Anda di halaman 1dari 10

PENELITIAN TERHADAP BANJIR BANDANG

DI KOTA BATU

OLEH:

HAFI EKA FAJAR RAHMADHANI (12)

DAFFARAINA ARIQAH AURYN (7)

FITRIA RAMADHANI (11)

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KOTA BATU


Jl. Pronoyudo, Dadaprejo, Kec. Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur 65233 Tlp. (0341) 531400

BAB I
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Banjir bandang atau air bah adalah banjir besar yang datang secara tiba-tiba dengan meluap,
menggenangi, dan mengalir deras menghanyutkan benda-benda besar (seperti kayu dan sebagainya).
Bencana banjir bandang ini sudah pernah terjadi di kota batu ,Jawa Timur pada tanggal 4 November
2021 yang tersebar di enam titik, yakni:

Dusun Sambong, Desa Bulukerto,Dusun Beru, Desa Bulukerto,Desa Sumberbrantas, Jalan Raya Selecta,
Desa Tulungrejo, Jalan Raya Dieng, Desa Sidomulyo, Dusun Gemulo, Desa Punten Kecamatan Bumiaji .

Banjir bandang tersebut menelan korban jiwa tujuh orang dan enam lainnya alami luka luka.Sementara
itu, berdasar data yang diperoleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, sebanyak
35 rumah rusak akibat bencana banjir bandang tersebut. Petugas mencatat, lebih kurang 200 orang di
Jatimulyo; 175 warga Kampung Putih; dan warga Samaan sebanyak 100-150 jiwa, terpaksa mengungsi
serta berdasar data sementara ada 73 motor dan 7 mobil rusak. Lalu, 107 ekor ternak mati diterjang
banjir dan 10 kandang dilaporkan rusak.penyebab banjir bandang di Kota Batu diduga karena hujan
deras yang mengguyur Kota Batu dan membuat Sungai Brantas meluap.Hal ini yang menyebabkan banjir
membawa material lumpur, batu dan kayu.Berdasarkan hasil analisis cuaca BMKG, curah hujan yang
terjadi di wilayah Kota Batu-Malang pada tanggal 04 November 2021 termasuk kategori sangat lebat
dengan intensitas curah hujan mencapai 80,3 mm yang terjadi dalam periode sekitar 2 jam (pengukuran
jam 13.55 - 16.05 WIB).

Saat banjir bandang terjadi di Batu Malang, hasil analisis citra satelit dan radar cuaca juga menunjukkan
adanya pertumbuhan awan hujan Cumulonimbus (Cb) yang cukup intens dengan sebaran potensi hujan
lebat hingga sangat lebat di wilayah Kota Batu Malang. Dari beberapa informasi yang dikumpulkan
faktor utama penyebab banjir bandang tersebut adalah masifnya alih fungsi lahan tersebut menjadi.
Namun, dari hasil susur sungai yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan BPBD
Kota Batu, masifnya alih fungsi lahan yang membuat hilangnya bendung alam bukan faktor tunggal.ada
2 faktor lain. Pertama, tentunya karena faktor curah hujan deras yang tercatat saat itu mencapai 80-100
meter kubik. Intensitas hujan tinggi itu membuat debit air di badan sungai meningkat.Di sisi lain,
limpahan air juga terjadi di daerah aliran sungai purba atau mati di sekitaran Lereng Pusung Lading yang
memiliki kontur kemiringan hingga 60 derajat. Limpasan air ini bermuara ke aliran anak Sungai
Brantas.Limpahan air dari sini rupanya membawa banyak material berupa longsoran tanah dan pohon-
pohon mati bekas kebakaran 2019 silam. Ribuan material inilah yang kemudian menyumbat jalannya
aliran sungai hingga menjadi embung air. Namun, karena curah hujan deras yang tak kunjung henti
selama kurun 2 jam, sumbatan ini akhirnya tidak mampu menahan laju air sehingga jebol dan jadilah air
bah yang membawa bencana di Kota Batu hingga Malang.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang penelitian diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya
sebagai berikut:

a) Apakah penyebab pasti dari bencana banjir bandang di kota batu?


b) Bagaimana cara agar jika bencana itu datang kembali kita dapat meminimalisir dampak bencananya?

c) Apakah penyebab dari faktor curah hujan yang deras itu sendiri?

d) Solusi apakah yang bisa diberikan setelah bencana banjir bandang tersebut terjadi?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka kami akan memberikan beberapa tujuan daripenelitian ini ,
diantaranya:

