Anda di halaman 1dari 35

PEMBERIAN VAKSIN BCG

No. Dokumen : / /SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10 April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS NIP. 19790514
WAKAMBANGU 200502 1 004
RA

1. Pengertian Imunisasi BCG adalah imunisasi yang mengandung mycobacterium bovis


hidup yang dilemahkan agar anak mempunyai daya tahan terhadap
penyakit tuberkulosis (TBC).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian imunisasi
BCG
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur Langkah-Langkah:
a. Menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasi yang telah membawa
Buku KIA / KMS di setelah melakukan pendaftaran.
b. Memeriksa status Imunisasi dalam buku KIA / KMS dan menentukan
jenis imunisasi yang akan diberikan.
c. Menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya ( keadaan bayi yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila bayi dalam kondisi
sakit maka diberikan pengobatan terlebih dahulu ).
d. Mencuci tangan untuk persiapan pemberian vaksin
e. Menyiapkan alat ( alat suntik dan kapas air hangat ).
f. Menyiapkan vaksin yang sudah berada di dalam Vaksin carier dan
periksa dahulu masa kadaluarsa dan label VVM.
g. Menyiapkan sasaran ( memberitahukan kepada orang tua bayi
tentang tempat penyuntikan).
h. Memberikan Imunisasi BCG 0,05 ml secara Intracutan pada sepertiga
atas lengan kanan bayi.
i. Melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi kepada orang
tua bayi sasaran imunisasi.
j. Memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal imunisasi
berikutnya.
k. Mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS, kohort, dan buku
register.
l. Cuci tangan setelah pelayanan imunisasi
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait Puskesmas, Posyandu
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PEMBERIAN VAKSIN POLIO

No. Dokumen : / /SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10 April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS NIP. 19790514
WAKAMBANGU 200502 1 004
RA

1. Pengertian Vaksin Oral Polio hidup (Oral Polio Vaccine = OPV) adalah Vaksin Polio
Trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2 dan 3
(Strain Sabin) yang sudah dilemahkan.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
pemberian dan Penyuntikan Vaksin Polio.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasi yang telah membawa
Buku KIA / KMS setelah melakukan pendaftaran.
b. Memeriksa status Imunisasi dalam buku KIA / KMS dan menentukan
jenis imunisasi yang akan diberikan.
c. Menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya ( keadaan bayi yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila bayi dalam kondisi
sakit maka diberikan pengobatan terlebih dahulu ).
d. Mencuci tangan untuk persiapan pemberian vaksin
e. Menyiapkan vaksin yang sudah berada di dalam vaccine carier dan
periksa dahulu masa kadaluarsa dan label VVM.
f. Menyiapkan sasaran ( memberitahukan kepada orang tua bayi cara
pemberian vaksin per oral)
g. Memberikan Imunisasi polio 1 dosis (2 tetes 0,1ml) per oral
h. Melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi kepada orang
tua bayi sasaran imunisasi.
i. Memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal imunisasi
berikutnya.
j. Mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS, kohort, dan buku
register.
k. Cuci tangan setelah pelayanan imunisasi
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait Puskesmas, Posyandu
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PEMBERIAN VAKSIN DPT-HB-Hib

No. Dokumen : A.III/02/SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS NIP. 19790514
WAKAMBANGU 200502 1 004
RA

1. Pengertian Vaksin DPT/HB/Hib adalah vaksin jerap Difteri Pertusis Tetanus, Hepatitis
B Rekombinaan, Haemophilus influenza tipe B, berupa suspensi homogen
yang mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri pertusis (batuk
rejan) inaktif, antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak
infeksius, dan komponen HiB sebagai vaksin bakteri.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
pemberian
dan Penyuntikan Vaksin DPT/HB/HiB.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasi yang telah membawa
Buku KIA / KMS setelah melakukan pendaftaran.
b. Memeriksa status imunisasi dalam buku KIA / KMS dan menentukan
jenis imunisasi yang akan diberikan.
c. Menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya ( keadaan bayi yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila bayi dalam kondisi
sakit maka diberikan pengobatan terlebih dahulu ).
d. Mencuci tangan untuk persiapan pemberian vaksin
e. Menyiapkan alat ( alat suntik dan kapas air hangat ).
f. Menyiapkan vaksin yang sudah berada di dalam vaccine carier dan
memeriksa masa kadaluarsa dan label VVM.
g. Menyiapkan sasaran ( memberitahukan kepada orang tua bayi tentang
tempat penyuntikan).
h. Memberikan Imunisasi DPT-HB-Hib 0,5 ml secara Intramuskuler pada
bayi di paha kanan/kiri sebelah luar.
i. Melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi kepada orang
tua bayi sasaran imunisasi.
j. Memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal imunisasi
berikutnya.
k. Mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS, kohort, dan buku
register.
l. Cuci tangan setelah pelayanan imunisasi.
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait Puskesmas, Posyandu
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PEMBERIAN VAKSIN CAMPAK

No. Dokumen : / /SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS NIP. 19790514
WAKAMBANGU 200502 1 004
RA

1. Pengertian Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap
dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus
strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg
residu erythromycin untuk pemberian kekebalan aktif terhadap campak.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penyuntikan Campak.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Menerima kunjungan bayi sasaran imunisasi yang telah membawa buku
KIA / KMS setelah melakukan pendaftaran.
b. Memeriksa status imunisasi dalam buku KIA / KMS dan menentukan
jenis imunisasi yang akan diberikan.
c. Menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya ( keadaan bayi yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila bayi dalam kondisi
sakit maka diberikan pengobatan terlebih dahulu ).
d. Mencuci tangan untuk persiapan pemberian vaksin
e. Menyiapkan alat ( alat suntik dan kapas air hangat ).
f. Menyiapkan vaksin yang sudah berada di dalam vaccine carier dan
memeriksa masa kadaluarsa dan label VVM.
g. Menyiapkan sasaran ( memberitahukan kepada orang tua bayi tentang
tempat penyuntikan).
h. Memberikan Imunisasi campak 0,5 ml secara Subcutan pada bayi di
sepertiga lengan atas sebelah kiri.
i. Melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi kepada orang
tua bayi sasaran imunisasi.
j. Memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal imunisasi
berikutnya.
k. Mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS, kohort, dan buku
register.
l. Mencuci tangan setelah pelayanan imunisasi.
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait Puskesmas, Posyandu
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PEMBERIAN VAKSIN TT

No. Dokumen : / /SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS NIP. 19790514
WAKAMBANGU 200502 1 004
RA

1. Pengertian Vaksin Jerap TT (Tetanus Toksoid) adalah vaksin yang mengandung


toxoit tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi kedalam 3mg/ml
aluminium fosfat.. Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang
baru lahir dengan mengimunisasi WUS(Wanita Usia Subur) atau ibu hamil
untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi.

2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan


Penyuntikan TT
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Menerima kunjungan WUS atau ibu hamil setelah melakukan
pendaftaran.
b. Memeriksa status imunisasi dengan melakukan screening Imunisasi TT
pada WUS dan ibu hamil.
c. Mencuci tangan untuk persiapan pemberian vaksin.
d. Menyiapkan alat ( alat suntik dan kapas air hangat ).
e. Menyiapkan vaksin yang sudah berada di dalam vaccine carier dan
memeriksa masa kadaluarsa dan label VVM.
f. Menyiapkan sasaran ( memberitahukan tentang tempat penyuntikan).
g. Memberikan Imunisasi TT 0,5ml secara Intra Muskuler pada sepertiga
atas lengan kiri
h. Melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi kepada klien
i. Memberitahukan kepada WUS atau ibu hamil mengenai jadwal
imunisasi berikutnya.
j. Mencatat hasil imunisasi dalam buku register dan kartu imunisasi
k. cuci tangan setelah pelayanan imunisasi
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PERAWATAN LEMARI ES

No. Dokumen : / /SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS NIP. 19790514
WAKAMBANGU 200502 1 004
RA

1. Pengertian Lemari es atau peralatan rantai dingin adalah peralatan yang digunakan
dalam pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin
pada suhu yang telah ditetapkan
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Perawatan Lemari Es.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Prosedur Harian :
1. Memantau suhu dengan melihat termometer atau alat pemantau
suhu digital setiap hari pada pagi dan sore.
2. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga es.
Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting ( pencairan
bunga es).
3. Lakukan pencatatan langsung pada kartu pencatatn suhu setelah
selesai pengecekan suhu dan defrosting.
b. Prosedur Mingguan :
1. Memeriksa steker jangan sampai kendor, bila kendor kencangkan
baut dengan obeng.
2. Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan melihat
perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker dengan
yang baru.
3. Sebelum membersihkan badan lemari es, cabut steker terlebih
dahulu agar tidak terjadi konsleting/arus pendek.
4. Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan lap basah,
kuas yang lembut/spon busa dan sabun.
5. Pergunakan lap kering untuk mengeringkan badan lemari es.
6. Ketika membersihkan badan lemari es, jangan membuka pintu lemari
es untuk menjaga suhu tetap 2 s/d 8 oC.
7. Setelah selesai melakukan hal tersebut diatas colokkan kembali
steker.
8. Lakukan pencatatan pada kartu pemeliharaan lemari es sebagai
kegiatan pemeliharaan mingguan.
c. Prosedur Bulanan :
1. Sehari sebelum pemeliharaan bulanan, lakukan penghitungan vaksin
yang akan dipindahkan dan kondisikan cool pack (kotak dingincair),
vaksin carrier atau cold box sesuai dengan kebutuhan.
2. Pindahkan vaksin ke dalam vaksin carrier atau cold box yang telah
berisi cool pack (kotak dingin cair).
3. Sebelum melakukan defrosting, cabut steker lemari es.
4. Lakukan pembersihan kondensor, pada model terbuka gunakan sikat
yang lembut atau dengan tekanan udara, pada model tertutup
tidakperlu dilakukan pembersihan.
5. Lakukan pembersihan karet pintu lemari es, pada model yang mudah
dibuka gunakan kain atau busa yang lembut untuk mencucinya dan
pasang kembali setelah kering, pada model tertutup pembersihan
dilakukan dengan menggunakan lap basah atau dengan tekanan
udara.
6. Memeriksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas, bila
kertas sulit ditarik berarti karet pintu masih baik, sebaliknya bila
kertas mudah ditarik berarti karet sudah mengeras, beri bedak untuk
sementara dan rencanakan untuk diganti.
7. Jika ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan dengan
menggunakan obeng.
8. Setelah selesai melakukan hal tersebut diatas colokkan kembali
steker.
9. Setelah suhu lemari es mencapai 2°C s/d 8°C, susun kembali vaksin.
10. Lakukan pencatatan pada kartu pemeliharaan lemari es sebagai
kegiatan pemeliharaan bulanan.
10. Bagan Alir (Jika diperlukan)
11. Unit terkait Puskesmas
12. Dokumen
Terkait
13. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PENYIMPANAN VAKSIN DAN PELARUT

No. Dokumen : / /SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS NIP. 19790514
WAKAMBANGU 200502 1 004
RA

1. Pengertian Vaksin adalah produk biologis yang sangat mudah rusak dan kehilangan
potensi bila tidak dikelola dengan benar.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penanganan Vaksin.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur 1. Penyimpanan Vaksin dan Pelarut
a. Semua vaksin disimpan pada suhu 2°C s/d 8°C
b. Letakkan cool pack di bagian bawah lemari es sebagai penahan
dingin dan menjaga kestabilan suhu.
c. Peletakan dus vaksin mempunyai jarak antara minimal 1-2 cm atau
satu jari tangan
d. Letakkan vaksin sesuai dengan sesitifitasnya :
1) Sensitif panas (BCG, Campak dan Polio) dekat evaporator.
2) Sensitif beku (Hepatitis B, DPT-HB, TT, DT dan Td) jauh dari
evaporator
e. Pelarut disimpan pada suhu ruang terlindung dari sinar matahari
langsung
f. Vaksin dalam lemari es harus diletakkan dalam kotak vaksin
2. Penanganan Vaksin di Unit Pelayanan
Tempat pelayanan imunisasi baik di komponen statis maupun di
posyandu adalah merupakan mata rantai paling akhir dari system rantai
vaksin. Oleh karena itu perlakuan vaksin di unit ini sangat penting.
a) Di puskesmas dan unit pelayanan statis lainnya (RS, Klinik
Bersalin, Dokter/Bidan Praktek Swasta).
1) Vaksin disimpan dalam vaccine carrier yang diberi kotak dingin
cair.
2) Letakkan vaccine carrier di meja yang tidak terkena sinar
matahari langsung.
3) Dalam penggunaan, letakkan vaksin diatas spon/busa yang
berada di dalam vaccine carrier.
4) Di dalam vaccine carrier tidak boleh ada air yang merendam
vaksin. Ini untuk mencegah kontaminasi vaksin dari bakteri lain.
b) Di Posyandu dan komponen lapangan lainnya.
Pada prinsipnya sama seperti di komponen statis, dan intinya vaksin
tetap berada pada suhu 2°C s/d 8°C. beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
1) Sepulang dari lapangan, sisa vaksin yang belum dibuka diberi
tanda khusus untuk didahulukan penggunaannya pada jadwal
pelayanan berikutnya selama VVM nya masih baik.
2) Semua sisa vaksin yang sudah dibuka pada kegiatan lapangan
misalnya pada posyandu, sekolah, atau pelayanan di luar gedung
lainnya tidak boleh digunakan lagi.
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait PUSKESMAS
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
PENGAMBILAN VAKSIN

No. Dokumen : A.III/02/SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman : 1/2

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS
NIP. 19790514
WAKAMBANGURA
200502 1 004

1. Pengertian Petugas imunisasi dalam melakukan pengambilan vaksin dan pelarut


vaksin program imunisasi kegudang vaksin sesuai prosedur.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas imunisasi dalam melakukan pengambilan
vaksin dan pelarut program imunisasi ke gudang vaksin sesuai dengan
prosedur.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Lakukan perhitungan kebutuhan vaksin
b. Buat surat permintaan vaksin dengan memperhatikan sisa stok
c. Hubungi petugas kabupaten / kota tentang rencana
pengambilanvaksin
d. Siapakan cold box atau vaksin carrier yang dilengkapi dengan
coolpack (kotak dingin cair) agar suhu terjaga antara 2 – 8
 Bila yang digunakan cold box makadi butuhkan 12 buahcoolpack
 Bila yang digunakan vaksin carrier maka yang dibutuhkan 4 buah
coolpack
e. Siapkan alat transportasi yang memadai
f. Serahkan surat permintaan vaksin kepada petugas kabupaten / kota
dan kemudian cocokkan vaksin yang diserahkan sesuai permintaan
g. Periksa kondisi VCCM dan masa kadarluasa vaksin
h. Tukarkan coolpack yang di bawa dari puskesmas dengan coolpack
yang telah di kondisikan di kabupaten / kota
i. Susun coolpack ke dalam coldbox atauvaksin carrier yang telah terisi
coolpack
j. Masukkan vaksin ke dalam coldbox atau vaksin carrier yang telah
terisi coolpack
k. Vaksin yang sensitif beku diletakkan pada bagian tengah coldbox dan
vaksin yang sensitif panas menempel pada dinding coldpack
l. Letakkan alat pemantau paparan suhu beku pada bagian tengah
diantara kotak vaksin dan VCCM di dekat kotak vaksin BCG
m. Tutup rapat bagian atas coldbox atau vaksin carrier
n. Selama perjalanan ke puskesmas, lindungi vaksin dari paparan sinar
matahari langsung
o. Sampai di puskesmas, buka coldbox atau vaksin carrier periksa
kembali kondisi vaksin dan alat pemantau suhu beku
p. Isi formulir vaccine arrival report (VAR)
q. Masukka vaksin ke dalam lemari es
r. Catata ( jumlah, jenis, no.batch, masa kadarluasa) dalam buku stok
sebagai penerimaan.
s. Bagan Alir (Jika diperlukan)
t. Unit terkait Dinas kesehatan kabupaten
u. Dokumen
Terkait
14. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
Perubahan
PENGGUNAAN ALAT SUNTIK AUTO-DISABLE (ADS)

No. Dokumen : A.III/02/SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman : 1/2

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS
NIP. 19790514
WAKAMBANGURA
200502 1 004

1. Pengertian Alat suntik Auto-Disable adalah alat suntik yang setelah dipakai
mengunci sendiri dan hanya dapat dipakai sekali. Alat suntik ini yang
direkomendasikan untuk semua jenis pelayanan imunisasi.
Semua alat suntik AD mempunyai penutup plastik untuk menjaga agar
jarum tetap steril dan beberapa juga memiliki penutup pada pistonnya.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penggunaan Alat Suntik Auto-Disable.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur Langkah-langkah umum menggunaan alat suntik AD
1) Keluarkan alat suntik dan jarum dari bungkus plastik (lepaskan dan
buka ujung piston alat suntik dari paket) atau lepaskan tutup plastiknya.
2) Pasang jarum pada alat suntik jika belum terpasang.
3) Lepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum.
4) Masukkan jarum ke dalam vial/ampul vaksin dan arahkan ujung jarum
ke bagian paling rendah dari dasar vial/ampul (dibawahpermukaan
vaksin).
5) Tarik piston untuk mengisi alat suntik.
6) Tekan/dorong piston hingga isi alat suntik sesuai dosis 0,05 ml/0,5ml.
lepaskan jarum dari botol. Untuk menghilangkan gelembung udara,
pegang alat suntik tegak lurus dan buka penyumbatnya.
7) Kemudian tekan dengan hati-hati ke tanda tutup.
8) Tentukan tempat suntikan.
9) Dorong piston ke depan dan suntikkan vaksin. Setelah suntikan,
piston secara otomatis akan mengunci dan alat suntik tidak bisa
digunakan lagi.
10) Segera masukkan jarum dan alat suntik langsung ke dalam safety box.
Safety box adalah penampung ADS bekas yang tahan bocor dan tahan
tusukan.
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait Puskesmas, Posyandu
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
Perubahan
PENYIAPAN PELAYANAN IMUNISASI

No. Dokumen : A.III/02/SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS
NIP. 19790514
WAKAMBANGURA
200502 1 004

1. Pengertian Keberhasilan program imunisasi sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan


imunisasi oleh petugas imunisasi di Puskesmas, mulai dari persiapan
pelayanan imunisasi.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penyiapan
Pelayanan Imunisasi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur 1. Logistik
Jenis peralatan yang diperlukan untuk pelayanan imunisasi :
a. Vaksin carrier
b. Cool pack / kotak dingin cair
c. Vaksin, pelarut dan penetes (dropper)
d. Alat suntik
e. Safety box
f. Pemotong / kikir ampul pelarut
g. Formulir KIPI
h. Kapas dan wadah
i. Bahan penyuluhan (poster, leaflet, dll)
j. Alat tulis (kertas, pensil, dan pena)
k. Catatan imunisasi (buku KIA, KMS, kartu TT)
l. Buku register (kohort) bayi dan ibu
m. Tempat samah
n. Sabun dan wadah air mengalir untuk cuci tangan
o. Anafilaktik kit
p. Pingset
2. Mengeluarkan vaksin dan pelarut dari lemari es
a. Sebelum membuka pintu lemari es, tentukan berapa banyak vial
vaksin yang dibutuhkan untuk pelayanan.
b. Buku lemari es, periksa freeze tag atau fridge tag dan termometer
untuk mengetahui keadaan vaksin sebelumnya.
c. Pilih dan keluarkan vaksin sesuai kondisi VVM, tanggal kadaluarsa,
yang masuk duluan dikeluarkan lebih dulu. Prioritas dalam
mengeluarkan mengacu kepada kondisi VVM.
3. Memeriksa apakah vaksin aman diberikan
Sebelum memberikan vaksin, harus dipastikan bahwa vaksin yang akan
diberikan masih baik, dengan melakukan langkah-langkah berikut :
a. Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, jangangunakan
vaksin atau pelarut tersebut.
b. Periksa alat pemantau vaksin (VVM).
c. Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan vaksin dan pelarut jika
telah melewati tanggal kadaluarsa.
d. Periksa alat pemantau suhu beku (freeze tag) dalam lemari es. Jika
freeze tag menunjukkan tanda silang, berarti pernah terjadi
penyimpangan suhu (dibawah 2°C) selama lebih dari 60 menit.
e. Pada kondisi tersebut, diduga pernah terjadi pembekuan pada vaksin
yang sensitif beku seperti DT, TT, Td, Hepatitis B, DPT/HB,
DPT/HB/Hib dan IPV. Untuk memastikan vaksin dalam kondisi baik
atau rusak, maka sebaiknya dilakukan shake test (uji kocok).
4. Pemeliharaan vaksin & rantai vaksin selama pelaksanaan imunisasi
a. Hindari vaccine carrier yang berisi vaksin dari sinar matahari
langsung.
b. Sebelum sasaran datang, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam
vaccine carrier yang tertutup rapat.
c. Jika sasaran imunisasi sudah datang, maka vaksin dilarutkan dengan
jenis pelarut yang sesuai.
d. Pada saat melarutkan vaksin, suhu vaksin dan pelarut harus sama.
e. Vaksin yang sudah dilarutkan diberi label yang berisikan waktu
pelarutan. Setelah dilarutkan, vaksin BCG hanya boleh digunakan
selama 3 jam, dan vaksin campak selama 6 jam.
f. Vaksin yang lainnya, setelah dibuka harus diberi label yang ditulis
tanggal dan waktu vaksin dibuka. Penggunaannya mengikuti standar
penggunaan vaksin multidose.
g. Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus disimpan
dalam vaccine carrier dengan menggunakan cool pack, agar suhu
vaksin dan pelarut tetap terjaga.
h. Tidak diperkenankan membuka vial baru sebelum vial yang sudah
dibuka habis.
i. Apabila sasaran selanjutnya belum datang, vaksin yg sudah
dilarutkan harus diletakkan di lubang busa yang terdapat di bagian
atas vaccine carrier, dan dilindungi agar tidak terkena sinar matahari
langsung.
j. Setiap vaccine carrier sebaiknya dilengkapi dgn empat buah coolpack
k. Apabila vaksin yang sudah dilarutkan habis, pelarutan selanjutnya
dilakukan jika sasaran berikutnya telah datang.
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait
8. Dokumen
Terkait No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

9. Rekaman
Historis
Perubahan
PENYIAPAN TEMPAT PELAYANAN IMUNISASI

No. Dokumen : A.III/02/SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS
NIP. 19790514
WAKAMBANGURA
200502 1 004

1. Pengertian Berdasarkan tempat palayanan, imunisasi dibagi menjadi 2 yaitu


Pelayanan imunisasi di dalam gedung (komponen statis) seperti
puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, klinik, bidan praktek,
dokter praktik dan Pelayanan imunisasi di luar gedung (komponen
dinamis) seperti posyandu, di sekolah, atau melalui kunjungan rumah.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penyiapan Tempat Pelayanan Imunisasi.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur 1. Pelayanan imunisasi di fasilitas kesehatan :
Ruangan yang ditetapkan untuk pelayanan imunisasi harus :
 Mudah dijangkau oleh sasaran.
 Tidak terkena sinar matahari, hujan atau debu.
 Cukup luas, terang, cukup ventilasi dan tenang.
2. Pelayanan imunisasi di lapangan :
Mudah dijangkau oleh sasaran
 Jika di dalam gedung maka harus cukup luas, terang, cukup ventilasi
dan tenang.
 Jika di tempat terbuka, upayakan tempat itu terlindung sinarmatahari
langsung.
Dalam mengatur tempat imunisasi, pastikan bahwa :
 Pintu masuk terpisah dari pintu keluar sehingga orang-orang dapat
masuk dan keluar tempat pelayanan dengan lebih cepat dan mudah.
 Tempat menunggu haruslah bersih dan nyaman.
 Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yangdiperlukan.
 Melaksanakan kegiatan dengan sistem 5 meja yaitu
pelayananterpadu yang lengkap yang memberikan pelayanan 5
program (KB,KIA, Diare, Imunisasi, dan Gizi).
 Jumlah orang yang ada di tempat pelayanan imunisasi
diatursehinnga tidak penuh sesak.
 Segala sesuatu yang anda perlukan berada dalam jangkauan
ataudekat dengan meja imunisasi.
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait Puskesmas, Posyandu
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
Perubahan
SWEEPING IMUNISASI BAYI DAN BALITA

No. Dokumen : A.III/02/SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS
NIP. 19790514
WAKAMBANGURA
200502 1 004

