Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KASUS PERMASALAHAN BANJIR DAN PEMECAHAN MASALAHNYA

SECARA DETAIL DI JAKARTA TAHUN 2020

Mata Kuliah : Dasar-dasar Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan

DOSEN PEMBIMBING :

Sukarjo, S.Sos., M.Kes

Disusun oleh :

Sri Hartini

NIM. 21084

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


Kasus Banjir, Gubernur Anies Baswedan Resmi Digugat Warga ke Pengadilan

Reza Gunadha | Ummi Hadyah Saleh

Senin, 13 Januari 2020 | 16:55 WIB

Suara.com - Tim Advokasi Korban Banjir DKI


Jakarta 2020 resmi melayangkan class action
atau gugatan perwakilan kelompok kepada
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin
(13/1/2020).

Juru Bicara Tim Advokasi Korban Banjir DKI Jakarta 2020 Azas Tigor Nainggolan mengklaim, gugatan
tersebut mewakili 243 orang korban banjir Jakarta di lima wilayah DKI Jakarta.

"Kami hari ini mendaftarkan gugatan tentang banjir Jakarta yang terjadi pada 1 Januari 2020 lalu, di awal
tahun baru. Gugatan kami ini ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan," ujar Azas Tigor
Nainggolan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Bungur, Jakarta Pusat, Senin (13/1/2020).

Tigor menuturkan, gugatan tersebut dilayangkan karena Anies tidak mampu bekerja secara baik dan lalai
dalam menjalankan kewajiban hukum.

"Dasar gugatannya Gubernur DKI Jakarta lalai dalam menjalankan kewajiban hukum. Kewajiban
hukumnya apa? dia harusnya melindungi warga Jakarta atau orang yang ada di Jakarta ketika itu supaya
tidak terdampak buruk sekali dari banjir yang terjadi," kata dia.

Pihaknya menilai, Pemerintah Provinsi Jakarta tidak menjalankan tugasnya secara baik, yakni tidak
adanya informasi peringatan dini kepada warga DKI. Kemudian, kedua, tidak ada bantuan darurat
kepada masyarakat DKI yang terkena banjir.

"Pemprov DKI Jakarta tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Apa itu? satu melakukan sistem
peringatan dini. Seperti biasa kalau di Jakarta kalau ada banjir itu ada informasi yang diberikan kepada
masyarakat, sehingga masyarakat punya waktu mempersiapkan, lalu tidak jalannya sistem bantuan
darurat atau emergency response," kata Ketua Forum Warga Jakarta itu.

Lebih lanjut, Azas menuturkan banyak warga DKI yang menjadi korban banjir tidak mendapatkan
bantuan dari Pemprov bahkan mengevakuasi diri sendiri.

Karena itu, mantan Caleg Partai Nasdem itu menegaskan hal tersebut membuktikan bantuan darurat
kepada warga DKI tidak berjalan.

"Kalau lihat fakta, banyak korban banjir yang keleleran tidak mendapatkan bantuan atau sebagaimana
mestinya, mengevakuasi diri sendiri sampai ada yang akhirnya mengevakuasi di halte TransJakarta , di
pinggir tol segala macam dan di Jakarta Utara itu tidur di kontainer di Cilincing itu bukti bahwa
emergency response tidak jalan," katanya.

Untuk diketahui gugatan tersebut sudah diterima dan terdaftar dengan Nomor 27/Pdt.GS/Class
Action/2020/PN.Jkt.Pst.

Pemecahan Masalah :

Berdasarkan fakta Anies dinilai melanggar Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana. Dikutip dari suara.com Gubernur DKI Jakarta lalai dalam menjalankan
kewajiban hukum dan menjalankan tugasnya secara baik, yaitu tidak adanya informasi peringatan dini
kepada warga DKI dan tidak ada bantuan darurat kepada masyarakat DKI yang terkena banjir.

Class actions adalah gugatan perwakilan (kelompok) yang merupakan prosedur beracara dalam perkara
perdata. Landasan hukum class action di Indonesia pertama kali diatur dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup di pasal 37. Ada tiga hal yang diatur dalam pasal
tersebut, yakni hak mengajukan gugatan secara perwakilan, hak masyarakat mengajukan laporan
mengenai permasalahan lingkungan hidup yang merugikan diri mereka, dan representative standing bagi
instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup untuk bertindak
mengatasnamakan masyarakat. Dikutip dari Kompas.com 13 Januari 2019, Melalui gugatan itu, warga
menuntut Anies membayar uang kompensasi kerugian korban banjir sebesar Rp 42 miliar.

Bagaimana Cara Menanggulangi Banjir?

Banjir merupakan salah satu bencana yang setiap tahun sering melanda indonesia. banjir memang
seakan sudah akrab bagi masyarakat indonesia. hingga sampai saat ini masalah banjir masih belum
sepenuhnya bisa di atasi, Ketidaksadaran akan bahayanya banjir dan penyebab-penyebab terjadinya
banjir menjadi penyebab kenapa banjir tersebut setiap tahun melanda Indonesia.

Yang bisa kita lakukan adalah mencegah terjadinya banjir dan juga menanggulangi bencana banjir.
Karena walau bagaimanapun banjir merupakan salah satu bencana yang bisa menimbulkan kerugian.
Oleh sebab itu sebagai masyarakat perlu untuk meningkatkan kesadaran akan terjadinya banjir. Namun
saat ini yang perlu di tingkatkan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya banjir.
Karena banjir sering terjadi akibat masalah sepele seperti, membuang sampah sembarangan hingga
menimbulkan penyumbatan. Lalu langkah apa untuk menanggulangi terjadinya banjir?

Cara Menanggulangi banjir

Menjaga lingukungan sekitar

Yang utama adalah menjaga lingkungan sungai atau selokan, sungai sebaiknya di pelihara dengan baik.
Jangan membuang sampah ke selokan. Sungai atau selokan jangan di jadikan tempat pembuangan
sampah
Hindari membuat rumah di pinggiran sungai

Saat ini semakin banyak warga yang membangun rumah di pinggir sungai, ada baiknya pinggiran sungai
jangan di jadikan rumah penduduk karena menyebabkan banjir dan tatanan masyarakat tidak teratur.

Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi

Pohon yang telah ditebang sebaiknya ada penggantinya. Menebang pohon yang telah berkayu kemudian
di tanam kembali tunas pohon yang baru. Hal ini ditujukan untuk regenerasi hutan dengan tujuan hutan
tidak menjadi gundul.

Buanglah sampah pada tempatnya

Sering kali masyarakat indonesia membuang sampah sembarangan terutama membuang sampah ke
sungai, tentu hal ini akan memebrikan dampak buruk di kemudian hari. Karena sampah yang menumpuk
bisa menyebabkan terjadinya banjir saat curah hujan sedang tinggi. Pengelolahan sampah yang tepat
bisa membantu mencegah banjir.

Rajin Membersihkan Saluran Air

Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada. Di wilayah tertentu bisa diadakan secara gotong
royong. Penjagaan ini harus dilakukan secara terus menerus dengan waktu berkala. Hal ini bertujuan
agar terjadi hujan deras, air tidak akan tersumbat dan mampu mencegah terjadinya banjir (Kemenkes RI
Pusat Kritis Kesehatan, 2016)

Dikutip dari suara.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki empat cara untuk mengantisipasi
banjir di Ibu Kota. Cara yang akan diterapkan Pemprov DKI itu mulai dari pembangunan bendungan
hingga drainase vertikal.

Membangun kolam retensi dan waduk

Anies menilai solusi itu ampuh untuk mengatasi banjir karena air kiriman dari hulu alias banjir kiriman
yang datang dari kawasan Bogor, Jawa Barat.

Satu adalah sumber banjir karena air dari hulu. Itu solusinya dengan membangun lebih banyak kolam -
kolam retensi waduk Dam. Sehingga air dari hulu bergerak ke Jakarta secara lebih terkontrol.

Pembangunan tanggul di Pesisir Utara

Anies menerangkan, banjir di Jakarta tidak hanya datang dari kiriman. Banjir di Jakarta juga disebabkan
oleh naiknya permukaan air laut atau biasa dikenal dengan banjir rob yang diatasi dengan membangun
tanggul.

Kemudian sebab yang kedua adalah meningkatnya permukaan air laut karena itu juga penyebab banjir.
Caranya adalah dengan meneruskan pembangunan tanggul di pesisir Jakarta.
Membangun sumur resapan

Pembangunan sumur resapan atau drainase vertikal dianggap Anies bisa menjadi solusi untuk mengatasi
genangan jika terjadi hujan deras di wilayah kota Jakarta.

Lalu yang ketiga adalah terkait dengan banjir akibat hujan di dalam kota. Itu ada beberapa wilayah.
Wilayah - wilayah yang tanah - tanahnya itu mampu menyerap air, di situ kita bangun program drainase
vertikal untuk tanah - tanah yang bisa menyerap air dengan baik kata anies.

Naturalisasi sungai

Pemprov DKI kata Anies, akan membuat aliran air lancar tanpa sumbatan dan menghidupkan ekosistem
sungai kembali.

Sungai yang sekarang ada itu kita akan bangun tempat di mana ekosistem sungainya dihidupkan kembali.
Menghidupkan ekosistem sungai itu supaya satu airnya jernih, mahkluk bisa hidup di sana. Dan kalau
mahluk - mahkluk bisa hidup di sana artinya polusi juga rendah. Dan itu yang akan kita lakukan,

Anda mungkin juga menyukai