Disusun Oleh:
Kelompok 5
TK 2 A
Perdarahan pasca partum dikategorikan sebagai primer (sejak lahiran sampai 24 jam
pasca partum) atau sekunder (24 jam sampai 6 minggu pasca partum. Pada perdarahan pasca
partum primer kehulangan darah dan angka morbilitas lebih besar serta lebih serin terjadi.
2 Definisi Perdarahan
Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum pelahiran telah disebut dengan
berbagai istilah, yaitu solusio plasenta, abruptio placentae, dan di britana raya,
perdarahan aksidental.
Perdarahan akibat solusi plasenta umumnya menyusup diantara membran plasenta dan
uterus , dan akhirnya keluar melalui serviks, menyebabkan perdarahan eksternal . yang lebih
jarang, darah tdak berhasil keluar, tetapi tertahan diantara plasenta yang terlepas dan uterus,
menyebabkan perdarahan terselubung .solusio plasenta dapat total atau parsial. Perdarahan
terselubung jauh lebih berbahaya bagi ibu dan janin. (chang dkk,2001)
6 Faktor Resiko
7 Faktor Predisposisi
Distensi berlebihan pada uterus (kehamilan kembar, polihidramnion, atau bayi besar
Induksi oksitoksin atau augmentasi
Persalinan dan pelahiran cepat atau presipitatus
Kala satu dan dua persalinan yang memanjang
Grand Multiparitas
Riwayat atoni uterus/perdarahan pascapartum pada saat melahirkan anak sebelumnya
Penggunaan agens relaksan uterusj, seperti magnesium sulfat dan terbutalin
8 ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP IBU POST PARTUM BERHUBUNGAN
DENGAN PERDARAHAN
Pengkajian
Identitas : Sering terjadi pada ibu usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun
Keluhan utama : Perdarahan dari jalan lahir, badan lemah, limbung, keluar keringat dingin,
kesulitan nafas, pusing, pandangan berkunang-kunang.
Riwayat kehamilan dan persalinan : Riwayat hipertensi dalam kehamilan, preeklamsi / eklamsia,
bayi besar, gamelli, hidroamnion, grandmulti gravida, primimuda, anemia, perdarahan saat
hamil. Persalinan dengan tindakan, robekan jalan lahir, partus precipitatus, partus lama/kasep,
chorioamnionitis, induksi persalinan, manipulasi kala II dan III.
Pengkajian fisik :
Tanda vital :
Rencana keperawatan :
Catat perubahan warna kuku, mukosa bibir, gusi dan lidah, suhu kulit
Tindakan kolaborasi :
Monitor kadar gas darah dan PH ( perubahan kadar gas darah dan PH merupakan tanda
hipoksia jaringan )
Berikan terapi oksigen (Oksigen diperlukan untuk memaksimalkan transportasi sirkulasi jaringan
).
Rencana tindakan :
R/ Informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dan takut yang tidak diketahui
R/ Cemas yang berkepanjangan dapat dicegah dengan mekanisme koping yang tepat.
Resiko infeksi sehubungan dengan perdarahan
Tujuan : Tidak terjadi infeksi ( lokea tidak berbau dan TV dalam batas normal )
Rencana tindakan :
Catat adanya tanda lemas, kedinginan, anoreksia, kontraksi uterus yang lembek, dan
nyeri panggul
Perhatikan kemungkinan infeksi di tempat lain, misalnya infeksi saluran nafas, mastitis
dan saluran kencing
resiko infeksi.
6) Tindakan kolaborasi
Rencana tindakan :
5) Kolaborasi dalam:
(5) Evaluasi
Pernafasan : 20 – 24 x/menit
Suhu : 36 – 37 oc
Penkes
Cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya Perdarahan Post Partum adalah
memimpin kala II dan kala III persalinan secara legeartis. Apabila persalinan diawasi
oleh dokter spesialis obstetric-ginekologi ada yang menganjurkan untuk memberikan
suntikan ergometrik secara IV setelah anak lahir, dengan tujuan untuk mengurangi
perdarahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA