Mata Kuliah :
Pendidikan Budaya Anti Korupsi
DOSEN PEMBIMBING :
Sukarjo, S.Sos, M.Kes
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
Amik : PO.71.33.0.18.003
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penyusun mengucapkan terima kasih
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
Saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang .............................................................................................. 1
C Tujuan ........................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A Pengertian Korupsi ....................................................................................... 4
B Saran ............................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
keuntungan sendiri.
tatanan sosial dan juga politik sehingga perlu ada perhatian dan penanganan secara
khusus. Korupsi mempunyai ciri - ciri atau karakterisitik sebagai kejahatan yang tidak
kenyataan. Korupsi bukanlah sesuatu yang tidak disengaja, juga bukan faktor kebetulan,
Melainkan suatu tingkah laku yang dilandasi niat atau motivasi tertentu.
Kasus korupsi pasti ada di setiap negara, namun dengan kadar yang berbeda-beda.
namun nyatanya kasus korupsi di Indonesia masih terus terjadi, bahkan semakin
meningkat tiap tahunnya. Maka dari itu dengan menganalisa tindakan korupsi yang
B Rumusan Masalah
1
5 Bagaimana tindakan sikap positif dari mahasiswa?
C Tujuan
korupsi.
korupsi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A Pengertian Korupsi
Arti kata korupsi secara harfiah adalah “sesuatu yang busuk, jahat, dan
merusakkan (Dikti, 2011). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat,
korupsi didefinisikan lebih spesifik lagi yaitu penyelewengan atau penyalahgunaan uang
negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dsb.) untuk keuntungan pribadi atau orang
lain. Korupsi diturunkan dari kata korup yang bermakna 1) buruk; rusak; busuk; 2) suka
kekuasaannya untuk kepentingan pribadi). Selain itu, ada kata koruptif yang bermakna
dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak
dari pihak lain secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk
mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain, berlawanan
Tindak Pidana Korupsi, korupsi dikategorikan sebagai tindakan setiap orang dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara.
menguntungkan diri sendiri dan orang lain yang bersifat busuk, jahat, dan merusakkan
karena merugikan negara dan masyarakat luas. Pelaku korupsi dianggap telah
3
melakukan penyelewengan dalam hal keuangan atau kekuasaan, pengkhianatan amanat
terkait pada tanggung jawab dan wewenang yang diberikan kepadanya, serta
pelanggaran hukum.
1 Jenis-jenis Korupsi
adanya kesepakatan timbal balik antara pihak pembeli dan pihak penerima,
demi keuntungan kedua belah pihak dan dengan aktif diusahakan tercapainya
pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang sedang
dihargainya.
tanpa ada pertalian langsung dari keuntungan tertentu, selain keuntungan yang
sah terhadap teman atau sanak saudara untuk memegang jabatan dalam
4
e. Korupsi defensif (defensive corruption) adalah perilaku korban korupsi
2 Ciri-ciri Korupsi
suatu lembaga tertentu seperti penipuan memperoleh hadiah undian dari suatu
undian.
5
e Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak. Beberapa jenis korupsi
yang lain. Pemberi dan penerima suap pada dasarnya bertujuan mengambil
keuntungan bersama.
yang pasti dan mereka yang dapat memengaruhinya. Pemberian suap pada
keputusannya.
korupsi melalui produk hukum yang dihasilkan suatu negara atas inisiatif
Dalam teori yang dikemukakan oleh Jack Boulogne atau sering disebut GONE
6
dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku ditemukan melakukan
kecurangan.
pada dasarnya bukan merupakan peristiwa yang berdiri sendiri. Perilaku korupsi
menyangkut berbagai hal yang bersifat kompleks. Faktorfaktor penyebabnya bisa dari
internal pelaku korupsi itu sendiri, tetapi bisa juga berasal dari situasi lingkungan yang
2 Faktor Eksternal : faktor dari luar yang berasal dari situasi lingkungan yang
D Studi Kasus
cara-cara yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala macam cara yang
dilakukan seseorang untuk mencapai nilai yang terbaik dalam menyelesaikan tugas
terutama pada ulangan atau ujian. Menyontek atau ngepek menurut Kamus Besar
Menurut Hornby menyontek adalah bertindak secara tidak jujur atau tidak adil
untuk memperoleh keuntungan, khususnya dalam suatu permainan atau ujian (Haryono,
2001:5).
1 Faktor Internal
7
memiliki keyakinan diri yang rendah. Hal tersebut didukung oleh Evans & Craig, 1990;
Murdock; Hale & Weber, 2001; Kristin Voelkl Finn, 2004, yang menyatakan bahwa
a. Malas belajar
2 Faktor Eksternal
pelajar yaitu prestasi akademik, usia, aktivitas sosial, mata pelejaran utama, jenis
kelamin.
Sikap dan perilaku teman sebaya mempengaruhi pelajar untuk berbuat tidak
baik. Persepsi pelajar terhadap celaan atau ejekan teman sebaya adalah prediktor
menyebutkan pelajar cenderung menyontek atau merasa hal itu adalah hal yang
c. Pengaruh bimbingan
Jika pembimbingnya acuh atau jika meteri yang diberikan tidak menarik atau
8
tidak penting, pelajar akan cenderung berani mencontek dan lain sebagainya.
d. Kebijaksanaan institusi
ketidakjuju dan akademis. Bukan saja tentang urusan buku-buku materi untuk
Analisis komponen
Orang 2 -
Orang 3 -
2 Aktivitas Verbal -
9
Tak langsung - Memanfaatkan kelemahan
orang, prosedur atau proses.
- Tidak jujur
- Tidak adil
- Curang
- Sembunyi
- Non -Materi
Human
- Ujian
10
E Tindakan
dibagi menjadi dua wilayah, yaitu untuk wilaya individu dan wilayah kelompok
kampus.
Seseorang melakukan korupsi jika ada niat dan kesempatan.Kampus juga menjadi
tempat dapat berkembangnya niat dan kesempatan untuk berlaku korupsi. Untuk itu,
penciptaan lingkungan kampus yang bebas korupsi harus dimulai dari kesadaran seluruh
Menerapkan nilai-nilai agama dan etika menjadi filter bagi setiap individu. Manusia
atau biografi tokoh tersebut untuk menjadi pelajaran dan contoh keteladanan.
11
Jangan berbicara tentang korupsi jika masih suka melanggar aturan lalu lintas,
“sepele”.Bagaimana mungkin bisa memberantas korupsi yang demikian massif jika kita
tidak bisa mengatasi keinginan untuk melakukan pelanggaran “kecil”? Integritas harus
ditanamkan secara bertahap, mulai dari yang kecil dan terdekat dengan tangan kita.
Gerakan berintegritas harus menjadi gerakan massal dan menyebar. Integritas parsial
tidak akan membantu banyak perubahan. Masyarakat harus memiliki budaya malu jika
Jangan ditunda Lakukan mulai dari sekarang juga, dan tidak ditunda.Mulai dari yang
kita bisa.Korupsi sudah menggurita, tidak ada waktu lagi untuk menunda.Selagi masih
12
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang
memengaruhi perilaku menyontek dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar, yaitu
fakor internal dan faktor eksternal, faktor internal antara lain rendahnya self-efficacy
(keyakinan diri), malas belajar, keinginan untuk mendapatkan nilai tinggi. Sedangkan
faktor eksternalnya yaitu adanya pengaruh dari teman sebaya, tuntutan dari orang tua,
peraturan di sekolah.
B Saran
Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang
dimiliki, yaitu intelektualitas yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan
idealisme yang murni.Selain itu, peran ini sangat terkait dengan Tri Dharma Perguruan
dalam memandang persoalan bangsa ini, terutama terkait korupsi, mahasiswa patut
menjadi garda terdepan gerakan antikorupsi. Untuk itu sebagai mahasiswa seharusnya
kita menanamkan integritas sejak dini untuk menghapuskan benih-benih cikal bakal
13
DAFTAR PUSTAKA
http://etheses.uin-malang.ac.id/618/6/10410172%20Bab%202.pdf
file:///C:/Users/MasmunahYusman/Downloads/Pendidikan_dan_Budaya_AntiKorupsi_
pBAK.pdf
14