Anda di halaman 1dari 14

JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND)

Vol. 16 No. yy, Februari 20xx


Diterbitkan oleh:
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand)
ISSN (Print) : 1858-2133
ISSN (Online) : 2477-3484
http://jrs.ft.unand.ac.id

ANALISA TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP SARANA DAN


PRASARANA PADA DAERAH RELOKASI PASCA BENCANA BANJIR
BANDANG BATU BUSUK KOTA PADANG

FADHILLAAH RAHMI1, TAUFIKA OPHIYANDRI2, BAMBANG ISTIJONO3


1
Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
2
Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
3
Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas

Naskah diterima : xx Desember 20XX. Disetujui: yy Januari 20YY. Diterbitkan : zz Februari 20ZZ

ABSTRAK
Pada tanggal 24 Juli 2012 Kota Padang dilanda oleh banjir bandang yang menyapu persawahan, ladang-ladang,
dan rumah warga di bantaran sungai Batu Busuk. Untuk mengurangi risiko kemungkinan terjadinya banjir
bandang dikemudian hari, Pemerintah Kota Padang menghimbau kepada masyarakat di daerah Batu Busuk
untuk merelokasi tempat tinggalnya ke daerah yang lebih aman. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk
menganalisa tingkat kepuasan masyarakat terhadap daerah relokasi pasca bencana banjir bandang di Batu
Busuk Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang dari segi sarana dan prasarana setelah sekitar
8 tahun dihuni. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara terstruktur
kepada masyakarat yang menetap di daerah relokasi pasca bencana banjir bandang Batu Busuk Kelurahan
Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang. Pengukuran tingkat kepuasan masyarakat ditentukan dengan
metode skala likert. Selain menentukan tingkat kepuasan, juga dilakukan analisa tingkat kepentingan dengan
metode Importance Perfomance Analysis untuk mengetahui urutan prioritas peningkatan tiap indikator yang
mempengaruhi kepuasan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kepuasan
masyarakat berada pada angka 2,72. Hal yang paling dikeluhkan oleh masyarakat yang menetap di daerah
relokasi tersebut adalah susahnya akses jalan disertai dengan minimnya penerangan jalan perumahan. Selain
itu, daerah tersebut juga rawan terhadap erosi/longsor yang membuat masyarakat selalu merasa khawatir ketika
hujan.

Kata Kunci: Importance Performance Analysis, Kepuasan, Masyarakat, Relokasi, Sarana dan Prasarana

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banjir bandang melanda Kota Padang pada tanggal 24 Juli 2012 lalu saat masyarakat sedang berbuka
puasa. Banjir bandang yang terjadi bukan akibat tingginya curah hujan, melainkan akibat adanya
bendungan alami di sekitar bukit pada kawasan banjir bandang, sehingga ketika ada sedikit saja
tambahan air, maka bendungan alami ini akan menjadi longsor yang menyebabkan banjir bandang
(Wahyuni et al., 2015). Banjir bandang ini merusak sawah, ladang, hingga rumah masyarakat yang
DOI : 10.25077/jrs.16.1.xx-xx.20yy 1
Analisa Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Sarana dan Prasarana pada Daerah Relokasi Pasca Bencana Banjir
Bandang Batu Busuk Kota Padang