1. Mengetahui penyebab pasti dari bencana banjir bandang di kota Batu

2. Dapat memperoleh solusi jika ada bencana banjir bandang yang datang kembali
3. Mengetahui sebab dari faktor curah hujan yang deras
4. Mengetahui solusi yang dapat diberikan setelah bencana banjir itu terjadi

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis

Manfaat penelitian secara teoritis dari penelitian ini yaitu penelitian ini diharapkan bisa
menyumbangkan perkembangan dalam ilmu pengetahuan khususnya tentang bencana alam yang dapat
dijadikan bahan sebagai yang memberikan manfaat bagi setiap orang untuk dapat mengetahui sebab-
sebab dan solusi-solusi dari bencana banjir bandang yang dapat diambil dari kejadian banjir bandang di
kota batu, sehingga dapat meminimalisir dampak terjadinya bencana di suatu daerah. Dan dapat
menjadi suatu bahan sebagai penelitian selanjutnya yang lebih luas dan mendalam serta menjadi
referensi yang lebih akurat.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis penelitian ini sendiri yaitu sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas penelitian
yang dilakukan oleh anggota peneliti. Memberikan solusi-solusi ketika Adanya tanda tanda terjadinya
bencana banjir bandang di suatu daerah dan memberikan solusi-solusi dampak setelah bencana banjir
bandang terjadi, memberikan daya dukung lebih terhadap masyarakat di kota Batu, serta dapat menjadi
bahan evaluasi seksi pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD kota batu dalam penyampaian penyuluhan
dan sosialisasi bencana dan penanggulangan bencana terhadap masyarakat di kota Batu.

BAB II
E. KAJIAN PUSTAKA

Dalam penulisan penelitian ini kami setiap anggota menggali informasi dari beberapa berita
berita dari internet sebagai bahan perbandingan baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang
sudah ada dan juga dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang
teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh Landasan teori ilmiah.

Diantaranya:

a) Menurut Aurellia Chintia Deby dari http://riset.unisma.ac.id/index.php/rpp/article/view/3695


“Untuk mewujudkan kota Batu yang tangguh terhadap bencana maka perlu diawali dengan pembentukan desa/kelurahan
tangguh bencana sebagai satuan terkecil dari Kota. Sehingga dapat dilakukan langkah antisipasi dan kesiapsiagaan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan yang tepat, terarah, dan terpadu. Adapun yang dilakukan oleh BPBD tidak lepas dari faktor
penghambat dan faktor pendukung.” .

Dari pernyataan tersebut peneliti setuju dengan apa yang diungkapan oleh Aurellia Chintia Deby karena dengan
melakukan pembentuka desa/kelurahan tangguh bencana sebagai satuan terkecil dari kota, maka dapat
diharapkan bisa memiliki kemampuan mandiri dalam beradaptasi dan menghadapi potensi bencana yang akan
datang.

 b) Menurut Tataq muttaqin dari Universitas Muhammadiyah Malang

“Keberadaan produktifitas tanah semakin hari semakin menurun, hal ini disebabkan oleh laju erosi. Karakteristik lahan yang

tidak sesuai peruntukannya juga akan mengakibatkan produktifitas lahan tersebut menjadi menurun.Peningkatan laju erosi

dapat membuat sedimentasi pada sungai dan waduk semakin besar.”

Dari pernyataan tersebut peneliti memberikan salah satu informasi dari peyebab banjir bandang di kota Batu itu
sendiri.

C) Menurut Mohamed , Saker M I dari Universitas Muhammadiyah Malang

“Berbagai bencana alam seperti tanah longsor dan banjir bandang di wilayah Kota Batu serta banjir di kabupaten/kota sekitar
Kota Batu diduga disebabkan oleh tingginya kecepatan air di wilayah Kota Batu. Agar tidak terpengaruh oleh bangunan yang
ada di sepanjang sungai, maka perlu dilakukan pengendalian kecepatan. Pada penelitian ini dipilih bangunan Check-dam untuk
mendukung sistem drainase agar dapat bekerja secara optimal.”

