Anda di halaman 1dari 4

BAB II RUANG LINGKUP AQIDAH

A. Aqidah Pokok
Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada zat mutlak yang Maha Esa yang disebut
Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujudnya. Kemaha-Esaan
Allah dalam zat, sifat, perbuatan dan wujdunya itu disebut tauhid. Tauhid menjadi inti
rukun iman.
Menurut sistematika Hasan Al-Banna maka ruang lingkup Aqidah Islam meliputi:
1. Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala susuatu yang berhubungan dengan
Tuhan (Allah), seperti wujud Allah, sifat Allah dll
2. Nubuwat, yaitu pembahsan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
Nabi dan Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah dll
3. Ruhaniyat, yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik
seperti jin, iblis, setan, roh dll
4. Sam'iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat sam'i, yakni dalil Naqli berupa Al-quran dan as-Sunnah seperti alam
barzkah, akhirat dan Azab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka dsb.
Tidak hanya diatas namun pembahasan Aqidah juga dapat mengikuti Arkanul
iman yaitu :
a. Kepercayaan akan adanya Allah dan segala sifat-sifatNya
b. Kepercayaan kepada Malaikat (termasuk pembahasan tentang makhluk
rohani lainnya seperti Jin, iblis dan Setan)
c. Kepercayaan kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada rasul
d. Kepercayaan kepada Nabi dan Rasul
e. Kepercayaan kepada hari akhir serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
saat itu
f. Kepercayaan kepada takdir (qadha dan qadar) Allah

Adapun penjelasan ruang lingkup pembahasan aqidah yang termasuk


dalam Arkanul Iman, yaitu:
a. Iman kepada Allah
Pengertian iman kepada Allah ialah:
-Membenarkan dengan yakin akan adanya Allah
-Membenarkan dengan yakin keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya
menciptakan alam, makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima
ibadat segenap makhluknya.
-Membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat
sempurna, suci dari sifat kekurangan yang suci pula dari menyerupai
segala yang baru (makhluk).
Dengan demikian setelah kita mengimani Allah, maka kita
membenarkan segala perbuatan dengan beribadah kepadanya,
melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya,
mengakui bahwa Allah swt. bersifat dari segala sifat, dengan ciptaan-
Nya di muka bumi sebagai bukti keberadaan, kekuasaan, dan
kesempurnaan Allah.
b. Iman Kepada Malaikat
Beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah mempunyai
makhluk yang dinamai “malaikat” yang tidak pernah durhaka kepada
Allah, yang senantiasa melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya
dan secermat-cermatnya. Lebih tegas, iman akan malaikat ialah
beritikad adanya malaikat yang menjadi perantara antara Allah dengan
rasul-rasul-Nya, yang membawa wahyu kepada rasul-rasul-Nya. (5)
Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menyeru kita mengimankan
sejenis makhluk yang gaib, yang tidak dapat dilihat oleh mata, tidak
dapat dirasa oleh panca indera, itulah makhluk yang dinamai malaikat.
Malaikat selalu memperhambakan diri kepada Allah dan patuh akan
segala perintah-Nya, serta tidak pernah berbuat maksiat dan durhaka
kepada Allah SWT.
Mengenai nama-nama dan tugas para malaikat tidak bisa diperkirakan.
Mereka juga ada perbedaan dan tingkatan-tingkatan, baik dalam
kejadian maupun dalam tugas, pangkat dan kedudukannya baik yang
berada dan tugas di alam ruh maupun ada yang bertugas di dunia.
Di antara nama-nama dan tugas malaikat adalah sbb :
1. Malaikat Jibril, bertugas menyampaikan wahyu kepada Nabi-nabi
dan rasul
2. Malaikat Mikail, bertugas mengatur hal-hal yang berhubungan
dengan alam seperti melepaskan angin, menurunkan hujan,
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
3. Malaikat Israfil, bertugas meniup terompet di hari kiamat dan hari
kebangkitan nanti.
4. Malaikat Izrail (Malaikal maut) bertugas mencabut nyawa manusia
dan makhluk hidup lainnya.
5. Malaikat Raqib dan Atid, bertugas mencatat amal perbuatan
manusia
6. Malaikat Ridwan bertugas menjaga surga dan memimpin para
pelayan surga
7. Malaikat Malik, bertugas menjaga neraka dan pemimpin para
malaikat menyiksa penghuni neraka
8. Malaikat yang bertugas memikul Arasy
9. Malaikat yang menggerakkan hati manusia bentuk berbuat
kebaikan dan kebenaran
10. Malaikat yang bertugas mendoaka orang-orang yang beriman
supaya diampuni oleh Allah segala dosa-dosanya diberi ganjaran
surga dan dijaga dari segala keburukan dan doa-doa lain.(5)
Dengan beriman kepada malaikat-malaikat-Nya, maka kita akan
lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah swt. lebih
bersyukur akan nikmat yang diberikan dan berusaha selalu berbuat
kebaikan dan menjauhi segala larangannya. Karena malaikat selalu
mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia.
c. Iman kepada kitab-kitab Allah
Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan rukun iman ketiga.
Kitab-kitab suci itu memuat wahyu Allah. Beriman kepada kitab-kitab
Tuhan ialah beritikad bahwa Allah ada menurunkan beberapa kitab
kepada Rasulnya, baik yang berhubungan itikad maupun yang
berhubungan dengan muamalat dan syasah, untuk menjadi pedoman
hidup manusia. baik untuk akhirat, maupun untuk dunia. Baik secara
individu maupun masyarakat.
Jadi, yang dimaksud dengan mengimani kitab Allah ialah mengimani
sebagaimana yang diterangkan oleh Al-Qur’an dengan tidak
menambah dan mengurangi. Kitab-kitab yang diturunkan Allah telah
turun berjumlah banyak, sebanyak rasulnya. Akan tetapi, yang masih
ada sampai sekarang nama dan hakikatnya hanya Al-Qur’an.
Sedangkan yang masih ada namanya saja ialah Taurat yang diturunkan
kepada Nabi Musa, Injil kepada Nabi Isa dan Zabur kepada Daud.
d. Iman kepada Nabi dan Rasul
Yakin pada para Nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat.
Perbedaan antara Nabi dan Rasul terletak pada tugas utama. Para nabi
menerima tuntunan berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai
kewajiban untuk menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia.
Rasul adalah utusan (Tuhan) yang berkewajiban menyampaikan wahyu
yang diterima kepada umat manusia.
Di Al-Qur’an disebut nama 25 orang Nabi, beberapa diantaranya
berfungsi juga sebagai rasul ialah (Daud, Musa, Isa, Muhammad) yang
berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada manusia
dan menunjukkannya cara pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-
hari.
Sebagaimana manusia biasa lainnya Nabi dan Rasul pun hidup seperti
kebanyakan manusia yaitu makan, minum, tidur, berjalan-jalan, mati
dan sifat-sifat manusia lainnya. Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi
sekaligus Rasul terakhir tidak ada lagi rangkaian Nabi dan Rasul
sesudahnya.
Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul-Nya
yang telah diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan namanya
maupun yang tidak disebutkan namanya. Seorang muslim wajib
membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan, keistimewaan
satu sama lain, tugas dan mukjizatnya masing-masing seperti yang
diperintahkan oleh Allah.
e. Iman kepada hari Akhir
Rukun iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari akhir.
Keyakinan ini sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman
lainnya, sebab tanpa mempercayai hari akhirat sama halnya dengan
orang yang tidak mempercayai agama Islam, itu merupakan hari yang
tidak diragukan lagi.
Hari akhirat ialah hari pembalasan yang pada hari itu Allah
menghitung (hisab) amal perbuatan setiap orang yang suda dibebani
tanggung jawab dan memberikan putusan ganjaran sesuai dengan hasil
perbuatan selama di dunia.
Keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan kepada hari
akhir. Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal
perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru sempurna dengan
keyakinan tentang adanya hari akhirat. Demi tegaknya keadilan, harus
ada suatu kehidupan baru dimana semua pihak akan memperoleh
secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas
pilihannya masing-masing.
f. Iman kepada qada dan qadar
Dalam menciptakan sesuatu, Tuhan selalu berbuat menurut Sunnahnya,
yaitu hukum sebab akibat. Sunnahnya ini adalah tetap tidak berubah-
ubah, kecuali dalam hal-hal khusus yang sangat jarang terjadi. Sunnah
Tuhan ini mencakup dalam ciptaannya, baik yang jasmani maupun
yang bersifat rohani.
Makna qadar dan takdir ialah aturan umum berlakunya hukum sebab
akibat, yang ditetapkan olehnya sendiri. Definisi segala ketentuan,
undang-undang, peraturan dan hukum yang ditetapkan secara pasti
oleh Allah SWT, untuk segala yang ada.(8) Pengertian di atas sejalan
dengan penggunaan qadar di dalam Al-Qur’an berbagai macam
bentuknya yang pada umumnya mengandung pengertian kekuasaan
Allah SWT, yang termasuk hukum sebab akibat yang berlaku bagi
segala makhluk hidup maupun yang mati.

B. Aqidah cabang
Yang dimaksud aqidah cabang adalah cabang-cabang aqidah yang pemahamannya
bervariasi dari masing-masing aspek rukun iman yang enam. Misalnya munculnya
perbedaan pendapat dalam membicarakan zat Tuhan, sifat Tuhan, dan perbuatan
Tuhan. Misalnya dalam soal zat Tuhan, muncul pertanyaan apakah Tuhan berjisim
atau tidak. Dalam masalah sifat Tuhan apakah Tuhan mempunyai sifat? Dalam soal
perbuatan, apakah tuhan wajib melakukan perbuatan? Dalam soal percaya kepada
malaikat, apakah iblis termasuk golngan malaikat? Dalam soal iman kepada kitab,
apakah wahyu makhluk atau bukan. Semua isu tesebut muncul setelah umat Islam
terpecah atas beberapa golongan seperti Syiah, Khawarij, dan Ahlus Sunnah wal
Jamaah.

Referensi :
1. Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2000), h. 199.
2. http://saktingepet.blogspot.com/2011/04/ruang-lingkup-aqidah-islam.html
3. Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam (Cet. II; Semarang: Pustaka
Rizki Putra), h. 1.
4. M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Cet. VII; Bandung: Mizan, 1998), h. 15.
5. http://masbied.com/2011/02/22/aqidah-akhlak/
6. http://referensiagama.blogspot.com/2011/02/rukun-iman-keempat-iman-kepada-
rasul.html
7. M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Cet. VII; Bandung: Mizan, 1998), h. 85.
8. Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam (Cet. VIII; Yogyakarta: LPPI, 2004), 177.
9. Aminuddin, Modul Aqidah (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009

Anda mungkin juga menyukai