Anda di halaman 1dari 2

Renungan Care Group 22 Februari 2017.

LANGKAH-LANGKAH AGAR TIDAK JATUH KEDALAM


PENCOBAAN, PADA SAAT SAUDARA SEIMAN JATUH
KEDALAM DOSA
Galatia 6:1-10

Surat Galatia ditulis oleh Paulus dengan alasan tertentu. Paulus diberitahu bahwa
jemaat di Galatia telah dikacaukan oleh pengajaran yang sesat. Surat Paulus ini
juga ditulis di tengah-tengah hangatnya pergumulan di komunitas Yahudi pada saat
itu. Orang-orang Yahudi ingin men-yahudi-kan semua jemaat dan mereka juga
memasuki jemaat Galatia. Hal ini pun mendapat perlawanan dari Paulus. Orang-
orang Yahudi itu mencoba meyakinkan orang-orang Galatia bahwa keselamatan
harus dikerjakan dengan jalan menaati hukum taurat bukan melalui iman. Selain
itu mereka juga menghasut orang-orang Galatia untuk melawan Paulus dengan
tidak mengakui kerasulan Paulus. Oleh karena itu, Paulus bereaksi dengan tegas,
dan terus terang menegur para pengajar sesat dan pengikutnya. W. R. F. Brown,
Kamus Alkitab, 112-113.
Sebuah teguran mungkin saja akan menghasilkan respon yang beragam.
Kemungkinan akan ada yang disadarkan akan kesalahannya, kemudian berdukacita
karena dosanya dan bertobat. Namun mungkin juga akan ada yang menolak,
kemudian justru semakin jatuh ke dalam dosa yang lebih dalam. Selain itu mungkin
juga akan ada kelompok orang yang tidak jatuh ke dalam kesalahan tersebut, ia
merasa lebih baik dari kelompok yang berdosa dan memaknai hal ini untuk
menghakimi mereka yang telah tersesat.
Pada ayat satu dan dua Paulus menyatakan bahwa ia tidak ingin ada orang yang
bermegah atas kejatuhan orang lain. Justru orang yang tidak jatuh karena rohaninya
kuat harus mampu menunjukkan sikap kristiani yang penuh kasih terhadap mereka
yang jatuh sambil menjaga diri supaya tidak jatuh ke dalam pencobaan. Sikap
kristiani itu adalah wujud kualitas kekristenan sejati. Berikut sikap kristiani yang
diajarkan oleh Paulus terhadap jemaat Galatia untuk menyikapi mereka yang telah
jatuh dan menjaga diri supaya tidak jatuh ke dalam pencobaan:
1. Jangan menghukum dengan berat saudara seiman yang sedang melakukan
pelanggaran, sebaliknya ampuni dan bantu mereka dengan Roh kelemah
lembutan supaya dapat kembali ke jalan yang benar (Galatia 6:1). Dengan
demikian kita tidak jatuh ke dalam dosa penghakiman.
2. Sadari bahwa diri kita pun adalah makhluk yang lemah dan memiliki peluang
kejatuhan yang sama seperti mereka yang telah jatuh, oleh karena itu kita pun
harus selalu berjaga-jaga agar tidak jatuh (Galatia 6: 1). Apabila kita
menyadari bahwa kitapun ada kemungkinan akan jatuh seperti mereka, maka
akan ada kemungkinan besar munculnya kesadaran untuk saling tolong-
menolong di antara sesama anak Tuhan (Galatia 6:2). Dengan demikian kita
semakin waspada dan semakin solid dalam menghadapi pencobaan.
3. Hentikan menilai diri sendiri memakai standar manusia atau standar
pemikiran kita sendiri. Apalagi membandingkan diri dengan orang yang
melakukan pelanggaran tersebut, sehingga kita terlihat lebih baik daripada
orang yang telah jatuh tersebut. Nilailah dan bandingkanlah diri kita dengan
Allah, berkacalah pada Firman-Nya, sehingga kita akan mengetahui dengan
gamblang dosa dan kelemahan kita di hadapan Tuhan. Selain itu biarlah
setiap orang mengoreksi diri sendiri berdasarkan firman Allah sebab setiap
orang akan menanggung dosa-dosanya sendiri (Galatia 6:3-5). Dengan
demikian kita tidak merasa paling benar dan jatuh ke dalam dosa
kesombongan rohani.
4. Apabila kita yang melakukan pelanggaran, terimalah dengan rendah hati
setiap pengajaran firman Allah dan setiap teguran. Kemudian bagikanlah
semua kebaikan yang dimiliki kepada orang yang mengajar firman tersebut
(Galatia 6:6). Dengan demikian kita tidak jatuh ke dalam dosa kebebalan dan
acuh tak acuh terhadap kesalahan.
5. Pahami bahwa Allah adalah Maha Kuasa, Allah tidak dapat dipermainkan.
Apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai (Galatia 6:7-8). Segala sesuatu
yang kita lakukan akan menentukan apakah kita akan berhasil di dalam Tuhan
atau tidak. Orang yang menabur kebaikan pasti akan menuai kebaikan dan
orang yang menabur kejahatan pasti akan menerima balasannya, sehingga kita
tidak kehilangan pandangan yang benar mengenai Allah.
6. Jangan berhenti berbuat baik kepada semua orang, terlebih lagi kepada
saudara seiman, terutama kepada mereka yang lemah atau sedang jatuh ke
dalam dosa. Tuhan menghargai setiap perbuatan baik dan pasti akan
memberikan upah atas perbuatan baik tersebut jika kita tidak menjadi lemah
(Gal 6:9-10). Dengan demikian kita dapat memastikan bahwa kita tetap di
dalam kasih karunia Tuhan dan tidak ikut jatuh kedalam pencobaan ketika
saudara-saudara seiman mengalami kejatuhan maupun kegagalan di dalam
iman.
Keenam hal ini seharusnya terjadi di dalam setiap kehidupan orang Kristen untuk
memastikan bahwa kita tidak jatuh ke dalam dosa dalam menyikapi saudara seiman
yang sedang jatuh ke dalam dosa. Hal ini juga menunjukkan bahwa gereja
seharusnya menjadi wadah untuk mewujudkan kasih persaudaraan. Di mana ada
teguran atas kesalahan, ada pertobatan dari kesalahan yang dilakukan, ada
pengampunan untuk orang yang bertobat, ada hormat kepada orang yang menegur,
dan ada semangat untuk berlomba-lomba untuk berbuat baik secara tulus.
Jangan menunggu orang lain untuk memulai kebaikan, tetapi jadikanlah diri kita
sebagai pelopor kebaikan.

Anda mungkin juga menyukai