Anda di halaman 1dari 20

METODE KERJA

PENGGANTIAN 9 UNIT JEMBATAN DI KAB. SAMOSIR 


UNTUK MENDUKUNG PARIWISATA

Secar
ecaraa umum Peker
ekerja
jaan
an pengg
enggan
anti
tia
an jem
jembata
atan membutu
butuhk
hka
an peng
pengel
elo
olaan
laan ata
atau peng
pengat
atu
uran
ran lalu
lalu--
lintas yang baik dan berorientasi untuk kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.
Secar
ecaraa umum Peker
ekerja
jaan
an pengg
enggan
anti
tia
an jem
jembata
atan membutu
butuhk
hka
an peng
pengel
elo
olaan
laan ata
atau peng
pengat
atu
uran
ran lalu
lalu--
lintas yang baik dan berorientasi untuk kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.
Pengelolaan lalu-lintas dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1 Membuat tanda/rambu dari 2 (Dua) sisi jembatan dengan jarak 200 meter sebelum masuk 
 jembatan dan dengan
dengan tulisan cukup jelas terbaca dengan warna mencolok.
mencolok.
2 Memberi tanda dengan lampu pada malam hari
3 Menye
enyed
diaka
iakan
n pers
ersonil
onil peng
engatur
atur lalu
lalu lin
lintas
tas yang
ang dile
dileng
ngka
kappi deng
dengan
an rom
rompi khus
khusuus, pelu
peluit
it,, lam
lampu
senter dan radio kumunikasi 2 arah.

Jbt. Aek Jbt. Aek Jbt. Aek Jbt. Aek


Simarbalatuk Simarantuang Sigaol Sialimut
Sta. 192+970 Sta. 192 + 970 PANGURURAN Sta. 289+245 Sta. 263+250
(Bentang 24 ) (Bentang 24 ) (Bentang 24 M) (Bentang 40 M)
TiangPan
Tiang Pancang
cang TiangPan
Tiang Pancang
cang Tiang Pancang Tiang Pancang

KE TOMOK KE ONAN
RUNGGU

Jbt. Aek Jbt. Tano Jbt. Aek Jbt. Aek Jbt. Aek
Sipagipagi Ponggol Uparoring Sibatuara Sigumbang
Sta. 190+480 Sta. 181+000 Sta. 293+978 Sta. 277+165 Sta. 261 + 055
(Bentang 14 M ) (Bentang 40 M) (Bentang 24 M) (Bentang 24 M) (Bentang 24 M)
Tiang Pancang Bore Pile Tiang Pancang TiangPan
Tiang Pancang
cang Tiang Pancang
Girder Beton Rangka Baja Girder Beton Girder Beton

KE TELE

Secara garis besar urut-urutan pekerjaan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:


1 JEMB
JEMBATATAN
AN RA
RANG
NGKAKA BA
BAJA
JA
2 JEMB
JEMBATATAN
AN GIRD
GIRDERER BET
BETON
ON

Metode pelaksanaan kedua jenis jembatan ini dijabarkan dengan Flow Chart sebagai berikut:

1 / 20
FLOW CHART METODE PELAKSANAAN
JEMBATAN GIRDER BETON
Pekerjaan
Persiapan

Penyediaan Galian Galian Galian Pek.


T. Pancang Struktur  Tanah Drainase Bongkaran

Tiang Timbunan Pas. Batu Buang


Pancang Pilihan Mortar  Bongkaran
Pengujian
Beban
Lantai Kerja
K125
Lapis Pond
 Agr. Kls B
Bekist
Bekistin
ing
g& Pek.
Pembesian  Abutment

Beton K250
Lapis Pond
 Agr. Kls A

Elastomer 
Lps Resap
Pengikat
Peraca
Peracah
h Btg
Kelapa

Bekis
Bekistin
ting
g& Pek.
Pek. Girde
Girderr  AC - BC
Pembesian & Lantai Tebal 5 cm

Expantion
Joint
Lapis
Beton Perekat
K350

Bekist
Bekistin
ing
g&
 AC - WC
Pembesian
Tebal 4 cm

Beton Pek.
K350 Trotoar 

Pipa Railing

FINISHING

2 / 20
FLOW CHART METODE PELAKSANAAN
JEMBATAN RANGKA BAJA
Pekerjaan
Persiapan

Penyediaan Galian Galian Galian Pek.


T. Pancang Struktur  Tanah Drainase Bongkaran

Tiang Timbunan Pas. Batu Buang


Pancang Pilihan Mortar  Bongkaran
Pengujian
Beban
Lantai Kerja
K125
Lapis Pond
 Agr. Kls B
Bekisting & Pek.
Pembesian  Abutment

Beton K250
Lapis Pond
 Agr. Kls A

Elastomer 
Lps Resap
Pengikat
Peracah Btg
Kelapa

Erection Pek.Rangka  AC - BC


Rangka & Lantai Tebal 5 cm

Expantion
Joint
Lapis
Beton Perekat
K350

Bekisting &
 AC - WC
Pembesian
Tebal 4 cm

Beton Pek.
K350 Trotoar 

Pipa Railing

FINISHING

3 / 20
I UMUM
Divisi Umum terdiri dari :
1.1 Mobilisasi
Setelah meeting pra pelaksanaan dan pengukuran MC0, dilakukan mobilisasi peralatan.
Mobilisasi dilaksanakan maksimum 30 hari sejak SPK dikeluarkan.
Kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada direksi.

II PEKERJAAN UTAMA
2.1 Pekerjaan Galian Struktur
Pekerjaan galian struktur meliputi:
a Galian struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter
b Galian struktur dengan kedalaman 2 - 4 meter
c Galian struktur dengan kedalaman 4 - 6 meter
Sebelumnya dilakukan pemasangan bowplang untuk acuan dimensi dan kedalaman galian.
Galian dilakukan secara mekanis dengan alat excavator.
Buangan hasil galian dimasukkan ke dump truck dan dibuang dilokasi yang disetujui.

- Penggalian dilakukan sampai dengan elevasi bagian bawah Abutment dengan ukuran yang
memadai untuk lokasi kerja crane pemancangan.

2.2 Penyediaan dan Pengangkutan Bahan Jembatan.


- Penyediaan bahan jembatan dipesan pada pabrikan yang telah mendapat rekomendasi dari
pemberi kerja.
- Pabrikan harus dapat melengkapi sertifikat-sertifikat pengujian serta sertifikat kelayak yang
dikeluarkan oleh instansi pemerintah terkait.
- Pemberi kerja dapat melakukan peninjauan langsung ke pabrik tempat pemesanan bahan
 jembatan.
- Bahan jembatan diangkut dari pabrik menggunakan trailer/peti kemas yang dilengkapi dengan
daftar komponen bahan jembatan.
-  Apabila pemesanan dari pabrik dari luar sumatera dapat dilakukan dengan angkutan laut, yang
dilanjutkan dengan angkutan darat setelah sampai di Belawan.
-  Angkutan bahan jembatan harus dilengkapi dengan asuransi selama dalam perjalan hingga
sampai dilokasi pekerjaan.
-  Angkutan bahan jembatan harus dilengkapi dengan asuransi selama dalam perjalanan hingga
sampai dilokasi pekerjaan.
- Dilakukan pengecekan kondisi bahan jembatan serta kuantitas komponen jembatan sebelum
bahan jembatan diturunkan.
- Menurunkan bahan jembatan dilakukan dengan alat crane dengan cara yang sistimatis sehingga
komponen yang pertama akan dirakit tidak tertindih oleh komponen lainnya.

4 / 20
2.3 Pemasangan Jembatan Rangka Baja.
- Setelah Abutment selesai dicor dan telah mencapai umur yang cukup dilakukan pemasangan
elastomerik untuk tumpuan jembatan.
- Pemasangang Rangka Jembatan menggunakan sistim perancah batang kelapa yang ditancapkan
diantara kedua abutment jembatan dengan jarak yang cukup.
- Pemasangan perancah batang kelapa diatur sedemikian rupa sehingga pada bagian tangah
bentang jembatan dapat membentuk Chamber (Lengkungan Jembatan).
- Chamber jembatan rangka baja ini telah ditentukan dari pabrikan.
- Pemasangan jembatan rangka baja ini dilakukan dengan alat katrol/chain block, dongkrak 
hidrolik 100ton, 50 ton, tripot(Kaki tiga) 10ton, kunci moment dan kunci-kunci, mesin las.
- Pemasangan dilakukan dari salah satu sisi abutment menuju abutment disisi lain.
- Jembatan dirakit dengan bertumpu pada dongkrak hidrolik tidak langsung diletakkan diatas
Rubber Bearing/ elastomerik.
- Melakukan pemasangan besi gelagar lantai jembatan diikuti dengan pemasangan besi trus / besi
diagonal dan besi gelagar atas, selanjutnya diikuti dengan pemasangan angin-angin (Braching)
- Selanjutnya dilakukan pemasangan plat deck lantai jembatan dan railing jembatan
- Pengencangan baut dilakukan bertahap, awalnya baut dikencangkan 50% sampai didapat tinggi
Chamber yang sesuai spesifikasi pabrik.
- Setelah chamber jembatan telah tercapai baut kembali dikencangkan sampai 80% - 90%.
- Dongkrak diturunkan setelah dilakukan inspeksi dari Direksi dan pekerjaan diterima oleh pemberi
kerja. Setelah itu semua baut dikencangkan dengan kunci moment hingga mencapai kekuatan
100%

2.4 Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak.


- Penyediaan tiang pancang dilakukan setelah diadakan sondir Test untuk memastikan kedalaman
tanah keras yang lebih akurat, agar tidak terjadi kesalahan pendatangan panjang tiang pancang.

- Tiang Pancang dipesan dari pabrikan yang telah mendapat rekomendasi dari pemberi kerja serta
telah bersertifikat.
- Tiang pancang di angkut dengan trailer dan diturunkan dilokasi dengan Crane.
- Seling diikatkan pada titik angkat yang telah diberi tanda dari pabrik untuk menghindari tiang
pancang patah atau miring pada saat diturunkan.
- Tiang Pancang disusun ditempat yang tidak mengganggu lalu lintas dan masih dalam jangkauan
crane pancang.
- Tiang Pancang disusun menggunakan ganjal kayu agar mudah diangkat kembali dan agar tiang
pancang tidak saling berbenturan satu sama lainnya.

2.5 Pemancangan
- Dilakukan Sondir test untuk menyakinkan kedalaman Tiang Pancang pada tiap lokasi Jembatan.
- Setelah melakukan pengukuran titik pancang dapat dilakukan pekerjaan pemancangan.
- Tiang pancang diambil oleh Crane dengan bantuan seling baja dan dilekatkan ke Leader.
- Ujung lancip diarahkan ke titik pancang yang telah ditentukan oleh Surveyor dan diatur sudut
kemiringan tiang pancang.
- Dilakukan pembacaan kalendering pada setiap tiang pancang.
- Pada batang Tiang Pancang dibuatkan skala tiap 1 meter dan ditandai dengan cat warna merah
untuk monitor pembacaan kalendering.
- Pemukulan hammer dilakukan secara terus menerus hingga tiang pancang tertanam sampai
elevasi kurang lebih 1 meter diatas tanah, agar dapat dilakukan penyambungan.

5 / 20
Penyambungan tiang pancang dilakukan dengan pengelasan disekeliling kepala tiang pancang.
- Leader Crane menempatkan Tiang Pancang yang akan disambung agar vertikal dengan Tiang
Pancang yang telah tertanam.
- Kepala Tiang Pancang yang akan disambung dengan kepala Tiang Pancang yang sudah
tertanam harus benar-benar vertikal dan rapat.
- Pengelasan dilakukan secara penuh sepanjang lingkaran kepala Tiang Pancang.
- Pada saat pemukulan selalu diikuti dengan pengecekan posisi dan ketegakkan Tiang Pancang.
- Pemukulan hammer dihentikan setelah penurunan Tiang Pancang telah sesuai dengan syarat
penurunan yang telah disyaratkan.
- Pemancangan dilanjutkan ke Titik selanjutnya mengikuti langkah-langkah seperti diatas.
- Setelah semua titik pancang telah dipancang, pemancangan dilakukan ke sisi Abutment yang lain
dengan langkah-langkah seperti diatas.
- Selanjutnya tiang pancang yang telah tertanam dilakukan pemotongan sesuai elevasi sesuai
gambar kerja, elevasi tersebut ditandai dengan cat sebagai batas pemotongan.
- Pemotongan dilakukan dengan cara membobok tiang pancang dengan palu 3 kg hingga batas
elevasi yang sesuai gambar.
- Besi Strand didalam Tiang Pancang disisakan sepancang minimal 50cm dan selebihnya dapat
dipotong.

ILUSTRASI PEKERJAAN PEMANCANGAN

Tiang Pancang

Elevasi Dasar Abutment

Elevasi Muka Air Sungai

6 / 20
2.6 Pengujian Pembebanan Pada Tiang dengan diameter ≤ 600mm dan ≥ 600mm
- Sebelum pekerjaan pemancangan selesai (disisakan 1 titik pada setiap abutment), dilakukan
pengujian pembebanan pada tiang pancang dengan metode PDA Test
- Pada titik yang akan dilakukan PDA Test, tiang pancang disisakan dengan ketinggian 1,5 m dari
elevasi dasar abutment.
- Dilakukan pengeboran pada lingkaran tiang pancang untuk memasang sensor pembacaan PDA 
Test; dengan diameter, kedalaman bor yang disesuaikan dengan baut sensor.
- Memasang alat sensor pada lingkaran tiang pancang kemudian alat sensor dihubungkan dengan
instrument pembacaan PDA test.
- Pemukulan tiang pancang dilanjutkan sampai tiang pancang mencapai batas beban yang
disyaratkan.
- Besar beban yang diterima tiang pancang dibaca dari instrument monitor PDA test, beban yang
dipukulkan ke tiang pancang minimal harus lebih besar dari beban rencana.

2.7 PEKERJAAN BETON


Pekerjaan beton dapat dilakukan setelah pekerjaan galian dan pemancangan selesai dikerjakan.
Pekerjaan Beton di bedakan menjadi:
a Beton K-125
Beton K-125 menjadi landasan atau lantai kerja untuk Abutment jembatan.
b Beton Sikloop K-175
c Beton K-250
Beton ini dipergunakan pada :
- Abutment, Pier, Sayap Jembatan, Plat Injak 
d Beton K-350
Beton ini dipergunakan pada :
- Girder/Gelagar Jembatan, Lantai Jembatan dan Trotoar Jembatan

2.7a Abutment
- Dikerjakan setelah pekerjaan pemancangan dan pemotongan tiang pancang selesai.
- Melakukan perataan tanah sesuai dengan elevasi dibawah lantai kerja Abutment, diikuti dengan
pemadatan tanah dengan alat Stamper.
- Membuat lantai kerja Abutment dengan beton K125 dengan tebal 10cm dan dimensi (Lebar dan
Panjang) lantai kerja ditambah 10cm pada tiap sisi Abutment.
- Pengadukan beton K125 dilakukan dengan Mollen dengan campuran sesuai dengan spesifikasi.
- Penuangan beton dilakukan secara merata dengan tebal 10cm dan dilakukan finishing
permukaan lantai kerja hingga permukaan lantai kerja rata dan tidak ada genangan air.
- Melakukan pemasangan marking/tanda dengan cat diatas lantai kerja sesuai dengan panjang
dan lebar tapak Abutment.
- Melakukan pemasangan besi yang telah difabrikasi sebelumnya mengikuti marking/tanda yang
telah dipasang diatas lantai kerja.
- Besi dipasang dengan diameter dan jarak yang sesuai dengan gambar kerja, diikat dengan
kawat beton pada setiap pertemuan/persilangan besi.
- Melakukan pemasangan bekisting mengikuti marking/tanda pada lantai kerja dan disokong
dengan skoor kayu dengan jarak yang cukup agar bekisting kuat, kokoh dan tegak.
- Setelah dilakukan pengecekan besi, bekisting, bahan-bahan, peralatan serta tenaga kerja yang
cukup, maka pengecoran dapat dilakukan.
- Setelah dilakukan pengecekan besi, bekisting, bahan-bahan, peralatan serta tenaga kerja yang
cukup, maka pengecoran dapat dilakukan.
- Sesuai dengan bentuk Abutment, maka pengecoran dilakukan dengan 3(tiga) tahap sbb:

7 / 20
TAHAP PENGECORAN ABUTMENT

Tahap III

Tahap II

Tahap I

- Setelah dilakukan pengecekan besi, bekisting, bahan-bahan, peralatan serta tenaga kerja yang
cukup, maka pengecoran dapat dilakukan.
- Pengecoran abutment menggunakan beton K350 dengan komposisi adukan sesuai dengan Job
Mix Design Formula (JMF Beton) yang telah dilakukan sebelumnya.
- Beton digetar dengan penggetar mekanis (Vibrator).
- Penyambungan beton tahap I dan Tahap II dilakukan dengan menggunakan Bonding Agent
(Sika Bon) yang dilumuri diatas permukaan beton lama, sebelum beton baru dituangkan.
- Setelah dilakukan pengecekan besi, bekisting, bahan-bahan, peralatan serta tenaga kerja yang
cukup, maka pengecoran dapat dilakukan.
- Setiap setelah pengecoran selesai selalu dilakukan curing/perawatan beton dengan cara disiram
air atau dengan ditempeli karung goni yang telah dibasahi.
- Pembongkaran bekisting sisi abutment dilakukan setelah minimal 2(dua) hari setelah selesai
pengecoran.

2.7b Pemasangan Rubber Bearing / Elastomerik jenis 3 (400x450x45)


- Setelah pengecoran Tahap II Abutment, dilakukan pemasangan Rubber Bearing yang dicor
diatas kepala Abutment.
- Pemasangan Rubber Bearing ditempatkan pada besi Dowel yang telah dicor pada saat
pengecoran kepala abutment.
- Pemasangan Rubber Bearing diikuti dengan pengecekan elevasi serta center line Rubber Bearing
agar sesuai dengan gambar.

8 / 20
2.7c Girder/Gelagar, Balok Diafragma dan Lantai Jembatan
(Untuk Jembatan Girder/Gelagar Beton)
- Dari gambar dan BOQ diasumsikan girder/gelagar jembatan merupakan girder/gelagar cor
ditempat.
- Sehingga perlu disiapkan gelagar/perancah untuk penyangga beton girder/gelagar, balok 
diafragma serta lantai jembatan.
- Perancah menggunakan batang kelapa yang ditancapkan ditanah diantara 2 (Dua) Abutment.
- Tiang-tiang perancah batang kelapa ini ditancapkan dengan alat Excavator dengan jarak 2 meter
agar dapat menyangga berat beton yang akan dicor (Girder, Diafragma dan Lantai).
- Setelah itu dipasang batang kelapa arah melintang (gelagar melintang) dan batang kelapa arah
memanjang (Gelagar memanjang).
- Setiap pertemuan batang kelapa satu dengan lainnya diperkuat dengan paku lintah atau plat
besi untuk menjaga kekakuan dan kekokohannya.
- Tinggi perancah disesuaikan dengan elevasi girder/gelagar beton ditambah tebal bekisting.

Batang Kelapa

Batang Kelapa jarak 2 meter

- Selanjutnya diatas perancah batang kelapa ini dibuat bekisting lantai girder/gelagar dan
bekisting lantai balok diafragma.
- Untuk menjaga penurunan setelah pengecoran girder/gelagar serta lantai jembatan, maka pada
tengah jembatan dibuat Chamber dengan besar Chamber sesuai dengan perhitungan.
- Melakukan pemasangan besi Girder/gelagar dan balok diafragma yang telah difabrikasi
sebelumnya, dengan diameter dan jarak besi sesuai dengan gambar kerja.
- Melakukan pemasangan bekisting samping girder/gelagar dan balok diafragma diperkuat dengan
skoor dengan jarak yang cukup sehingga bekisting kuat, kokoh, lurus dan tegak.
- Setelah pemasangan bekisting selesai dapat dilakukan pengecoran girder sebatas elevasi bawah
lantai (Lantai di cor setelah pengecoran girder dan balok diafragma).
-
Setelah girder dan balok diafragma dicor, dilanjutkan dengan pemasangan bekisting plat lantai.
- Dilanjutkan dengan pemasangan besi lantai jembatan yang telah difabrikasi sebelumnya.
- Pemasangan Expantion Joint dilakukan setelah pemasangan besi selesai.

9 / 20
- Pemasangan Expantion Joint dilakukan dengan pengelasan angker ke besi lantai diikuti dengan
pengecekan elevasi lantai serta superelevasi centerlaine jalan (As Jembatan).
- Melakukan pengecoran lantai jembatan dengan beton K350.
- Pengecoran dilakukan sekaligus selesai dalam sekali pengecoran sehingga tidak terjadi
sambungan beton (Cool Joint).
- Pemadatan beton dilakukan dengan penggetar mekanis (Vibrator) yang dilakukan merata
sepanjang lantai jembatan.
- Pada permukaan beton lantai dilakukan finishing dengan cara dikasari dengan alat penggaru
khusus.
- Dilakukan perawatan beton (Curing) dengan cara menggenangi lantai dengan air selama 2(dua)
minggu secara terus menerus.

2.7d Trotoar Jembatan


- Pembesian Trotoar jembatan telah dipasang pada saat pemasangan besi lantai jembatan,
selanjutnya dipasang besi untuk tiang-tiang handrailing.
- Selanjutnya dilakukan pemasangan pipa-pipa drainase jembatan dengan pipa galvanis dengan
 jarak sesuai gambar dan dilaskan pada besi trotoar jembatan.
- Pemasangan bekisting trotoar dan diskoor agar bekisting lurus kuat dan kokoh.
- Pengecoran dilakukan dengan menggunakan beton K350.
- Pengecoran dilakukan sampai elevasi trotor, sedangkan pengecoran tiang-tiang handrailing
dilakukan pada tahap berikutnya.

2.7e Handrailing Pipa Galvanis


- Menutup besi tiang handrailing dengan bekisting yang telah difabrikasi sebelumnya.
- Memasang pipa galvanis sesuai spesifikasi dan dilaskan ke besi tiang handrailing.
- Melakukan pengecekan elevasi pipa dan kelurusan pipa galvanis sebelum pengecoran.

ILUSTRASI URUTAN KERJA PENGECORAN JEMBATAN


TAHAP I Pengecoran Girder dan diafragma sampai dibawah lantai

10 / 20
TAHAP II Pengecoran Lantai dan Trotoar

TAHAP III Pengecoran Tiang Beton Handrailing

2.8 Pasangan Batu


- Pekerjaan pasangan batu berfungsi sebagai penahan tanah pada daerah sayap jembatan atau
didaerah timbunan oprit jembatan.
- Komposisi mortar pasangan batu adalah 1 PC : 4 Pasir.
- Pencampuran mortar dilakukan dengan mollen dan dicampur hingga benar-benar homogen.
- Pemasangan mengikuti profil yang telah diukur sesuai dengan gambar.
- Pemasangan batu dilakukan sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan batu terselimuti
mortar.
- Pasangan batu lapis perlapis dengan ketinggian pasangan maksimum 1 meter.
- Lapis berikutnya dilakukan setelah lapis dibawahnya telah kuat/kering.
- Pemasangan batu pada bagian luar (bagian yang terlihat) dengan menempatkan sisi batu yang
dominan datar kearah yang terlihat, sehingga pasangan batu benar-benar lurus dan rata.

11 / 20
2.9 Bronjong
- Pekerjaan Bronjong merupakan pasangan batu kosong yang disusun rapat didalam keranjang
kawat BWG yang berfungsi menahan gerusan air terhadap pondasi/abutment jembatan.
- Keranjang bronjong disusun sedemikian rupa sehingga satu sama lainnya saling mengikat.
- Bahan batu yang dipakai merupakan batu kali atau batu belah dengan ukuran 15 - 30cm yang
disusun rapi dan rapat satu sama lainnya untuk memeinimalkan rongga antar batuan.
- Dinding kawat keranjang diberi pengaku agar dinding keranjang tidak gembung/melendut.
- Setelah keranjang tersisi penuh keranjang ditutup dan tiap sisinya diikat dengan kawat BWG.
- Setelah keranjang lapisan bawah teriisi, dilanjutkan dengan keranjang lapisan berikutnya hingga
sesuai dengan gambar kerja.

2.10 Expantion Joint Type Rubber 3 (celah 42 - 82mm)


- Pemasangan expantion Joint dilakukan setelah pengecoran lantai jembatan selesai dikerjakan
dan sebelum dilakukan pengecoran kepala jembatan.
- Expantion joint dilekatkan didinding lantai dengan melakukan pengeboran untuk selanjutnya
dipasang baut tanam.
- Setelah expantion Joint terpasang dilakukan pengecoran kepala abutment sehingga expantion
 joint terjepit dicelah antara lantai dan kepala abutment.

2.11 Perletakan Elastomerik Jenis 3 (400x450x45)


- Urutan kerja pemasangan Elastomerik telah dijelaskan diatas.

2.12 Papan Nama Jembatan


- Papan nama jembatan umumnya dipasang pada tembok kepala jembatan.
- Papan nama jembatan dibuat dari batu marmer yang diukir nama jembatan.
- Papan nama dipasang terbenam kedalam tembok kepala jembatan.

2.13 Pembongkaran Pasangan Batu dan Beton dan Rangka Baja.


- Pembongkaran pasangan batu dan beton dilakukan dengan alat jack hammer dan alat bantu
pahat beton dan palu 3kg.
- Pembongkaran dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak struktur pasangan batu atau beton
yang tidak perlu dibongkar.
- Besi dari bongkaran beton dipotong dengan gergaji besi, gerinda listrik atau las potong.
- Pembongkaran rangka baja dilakukan dengan alat gerinda, las potong dan alat batu katrol /
Chain block.
- Hasil bongkaran dikumpulkan disuatu tempat yang tidak mengganggu lokasi kerja. Dan
dipisahkan antar tumpukan bongkaran batu dan bongkaran rangka baja.

2.14 Pengangkutan hasil bongkaran yang melebihi 5km.


- Hasil bongkaran yang akan dibuang diangkut dengan excavator kedalam dump truck.
- Dump truck mengangkut hasil bongkaran tersebut ke lokasi yang telah mendapat persetujuan
direksi atau pengawas lapangan.

12 / 20
3.1 TIMBUNAN PILIHAN
- Timbunan pilihan dilakukan untuk membentuk oprit jembatan.
- Material timbunan pilihan diangkut menggunakan Dump Truck ke lokasi pekerjaan.
- Penghamparan dilakukan dengan motor greader dengan ketebalan 20cm setiap lapisnya.
- Pemadatan dilakukan dengan vibro compactor dengan jumlah lintasan 12 kali tiap lapisnya.
- Melakukan pengambilan sand cone test untuk menguji kepadatan timbunan.
- Penghamparan lapis selanjutnya dilakukan bila kepadatan lapis sebelumnya telah memenuhi
syarat kepadatan (90%)
- Selanjutnya dapat dilakukan penghamparan Lapis Pondasi Agregat kelas B

3.2 LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A DAN B

- Material Agregat Kelas A diambil dari quarry yang telah disetujui konsultan/direksi dengan
spesifikasi material yang telah memenuhi syarat.
- Material dipecah dan dicampur di stone crusher yang telah disetujui dengan gradasi yang sesuai
spesifikasi.
- Material diangkut kelokasi pekerjaan dengan Dump Truck.
- Penumpukan dilakukan sepanjang sisi-sisi jalan atau tempat lain dengan meminimalkan ganguan
pengguna jalan.
- Tiap tumpukan diatur dengan jarak tertentu dan dengan volume tumpukan yang cukup untuk 1
(Satu) lapis pondasi agregat Kelas A.
- Penghamparan dilakukan dengan Motor Grader dengan kadar air yang merata untuk seluruh
material.
- Penghamparan dilakukan sedemikian rupa sehingga terhindar segregasi, dengan ketebalan
maksimum 20 cm tiap lapis hamparan.
- Pemadatan dilakukan dengan alat pemadat bergetar (Vibratory Roller) dengan kadar air material
berkisar antara 1 - 3% kadar air optimum.
- Bila pada saat pemadatan terjadi kerusakan atau degradasi, maka pemadatan dapat dilakukan
dengan alat pemadat dengan ban karet.
- Pemadatan dilakukan mulai dari tepi jalan kearah memanjang jalan yang secara bertahap
bergerak kearah sumbu jalan.
- Lokasi yang tidak terjangkau dengan mesin penggilas dilakukan pemadatan dengan alat
Stamper.
- Pengujian kepadatan dilakukan dengan Sand Cone Test dan CBR dengan syarat kepadatan
minimal 100% dari kepadatan kering maksimum Modified. Dan CBR 80%.

13 / 20
ILUSTRASI PEKERJAAN PONDASI AGREGAT KELAS A

Pendatangan dan
penumpukan material

Motor Grader 

 Arah pergerakan Motor Grader 

Vibro Roller 

Water Tank

 Arah pergerakan  Arah pergerakan


Water Tank Vibro Roller 

 Area yang sudah


disiram

14 / 20
3.3 Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat
Untuk lapis aspal resap pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian suatu bahan
pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang terpilih di atas satu lapis pondasi jalan atau
permukaan perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan, untuk menutup permukaan
tersebut yang akan menyediakan adhesi (pelekatan) untuk pemasangan satu lapis permukaan
beraspal seperti Penetrasi Macadam. Lapis Tipis Aspal Beton Panas (Lataston-HRS) atau lapisan
permukaan beraspal lainnya.

Untuk lapis aspal pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian satu lapisan sangat
tipis bahan aspal pengikat yang terpilih di atas satu permukaan yang sudah beraspal sebelumnya
dalam persiapan untuk pemasangan satu lapis permukaan aspal baru.

Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat akan dipilih dari dua jenis aspal semen gradasi
kental (sebagaimana ditetapkan dalam AASHTO M226), diencerkan dengan kerosin (minyak tanah)
dalam perbandingan 80 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal semen, atau seperti
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik atas dasar hasil suatu percobaan yang dilaksanakan dan/atau
susunan (tekstur) permukaan jalan.
Pemilihan lapis aspal resap pelekat :
a. Gradasi kekentalan AC-10 (sama dengan Pen 80/100)
b. Gradasi kekentalan AC-20 (sama dengan Pen 60/70)

 Agregat penutup untuk lapis aspal resap pengikat harus batu pecah alami disaring, selanjutnya
bebas dari partikel-partikel lunak dan setiap lempung, lanau atau zat-zat organik.
Persyaratan gradasi untuk agregat penutup adalah :
a. Tidak kurang dari 95% lolos saringan standar 9,5 mm
b. Tidak lebih dari 2% lolos saringan standar 2,36 mm

Sebelum meletakkan AC-BC, pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan lapis Aspal Resap Pengikat
pada suatu tingkat pemakaian 0,6 l/m² atau tingkat pemakaian yang lain menurut petunjuk Direksi
Teknik.
Pemasangan di atas Permukaan Dengan Lapis Penutup yang ada.
Sebelum memasang AC-BC, permukaan lama harus kering dan disapu bersih dari semua batu lepas
serta bahan-bahan lainnya yang harus dibuang dan disemprot dengan Lapis Aspal Pengikat yang
disemprotkan pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,5 l/m².

Penghamparan dengan menggunakan Mesin


1 Sebelum permulaan Operasi Pengaspalan, Screed pada paver harus dipanaskan, dan campuran
aspal harus dituangkan ke dalam paver pada satu temperatur di dalam batas-batas 140°C -
110°C.

2 Selama operasi paver, campuran aspal akan dihampar dan diturunkan sampai tingkat ketinggian
dan bentuk penampang melintang yang diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan atau
sebagian lebar perkerasan yang praktis.

3 Paver akan dioperasikan pada satu kecepatan yang tidak menyebabkan retak-retak permukaan,
robek-robek atau suatu ketidak teraturan lainnya pada permukaan. Tingkat penghamparan harus
mendapat persetujuan Direksi Teknik, memenuhi persyaratan tebal rencana.

15 / 20
4 Bila suatu segregasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan terjadi, paver tersebut harus
dihentikan dan tidak boleh mulai kerja lagi sampai penyebabnya telah ditemukan dan dilakukan
perbaikan. Bagian-bagian kasar atau bahan-bahan yang terpisah (segregas), harus dikoreksi
dengan penyebaran lines (bagian halus) serta digaruk dengan baik. Akan tetapi, penggarukan
sedapat mungkin dihindarkan, dan partikel-partikel kasar tidak boleh disebarkan di atas
permukaan yang discreed.

5 Harus dijaga supaya campuran tidak terkumpul dan mendingin di tempat sisi hopper atau
dimana saja dalam paver.

6 Bilamana jalan tersebut diperkeras separuh lebar pada satu waktu, perkerasan pada separuh
lebar yang pertama tidak boleh lebih dari 1 kilometer di depan pelapisan separuh lebar yang
kedua.

Secepatnya setelah campuran selesai dihampar dan diratakan, permukaan harus diperiksa dan
ketidak rataan dibetulkan.
Tahap awal penggilasan dan penggilasan akhir akan dilaksanakan dengan mesin gilas roda baja.
Penggilasan kedua atau penggilasan antara akan dilaksanakan dengan mesin gilas ban. Mesin gilas
awal akan beroperasi dengan roda kemudi dekat paver.
Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja dan 6 km/jam
untuk mesin gila ban pneumatic dan akan selalu berjalan selambat mungkin untuk menghindari
pergeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah
penggilasan berbalik secara mendadak yang mungkin mengakibatkan penggeseran campuran.

Penggilasan kedua atau penggilasan antara harus mengikuti sedekat mungkin di belakang penggilas
awal dan akan dikerjakan sementara campuran tersebut masih dalam temperatur yang akan
menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan dilakukan ketika bahan tersebut masih
dalam kondisi yang cukup dapat dikerjakan untuk menghapus / membuang tanda-tanda bekas
injakan mesin gilas.

Ketika menggilas sambungan memanjang, penggilasan awal pertama-tama bergerak ke atas jalur
yang sudah dilapisi permukaan sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm roda kemudi berjalan di
atas ujung perkerasan yang belum dipadatkan. Mesin gilas tersebut akan melanjutkan sepanjang
 jalur ini menggeser posisinya sedikit-sedikit melintang sambungan dengan lintasan berikutnya,
sehingga diperoleh sambungan yang rapih terpadatkan secara menyeluruh.

Penggilasan akan bergerak maju menerus sebagaimana diperlukan untuk mendapatkan pemadatan
yang seragam selama waktu bahwa campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai
semua bekas-bekas injakan mesin gilas serta ketidak teraturan lainnya dihapus. Untuk mencegah
melekatnya campuran tersebut ke mesin gilas, roda-roda tersebut harus selalu dijaga tetap basah,
namun air yang berlebihan tidak diizinkan.

16 / 20
ILUSTRASI PEKERJAAN PENGASPALAN

Pekerjaan Pembersihan kotoran dan debu pada Lapis Pondasi Agr. Kls A
dengan menggunakan Air Compressor.

air compressor

Pekerjaan Prime Coat / Lapis Perekat


dengan menggunakan Asphal Sprayer

asphalt sprayer
lokasi yang telah dilapisi
Lapis Perekat
arah lintasan

Pekerjaan Penghamparan Hotmix AC-BC dan AC-WC

hotmix diloading dari dump truck asphalt finisher

Pekerjaan Pemadatan Hotmix #1


tandem roller
asphalt finisher

17 / 20
Pekerjaan Pemadatan Hotmix #2
tandem roller tyred roller

3.4 Pembuatan Jembatan Kayu sementara


- Jembatan kayu sementara dibuat dilokasi jembatan Aek Tana Ponggol STA 181+000 karena
dilokasi tersbut jembatan existing merupakan jembatan beton dan jembatan baru dikerjakan
dilokasi yang sama dengan jembatan existing.
- Lokasi jembatan sementara dipilih yang paling memungkinkan dengan pertimbangan sebagai
berikut:
1 Tidak mengganggu kegiatan pelaksanaan jembatan.
2 Mempunyai bentang yang paling pendek.
3 Elevasi dasar sungai yang berair dangkal agar mudah pemancangan.
4 Jalan sementara untuk menuju ke jembatan sementara relatif paling pendek dengan
alignment horizontal yang landai.
- Material jembatan kayu sementara ini menggunakan material batang kelapa yang cukup tua
dengan diameter batang 20 - 30 cm.
- Batang kelapa dipakai untuk tiang tegak. Gelagar melintang dan gelagar memanjang, sedangkan
lantai jembatan menggunakan kayu kelapa yang dibelah setebal 10cm.
- Gelagar melintang ditumpukan pada tiang tegak dan dipakukan dengan paku lintah.
- Demikian pula dengan gelagar memanjang ditumpukan ke gelagar melintang dan dipaku dengan
paku lintah.
- Kayu lantai jembatan diletakkan diatas gelagar melintang dan dipaku dengan dirangkai dengan
plat baja yang dipaku.
-
Untuk stabikitas jembatan pada bagian tiang tegak diberi skoor arah memanjang dan melintang.

18 / 20
Jembatan sementara

Jembatan yang akan dibangun

3.5 Pemindahan jembatan Bailey


- Pada penggantian 9 unit jembatan di kab. Samosir ini sebagian besar jembatan existing adalah
 jembatan Bailey.
- Jembatan Bailey existing ini akan dipindahkan menjadi jembatan sementara selama pelaksanaan
pekerjaan.
- Langkah awal adalah membuat podasi jembatan sementara dilokasi yang tidak menggangu
pekerjaan. Pondasi dibuat dari pasangan batu kali atau Bronjong.
- Jembatan Bailey diangkat menggunakan Crane dengan melepaskan ikatan-ikatan dari
pondasinya.
- Secara bertahap Bailey digeser bertahap menuju lokasi jembatan sementara dan ditumpukan ke
pondasi yang telah dibuat sebelumnya.

19 / 20
3.6 Marka Jalan Thermoplastik 

- Usulan bahan atau material untuk Marka Jalan sudah harus mendapat persetujuan dari Direksi
atau Pengawas baik dari segi jenis, karakteristik, warna dan persyaratan lainnya.
- Memasang rambu lalu lintas di lokasi pengecatan marka agar cat basah tidak terinjak oleh
kendaraan yang lewat, serta pengaman bagi pekerja dan peralatan dari kendaraan.
- Pembersihan lokasi Marka dilakukan dengan alat Air Compressor agar lokasi bersih dari kotoran,
air, debu, tanah dan lain-lain.
- Selanjutnya dilakukan pemasangan bentuk marka yang akan dikerjakan meliputi dimensi
centerline, jarak antara marka, jari-jari lengkungan dan warna marka.
- Pengecatan dilakukan dengan menggunakan mesin pengecat yang ditarik dengan pick up.
- Ketebalan pengecatan harus mengikuti spesifikasi dan area pengecatan harus dalam kondisi
kering agar cat melekat sempurna di aspal.
- Marka yang telah dicat tetap dijaga dan dilindungi dari arus lalu lintas sampai mengering.
- Setelah kering pekerjaan dilanjutkan kelokasi selanjutnya.

ILUSTRASI PEKERJAAN MARKA JALAN

20 / 20

Anda mungkin juga menyukai