Dari pernyataan tersebut, peneliti ingin memberikan informasi penting dari pernyataan tersebut yang berisiskan
salah satu dari penyebab banjir bandang di kota batu serta salah satu dari pencegahan yang bisa dilakukan untuk
mengantisipasi banjir bandang yang telah terjadi.

d) Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bantas , Muhammad Rizal mengatakan
“Banjir bandang itu terjadi akibatnya daerah resapan air di hulu aliran itu sudah rusak , Sehingga menyebabkan banjir
membawa material lumpur, batu dan kayu.”
Pernyataan tersebut berisikan salah satu penyebab banjir bandang di kota Batu yang ingin dikemukakakn oleh
peneliti.

e) "Banjir ini sebagai peringatan ekosistem yang terganggu oleh manusia," kata Suratman melansir laman UGM,
Sabtu (6/11/2021).

Dalam lampiran tersebut peneliti setuju dengan perrnyataan Suratman karena pernyataan tersebut memang bisa
dikatakan kebenarannya , dan yang diharapkan oleh peneliti yaitu para pembaca dapat mengambil hikmah dari
pernyataan yang dilampirkan peneliti.

f) Kepala BPBD Agung Sedayu mengatakan

Tim dari BPBD bersama dengan SAR hingga saat ini pun masih melakukan penanganan serta mendata dampak
kerusakan dari bencana alam tersebut. Tak hanya mendata kerusakan saja, akan tetapi tim gabungan juga
melakukan pembersihan material banjir serta pendataan korban terdampak banjir. "Kami juga sedang mendata
dampak kerusakan secara keseluruhan akibat bencana ini,” ucap Agung.

Dari lampiran pernyataan tersebut peneliti ingin melampirkan atau memberikan sebuah informasi kepada
pembaca bahwasanya tim gabungan BPBD melakukan banyak usaha untuk mengatasi kejadian pasca
banjir bandang tersebut.

g) “Jumlah korban akan terus kami update dan saat ini masih dalam proses pencarian,” kata Kepala Bidang
Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Achmad Choirur Rochim dalam siaran tertulisnya, Kamis, 4 November
2021.

Dari lampiran tersebut peneliti dapat memahami pernyataan yang dilampirkan oleh Achmad Choirur
Rochim tersebut untuk dijadikan sebagai sumber informasi untu penelitian.

h) Menururt dari halaman internet https://surabaya.liputan6.com/read/4703349/kota-batu-dan-malang-dilanda-banjir-


bandang-ini-4-fakta-terbarunya

“Banjir yang menerjang Kota Batu sendiri diketahui juga sampai ke Malang, Jawa Timur. Sejumlah warga di Kota
Malang pun terpaksa mengungsi karena tempat tinggal mereka terendam banjir yang tercampur lumpur. Banjir di
Kota Malang sendiri mulai terjadi tepat sebelum adzan maghrib berkumandang. Sedikitnya, hampir 200 kepala
keluarga di Kampung Putih di Rampal Celaket mengungsi sementara di aula Taman Wisata Senaputra.”

Dari pernyataan tersebut penliti memahami informasi yang terlampir sebagai bahan sumber informasi
untuk penelitian lebih lanjut.

i) Menurut Wawali Punjul dari https://www.republika.co.id/berita/r312bh384/apa-yang-salah-dengan-banjir-bandang-

kota-batu-part2

Untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi, kata Punjul, pihaknya melakukan kesiapsiagaan, antara lain saat

menghadapi hujan yang durasinya lebih dari satu jam ditambah objek jarak pandang tak terlihat di jarak 30 meter

disertai hujan intensitas tinggi maka harus dilakukan langkah-langkah."Masyarakat di daerah lereng tebing dan

bantaran sepanjang aliran sungai harus segera dievakuasi. Tidak boleh terlambat dan harus ikuti anjuran petugas,"

katanya.
Dari pernyataan yang terlampir tersebut peneliti menjadikannya sebagai sumber informasi mengenai
pengantisipasian untuk banjir bandang tersebut untuk penelitian lebih lanjut.

j) Menurut Dewanti sebagai wali kota Batu dari halaman internet


https://www.antaranews.com/berita/2502849/wapres-minta-wali-kota-batu-segera-atasi-dampak-banjir-
bandang

penyebab lain dari banjir bandang yaitu " karena hujannya lebat sekali hampir sejam lebih dengan curah hujan yang
sangat besar yang kemudian membawa pohon pohon yang sudah lama kering di hutan hutan itu ke bawah"

Dari lampiran tersebut peneliti bermaksud untuk menjadikannya sebagai sumber informasi mengenai
salah satu penyebab lain banjir bandang untuk penelitian lebih lanjut.

k) Menurut Wara, F. I. L. E. M. O. N., C. Sasmito, and M. N. R. As. dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Unversitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, 2021.