1. Pengertian Upaya aktif mencari dan melengkapi imunisasi bagi bayi dan balita agar
tidak drop out pada akhir tahun.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melaksanakan kegiatan sweeping
Imunisasi bayi dan balita sesuai dengan standar operasional prosedur
(SOP).
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Melakukan pendataan bayi atau balita yang tidak berkunjung
sesuai jadwal imunisasi melalui register bayi dan balita
b. Melakukan kunjungan ke rumah bayi atau balita yang disweeping
c. Melakukanan amnesa dan pemeriksaan pada bayi atau balita yang
disweeping
d. Mendiagnosa apakah bayi atau balita yang bersangkutan biasa
diberikan imunisasi
e. Sebelum melakukan pelayanan imunisasi, terlebih dahulu memberikan
konseling, informasi dan edukasi sebelum melakukan tindakan
imunisasi
f. Memberikan pelayanan imunisasi pada bayi dan balita yang disweeping
sesuai jadwal pemberian imunisasi
g. Memberikan konseling kepada orang tua bayi dan balita bahwa sudah
diberikan imunisasi sesuai jadwal pemberian dan memberikan informasi
dan edukasi pasca pemberian imunisasi dan jadwal kunjungan ulang
h. Melakukan pendokumentasian di buku KIA / KMS bayi dan balita
(petugas wajib menuliskan tanggal pemberian imunisasi dan jenis
imunisasi yang diberikan) dan di buku register bayi dan balita
i. Bagan Alir (Jika diperlukan)
j. Unit terkait
k. Dokumen 1. Kohort bayi dan balita
Terkait 2. Buku KIA / KMS
l. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
Perubahan
INJEKSI INTRA MUSKULAR

No. Dokumen : A.III/02/SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS
NIP. 19790514
WAKAMBANGURA
200502 1 004

1. Pengertian Injeksi intra muskular adalah tindakan memasukkan obat atau cairan yang
diperlukan tubuh ke dalam jaringan otot
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan injeksi intra muskular
3. Kebijakan  Sebagai pedoman Standar Asuhan Keperawatan
 Pelaksanaan injeksi intra muskular harus mengikuti langkah – langkah
yang tertuang dalam SPO
4. Referensi
5. Prosedur a. Petugas mengatur posisi pasien sesuai tempat penyuntikan
b. Petugas menyiapkan bahan dan alat
c. Petugas memakai sarung tangan
d. Petugas menyedot obat injeksi ke dalam spuit
e. Petugas membebaskan daerah yang akan diinjeksi
f. Petugas menentukan tempat penyuntikan dengan benar
g. Petugas membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari
arah dalam ke luar)
h. Petugas menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk merenggangkan kulit
i. Petugas menentukan posisi spuit dengan sudut 90°
j. Petugas melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
k. Petugas memasukkan obat secara perlahan
l. Petugas mencabut jarum dari tempat tusukan
m. Petugas menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan
n. Petugas memasukkan spuit ke safety box
o. Petugas merapikan alat
p. Petugas mencuci tangan
q. Petugas mencatat tindakan dalam status pasien
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait Ugd, Imunisasi, Poli KIA
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan
INJEKSI SUBCUTAN

No. Dokumen : A.III/02/SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS
NIP. 19790514
WAKAMBANGURA
200502 1 004

1. Pengertian Injeksi subcutan adalah pemberian obat melalui injeksi di bawah kulit yang
dilakukan pada lengan atas daerah luar.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan injeksi intra muskular
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait
8. Dokumen
Terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
Perubahan
PEMBERIAN VAKSIN DT (BIAS)

No. Dokumen : / /SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS
NIP. 19790514
WAKAMBANGURA
200502 1 004

1. Pengertian Vaksin DT adalah suspensi kolodial homogen berwarna putih susu


mengandung toksoid tetanus dan toksoid difteri murni yang terabsorpsi ke
dalam alumunium fosfat.
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam memberikan imunisasi DT pada anak SD Kelas 1
dan Td untuk kelas 2 dan 5
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Sehari sebelum pelaksanaan pastikan pada pihak sekolah bahwa
semua sasaran sudah mendapatkan informasi dan kesiapan
pelaksanaan BIAS.
b. 30 menit sebelum ke sekolah, pastikan semua vaksin dan logistik dalam
kondisi VVM A/B dan tidak kadarluasa, jumlah sesuai sasaran serta
siap untuk dibawa.
c. Jangan lupa membawa surat tugas dan lembar pencatatan hasil BIAS.
d. Pastikan kesiapan kendaraan yang akan digunakan ke sekolah dan
kemas semua peralatan dengan baik dikendaraan.
e. Setiba di sekolah letakkan semua logistik di tempat yang aman.
f. Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar
matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air
hangat. Letakkan safety box dan plastik sampah di bawah meja
g. Cuci tangan sebelum melakukan pemberian imunisasi
h. Minta bantuan guru pendamping untuk memastikan jumlah sasaran
melakukan skrining setiap sasaran dan keadaan kesehatan saat ini.
i. Memberikan sedikit penyuluhan tentang MITA (Manfaat, interval,
tanggal serta akibat atau efek samping ringan setelah penyuntikan)
agar anak-anak tidak takut diimunisasi.
j. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM A/B, tidak
beku dan kadarluasa.
k. Gunakan sarung tangan dan masker sebagai APD.
l. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas basah tunggu sampai
keing
m. Berikan vaksin sebanyak 0,5 ml pada lengan kiri atas secara
intramuscular.
n. Buang langsung alat suntik yang telah digunakan ke dalam safety box.
o. Beritahu guru pendamping agar siswa menunggu sekitar 30 menit di
sekolah untuk memantau kemungkinan terjadinya efek samping / KIPI
p. Catat kartu BIAS dan merekap hasil imunisasi dalam lembar pencatatan
hasil BIAS.
q. Cuci tangan setelah pelaksanaan imunisasi.
6. Bagan Alir (Jika diperlukan)
7. Unit terkait a. Kepala Puskesmas
b. Pengelola Imunisasi
c. Perawat / Bidan / Petuas Kesehatan
d. Dokumen
Terkait
e. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
Perubahan
PEMBERIAN VAKSIN CAMPAK (BIAS)

No. Dokumen : / /SOP/PKM.WKB/IV/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :10April 2019

Halaman :½

UPTD Sarif, S.Kep


PUSKESMAS
NIP. 19790514
WAKAMBANGURA
200502 1 004

1. Pengertian Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan.


2. Tujuan Sebagai pedoman dalam memberikan imunisasi campak pada anak SD
Kelas 1.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wakambangura No.________________________
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Wakambangura
4. Referensi Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
5. Prosedur a. Sehari sebelum pelaksanaan pastikan pada pihak sekolah bahwa
semua sasaran sudah mendapatkan informasi dan kesiapan
pelaksanaan BIAS.
b. 30 menit sebelum ke sekolah, pastikan semua vaksin dan logistik dalam
kondisi VVM A/B dan tidak kadarluasa, jumlah sesuai sasaran serta
siap untuk dibawa.
c. Jangan lupa membawa surat tugas dan lembar pencatatan hasil BIAS.
d. Pastikan kesiapan kendaraan yang akan digunakan ke sekolah dan
kemas semua peralatan dengan baik dikendaraan.
e. Setiba di sekolah letakkan semua logistik di tempat yang aman.
f. Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar
matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air
hangat. Letakkan safety box dan plastik sampah di bawah meja
g. Cuci tangan sebelum melakukan pemberian imunisasi
h. Minta bantuan guru pendamping untuk memastikan jumlah sasaran
melakukan skrining setiap sasaran dan keadaan kesehatan saat ini.
i. Memberikan sedikit penyuluhan tentang MITA (Manfaat, interval,
tanggal serta akibat atau efek samping ringan setelah penyuntikan)
agar anak-anak tidak takut diimunisasi.
j. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM A/B, tidak
beku dan kadarluasa.
k. Gunakan sarung tangan dan masker sebagai APD.
l. Larutkan vaksin campak dengan pelarut.
m. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas basah tunggu sampai
kering
n. Berikan vaksin sebanyak 0,5 ml pada lengan kiri atas secara subcutan.
o. Buang langsung alat suntik yang telah digunakan ke dalam safety box.
p. Beritahu guru pendamping agar siswa menunggu sekitar 30 menit di
sekolah untuk memantau kemungkinan terjadinya efek samping / KIPI
q. Catat kartu BIAS dan merekap hasil imunisasi dalam lembar pencatatan
hasil BIAS.
r. Cuci tangan setelah pelaksanaan imunisasi.
s. Bagan Alir (Jika diperlukan)
t. Unit terkait
u. Dokumen
Terkait
v. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai