Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Farmasi (bidang kefarmasian) adalah suatu profesi yang concerns, commits, dan
competents tentang obat. Farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-
obatan menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat. Ada anggapan bahwa ilmu
ini mengandung sedikit kesenian, maka dapat dikaitkan bahwa ilmu resep adalah ilmu yang
mempelajari seni meracik obat (art of drugcompounding), terutama ditujukan untuk melayani
resep dari dokter (Syamsuni, 2006).
Di bidang farmasi, seringkali terhubung dengan cemaran mikroorganisme seperti bakteri
dan sejenisnya.Dimana hal ini dapat berpengaruh pada stabilitas obat yang telah dibuat.Untuk
mempelajari salah satu kaitan tersebut, ahli farmasi mempelajari mikrobiologi.Ilmu inilah yang
memuat hubungan farmasi dalam konsep mikrobiologi.
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan bantuan
mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau sering disebut
mikroba ataupun jasad renik
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut
medium. Dengan adanya medium pertumbuhan, aktivitas mikrobia dapat dipelajari dan dengan
medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikrobia dengan kultur murni, perbanyakan, pengujian sifat
fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo, 1991.)

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara (nutrien)
yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Untuk tujuan
tersebut sangat diperlukan suatu medium sebagai tempat tumbuh dan isolasi mikroorganisme.
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme (Waluyo, 2008).

Jamur dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme dapat
berkembang biak secara alami atau dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang
dikembangkan oleh manusia di antaranya melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada
pembuatan media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan
juga keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.

Oleh karena itu, dilakukan percobaan ini untuk mengetahui cara pembuatan medium
pertumbuhan mikroba.
1.2 Tujuan praktikum
1. Mempelajari cara pembuatan medium untuk pertumbuhan mikroba
2. Mengetahui dan mempelajari teknik isolasi dan inokulasi mikroba
3. Melihat sifat pertumbuhan dan berbagai bentuk koloni mikroba
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar teori


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan tempat


Praktikum pembuatan medium serta isolasi dan inokulasi mikroba dilaksanakan pada
tanggal 9 november 2019 pada pukul 07.00-10.00 bertempat. Pelaksanaan praktikum
bertempat di laboratorium mikrobiologi farmasi, jurusan farmasi fakultas olaraga dan
kesehatan.
3.2. Alat dan bahan
3.2.1. Alat
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan yaitu autoklaf, batang pengaduk, Bunsen,
cawan petri, disposable, Erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, inkubator,jarum inokulum ( ose
), mikropipet,oven, pipet tetes, pinset, penangas air, sendok tanduk,tabung reaksi,dan
timbangan analitik.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu alcohol 70 %, aquadest, aluminium foil, korek api,
kultur murni jamur, kapas, medium nutrient agar, medium potato dextoe agar,nacl fisiologis
0,9% dan spritus.
3.3. Prosedur kerja
a. Pembuatan medium
1. Ditimbang PDA sesaui prosedur dikemasan (dibuat dalam 50 ml ) dan agar
2. Dimasukan medium yang telah ditimbang kedalam Erlenmeyer, setelah itu
ditambahkan aquadest dan diaduk secara merata
3. Dipanaskan dengan hati-hati menggunakan penangas sampai media tercampur
homogeny ( ditunjukan dengan warna kuning jernih).
4. Ditambahkan agar lalu dicampurkan hingga homogeny
5. Disumbat mulut Erlenmeyer dengan menggunakan kapas dan alumunium foil.
6. Dimasukan kedalam autoklaf pada suhu 121oc selama 25 menit.
7. Dikeluarkan media dan diletakan ditempat yang bersih.
b. Teknik pemindahan kultur mikroba
1. Dilonggarkan tutup dari masing-masing tabung reaksi yang berisi media
2. Dipegang tabung reaksi yang berisi kultur murni jamur pada tangan kiri
3. Dipegang jarum ose pada tangan kanan dan dibakar diatas api Bunsen hingga
memijar
4. Dipegang ose menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, gunakan jari kelingking
untuk membuka tutup tabung reaksi
5. Dibakar mulut tabung reaksi, dimasukan ose dan diambil 1 ose biakan jamur
6. Dibakar kembali mulut tabung reaksi dan ditutup tabung reaksi kembali
7. Diambil tabung reaksi yang akan diinokulasi dengan tangan kiri, dengan cara
yang sama, bakar mulut tabung reaksi
8. Diinokulasikan biakan jamur pada tabung reaksi inokulasi dengan cara goresan
zigzag pada permukaan PDA
9. Dibakar mulut tabung reaksi dan tutup tabung, kemudian dibakar ose
10. Diberi label
11. Diinkubasikan selama 72 jam pada suhu kamar dan amati perubahanya.
c. Isolasi mikroba dengan metode tung ( pour plate)
1. Dipindahkan 0,5 ml suspense bakteri/jamur kedalam cawan petriyang telah
disterilkan
2. Ditambahkan 10 ml medium NA/PDA kedalam cawan petri tersebut
3. Digoyangkan perlahan-lahan untuk mencampur kultur bakteri/jamur dengan
NA/PDA sampai homogeny. Penggoyangan petri jangan terlalu kuat.
4. Diinkubasikan terbalik selama 24 jam untuk bakteri dan 72 jam untuk jamur pada
suhu kamar dan amati perubahanya.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB V

PENUTUP

5.1. kesimpulan

5.2. saran

Anda mungkin juga menyukai