Evaluasi Kebijakan Siaga Mandiri Relawan Tangguh (Smart-Sisir) di Kelurahan Sisir Kecamatan Batu Kota Batu.

Dari lampiran tersebut peneliti bermaksud untuk menjadikannya sebagai sumber informasi terkait
upaya pencegahan bencana banjir bandang untuk penelitian lebih lanjut.

l) Menurut Ira Agrestin, Eka Cahya Maulidiyah Al-Hikmah: Indonesian Journal of Early Childhood Islamic
Education 5 (2), 90-111, 2021.
Meningkatnya aktivitas penduduk dan kebutuhan ruang menjadi masalah tren pembangunan di perkotaan. Banjir bandang
menjadi bencana yang mendominasi. Kurangnya pengetahuan akan resiko bencana banjir mengakibatkan anak menjadi
kelompok masyarakat paling rentan ketika bencana alam terjadi. Pengetahuan bencana banjir perlu dikenalkan sejak dini,
karena bencana telah menjadi kejadian rutin dalam bagian kehidupan sehari-hari. dalam judulPengembangan Media Big Book
terhadap Pengetahuan Bencana Banjir pada Anak Usia 5-6 Tahun

Dari lampiran tersebut peneliti bermaksud untuk menjadikannya sebagai sumber informasi terkait
dengan pengetahuan bencana banjir pada anak-anak sebagai upaya pencegahan banjir bandang.

F. LANDASAN TEORI
Dalam penelitian ini kami menggunakan teori dari pakar atau ahli sebagai bahan penelitian .
teori-teorinya antara lain:
1. Menurut Pakar Kebencanaan UGM, Prof. Suratman, mengatakan banjir bandang yang
melanda Kota Batu, Malang, Jawa Timur pada Kamis (4/11) menunjukkan adanya
gangguan ekosistem di wilayah tersebut.
"Banjir ini sebagai peringatan ekosistem yang terganggu oleh manusia,"tutur Guru Besar
Fakultas Geografi UGM ini, Jumat (5/11). Suratman mengatakan gangguan ekosistem akibat
alih fungsi lahan oleh manusia menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir bandang di Batu.
Banjir terjadi karena adanya desakan penggunaan lahan untuk pertanian maupun
pemukiman. Pengaruh tekanan penduduk dalam penggunaan lahan tidak lagi sesuai dengan
daya dukung lingkungan dan kemampuan lahan. "Perlu dilihat kalau sebagai daerah resapan
air, kawasan lindung semestinya banyak pohon-pohonnya. Jadi, harus mengendalikan
keterbukaan lahan dan ada konservasi,"paparnya. Sementara dari sisi sistem tanah,
dikatakan Suratman, kawasan Kota Batu memiliki lanskap yang juga rentan terjadi banjir.
Banyak wilayahny berupa lereng-lereng dan perbukitan. Selain itu, banyak kawasan dengan
kemiringan di atas 40 derajat dengan ketebalan tanah yang cukup tebal. Beberapa kondisi
tersebut menjadi pemicu terjadinya banjir. Lebih lanjut Suratman mengungkapkan kondisi
Kota Malang memiliki suhu yang dingin dan lembab. Hal itu menjadikan pelapukan massa
batuan tanah aktif sehingga saat hujan deras mengakibatkan banjir yang membawa
material-material seperti lumpur dan sampah. "Dari material vulkanik suburnya luar biasa.
Secara ekonomi ini menggiurkan, tetapi secara risiko bencana
mengkhawatirkan,"terangnya. Suratman menambahkan dengan adanya isu perubahan
iklim, Indonesia patut wasapada. Persoalan hujan ekstrem dan pengaruh daerah
pegunungan dengan elevasi tinggi serta memiliki curah hujan lebih dari 3.000 milimeter per
tahun patut menjadi perhatian bersama. Indonesia dengan banyak gunung vulkanik dan
tingginya proses alih fungsi lahan perlu menjadi hal yang harus diwaspadai. "Ini jadi
peringatan terutama di Pulau Jawa, harus waspada karena banyak wilayah yang memiliki
kondisi serupa dengan Batu sehingga rentan banjir," katanya.

