Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan kanker dewasa ini hampir selalu melibatkan operasi, penyinaran
atau kemoterapi. Tujuan kemoterapi pada penyembuhan kanker adalah menghambat
atau menghentikan pertumbuhan sel-sel onkogen (kanker) pada tubuh pasien. Prinsip
kerja obat-obatan kemoterapi adalah menyerang fase tertentu atau seluruh fase pada
pembelahan mitosis pada sel-sel yang bereplikasi atau berkembang dengan cepat, yang
diharapkan adalah sel onkogen yang bereplikasi. Obat kemoterapi hampir tidak
menimbulkan dampak pada sel yang sedang dalam masa beristirahat (tidak melakukan
pembelahan), namun terkadang sel-sel rambut dan sel-sel yang sedang aktif membelah
lainnya dapat terkena dampak obat ini apabila siklus mitosisnya berada dalam target
obat-obatan kemoterapi yang sedang digunakan.
Menurut data WHO pada tahun 2015, angkanya diperkirakan naik menjadi
9,1%. Sebanyak 6,7% di antaranya terjadi di negara berkembang dan 2,3% di negara
maju. Pada tahun 2030, diperkirakan di negara berkembang angkanya akan
naik menjadi 8,9% dan negara maju 2,5%. Artinya, kenaikan kasus kanker di negara-
negara berkembang jauh lebih cepat dan tinggi dibanding di negara-negara maju.
Langkah awal dalam pengobatan penyakit kanker adalah deteksi dengan benar bahwa
gejala yang muncul pada tubuh pasien adalah benar-benar sel kanker ganas.
Terdapat empat macam cara mengobati kanker yaitu pembedahan, radioterapi,
kemoterapi dan terapi hormon. Dari keempat cara tersebut, salah satunya adalah
kemoterapi. Kemoterapi merupakan terapi kanker yang melibatkan penggunaan zat
kimia ataupun obat-obatan yang tujuanya untuk membunuh sel-sel kanker (Rozi, 2013).
Lely (2014) mengemukakan kemoterapi memiliki prinsip kerja menghambat dan
mengontrol sel-sel kanker serta meracuni dan membunuh sel-sel kanker. Pengobatan
kemoterapi mampu menjangkau sel-sel kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh
pasien. Efek samping kemoterapi bervariasi tergantung modifikasi obat kemoterapi
yang diberikan. Berdasarkan National Cancer Institute, efek samping yang dapat terjadi
akibat kemoterapi menggunakan obat kemoterapi golongan antrasiklin (adriamisin/
doksorubisin) yaitu mual, muntah, diare, stomatitis, alopesia, rentan terinfeksi,
trombositopenia, neuropati, dan malygia (Patridge dkk, 2001).

1
Beberapa obat antikanker yang telah dikembangkan saat ini antara lain berupa
obat yang merangsang diferensiasi sel sehingga akan terjadi perubahan sifat dari sel
kanker yang ganas menjadi sel jinak, obat yang dapat meningkatkan efektivitas radiasi
dan obat yang mengubah respon imun sel kanker dengan sel sehat. Selain itu, telah
banyak obat-obatan yang dikembangkan berdasarkan aktivitas molekuler dari sel
kanker. Namun, obat-obatan tersebut mengalami permasalahan dalam hal resistensi dan
toleransi obat serta selektivitas obat itu sendiri disamping dari berbagai efek samping
yang dapat ditimbulkan .
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obat golongan anti kanker ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obat golongan
anti kanker
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian kanker
b. Untuk mengetahui terminologi dan prinsip umum terapi kanker
c. Untuk mengetahui obat-obatan anti kanker
d. Untuk mengetahui resistensi obat-obatan anti kanker
e. Untuk mengetahui kejadian tidak diharapkan
D. Manfaat
Penulisan makalah ini sangat diharapkan bermanfaat bagi seluruh pembaca dan
penulis untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang obat-obat anti kanker.

Anda mungkin juga menyukai