No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10 April 2019
Halaman :½
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10 April 2019
Halaman :½
1. Pengertian Vaksin Oral Polio hidup (Oral Polio Vaccine = OPV) adalah Vaksin Polio
Trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2 dan 3
(Strain Sabin) yang sudah dilemahkan.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
pemberian dan Penyuntikan Vaksin Polio.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasi yang telah membawa
Buku KIA / KMS setelah melakukan pendaftaran.
b. Memeriksa status Imunisasi dalam buku KIA / KMS dan menentukan
jenis imunisasi yang akan diberikan.
c. Menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya ( keadaan bayi yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila bayi dalam kondisi
sakit maka diberikan pengobatan terlebih dahulu ).
d. Mencuci tangan untuk persiapan pemberian vaksin
e. Menyiapkan vaksin yang sudah berada di dalam vaccine carier dan
periksa dahulu masa kadaluarsa dan label VVM.
f. Menyiapkan sasaran ( memberitahukan kepada orang tua bayi cara
pemberian vaksin per oral)
g. Memberikan Imunisasi polio 1 dosis (2 tetes 0,1ml) per oral
h. Melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi kepada orang
tua bayi sasaran imunisasi.
i. Memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal imunisasi
berikutnya.
j. Mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS, kohort, dan buku
register.
k. Cuci tangan setelah pelayanan imunisasi
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait Puskesmas, Posyandu
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PEMBERIAN VAKSIN DPT-HB-Hib
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman :½
1. Pengertian Vaksin DPT/HB/Hib adalah vaksin jerap Difteri Pertusis Tetanus, Hepatitis
B Rekombinaan, Haemophilus influenza tipe B, berupa suspensi homogen
yang mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri pertusis (batuk
rejan) inaktif, antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak
infeksius, dan komponen HiB sebagai vaksin bakteri.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
pemberian
dan Penyuntikan Vaksin DPT/HB/HiB.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasi yang telah membawa
Buku KIA / KMS setelah melakukan pendaftaran.
b. Memeriksa status imunisasi dalam buku KIA / KMS dan menentukan
jenis imunisasi yang akan diberikan.
c. Menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya ( keadaan bayi yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila bayi dalam kondisi
sakit maka diberikan pengobatan terlebih dahulu ).
d. Mencuci tangan untuk persiapan pemberian vaksin
e. Menyiapkan alat ( alat suntik dan kapas air hangat ).
f. Menyiapkan vaksin yang sudah berada di dalam vaccine carier dan
memeriksa masa kadaluarsa dan label VVM.
g. Menyiapkan sasaran ( memberitahukan kepada orang tua bayi tentang
tempat penyuntikan).
h. Memberikan Imunisasi DPT-HB-Hib 0,5 ml secara Intramuskuler pada
bayi di paha kanan/kiri sebelah luar.
i. Melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi kepada orang
tua bayi sasaran imunisasi.
j. Memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal imunisasi
berikutnya.
k. Mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS, kohort, dan buku
register.
l. Cuci tangan setelah pelayanan imunisasi.
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait Puskesmas, Posyandu
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PEMBERIAN VAKSIN CAMPAK
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman :½
1. Pengertian Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap
dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus
strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg
residu erythromycin untuk pemberian kekebalan aktif terhadap campak.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penyuntikan Campak.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Menerima kunjungan bayi sasaran imunisasi yang telah membawa buku
KIA / KMS setelah melakukan pendaftaran.
b. Memeriksa status imunisasi dalam buku KIA / KMS dan menentukan
jenis imunisasi yang akan diberikan.
c. Menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya ( keadaan bayi yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila bayi dalam kondisi
sakit maka diberikan pengobatan terlebih dahulu ).
d. Mencuci tangan untuk persiapan pemberian vaksin
e. Menyiapkan alat ( alat suntik dan kapas air hangat ).
f. Menyiapkan vaksin yang sudah berada di dalam vaccine carier dan
memeriksa masa kadaluarsa dan label VVM.
g. Menyiapkan sasaran ( memberitahukan kepada orang tua bayi tentang
tempat penyuntikan).
h. Memberikan Imunisasi campak 0,5 ml secara Subcutan pada bayi di
sepertiga lengan atas sebelah kiri.
i. Melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi kepada orang
tua bayi sasaran imunisasi.
j. Memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal imunisasi
berikutnya.
k. Mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS, kohort, dan buku
register.
l. Mencuci tangan setelah pelayanan imunisasi.
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait Puskesmas, Posyandu
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PEMBERIAN VAKSIN TT
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman :½
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman :½
1. Pengertian Lemari es atau peralatan rantai dingin adalah peralatan yang digunakan
dalam pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin
pada suhu yang telah ditetapkan
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Perawatan Lemari Es.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Prosedur Harian :
1. Memantau suhu dengan melihat termometer atau alat pemantau
suhu digital setiap hari pada pagi dan sore.
2. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga es.
Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting ( pencairan
bunga es).
3. Lakukan pencatatan langsung pada kartu pencatatn suhu setelah
selesai pengecekan suhu dan defrosting.
b. Prosedur Mingguan :
1. Memeriksa steker jangan sampai kendor, bila kendor kencangkan
baut dengan obeng.
2. Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan melihat
perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker dengan
yang baru.
3. Sebelum membersihkan badan lemari es, cabut steker terlebih
dahulu agar tidak terjadi konsleting/arus pendek.
4. Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan lap basah,
kuas yang lembut/spon busa dan sabun.
5. Pergunakan lap kering untuk mengeringkan badan lemari es.
6. Ketika membersihkan badan lemari es, jangan membuka pintu lemari
es untuk menjaga suhu tetap 2 s/d 8 oC.
7. Setelah selesai melakukan hal tersebut diatas colokkan kembali
steker.
8. Lakukan pencatatan pada kartu pemeliharaan lemari es sebagai
kegiatan pemeliharaan mingguan.
c. Prosedur Bulanan :
1. Sehari sebelum pemeliharaan bulanan, lakukan penghitungan vaksin
yang akan dipindahkan dan kondisikan cool pack (kotak dingincair),
vaksin carrier atau cold box sesuai dengan kebutuhan.
2. Pindahkan vaksin ke dalam vaksin carrier atau cold box yang telah
berisi cool pack (kotak dingin cair).
3. Sebelum melakukan defrosting, cabut steker lemari es.
4. Lakukan pembersihan kondensor, pada model terbuka gunakan sikat
yang lembut atau dengan tekanan udara, pada model tertutup
tidakperlu dilakukan pembersihan.
5. Lakukan pembersihan karet pintu lemari es, pada model yang mudah
dibuka gunakan kain atau busa yang lembut untuk mencucinya dan
pasang kembali setelah kering, pada model tertutup pembersihan
dilakukan dengan menggunakan lap basah atau dengan tekanan
udara.
6. Memeriksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas, bila
kertas sulit ditarik berarti karet pintu masih baik, sebaliknya bila
kertas mudah ditarik berarti karet sudah mengeras, beri bedak untuk
sementara dan rencanakan untuk diganti.
7. Jika ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan dengan
menggunakan obeng.
8. Setelah selesai melakukan hal tersebut diatas colokkan kembali
steker.
9. Setelah suhu lemari es mencapai 2°C s/d 8°C, susun kembali vaksin.
10. Lakukan pencatatan pada kartu pemeliharaan lemari es sebagai
kegiatan pemeliharaan bulanan.
10. Bagan Alir (Jika diperlukan)
11. Unit terkait Puskesmas
12. Dokumen
Terkait
13. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PENYIMPANAN VAKSIN DAN PELARUT
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman :½
1. Pengertian Vaksin adalah produk biologis yang sangat mudah rusak dan kehilangan
potensi bila tidak dikelola dengan benar.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penanganan Vaksin.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur 1. Penyimpanan Vaksin dan Pelarut
a. Semua vaksin disimpan pada suhu 2°C s/d 8°C
b. Letakkan cool pack di bagian bawah lemari es sebagai penahan
dingin dan menjaga kestabilan suhu.
c. Peletakan dus vaksin mempunyai jarak antara minimal 1-2 cm atau
satu jari tangan
d. Letakkan vaksin sesuai dengan sesitifitasnya :
1) Sensitif panas (BCG, Campak dan Polio) dekat evaporator.
2) Sensitif beku (Hepatitis B, DPT-HB, TT, DT dan Td) jauh dari
evaporator
e. Pelarut disimpan pada suhu ruang terlindung dari sinar matahari
langsung
f. Vaksin dalam lemari es harus diletakkan dalam kotak vaksin
2. Penanganan Vaksin di Unit Pelayanan
Tempat pelayanan imunisasi baik di komponen statis maupun di
posyandu adalah merupakan mata rantai paling akhir dari system rantai
vaksin. Oleh karena itu perlakuan vaksin di unit ini sangat penting.
a) Di puskesmas dan unit pelayanan statis lainnya (RS, Klinik
Bersalin, Dokter/Bidan Praktek Swasta).
1) Vaksin disimpan dalam vaccine carrier yang diberi kotak dingin
cair.
2) Letakkan vaccine carrier di meja yang tidak terkena sinar
matahari langsung.
3) Dalam penggunaan, letakkan vaksin diatas spon/busa yang
berada di dalam vaccine carrier.
4) Di dalam vaccine carrier tidak boleh ada air yang merendam
vaksin. Ini untuk mencegah kontaminasi vaksin dari bakteri lain.
b) Di Posyandu dan komponen lapangan lainnya.
Pada prinsipnya sama seperti di komponen statis, dan intinya vaksin
tetap berada pada suhu 2°C s/d 8°C. beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
1) Sepulang dari lapangan, sisa vaksin yang belum dibuka diberi
tanda khusus untuk didahulukan penggunaannya pada jadwal
pelayanan berikutnya selama VVM nya masih baik.
2) Semua sisa vaksin yang sudah dibuka pada kegiatan lapangan
misalnya pada posyandu, sekolah, atau pelayanan di luar gedung
lainnya tidak boleh digunakan lagi.
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait PUSKESMAS
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PENGAMBILAN VAKSIN
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman : 1/2
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman : 1/2
1. Pengertian Alat suntik Auto-Disable adalah alat suntik yang setelah dipakai
mengunci sendiri dan hanya dapat dipakai sekali. Alat suntik ini yang
direkomendasikan untuk semua jenis pelayanan imunisasi.
Semua alat suntik AD mempunyai penutup plastik untuk menjaga agar
jarum tetap steril dan beberapa juga memiliki penutup pada pistonnya.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penggunaan Alat Suntik Auto-Disable.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur Langkah-langkah umum menggunaan alat suntik AD
1) Keluarkan alat suntik dan jarum dari bungkus plastik (lepaskan dan
buka ujung piston alat suntik dari paket) atau lepaskan tutup plastiknya.
2) Pasang jarum pada alat suntik jika belum terpasang.
3) Lepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum.
4) Masukkan jarum ke dalam vial/ampul vaksin dan arahkan ujung jarum
ke bagian paling rendah dari dasar vial/ampul (dibawahpermukaan
vaksin).
5) Tarik piston untuk mengisi alat suntik.
6) Tekan/dorong piston hingga isi alat suntik sesuai dosis 0,05 ml/0,5ml.
lepaskan jarum dari botol. Untuk menghilangkan gelembung udara,
pegang alat suntik tegak lurus dan buka penyumbatnya.
7) Kemudian tekan dengan hati-hati ke tanda tutup.
8) Tentukan tempat suntikan.
9) Dorong piston ke depan dan suntikkan vaksin. Setelah suntikan,
piston secara otomatis akan mengunci dan alat suntik tidak bisa
digunakan lagi.
10) Segera masukkan jarum dan alat suntik langsung ke dalam safety box.
Safety box adalah penampung ADS bekas yang tahan bocor dan tahan
tusukan.
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait Puskesmas, Posyandu
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
Perubahan
PENYIAPAN PELAYANAN IMUNISASI
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman :½
9. Rekaman
Historis
Perubahan
PENYIAPAN TEMPAT PELAYANAN IMUNISASI
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman :½
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman :½
1. Pengertian Upaya aktif mencari dan melengkapi imunisasi bagi bayi dan balita agar
tidak drop out pada akhir tahun.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melaksanakan kegiatan sweeping
Imunisasi bayi dan balita sesuai dengan standar operasional prosedur
(SOP).
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Melakukan pendataan bayi atau balita yang tidak berkunjung
sesuai jadwal imunisasi melalui register bayi dan balita
b. Melakukan kunjungan ke rumah bayi atau balita yang disweeping
c. Melakukanan amnesa dan pemeriksaan pada bayi atau balita yang
disweeping
d. Mendiagnosa apakah bayi atau balita yang bersangkutan biasa
diberikan imunisasi
e. Sebelum melakukan pelayanan imunisasi, terlebih dahulu memberikan
konseling, informasi dan edukasi sebelum melakukan tindakan
imunisasi
f. Memberikan pelayanan imunisasi pada bayi dan balita yang disweeping
sesuai jadwal pemberian imunisasi
g. Memberikan konseling kepada orang tua bayi dan balita bahwa sudah
diberikan imunisasi sesuai jadwal pemberian dan memberikan informasi
dan edukasi pasca pemberian imunisasi dan jadwal kunjungan ulang
h. Melakukan pendokumentasian di buku KIA / KMS bayi dan balita
(petugas wajib menuliskan tanggal pemberian imunisasi dan jenis
imunisasi yang diberikan) dan di buku register bayi dan balita
i. Bagan Alir (Jika diperlukan)
j. Unit terkait
k. Dokumen 1. Kohort bayi dan balita
Terkait 2. Buku KIA / KMS
l. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
Perubahan
INJEKSI INTRA MUSKULAR
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman :½
1. Pengertian Injeksi intra muskular adalah tindakan memasukkan obat atau cairan yang
diperlukan tubuh ke dalam jaringan otot
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan injeksi intra muskular
3. Kebijakan Sebagai pedoman Standar Asuhan Keperawatan
Pelaksanaan injeksi intra muskular harus mengikuti langkah – langkah
yang tertuang dalam SPO
4. Referensi
5. Prosedur a. Petugas mengatur posisi pasien sesuai tempat penyuntikan
b. Petugas menyiapkan bahan dan alat
c. Petugas memakai sarung tangan
d. Petugas menyedot obat injeksi ke dalam spuit
e. Petugas membebaskan daerah yang akan diinjeksi
f. Petugas menentukan tempat penyuntikan dengan benar
g. Petugas membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari
arah dalam ke luar)
h. Petugas menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk merenggangkan kulit
i. Petugas menentukan posisi spuit dengan sudut 90°
j. Petugas melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
k. Petugas memasukkan obat secara perlahan
l. Petugas mencabut jarum dari tempat tusukan
m. Petugas menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan
n. Petugas memasukkan spuit ke safety box
o. Petugas merapikan alat
p. Petugas mencuci tangan
q. Petugas mencatat tindakan dalam status pasien
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait Ugd, Imunisasi, Poli KIA
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
INJEKSI SUBCUTAN
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman :½
1. Pengertian Injeksi subcutan adalah pemberian obat melalui injeksi di bawah kulit yang
dilakukan pada lengan atas daerah luar.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan injeksi intra muskular
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
Perubahan
PEMBERIAN VAKSIN DT (BIAS)
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman :½
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019
Halaman :½