2. Menurut para ahli di Scribd.com dari Universitas Sumatera Utara .


definisi banjir dalam pengertian umum adalah debit aliran air sungai dalam jumlahyang
tinggi, atau debit aliran air di sungai secara relatif lebih besar dari kondisinormal akibat
hujan yang turun di hulu atau di suatu tempat tertentu terjadi secaraterus menerus,
sehingga air tersebut tidak dapat ditampung oleh alur sungai yangada, maka air melimpah
keluar dan menggenangi daerah sekitarnya(Peraturan Dirjen RLPS No.04 thn 2009). Banjir
merupakan peristiwa dimanadaratan yang biasanya kering (bukan daerah rawa) menjadi
tergenang oleh air, halini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan kondisi topografi
wilayah berupadataran rendah hingga cekung. Selain itu, terjadinya banjir juga dapat
disebabkanoleh limpasan air permukaan (runoff) yang meluap dan volumenya
melebihikapasitas pengaliran sistem drainase atau sistem aliran sungai.Terjadinya bencana
banjir juga disebabkan oleh rendahnya kemampuan infiltrasitanah, sehingga menyebabkan
tanah tidak mampu lagi menyerap air. Banjir dapatterjadi akibat naiknya permukaan air
lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/bendungan yang bobol,
pencairan salju yang cepat,terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal, 2008).Penyebab
banjir dan lamanya genangan bukan hanya disebabkan olehmeluapnya air sungai,
melainkan oleh kelebihan curah hujan dan fluktuasi mukaair laut khususnya dataran aluvial
pantai, unit-unit geomorfologi seperti daerahrawa, rawa belakang, dataran banjir,
pertemuan sungai dengan dataran alluvial.
3. Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002).
faktor penyebab terjadinya banjirdapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu banjir
alami dan banjir olehtindakan manusia. Banjir akibat alami dipengaruhi oleh curah hujan,
fisiografi,erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai, kapasitas drainase dan pengaruh air
pasang. Sedangkan banjir akibat aktivitas manusia disebabkan karena ulahmanusia yang
menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan seperti : perubahankondisi Daerah Aliran
Sungai (DAS), kawasan pemukiman di sekitar bantaran, rusaknya drainase lahan, kerusakan
bangunan pengendali banjir, rusaknya hutan(vegetasi alami), dan perencanaan sistim
pengendali banjir yang tidak tepat.
4. Menurut BNBP
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan
karena volume air yang sedangkan Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-
tiba dengan debit air yang besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur
sungai.
5. Menurut Sebastian Hukum.
Banjir adalah proses alam yang dapat menjadi bencana ketika dataran banjir dan daerah
tangkapan air ditempati dan dibangun oleh manusia. Seiring dengan pertumbuhan
penduduk yang cepat, pengelolaan sumber daya alam telah berubah dan menimbulkan
risiko banjir. Kawasan hulu yang berhutan yang telah berubah menjadi lahan pertanian dan
perumahan mengurangi fungsi daerah tangkapan air dalam peresapan dan penangkapan
air. Lahan kosong tanpa vegetasi menyebabkan risiko erosi dan meningkatkan potensi risiko
kerusakan.

G. PENELITIAN TERDAHULU
Berdasarkan dengan judul penelitian yang diambil peneliti terdapat beberapa penelitian yang
berkaitan dan dapat mendukung penelitian yang sekarang serta dapat dijadikan acuan untuk
penelitian selanjutnya.

1. Dari jurnal online karya EMIL WAHYUDIANTO, Teuku Faisal Fathani, ST., MT., Ph.D.;Dr. Eng. Fikri
Faris, ST., M.Eng. Universitas Gadjah Mada dengan judul “KAJIAN RISIKO DAN ANALISIS
FREKUENSI BAHAYA LONGSOR PADA RUAS JALAN JURUSAN KOTA BATU-BATAS KABUPATEN
KEDIRI”. Tertulis bahwa Ruas jalan Jurusan Kota Batu-Batas Kabupaten Kediri merupakan jalan
provinsi yang memiliki fungsi vital bagi pergerakan ekonomi serta pariwisata dari dan menuju
Kota Batu Provinsi Jawa Timur. Jalan antar kabupaten tersebut secara historis terancam kejadian
bencana seperti longsor, banjir bandang Kali Konto, lahar Gunung Kelud, luapan banjir, dan
sebagainya. Kejadian bencana longsor di ruas jalan tersebut terjadi dalam waktu yang spesifik
dalam satu tahun, dengan sebaran tempat yang terlokalisir, serta dengan peristiwa hujan
terlebih dulu. Penelitian ini berpedoman Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.22/PRT/M/2007 tentang penataan ruang kawasan rawan bencana longsor yang dibantu
dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Perbandingan metode juga dilakukan
menggunakan metode Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.22/PRT/M/2007 modifikasi
Meiliana (2011), dan pemetaan metode Landslide Hazard Assessment (LHA) yang berbasis data
historis hasil pemetaan inventarisasi longsor (landslide inventory). Penggunaan metode
pemetaan risiko berbasis data primer dan data historis pada suatu ruas jalan memberikan hasil
yang lebih aktual, detail, dan tervalidasi. Pemetaan risiko longsor metode LHA yang digabungkan
dengan hasil analisis kerentanan pergerakan kendaraan (vulnerability on moving vehicles)
disarankan menjadi acuan dalam memetakan risiko bencana pergerakan massa di ruas-ruas
jalan yang ada di Indonesia. Hasil analisis frekuensi hujan pemicu longsor pada ruas jalan
penelitian menyimpulkan bahwa probabilitas kejadian longsor (Probability of Landslide
Occurrence, PLO) mendekati 90% pada hujan harian sebesar 126,2 mm.

2. Dari jurnal online media teknik sipil UMM dengan judul “Formulasi Intensitas Hujan dan Kurva
Intensitas Durasi Frekuensi (IDF) yang Sesuai pada Wilayah Hulu Kota Batu, Provinsi Jawa
Timur”. Mengatakan Intensitas hujan merupakan masukan yang sangat penting dalam pekerjaan
sumber daya air terutama terkait dengan banjir, erosi, dan tanah longsor. Kejadian banjir
bandang yang pernah terjadi di wilayah studi (hulu Kota Batu) merupakan dampak dari masifnya
perubahan tutupan lahan dan tingginya intensitas hujan yang terjadi. Kegiatan yang bersifat
antisipasi and mitigasi banjir membutuhkan dukungan data hujan yang berkualitas. Studi ini
bertujuan untuk mendapatkan rumus empiris yang sesuai untuk memperkirakan intensitas
hujan serta kurva Intensitas Durasi Frekuensi (IDF). Metode empiris yang digunakan meliputi
Sherman, Ishiguro dan Haspers, sedangkan intensitas hujan rancangan diperoleh dari
perhitungan analisa frekuensi dengan berbagai kala ulang. Penentuan metode terpilih dilakukan
dengan membandingkan intensitas hujan pengamatan dengan hasil metode empiris
berdasarkan nilai koefisien Nash Sutcliffe Efficiency (NSE), kesalahan relatif, dan nilai deviasi
yang terjadi. Hasil studi menunjukkan bahwa metode Sherman memiliki kesesuaian yang paling
tinggi yang diindikasikan dengan nilai NSE sebesar 0,97, nilai kesalahan relatif kecil 6,59% dan
nilai deviasi sebesar 2,56. Untuk mengetahui keandalan metode terpilih, maka dilakukan validasi
antara intensitas hujan berdasarkan peluang kala ulang dengan intensitas metode terpilih
(Sherman). Hasil validasi menunjukkan metode Sherman memiliki keandalan yang baik dalam
memperkirakan intensitas hujan sehingga dapat digunakan untuk mengestimasi intensitas hujan
pada wilayah studi.

3. Dari Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia yang berjudul “KARAKTERISASI BENCANA BANJIR
BANDANG DI INDONESIA”. Mengatakan bahwasannya Saat ini bencana hidrometeorologi
menunjukkan tren meningkat. Bencana banjir bandang adalah bagian dari bencana
hidrometeorologi yang terindikasi berdampak signifikan terhadap kehidupan, dan harta benda.
Faktor utama banjir bandang adalah dipicu oleh intensitas hujan ekstrim. Kemudian
berhubungan dengan kejadian longsor yang menyumbat aliran sungai membentuk bendung
alam. Selanjutnya tekanan aliran sungai menjebol bendung alami tersebut sehingga terjadi
banjir bandang yang ditandai dengan kecepatan aliran yang tinggi dengan membawa lumpur,
kayu, dan batu. Setidaknya terjadi 10 kejadian banjir bandang di Indonesia pada tahun 2012
yang mengakibatkan 15 korban jiwa dan kerusakan harta benda pada setiap kejadian bencana.
Untuk mengatasi bencana banjir bandang beberapa tindakan mitigasi dapat dilakukan yaitu
dengan pemetaan daerah bahaya, sistem peringatan dini, kesiapsiagaan masyarakat, dan
peramalan hidrometeorologi. Sayangnya dari upaya tindakan mitigasi tersebut, hanya beberapa
daerah yang berpotensi bencana banjir bandang yang siap dengan upaya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai