dalam PP nomor 23
tahun 2005, Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27, berbunyi sebagai berikut :
Pasal 25
BLU menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai dengan kebutuhan dan
praktek bisnis yang sehat.
Pasal 26
1. Setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan dokumen pendukungnya
dikelola secara tertib.
2. Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi Profesi Akuntan Indonesia.
3. Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat2, BLU
dapat menerapkan standar akuntansi industri yang spesifik setelah mendapat
persetujuan Menteri Keuangan.
4. BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntnasi dengan mengacu pada
Standar Akuntansi yang berlaku sesuai dengan jenis layanannya dan ditetapkan oleh
Menteri/ Pimpinan lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Pasal 27
1. Laporan keuangan BLU sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat2 setidak-
tidaknya meliputi laporan realisasi anggaran/Laporan Operasional, Neraca, Laporan
Arus Kas, dan catatan atas Laporan keuangan, disertai laporan mengenai kinerja.
2. Laporan keuangan unit-unit usaha yang diselenggarakan oleh BLU dikonsolidasikan
dalan laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat1.
J. Suksesi Manajemen
Manfaat manajemen suksesi bagi organisasi, sebagai berikut:
1. Memastikan kontinuitas kepemimpinan yang disiapkan untuk posisi eksekutif kunci.
2. Memanfaatkantim manajemen senior dalam mendisiplinkan proses pemeriksaan
bakat kepemimpinan dalam organisasi.
3. Menempatkan isu keberagaman dalam agenda organisasi.
4. Menuntun pengembangan aktivitas eksekutif kunci.
5. Memeriksa kembali struktur, proses, dan sistem dari unit bisnis dan korporat.
6. Bekerja sama dengan sumber daya manusia lain yang mendukung pembaharuan
kepemimpinan.
7. Memberi kontribusi terhadap nilai pemegang saham.
Usaha perencanaan sumber daya manusia untuk menempatkan orang yang tepat pada
posisi dan waktu yang tepat harus didukung oleh tim kepemimpinan yang kuat. Dalam
konteks inilah manajemen suksesi tidak bisa diabaikan dalam perencanaan sumber daya
manusia. Sebab, fokus manajemen suksesi adalah menyiapkan tim kepemimpinan yang
kuat di masa mendatang. Tim kepemimpinan yang kuat, dimungkinkan terbentuk jika
dalam organisasi terdapat:
1. Kumpulan bakat
2. Persamaan organisasi.
3. Budaya yang mendukung
4. Sistem administrasi yang baik
Penekanan baru pada manajemen suksesi terjadi ketika berbagai perubahan terjadi
begitu cepat sehingga semakin sulit untuk diantisipasi. Penekanan baru itu adalah
penekanan pada proses yang berkelanjutan dan terintegrasi. 5 dimensi yang dapat
membantu mengembangkan manajemen suksesi yaitu:
1. Orientasi perusahaan;
2. Fokus organisasional;
3. Keluaran (outcome);
4. Teknik-teknik penilaian; dan
5. Pools seleksi
K. Pengendalian Internal
1. Pejabat Pengelola harus menetapkan Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk
mengamankan investasi dan aset puskesmas, serta membantu manajemen dalam hal:
1. Upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding of assets);
2. Menciptakan keakuratan data akuntansi;
3. Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan praktek bisnis
yang sehat.
Sistem Pengendalian Internal antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian Internal yang disiplin dan terstruktur, yang terdiri dari:
a. Integritas, nilai etika dan kompetensi pegawai
b. Filosofi dan gaya manajemen;
2. Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan
tanggung jawabnya;
3. Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia;
4. Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola.
5. Pengkajian dan Pengelolaan Risiko, yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi,
menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha relevan;
6. Aktivitas Pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu
proses pengendalian terhadap kegiatan puskesmas pada setiap tingkat dan unit
dalam struktur organisasi, antara lain mencakup kebijakan dan prosedur yang
membantu manajemen melaksanakan kewajibannya dan menjamin bahwa
tindakan penting dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam
mencapai sasaran puskesmas. Kegiatan pengendalian termasuk serangkaian
kegiatan seperti kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas
prestasi kerja, pembagian tugas dan keamanan terhadap asset puskesmas.
7. Sistem Informasi dan Komunikasi, yaitu suatu proses penyajian laporan
keuangan mengenai kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas
ketentuan dan peraturan yang berlaku pada puskesmas, yang memungkinkan
Pejabat Pengelola dan Manajemen untuk menjalankan dan mengendalikan
a. Penagihan Piutang
Penagihan Pasien Pulang Paksa (Pulang atas permintaan sendiri).
Penagihan pasien pulang paksa adalah penagihan yang dilakukan kepada
pasien yang pulang atas inisiatif sendiri dan pada saat pulang pasien
belum melakukan pembayaran terhadap pelayanan yang diberikan oleh
PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak. Penagihan terhadap pasien pulang
paksa ini menjadi tanggung jawab Sub Bidang Keuangan.
b. Penagihan Pihak Ketiga
Penagihan JKN, Jaminan pelayanan ini diperuntukkan bagi peserta JKN
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelayanan yang
ditagihkan oleh PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak pada pihak ke tiga
hanya pelayanan PONED.
c. Penghapusan Piutang
Piutang PPK-BLUD Puskesmas dapat dihapus secara mutlak atau
bersyarat oleh pejabat yang berwenang setelah memperhatikan
penyisihan kerugian piutang yang diuraikan di bab Laporan Posisi
Keuangan (Neraca), khususnya pembahasan piutang.
Kewenangan penghapusan piutang secara berjenjang ditetapkan dengan
peraturan Bupati sesuaidengan kewenangannya dan dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
IV. Kebijakan Pengeluaran
Kebijakan Umum Pengeluaran Belanja Puskesmas terdiri dari unsur biaya
yang sesuai dengan struktur biaya yang dituangkan dalam RBA (Rencana
Bisnis Anggaran), Penetapan Anggaran atau dokumen lain yang telah
disahkan Pemerintah Daerah.
c. Kebijakan Pemeriksaan
Tata kelola lingkungan dan limbah dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu limbah non
medis dan limbah medis.
1. Tata Kelola Limbah Non Medis
Tata kelola limbah non medis merupakan pengelolaan limbah yang dihasilkan
dari aktivitas non medis baik organik maupun anorganik yang bersumber dari
lingkungan, pegawai, pengunjung, dan alat non medis. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan penampilan Puskesmas dan jejaringnya.
Kegiatannya meliputi :
Pengadaan dan penataan tempat penampungan sementara (TPS) di tiap
ruangan dan tempat strategis lainnya (TPS 1)
Mobilisasi harian ke TPS II (halaman Puskesmas)
Peningkatan kegiatan jumat bersih
3. Seragam dinas
Senin dan Selasa : Warna Gading Lengkap Atribut
Rabu : Putih Hitam Lengkap Atribut
Kamis : Batik Puskesmas /
Batik lengkap atribut
Jumat : Nyunda Jum’at Pertama,
Dari sinilah setidaknya kita sadar akan pentingnya penerapan etika dalam bisnis.
Secara umum, ada beberapa cara yang dapat ditempuh manajemen untuk
meningkatkan moral tenaga kerja, yaitu:
Sesuatu yang bisa kita terapkan dalam etika bekerja adalah sistem reward and
punishment. Perumusan norma-norma ini harus dituangkan secara jelas dan harus
transparan.Salah satu alat yang dapat digunakan perusahaan untuk menciptakan
iklim beretika dalam perusahaan adalah dengan menciptakan kode etik. Kode etik
berfungsi sebagai: Inspirasi dan panduan dalam bekerja, pencegahan dan disiplin,
memelihara tanggung jawab, memelihara keharmonisan, memberikan dukungan.
Etika yang mengatur kinerja ditetapkan dalam bentuk Standar Pelayanan Minimum.
BAB IV
PENEGAKAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA
A. Transparansi
Akuntabilitas Kegiatan
4. Azas rujukan
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang keempat adalah rujukan. Sebagai sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas
terbatas. Padahal Puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu Puskesmas menyelesaikan
berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka
penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus
ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal
dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horisontal dalam arti antar sarana pelayanan
kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas ada dua
macam rujukan yang dikenal, yakni:
1) Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.
Apabila suatu Puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit
tertentu, maka Puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik horisontal maupun vertikal). Sebaliknya pasien
paska rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke
Puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:
Akuntabilitas Keuangan
3. Sumber lain
PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak juga menerima dana dari beberapa sumber lain
seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk upaya kesehatan perorangan, kecuali
untuk penduduk miskin yang tidak memiliki kartu KIS BPJS ditanggung oleh pemerintah
daerah dalam bentuk Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA). Yang seluruhnya
C. Responsibilitas
A. Pengguna Jasa
1. Puskesmas menghormati hak-hak pasien selaku pengguna jasa sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Puskesmas memenuhi komitmennya kepada pengguna jasa sesuai standar layanan
yang telah ditetapkan.
3. Penanganan keluhan pengguna jasa dilakukan secara profesional melalui mekanisme
yang baku dan transparan.
B. Mitra Usaha
1. Mitra usaha meliputi rekanan, BPJS Kesehatan, asuransi kesehatan lainnya, serta
pihak ketiga lainnya.
2. Puskesmas menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dilandasi dengan itikad baik,
saling menguntungkan, akuntabilitas, transparansi, kewajaran dan tidak
merugikan stakeholders serta dituangkan dalam kesepakatan secara tertulis.
3. Kerjasama Puskesmas dengan mitra usaha dapat berupa transaksi jual beli
barang dan/atau jasa serta Kerja Sama Operasional (KSO) dalam bentuk
kerjasama pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pembangunan
gedung, pemanfaatan alat kedokteran dan kerjasama lainnya yang sah.
4. Puskesmas dan mitra bisnis bermitra secara profesional dengan mematuhi
setiap kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak kerjasama.
C. Pegawai
a. Pengelolaan PNS
Pengembangan sumber daya manusia aparatur pemerintah tentu tidak akan
terlepas dari peraturan yang mendasarinya yaitu Undang – undang No. 5
Tahun 2014 tentang ASN ( Aparatus Sipil Negara ). Ada sejumlah hal dalam
Undang-undang tersebut yang perlu digaris bawahi karena sangat erat
kaitannya dengan upaya pengembangan PNS.
Pertimbangan yang memunculkan undang-undang ini adalah adanya
keyakinan bahwa untuk mencapai tujuan nasional Rebublik Indonesia
diperlukan PNS yang terampil menjalankan perannya sebagai abdi
masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata,
serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan
BAB VII
PENUTUP
Pola tata kelola adalah ketentuan internal PPK-BLUD Puskesmas DTP Nagrak yang
berkenaan dengan organisasi, tatalaksana dan akuntabilitas serta transparasi. Bertujuan
untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pola tata kelola merupakan aturan dasar yang mengatur tatacara penyelenggaraan
Puskesmas, serta menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan operasional PPK-BLUD
Puskesmas DTP Nagrak.
Dengan adanya tata kelola diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap masyarakat secara lebih efektif dan efisien, sejalan dengan praktek bisnis yang
sehat dimana pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh
Bupati. Diharapkan melalui kebijakan ini masyarakat akan semakin mudah untuk