berada di bantaran sungai. Banjir bandang ini merendam ribuan rumah dan toko dalam radius 100
meter dari bantaran sungai yang berada di 10 kelurahan di Kecamatan Pauh, Lubuk Begalung, dan
Nanggalo (RiauPos.com, n.d.). Untuk mengurangi risiko kemungkinan terjadinya banjir bandang
dikemudian hari, Pemerintah Kota Padang menghimbau kepada masyarakat di daerah Batu Busuk
untuk merelokasi tempat tinggalnya ke daerah yang lebih aman. Tanah relokasi adalah tanah yang
dihibahkan oleh niniak mamak kepada kemenakannya. Lahan tersebut dibuka untuk masyarakat agar
bisa membangun kembali rumah mereka yang telah hanyut dibawa oleh banjir bandang. Untuk
kembali membangun rumah, masyarakat dibantu oleh Pemerintah Kota Padang dan PT Bukit Asam
dengan dana sebesar Rp25.000.000,00 per kepala keluarga (Putra, 2017). Selama 8 tahun ini
pemerintah telah melakukan berbagai upaya agar masyarakat bisa merasakan kembali fasilitas yang
dulu pernah mereka miliki. Upaya itu seperti membangun akses jalan, menyediakan air bersih,
jaringan listrik, dan lain sebagainya. Namun, diketahui jalan yang dibangun oleh pemerintah ini tidak
selesai dikarenakan oleh anggaran dana yang terbatas. Hal itu juga berakibat terjadinya longsor pada
lereng bukit karena lereng yang dipotong belum stabil. Pemerintah juga memberikan jaringan listrik
kepada masyarakat di daerah relokasi pertama kali pada bulan Agustus 2015. Pihak PLN mengalami
kendala karena faktor jalan yang terjal sehingga menyulitkan akses untuk pengangkutan material
keperluan jaringan listrik serta banyak titik longsor yang membahayakan penempatan tiang tersebut.
Bantuan air dari pemerintah hanya beberapa hari saja dapat dirasakan oleh masyarakat sebab adanya
masalah sosial yang timbul dari masyarakat. Oleh sebab itu, masyarakat yang tinggal di daerah
relokasi harus rela pergi jauh untuk mendapatkan sumber air bersih di atas bukit (Habieb, 2016). Dari
berbagai permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meninjau tingkat kepuasan masyarakat
terhadap sarana dan prasarana pada daerah relokasi pasca bencana banjir bandang di Batu Busuk
setelah sekitar 8 tahun telah ditempati oleh masyarakat. Penelitian ini berupa penelitian longitudinal
yang telah dilakukan oleh Putra (2017) mengenai tingkat kepuasan masyarakat terhadap relokasi
pasca bencana banjir bandang di Batu Busuk Kota Padang.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap relokasi pasca
bencana banjir bandang di Batu Busuk, Kecamatan Pauh, Kota Padang dari segi sarana dan prasarana
setelah sekitar 8 tahun dihuni.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bentuk penyampaian aspirasi masyarakat terhadap
kinerja pemerintah dalam mengurangi risiko dari bencana banjir bandang di Batu Busuk, Kecamatan
Pauh, Kota Padang. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi pihak atau lembaga yang ingin
melakukan pengabdian masyarakat dalam menentukan daerah yang membutuhkan perhatian khusus.

1.3. Batasan Masalah

Dalam menyusun penelitian ini harus ada batasan masalah agar pembahasan tidak meluas keberbagai
bidang. Untuk itu peneliti memberikan batasan masalah pada daerah relokasi pasca bencana banjir
bandang di Batu Busuk, Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Kota Padang pada tahun 2022
dari segi sarana dan prasarana.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kepuasan Masyarakat

Kotler (dalam Putra, 2017) menyebutkan kepuasan merupakan perasaan yang muncul setelah
membandingkan kinerja dari suatu produk yang dirasakan dengan harapan terhadap produk tersebut.
Apabila kinerja kurang dari yang diharapkan maka pelanggan tidak akan merasakan kepuasan, begitu

2 | JURNAL REKAYASA SIPIL


Fadhillaah Rahmi, Taufika Ophiyandri, Bambang Istijono

sebaliknya. Apabila kinerja dari suatu produk melebihi dari apa yang diharapkan, berarti pelanggan
puas dengan produk tersebut.

2.2. Sarana dan Prasarana

Dalam PP Nomor 12 Tahun 2021 tentang perubahan atas PP Nomor 14 Tahun 2016 tentang
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pasal 17 menyebutkan bahwa perencanaan
prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan harus memenuhi standar. Standar tersebut
diantaranya:
1. Ketentuan umum, paling sedikit memenuhi:
a. Kebutuhan daya tampung perumahan
b. Kemudahan pengelolaan dan penggunaan sumber daya setempat
c. Mitigasi tingkat risiko bencana dan keselamatan
d. Terhubung dengan jaringan perkotaan existing
2. Standar teknis, meliputi:
a. Standar prasarana, diantaranya:
i. Jaringan jalan
ii. Saluran pembuangan air hujan atau drainase
iii. Penyediaan air minum
iv. Saluran pembuangan air limbah atau sanitasi
v. Tempat pembuangan sampah
b. Standar sarana, diantaranya:
i. Ruang terbuka hijau
ii. Sarana umum
iii. Standar utilitas umum, seperti tersedianya jaringan listrik.

2.3. Relokasi

F. Davidson (dalam Habieb, 2016) menyebutkan relokasi adalah kegiatan membangun kembali
perumahan, harta kekayaan, termasuk tanah produktif dan prasarana umum di lokasi lain ditandai
dengan adanya objek dan subjek yang terkena dampak dalam perencanaan dan pembangunan
relokasi.

2.4. Bencana

UU Nomor 24 Tahun 2007 menyebutkan bencana adalah suatu peristiwa yang dapat mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, non-alam,
maupun manusia yang dapat menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta bedan, dan dampak psikologis.

2.5. Banjir Bandang

Karnawati (dalam Habieb, 2016) menyatakan banjir bandang merupakan banjir yang terjadi di daerah
permukaan rendah yang muncul secara tiba-tiba akibat adanya penjenuhan air di daerah permukaan

Vol. yy No. xx, Oktober 2020 | 3


Analisa Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Sarana dan Prasarana pada Daerah Relokasi Pasca Bencana Banjir
Bandang Batu Busuk Kota Padang

yang lebih tinggi yang berlangsung sangat cepat dan tidak dapat diserap lagi akibatnya segala macam
benda yang dilewatinya dikelilingi oleh air secara tiba-tiba.

2.5.1. Faktor Penyebab Banjir Bandang

Banjir bandang dapat disebabkan oleh adanya penerbangan hutan secara liar, bertumpuknya samppah
pada saluran air, kurangnya reboisasi, dan tidak ada lagi tanah resapan bagi air.

2.5.2. Proses Terjadinya Banjir Bandang

Pada umumnya banjir bandang terjadi dengan diawali oleh proses pembendungan secara alamiah di
daerah hulu sungai yang terjadi akibat akumulasi endapan tanah dan batuan yang longsor dari bagian
lereng perbukitan. Proses pembendungan alamiah dapat terjadi lebih cepat apabila disertai oleh
penumpukan batang kayu yang terseret saat terjadinya longsor.

2.5.3. Dampak Terjadinya Banjir Bandang

Banjir bandang dapat menimbulkan adanya korban jiwa, rusaknya areal pertanian, rusaknya sarana
dan prasarana, hilangnya harta benda, serta dapat memunculkan bibit penyakit.

2.5.4. Cara Menanggulangi Banjir Bandang

Banjir bandang dapat ditanggulangi dengan mengoptimalkan sungai ataupun selokan, melarang
penduduk untuk membuat rumah di sepanjang pinggiran sungai, melaksanakan program tebang pilih
dan reboisasi, serta dengan menggunakan alat pendeteksi banjir sederhana.

4 | JURNAL REKAYASA SIPIL


Fadhillaah Rahmi, Taufika Ophiyandri, Bambang Istijono

3. METODA PENELITIAN

3.1. Bagan Alir Rencana Kerja

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

3.2. Studi Literatur

Studi literatur yakni pembelajaran dasar-dasar teori referensi yang sesuai demi mencapai tujuan pada
penelitian ini dengan baik. Penulis melakukan pencarian referensi dari berbagai sumber tertulis
seperti buku, penelitian terdahulu, jurnal serta pelaporan dari lembaga terkait.

3.3. Penyusunan Panduan Wawancara

Penyusunan Panduan Wawancara dilakukan berdasarkan landasan teori mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat yang telah disusun dengan melakukan studi literatur
baik melalui jurnal ilmiah, penelitian sebelumnya, dan lain-lain. Panduan wawancara yang dibuat
dalam penelitian ini dibuat dalam dua bagian, yaitu:
1. Pengisian data umum responden.
Pada bagian ini resonden diminta mengisi data diri berupa nama, jenis kelamin, umur, jumlah
anggota keluarga, dan pekerjaan.
2. Pertanyaan wawancara tentang tingkat kepuasan masyarakat pada darah relokasi bencana
banjir bandang ini ditinjau pada faktor sarana dan prasarana.
Terdapat 13 faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat dari segi faktor sarana
dan prasarana (Saputra et al., 2018). Adapun skala pengukuran variabel dalam penelitian ini
mengacu pada Skala Likert (Likert Scale), dimana masing-masing dibuat dengan
menggunakan skala 1-5 kategori jawaban. Masing-masing jawaban diberi score atau bobot
yaitu banyaknya score antara 1-5, dengan rincian:
i. Jawaban sangat tidak puas diberi score 1
Vol. yy No. xx, Oktober 2020 | 5
Analisa Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Sarana dan Prasarana pada Daerah Relokasi Pasca Bencana Banjir
Bandang Batu Busuk Kota Padang

ii. Jawaban tidak puas diberi score 2


iii. Jawaban rata-rata diberi score 3
iv. Jawaban puas diberi score 4
v. Jawaban sangat puas diberi score 5

3.4. Pengumpulan Data

Wawancara dilakukan kepada warga dengan kriteria kepala keluarga atau istri dari kepala keluarga
atau orang yang paling tua di dalam rumah tersebut yang tinggal di daerah relokasi bencana banjir
bandang Batu Busuk Kelurahan Lambuang Bukit Kecamatan Pauh kota Padang. Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan data secara menyeluruh (population).
Peneliti akan memberikan pertanyaan kepada responden kemudian menanyakan bagaimana respon
dari responden terhadap pertanyaan yang diberikan. Selain itu peneliti juga menanyakan alasan dari
responden memilih jawaban tersebut.

3.5. Analisis dan Pembahasan

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan
dipahami. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menentukan skor terhadap respon dari responden dengan skala likert.


2. Menentukan analisa data statistik deskriptif pada jawaban responden.
Menurut Muhammad Idrus (dalam Putra, 2017) statistik deskriptif adalah bagian dari statistik
yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik
deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah rata-rata dan standar deviasi. Rata-rata
digunakan untuk menentukan peringkat dari indikator yang mempengaruhi tingkat kepuasan
dengan rumus persamaan berikut.
𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛 (1)
𝐱̄ =
n

Dimana:
𝐱̄ = Rata-rata
xn = Data ke-n
n = Jumlah data

Atau:
∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 (2)
𝐱̄ =
n

Dimana:
𝐱̄ = Rata-rata
xi = Data ke-i
n = Jumlah data

Standar deviasi digunakan untuk menentukan sebaran data dalam sampel penelitian. Selain itu,
standar deviasi juga digunakan untuk menentukan peringkat apabila terdapat nilai rata-rata
yang sama pada jawaban responden dengan persamaan berikut ini.

∑𝑛 (𝑥𝑖 − 𝐱̄)² (3)


𝑆𝐷 = √ 𝑖=1
𝑛−1

6 | JURNAL REKAYASA SIPIL


Fadhillaah Rahmi, Taufika Ophiyandri, Bambang Istijono

Dimana:
SD = Standar Deviasi
xi = Data ke-i
𝐱̄ = Rata-rata
n = Jumlah data

3. Menentukan urutan prioritas dengan Model Importance Perfomance Analysis (IPA)


Model IPA pertama kali dikenalkan oleh Martilla dan James yang bertujuan untuk mengukur
hubungan antara persepsi konsumen dan prioritas peningkatan kualitas produk/jasa yang
dikenal pula sebagai quadrant analysis. Berdasarkan hasil penilaian tingkat kesesuaian dan
hasil penilaian kinerja, maka akan dihasilakan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian
antara kepentingan dan tingkat pelaksanaannya (Ayuningtyas, 2021). Tingkat kesesuaian
tersebut yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor yang mempengaruhi
kepuasan konsumen. Tingkat kesesuaian tersebut dihitung dengan persamaan berikut.

𝑥𝑖 (4)
Tk =
𝑦𝑖

Keterangan:
Tk = tingkat kesesuaian
Xi = nilai perceived konsumen
Yi = nilai harapan konsumen

Model IPA dibagi menjadi empat kuadran seperti terlihat pada gambar 2.

Gambar 2. Model IPA


 Prioritas Utama (Concentrate Here)
Faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor yang sangat penting
dibandingkan faktor lainnya, pihak manajemen berkewajiban memberikan sumberdaya yang
lebih dan memberikan perhatian yang lebih pada faktor yang berada pada kuadran ini.
 Pertahankan Kinerja (Keep up the good work)
Faktor yang terletak pada kuadran ini dapat dianggap penting dan diharapkan sebagai faktor
penunjang untuk kepuasan konsumen, sehingga pihan atas berkewajiban memastikan bahwa
proses kinerja yang dikelola dapat terus mempertahankan prestasi yang telah dicapai.
 Prioritas Rendah (Low Priority)
Vol. yy No. xx, Oktober 2020 | 7
Analisa Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Sarana dan Prasarana pada Daerah Relokasi Pasca Bencana Banjir
Bandang Batu Busuk Kota Padang

Faktor yang terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat prioritas yang rendah daripada
faktor lainnya, sehingga pihak manajemen tidak perlu lebih memprioritaskan pada faktor ini.
 Berlebihan (Possible Overkill)
Faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu penting, sehingga pihak
manajemen perlu mengalokasikan faktor yang terkait pada kuadran ini kepada faktor lain
yang membutuhkan prioritas penanganan lebih tinggi.

3.6. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan diperoleh dari hasil analisis dan pembahasan sesuai data yang telah diolah. Setelah itu,
disusun saran yang membangun untuk kebaikan penelitian ini.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Perumahan masyarakat yang berlokasi di Rimbo Panjang, Lambung Bukit dibangun sebagai upaya
pemerintah dalam meminimalisir risiko akibat bencana banjir bandang dimasa mendatang. Pasalnya,
pada tahun 2012 silam, banyak rumah masyarakat yang hancur akibat banjir bandang yang terjadi
didekat pemukiman masyarakat tersebut. Setelah 8 tahun berlalu sejak masyarakat menghuni daerah
relokasi sebagai tempat tinggal, ternyata hingga saat ini masih terdapat beberapa sarana dan
prasarana yang belum memadai. Pada bab ini akan membahas bagaimana kepuasan masyarakat
terhadap sarana dan prasarana yang ada di daerah tersebut. Survei dilakukan dengan metode
wawancara terstruktur dan dilakukan kepada kepala keluarga atau istri dari kepala keluarga.

4.2. Profil Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada daerah relokasi, didapatkan profil responden
seperti dalam Tabel 1. berikut.

Tabel 1. Profil Responden

Umur Jumlah Anggota Keluarga


Responden Jenis Kelamin Pekerjaan
(Tahun) (Orang)
1 Laki-Laki 40 5 Swasta
2 Perempuan 43 5 Ibu Rumah Tangga
3 Laki-Laki 74 3 Petani
4 Laki-Laki 60 7 Petani
5 Perempuan 26 4 Ibu Rumah Tangga
6 Perempuan 35 4 Ibu Rumah Tangga
7 Perempuan 28 3 Ibu Rumah Tangga
8 Perempuan 64 6 Ibu Rumah Tangga
9 Perempuan 54 5 Ibu Rumah Tangga
10 Laki-Laki 31 4 Buruh
11 Perempuan 40 4 Cleaning Service
12 Perempuan 50 2 Ibu Rumah Tangga
13 Perempuan 52 5 Ibu Rumah Tangga
14 Perempuan 70 2 Ibu Rumah Tangga
15 Perempuan 41 4 Ibu Rumah Tangga
16 Laki-Laki 47 4 Buruh
17 Laki-Laki 58 4 Petani

Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 6 orang (35,3%) laki-laki dan 11 orang (64,7%) perempuan
dengan usia 21-30 tahun sebanyak 2 orang (11,8%), 31-40 tahun sebanyak 4 orang (23,5%), 41-50
8 | JURNAL REKAYASA SIPIL
Fadhillaah Rahmi, Taufika Ophiyandri, Bambang Istijono

tahun sebanyak 4 orang (23,5%) dan >50 tahun sebanyak 7 orang (41,2%). Jumlah anggota keluarga
yang menghuni daerah relokasi diantaranya 2 kepala keluarga (11,8%) memiliki 1-2 orang anggota
keluarga, 9 kepala keluarga (52,9%) memiliki 3-4 orang anggota keluarga, dan 6 kepala keluarga
(35,3%) memiliki 5 atau lebih anggota keluarga.

4.3. Kondisi Eksisting

Daerah relokasi akibat banjir bandang yang terjadi pada tahun 2012 berada di atas bukit yang
berlokasi di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang.
Pembangunan perumahan dilakukan sejak tahun 2013.

Gambar 3. Denah Daerah Relokasi Akibat Banjir Bandang

Gambar 4. Akses Jalan Menuju Daerah Relokasi

Gambar 5. Hunian Masyarakat di Daerah Relokasi

4.4. Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Sarana dan Prasarana

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada daerah relokasi, didapatkan tingkat kepuasan rata-
rata masyarakat yang menghuni daerah tersebut seperti dalam Tabel 2. berikut.

Vol. yy No. xx, Oktober 2020 | 9


Analisa Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Sarana dan Prasarana pada Daerah Relokasi Pasca Bencana Banjir
Bandang Batu Busuk Kota Padang

Tabel 2. Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Sarana dan Prasarana

Jumlah
No. Indikator Kode Rata-Rata Standar Deviasi Ranking
1 2 3 4 5
1 Jaringan air bersih Q4 7 0 5 4 1 2,53 1,42 9
2 Jaringan listrik Q5 0 1 2 6 8 4,24 0,90 1
3 Sistem persampahan Q6 0 1 7 1 8 3,94 1,09 3
4 Sistem drainase Q7 1 0 12 2 2 3,24 0,90 4
5 Saluran pembuangan limbah rumah tangga Q8 2 0 2 5 8 4,00 1,32 2
6 Akses jalan Q9 17 0 0 0 0 1,00 0,00 13
7 Penerangan jalan perumahan Q10 12 5 0 0 0 1,29 0,47 12
8 Penghijauan lingkungan Q11 0 0 15 2 0 3,12 0,33 6
9 Taman bermain Q12 0 0 16 1 0 3,06 0,24 7
10 Keamanan daerah terhadap erosi/longsor Q13 12 4 1 0 0 1,35 0,61 11
11 Keamanan daerah terhadap kriminal Q14 1 2 10 1 3 3,18 1,07 5
12 Aksesibilitas tempat Q15 1 3 11 1 1 2,88 0,86 8
13 Sarana Peribadatan Q16 7 10 0 0 0 1,59 0,51 10

Pada Tabel 2. dapat dilihat jaringan listrik berada pada peringkat pertama dengan rata-rata 4,24. Hal
ini berarti masyarakat rata-rata merasa puas terhadap fasilitas jaringan listrik yang telah disediakan
oleh pemerintah. Akses jalan berada pada peringkat paling bawah dengan rata-rata 1,00. Hal ini
menandakan bahwa masyarakat merasa sangat tidak puas terhadap fasilitas akses jalan yang ada saat
ini. Kondisi ini hampir sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ginting (2016) tentang
relokasi pasca meletusnya Gunung Api di Kabupaten Karo. Menempati lahan yang baru dibuka
membuat masyarakat yang tinggal di wilayah relokasi tidak puas terhadap keadaan jalanan yang licin
saat hujan karena jalannya masih berupa tanah. Namun, akses jalan menuju kawasan relokasi sudah
memadai, hanya jalan di lingkungan relokasi saja yang tidak ada perkerasan. Ketidakpuasan terhadap
jaringan air bersih juga ditemukan pada penelitian Ginting (2016) tentang relokasi pasca meletusnya
Gunung Api di Kabupaten Karo, Ghiffari (2019) dan Solviandi (2018) tentang relokasi pasca tsunami
di Mentawai 2010, serta Saputra (2018) dan (Indriati et al., 2018) tentang relokasi pasca tsunami di
Banda Aceh. Masyarakat merasakan tidak puas terhadap air bersih yang ketersediaannya tidak pasti
selalu ada, jika ada, air yang digunakan berbau dan berwarna kuning. Masyarakat sangat kesulitan
mendapatkan air bersih saat musim kemarau.

Berdasarkan data yang telah didapatkan pada Tabel 2., maka diperoleh rata-rata tingkat kepuasan
masyarakat terhadap sarana dan prasarana pada derah relokasi pasca bencana banjir bandang di Batu
Busuk berada pada nilai 2,72 seperti pada gambar berikut.

Gambar 6. Diagram Tingkat Kepuasan

Berdasarkan semua penjabaran indikator di atas, didapatkan ada bebarapa indikator yang menurun
tingkat kepuasannya menurun apabila dibandingkan dengan penelitian terdahulu, seperti yang
terlihat pada Tabel 3.

10 | JURNAL REKAYASA SIPIL


Fadhillaah Rahmi, Taufika Ophiyandri, Bambang Istijono

Tabel 3. Perbandingan Penelitian 2017 dengan 2022

Rata-Rata Tingkat Kepuasan Penelitian 2017 dan 2022


No. Indikator
1 2 3 4 5
1 Jaringan air bersih
2 Jaringan listrik
3 Sistem persampahan
4 Sistem drainase
5 Saluran pembuangan limbah rumah tangga
6 Akses jalan 2017
7 Penerangan jalan perumahan
2022
8 Penghijauan lingkungan
9 Taman bermain
10 Keamanan daerah terhadap erosi/longsor
11 Keamanan daerah terhadap kriminal
12 Aksesibilitas tempat
13 Sarana Peribadatan

4.5. Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Sarana dan Prasarana dengan Metode IPA

Pada metode IPA (Importance Performance Analysis) digunakan untuk menilai tingkat kepentingan
dari harapan terhadap pelayanan yang diberikan dan penilaian mengenai tingkat kinerja dari
pelayanan yang telah diberikan oleh penyedia layanan tadi. Berikut data hasil wawancara terstruktur
yang telah peneliti dapatkan lalu dihitung tingkat kesesuaiannya antara tingkat kepuasan terhadap
kinerja pelayanan dengan tingkat harapan terhadap kepentingan pelayanan seperti yang dirincikan
pada Tabel 4. berikut.

Tabel 4. Perhitungan Tingkat Kesesuaian

Jumlah Respon Kinerja Jumlah Respon Kepentingan Tingkat Kesesuaian


Pertanyaan xi x̄i yi ȳi
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (Tki)
Q4 7 0 5 4 1 43 2,53 0 0 0 9 8 76 4,47 57%
Q5 0 1 2 6 8 72 4,24 0 0 1 10 6 73 4,29 99%
Q6 0 1 7 1 8 67 3,94 0 0 16 1 0 52 3,06 129%
Q7 1 0 12 2 2 55 3,24 0 1 16 0 0 50 2,94 110%
Q8 2 0 2 5 8 68 4,00 0 0 5 10 2 65 3,82 105%
Q9 17 0 0 0 0 17 1,00 0 0 0 0 17 85 5,00 20%
Q10 12 5 0 0 0 22 1,29 0 0 0 0 17 85 5,00 26%
Q11 0 0 15 2 0 53 3,12 1 3 13 0 0 46 2,71 115%
Q12 0 0 16 1 0 52 3,06 3 1 13 0 0 44 2,59 118%
Q13 12 4 1 0 0 23 1,35 0 0 0 0 17 85 5,00 27%
Q14 1 2 10 1 3 54 3,18 0 0 0 11 6 74 4,35 73%
Q15 1 3 11 1 1 49 2,88 0 1 15 0 1 52 3,06 94%
Q16 7 10 0 0 0 27 1,59 0 0 0 13 4 72 4,24 38%
Rata-Rata 2,72 3,89 78%

Vol. yy No. xx, Oktober 2020 | 11


Analisa Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Sarana dan Prasarana pada Daerah Relokasi Pasca Bencana Banjir
Bandang Batu Busuk Kota Padang

Importance Performance Analysis

Sangat 5,00
Q9 Q10 Q13
Penting Prioritas Pertama Q4 Q14 Prioritas Prestasi Q5
Q16 Kuadran A Kuadran B

HARAPAN/KEPENTINGAN
4,00
Q8
Q15 Q6
Q7
3,00 Q11
Prioritas Rendah Q12 Berlebihan
Kuadran C Kuadran D

2,00

Kurang
Penting 1,00
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
Rendah PERSEPSI/KINERJA AKTUAL T inggi

Gambar 7. Diagram Importance Performance Analysis

Berdasarkan Gambar 7. di atas, didapatkan pengelompokkan untuk tiap atribut sebagai berikut.

1. Kuadran A (Prioritas Utama)


Atribut yang berada pada kuadran A merupakan atribut yang dianggap penting oleh
masyarakat, tetapi pada kenyataannya atribut yang berada pada kuadran A ini masih belum
sesuai dengan harapan masyarakat. Untuk itu, atribut yang berada pada kuadran A
diprioritaskan untuk dibenahi pelayanannya untuk meningkatkan kepuasan masyarakat
terhadap atribut tersebut. Beberapa atribut yang berada di kuadran A yaitu jaringan air bersih,
akses jalan, penerangan jalan perumahan, keamanan daerah terhadap erosi/longsor, dan sarana
peribadatan.
2. Kuadran B (Prioritas Prestasi)
Atribut yang berada pada kuadran B merupakan atribut yang dianggap penting oleh
masyarakat, dan kinerja dari atribut tersebut pada kenyataannya atribut telah sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh masyarakat. Untuk itu, atribut yang berada pada kuadran B harus
dipertahankan kinerjanya karena sudah bisa memberikan pelayanan dengan baik dan
masyarakat puas. Beberapa atribut yang berada di kuadran B adalah Jaringan listrik dan
keamanan daerah terhadap kriminal.
3. Kuadran C (Prioritas Rendah)
Atribut yang berada pada kuadran C merupakan atribut yang dianggap kurang penting oleh
masyarakat, dan kinerja dari atribut tersebut pada kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masyarakat. Atribut yang berada pada kuadran C merupakan prioriyas rendah
sehingga tidak perlu diprioritaskan. Pada penelitian ini tidak didapatkan atribut yang berada
pada kuadran C.
4. Kuadran D (Berlebihan)
Atribut yang berada pada kuadran D merupakan atribut yang dianggap kurang penting oleh
masyarakat, dan kinerja dari atribut tersebut pada kenyataannya atribut telah sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh masyarakat. Untuk itu, atribut yang berada pada kuadran D tidak
perlu dilakukan perbaikan. Beberapa atribut yang berada di kuadran D adalah sistem
persampahan, sistem drainase, saluran pembuangan limbah rumah tangga, penghijauan
lingkungan, taman bermain, dan asksesibiltas tempat.

Cao et al., (2021) dalam penelitiannya tentang kajian persepsi ruang publik pada pengungsi relokasi
menunjukkan tingkat kepuasan dipengaruhi oleh 26 indikator. Apabila dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan di daerah relokasi Batu Busuk terdapat 3 indikator yang sama, yaitu
penerangan jalan; fasilitas keamanan; dan air. Namun, hanya indikator penerangan jalan yang
ditemukan ada kesamaan dengan penelitian di daerah relokasi Batu Busuk. Selain itu, hasil yang

12 | JURNAL REKAYASA SIPIL


Fadhillaah Rahmi, Taufika Ophiyandri, Bambang Istijono

sama juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas (2021) tentang analisis
kualitas pelayanan hunian tetap gunung api merapi didapatkan keamanan lingkungan yang berada
pada kuadran B. Hal yang sama terhadap jaringan air bersih dan sistem drainase juga didapatkan
pada penelitian yang dilakukan oleh Vialita (2019). Dimana jaringan air bersih berada pada kuadran
A dan sistem drainase berada pada kuadran D.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa tingkat kepuasan
masyarakat terhadap sarana dan prasarana pada daerah relokasi pasca bencana banjir bandang Batu
Busuk Kota Padang berada pada kondisi rata-rata, atau cukup puas dengan angka 2,72. Akan tetapi,
masih ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan seperti jaringan air bersih, sarana peribadatan,
keamanan daerah terhadap erosi/longsor, penerangan jalan perumahan, dan akses jalan yang masih
membuat masyarakat kurang puas sehingga perlu untuk diperbaiki. Setelah dilakukan Importance
Performance Analysis, didapatkan urutan prioritas dalam memperbaiki sarana dan prasarana agar
masyarakat yang bertempat tinggal di daerah relokasi merasa puas, yaitu dengan memprioritaskan
atribut yang berada pada kuadran A. Atribut yang berada pada kuadran A diantaranya jaringan air
bersih, akses jalan, penerangan jalan perumahan, keamanan daerah terhadap erosi/longsor, dan
sarana peribadatan.

5.2. Saran

Untuk peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian selanjutnya di daerah relokasi pasca
bencana banjir bandang di Batu Busuk agar memfokuskan penelitian kepada jaringan air bersih,
akses jalan, penerangan jalan perumahan, keamanan daerah terhadap erosi/longsor, dan sarana
peribadatan karena kelima indikator tersebut saat ini sedang berada pada prioritas utama untuk
diperbaiki.

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, V. (2021). Analisis Kualiatas Pelayanan Hunian Tetap Gunung Api Merapi.

Cao, Q., Yang, X., Li, S., & Cai, W. (2021). A Study on the Perception of Public Space in Displaced
Relocation Take Three Communities in Changan District as an Example. Advances in Social
Science, Education and Humanities Research, Vol. 634, 274–279.

Ghiffari, C. (2019). Analisa Tingkat Kepuasan Masyarakat Dan Identifikasi Permasalahan dalam
Rekonstruksi Perumahan Pasca Bencana Tsunami Tahun 2010 di Kabupaten Kepulauan
Mentawai.

Ginting, E. S. W. (2016). Tingkat Kepuasan Masyarakat Desa Simacem Terhadap Relokasi Tempat
Tinggal di Siosar Kecamatan Merek Kabupatem Karo.

Habieb, H. (2016). Identifikasi Permasalahan Infrastruktur Pada Daerah Relokasi Pasca Banjir
Bandang di Batu Busuk Kota Padang.

Indriati, R., Afifuddin, M., Munir, A., Kuala, S., & Aceh, B. (2018). Kajian Kepuasan Pengguna
Rumah Bantuan Cinta Kasih Panteriek Banda Aceh. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil Dan
Perencanaan, 1(3), 83–93. https://doi.org/10.24815/jarsp.v1i1.11770
Vol. yy No. xx, Oktober 2020 | 13
Analisa Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Sarana dan Prasarana pada Daerah Relokasi Pasca Bencana Banjir
Bandang Batu Busuk Kota Padang

PP NO 12 TAHUN 2021.

Putra, D. (2017). Analisa Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Proses Relokasi Pasca Bencana
Banjir Bandang Batu Busuk Kota Padang.

RiauPos.com. (n.d.). Bencana Lagi di Padang Ribuan Warga Mengungsi.

Saputra, F., Afifuddin, M., Munir, A., Kuala, S., & Aceh, B. (2018). Tingkat Kepuasan Penerima
Bantuan Rumah Dhuafa di Provinsi Aceh (Study Kasus: Kabupaten Aceh Utara). Jurnal Arsip
Rekayasa Sipil Dan Perencanaan, 1(4), 108–118. https://doi.org/10.24815/jarsp.vlil.12461

Solviandi, E. (2018). Analisa Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Permasalahan Rekonstruksi


Rumah Pasca Bencana Tsunami Tahun 2010 di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Vialita, E. R. D. (2019). Upaya Peningkatan Kualitas Bermukim Melalui Pendekatan Konsep


Liveability pada Rusunawa Sombo Surabaya. JURNAL TEKNIK ITS, Vol. 8 No.2, c182–c188.

Wahyuni, S., Pujiastuti, D., Fitrian Sani, L., & Rahayu, A. (2015). Tinjauan Keadaan Meteorologi
pada Banjir Bandang Kota Padang Tanggal 24 Juli 2012. Jurnal Fisika Unand, 4(4), 405–413.
http://monitor.cicsnc.org/mjo/.

14 | JURNAL REKAYASA SIPIL

Anda mungkin juga menyukai