BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari kajian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bahwa kunyit dapat mengobati hepatitis.
2. Untuk mengetahui kandungan dalam kunyit.
3. Untuk mengetahui manfaat dari kunyit.
4. Untuk mengetahui khasiat farmakologi kunyit sebagai obat hepatitis.
1.4 Manfaat Kajian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kunyit
2.1.1 Taksonomi Kunyit
Sebagai penamaan berdasarkan binomial nomenklatur, taksonomi
kunyit adalah sebagai berikut: (Wikipedia, 2008)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma ionga atau Curcuma domestica
Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40100 cm. Batang
merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna
hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun
tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 1040 cm, lebar 8
12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga
majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10
putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata.
Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga
2.1.3 Kandungan dalam Kunyit
Hati kita adalah organ yang terbesar dalam tubuh kita. Kurang lebih
sama besar dengan buah pepaya, hati terletak di perut kanan-atas. Kita
tidak dapat hidup tanpa fungsi hati yang baik. Hati adalah saringan dan
gudang tubuh kita. Hampir semua sel dan jaringan di tubuh kita tergantung
pada hati. Bila hati mengalami masalah, hal ini dapat sangat
mempengaruhi hampir semua organ di tubuh. Sedikit lebih dari 1½ liter
darah dipompa melalui hati kita setiap menit, memungkinkan hati secara
5
cepat dan efektif menyaring racun dan produk pembuangan dari aliran
darah. Hati sekaligus menyimpan bahan gizi penting, misalnya vitamin
dan zat mineral termasuk zat besi. Hati juga berperan dalam menangani
tingkat zat tertentu dalam tubuh, misalnya kadar kolesterol, hormon, dan
gula, yang semuanya dibutuhkan untuk mempertahankan hidup, namun
juga dapat menimbulkan masalah bila tidak seimbang. Hati juga
mempunyai peranan kunci dalam proses pencernaan makanan melalui
pembuatan cairan empedu dan memproduksi faktor pembekuan darah,
yang mencegah pendarahan yang berlebihan. (Chris W. Green, 2005)
2.2.2 Pengertian dan Jenis Hepatitis
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. Hepa berarti
kaitan dengan hati, sementara itis berarti radang (seperti di atritis,
dermatitis, dan pankreatitis). Radang hati – hepatitis – mempunyai
beberapa penyebab, yaitu:
1. Racun dan zat kimia seperti alkohol berlebihan
2. Penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang
jaringan sehat dalam tubuh, yang disebut sebagai penyakit autoimun
3. Mikroorganisme, termasuk virus. (Chris W. Green, 2005)
HAV, HBV, dan HCV menyerang sel hati – atau hepatosit – yang menjadi
tempat yang bersahabat bagi virus untuk berkembang biak. Sebagai reaksi
terhadap infeksi, sistem kekebalan tubuh memberikan perlawanan dan
menyebabkan peradangan hati (hepatitis). Bila hepatitisnya akut (yang
dapat terjadi dengan HAV dan HBV) atau menjadi kronis (yang dapat
terjadi dengan HBV dan HCV) maka dapat bekembang menjadi jaringan
parut di hati, sebuah kondisi yang disebut fibrosis. Lambat laun, semakin
banyak jaringan hati diganti dengan jaringan parut seperti bekas luka, yang
dapat menghalangi aliran darah yang normal melalui hati dan sangat
mempengaruhi bentuk dan kemampuannya untuk berfungsi semestinya.
Ini disebut sebagai sirosis. Bila hati rusak berat, mengakibatkan
bendungan di limpa dan kerongkongan bagian bawah akibat tekanan di
organ yang tinggi. Dampak dari kondisi ini – yang disebut sebagai
hipertensi portal – termasuk pendarahan saluran cerna atas dan cairan
6
Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan
membantu pengobatan hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai
hepatoprotektor yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat
merusak sel hati, juga bersifat antiradang, kolagogum dan khloretik yaitu
meningkatkan produksi empedu oleh hati. Beberapa jenis tumbuhan obat yang
dapat digunakan untuk pengobatan hepatitis antara lain yaitu kunyit.
Kunyit telah lama diketahui mengandung senyawa kimia yang mempunyai
keaktifan fisiologi, yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri. Kurkuminoid terdiri
atas senyawa berwarna kuning kurkumin dan turunannya. Sedangkan minyak
atsiri berbau dan berasa yang khas. Kadar kurkumin dan minyak atsiri
tanaman pada rimpang kunyit yaitu 2-7% .Sedangkan untuk kurkuminoid,
dalam rimpang kunyit sebanyak 3-5%. Untuk menentukan persentase ini
dilakukan pemanasan pada temperatur 50-55o C supaya tidak merusak zat
aktifnya dan untuk mendapatkan warna yang baik dari kurkuminoid. (dr.
Mohammad Kartono, 2004)
Dari komposisi tersebut terlihat bahwa kandungan minyak atsiri dan
kurkumin terdapat dalam kunyit. Karena alasan inilah maka tim peneliti
laboratorium Farmakognosi Jurusan Farmasi Unpad Bandung meneliti
pengaruh campuran kurkuminoid dari kunyit dan minyak atsiri pada tikus
yang telah diinduksi dengan karbon tetraclorida (CCl4).Karena minyak atsiri
dan kurkuminoid sulit terserap usus, mereka menyalutnya dengan liposom
yang terbuat dari campuran fosfatidilkolin, lesitin, dan kolesterol. Parameter
yang diukur adalah menurun atau meningkatnya aktivitas enzim SGOT dan
SGPT. Jika menurun maka kedua zat tersebut dapat mengobati hati tikus yang
rusak karena induksi CCl4. Dari hasil penelitian ini, kadar optimum dari
campuran kurkumin dan minyak atsiri sebesar 1,144 mg/kg BB (miligram per
10
kilo gram berat badan tikus) untuk kurkuminoid kunyit dan 0,28 kg/ BB untuk
minyak atsiri. Campuran yang mengandung kurkuminoid kunyit 0,572 mg/BB
dan minyak atsiri temulawak 0,14mg/BB, memberikan efek antihepatoksik
optimal, tetapi tidak dapat menghentikan proses fibrosis hati oleh pemberian
CCl4 dua kali seminggu. (Nana M Iksan, 2008)
11
BAB III
METODE PENULISAN
Kunyit Hepatitis
Fungsi:
memberikan efek
hepaprotektor
Melindungi hati
dari zat toksik
1. Jurnal kesehatan
2. Informasi internet
3. Buku ajar atau referensi pustaka
13
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA