Anda di halaman 1dari 28

PENINGKATAN MUTU DAN

KESELAMATAN PASIEN
Komite Mutu dan Keselamatan pasien
RS ADVENT BANDUNG
Tahun 2019
Ayat Emas :

Ibrani 10 :24
Marilah kita saling
memperhatikan supaya
kita saling mendorong
dalam kasih dan dalam
pekerjaan baik.
Sejarah Bangsa Israel
Mengenai Upaya Perbaikan Mutu
 Bimbingan  Musa menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir
 Ketetapan dan Peraturan  10 Hukum
 SPO tentang :
- Taat dan bersyukur (Ulangan 10 : 13)
- Kebesaran Tuhan (Ulangan 11: 1)
- Satu tempat Ibadah ( Ulangan 12 : 28)
- Cara berkabung yang dilarang
- Binatang yang haram dan yang tidak haram
- Tahun penghapusan hutang
- Pengadilan tertinggi
- Tolong menolong
- Hukum perkawinan
- Jangan memungut bunga dari seorang saudara sebangsa (Rentenir)
- dll
Nehemia 3  Membangun Tembok Yerusalem

- Kerjasama tim
- Para imam tidak segan turun tangan
- Penguasa, pejabat dan bangsawan bergotong royong
- Orang-orang yang memiliki keahlian khusus tidak segan
bekerja dibawah terik sinar matahari
- Laki-laki dan perempuan bahu membahu untuk
menyelesaikan pembangunan itu..
Upaya PMKP Saat Ini
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien dan
menjamin keselamatan pasien maka RS dipandang perlu
memiliki Regulasi berupa :
- Kebijakan
- Pedoman Yang menjangkau ke
- Panduan seluruh unit kerja di
- SPO Rumah Sakit
- Program
- Indikator
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks,
padat pakar, padat profesi padat modal, dll.
Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut
berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup berbagai
tingkatan maupun jenis disiplin.

Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang


berkesinambungan dan berorientasi pada hasil yang memuaskan.

Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan


rumah sakit tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga
dari aspek keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanannya,

karena muara dari pelayanan rumah sakit adalah pelayanan jasa.


PERAN DIREKTUR Patuh terhadap
peraturan &
perundangan RS

PIMPINAN RS
Menetapkan
regulasi di RS

Sistem monev
Menjamin kepatuhan
terhadap regulasi
staf terhadap regulasi
yg ditetapkan pimp
yg ditetapkan oleh
pimpinan
PERAN PIMPINAN DALAM PRIORITAS
PENINGKATAN MUTU RS
MELAKUKAN  Menetapkan topik prioritas
DIREKTUR RS KOORDINASI peningkatan mutu (perbaikan
pelayanan  tetapkan TUJUAN
PEMILIHAN  Menetapkan implementasi
PERAN KABID / INST TOPIK PRIORITAS prioritas peningkatan mutu YAN
PENINGKATAN di unit-unit mana saja
 Menetapkan 5 PPK –CP yang
KOMITE MEDIK & PIMP. MUTU akan di evaluasi di unit area
LAINNYA (PERBAIKAN prioritas
 Menetapkan IAK,IAM,ISKP utk
PELAYANAN ) memantau peningkatan mutu
 Monitoring capaian indikator
dan analisa untuk mengetahui

KOMITE / TIM PMKP MEMFASILITASI dampak kendali mutu dan biaya

PEMILIHAN
Pendekatan yang meliputi
bagaimana : 1. Perlu mendapat dorongan
1. Memimpin dan merencanakan pimpinan
program PMKP 2. Bertujuan mengubah budaya RS
2. Merancang proses klinis & 3. Secara proaktif mengidentifikasi &
manajerial yg baru dng baik mengurangi risiko & penyimpangan
3. Mengukur seberapa baiknya nya
proses berjalan melalui
pengumpulan data 4. Menggunakan data utk memfokus
4. Menganalisis data kan diri pd masalah-2 yg menjadi
5. Menerapkan & mempertahankan prioritas
perubahan yg ditimbulkan dlm 5. Bertujuan mempertunjukan
proses peningkatkan mutu terjadinya perbaikan berkelanjutan
FOKUS AREA PMKP
1. Kepemimpinan & Perencanaan
2. Rancangan Proses Klinis & Manajerial
3. Pemilihan Indikator & Pengumpulan Data
4. Validasi & Analisis Dari Data Penilaian
5. Mencapai Dan Mempertahankan Upaya
Peningkatan Mutu
3 Elemen Evaluasi PMKP

Peningkatan Keselamatan Manajemen


Mutu Pasien Risiko
( Berkaitan dengan
(Berkaitan dengan Upaya (Berkaitan dengan
sasaran keselamatan
Perbaikan Mutu) pengelolaan IKP yang
pasien )
terjadi di RS
Pengertian
Peningkatan Mutu adalah Pendekatan pendidikan (edukasi)
berkelanjutan dan perbaikan proses-proses pemberian pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan pasien dan pihak2 yang berkepentingan
lainnya
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana RS membuat Asuhan
Pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
Pengertian
Manajemen Risiko adalah upaya mengidentifikasi
dan mengelompokkan risiko (grading) serta
mengendalikan/ mengelola risiko tersebut baik
secara proaktif risiko yang mungkin terjadi maupun
reaktif terhadap insiden yang sudah terjadi agar
memberikan dampak negatif seminimal mungkin
bagi keselamatan pasien dan mutu rumah sakit.
TUJUAN PMKP
o Terlaksananya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien RS
secara berkelanjutan dan
berkesinambungan yang
berdampak pada semua aspek
pelayanan melalui pengurangan
risiko keselamatan pasien di
RSAB
TUJUAN PMKP
o Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
o Meningkatkan akuntabilitas RS terhadap pasien
dan masyarakat
o Menurunnya KTD di RS
o Terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
Pengukuran Mutu RS
Penilaian akreditasi rumah sakit yang
mengukur dan memecahkan masalah pada
tingkat input dan proses.
(SNARS Edisi 1 tahun 2017)

Pada kegiatan ini, rumah sakit harus


melakukan berbagai standar dan prosedur
yang telah ditetapkan
Pengukuran Mutu RS :
2. Penilaian terhadap diri sendiri (self assesment)
Alat ukur yang dipakai adalah Indikator ; disusun
dengan tujuan untuk mengukur kinerja rumah sakit secara
nyata sesuai standar yang ditetapkan. Indikator merupakan
instrumen mutu yang digunakan untuk menilai dan
memecahkan masalah pada hasil (output).

3. Penilaian terhadap Indikator mutu yang di


tetapkan Rumah Sakit :
Indikator area prioritas , Indikator Kerja Unit
(IKU) , Indikator wajib nasional dan Indikator
SPM
Hasil Pengukuran Mutu RS :
600

500

400

300

200

100

0
KPC KNC KTC KTD TOTAL IKP
2017 132 70 250 45 497
2018 135 125 233 33 526
Sasaran Keselamatan Pasien :
Sasaran yang ingin dicapai adalah keberhasilan mencegah
cedera pada pasien, ini diwujudkan dengan langkah-langkah
sederhana yang dilandasi kejujuran, rasa saling percaya dan
kebersamaan (Team work) dalam sistem keselamatan pasien.
sehingga akhirnya pencegahan KTD bisa menjadi bagian dari
perilaku seluruh staf (Budaya Keselamatan Pasien) .
7 Langkah 7 Standar
Keselamatan Pasien Keselamatan pasien
1. Membangun kesadaran akan 1. Hak Pasien
pentingnya nilai/budaya keselamatan
pasien 2. Mendidik Pasien dan Keluarga
2. Memimpin dan mendukung staf dalam 3. Keselamatan pasien dan
melaksanakan program keselamatan kesinambungannya
pasien
3. Mengintegrasikan aktivitas 4. Penggunaan Metode untuk
pengelolaan risiko peningkatan kinerja
4. Mengembangkan sistem pelaporan 5. Peran kepemimpinan dalam
5. Melibatkan serta berkomunikasi meningkatkan keselamatan
dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman pasien
tentang keselamatan pasien 6. Mendidik staf dalam
7. Mencegah cedera melalui keselamatan pasien
implementasi sistem keselamatan
pasien 7. Komunikasi merupakan kunci
bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
Budaya Keselamatan
 Budaya Keselamatan di RS adalah sebuah
lingkungan yang kolaboratif karena staf klinis
memperlakukan satu sama lain secara hormat
dengan melibatkan serta memberdayakan pasien
dan keluarga.
 Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu
lingkungan yang mendukung kerja sama dan
rasa hormat terhadap sesama tanpa melihat
jabatan mereka dalam RS.
Budaya Keselamatan
Budaya Keselamatan mencakup mengenali dan
menunjukkan masalah yang terkait dengan sistem
yang mengarah pada perilaku yang tidak aman.

Kesalahan tertentu yang merupakan hasil dari perilaku


yang sembrono membutuhkan pertanggung
jawaban.

Perilaku semborono adalah mengabaikan langkah-


langkah keselamatan yang sudah ditetapkan.
RS tidak mentoleransi perilaku sembrono.
Contoh Perilaku Sembrono

 Kegagalan dalam mengikuti


pedoman kebersihan tangan
 Tidak melakukan time-out sebelum
mulainya operasi
Tidak memberi tanda pada lokasi
pembedahan
Tidak menggunakan APD, dll.
Perilaku Yang Tidak Mendukung Budaya Keselamatan
 Perilaku yang tidak layak (inappropriate) seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang
merendahkan atau menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat dan
memaki;
 Perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain:
 Perilaku tidak layak yang dilakukan secara berulang, bentuk tindakan verbal
atau non verbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain,
 “celetukan maut” adalah komentar sembrono di depan pasien yang berdampak
menurunkan kredibilitas staf klinis lain. Contoh:
Mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain di depan pasien,
Melarang perawat / staf untuk membuat laporan tentang Kejadian Tidak Diharapkan;
Memarahi staf klinis lainnya di depan pasien,
 kemarahan yang ditunjukkan dengan melempar alat bedah di kamar operasi, membuang rekam medis di
ruang rawat inap.
 Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait ras, agama, suku dan gender;
 Pelecehan seksual
PENUTUP.
 Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan di rumah sakit maka kegiatan pelaksanaan kegiatan
keselamatan pasien rumah sakit sangatlah penting. Melalui
kegiatan ini terjadi penekanan/ penurunan insiden sehingga dapat
lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap RS.

 Program PMKP merupakan proses tiada henti, karena itu


diperlukan motivasi yang tinggi untuk melaksanakan program
secara berkesinambungan.

 Sosialisasi/Informasi ini diharapkan membantu segenap staf


menjalankan visi untuk mewujudkan RSAB menjadi rumah sakit
pilihan dengan menjamin asuhan pelayanan kesehatan yang lebih
aman untuk pasien.
Matius 7 :17-18
.

“Demikianlah setiap pohon yang


baik menghasilkan buah yang
baik, sedang pohon yang tidak
baik menghasilkan buah yang
tidak baik. Tidak mungkin pohon
yang baik itu menghasilkan buah
yang tidak baik, ataupun pohon
yang tidak baik itu menghasilkan
buah yang baik”
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai