Anda di halaman 1dari 19

TM 6005

TEKNIK PRODUKSI LANJUT

Tugas 4

Name : Jalest Septiano (22219007)

Lecturer : Dr. Amega Yasutra, ST., MT

Date of Submission : 11 November 2019

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2019
Nodal Analysis using Vogel Equation

From the Well Test Data:


 Reservoir Pressure (Pr) = 1734 psia
 Bottom hole Flowing Pressure (Pwf) = 1350 psia
 Production Rate (Q) = 500 STB/D
 Kedalaman sumur (ft-TVD) = 3200 ft
 Top perforasi (ft-TVD) = 2968 ft
 Wellhead Pressure (Pwh) = 250
 ID tubing (in) = 3.068 in
 ID casing (in) = 6.538 in
 Penurunan tekanan reservoir = 4 % / tahun
 Bubble Point Pressure = 873.277 psi
 GOR, Scf/Stb = 200 Scf/Stb

Answer
Diketahui bahwa pada sumur – 1 memiliki tekanan reservoir diatas tekanan bubble point dengan
water cut sebesar 0 % sehingga untuk mendapatkan IPR dilakukan cara-cara sebagai berikut :

𝑄 500
𝐽= = =1.3 STB/D/Psi
𝑃𝑠−𝑃𝑤𝑓 1734−1350

Qb = J (Pr – Pb) = 1.3 x (1734 – 873.277) = 1120.7 STB/D

𝐽 𝑥 𝑃𝑏 1.3 𝑥 873.277
𝑄 𝑚𝑎𝑥 = 𝑄𝑏 + = 1120.7 + = 1752 STB/D
1.8 1.8

𝑝𝑤𝑓 𝑝𝑤𝑓 2
𝑄𝑜 = (𝑄𝑜𝑚𝑎𝑥 − 𝑄𝑏) 𝑥 (1 − 0.2 ( ) − 0.8 ( ) ) + 𝑄𝑏
𝑝𝑏 𝑝𝑏

500 500 2
𝑄𝑜 = (1752 − 1120.7) 𝑥 (1 − 0.2 ( ) − 0.8 ( ) ) + 1120.7
873.277 873.277
= 1514.1 𝑆𝑇𝐵/𝐷

3
Berikut merupakan tabulasi hasil perhitungan IPR yang dlakukan dengan menggunakan software
PROSPER.

Gambar 1. Tabulasi hasil perhitungan IPR sumur - 1

4
Gambar 2. IPR sumur - 1

Selanjutnya dengan mendapatkan nilai Qmax maka dapat dilakukan rekonstruksi IPR dan TPR
dengan data sumuran yang ada. Dalam hal ini digunakan outlet pressure pada wellhead 250 psi
dengan ID tubing yaitu sebesar 3.068 in. Maka dari nodal analisis di dasar sumur menggunakan
software Prosper didapatkan tabulasi data dan plot grafik sebagai berikut.

5
Tabel 1. Tabulasi nodal analisis sumur - 1

Gambar 3. Nodal analisis sumur - 1

6
Dapat dilihat bahwa pada hasil nodal analisis didapatkan Qopt sumur - 1 sebesar 784 STB/D
Selanjutnya dengan melakukan sensitivitas tekanan reservoir dengan asumsi penurunan tekanan
pertahun sebesar 4% maka didapatkan hasil sebagai berikut.

Gambar 4. Sensitivitas tekanan reservoir nodal analisis sumur - 1

Dapat dilihat bahwa berdasarkan sensitivitas penurunan tekanan reservoir, pada tahun 6 dengan
menggunakan tubing 3.068 in, sumur sudah tidak dapat mengalirkan fluida produksi. Dalam
menjaga agar sumur tetap berproduksi, maka dilakukan pemasangan gas lift pada sumur – 1.
Pemasangan gas lift dilakukan bukan pada tahun 6 (saat sumut mati) namun pada tahun
sebelumnya yaitu tahun 5. Hal ini memungkinkan karena pada tahun 5, besarnya Qoil yang
dihasilkan dengan menggunakan tubing 3.068 in dan outlet pressure 250 psi yaitu sebesar 78.6
STB/D. Dengan mengikuti konsep laju optimum produksi, nilai laju produksi minyak ini sudah

7
berada dibawah laju optimum sebesar 20 % dari Qmax oil. Sehingga paemasangan gas lift
dilakukan pada awal tahun 5. Berikut merupakan hasil laju alir yang dihasilkan pada masing-
masing tahun dengan menggunakan ukuran tubing 3.068 in dan outlet pressure 250 psi.

Tahun Pr, psi Qo max, STB/D Qo, STB/D


0 1734 1752 784
1 1664,64 686.6
2 1595,28 585/5
3 1525,92 461.2
4 1456,56 278.2
5 1387,2 1300.6 78.6
6 1317,84 0
7 1248,48 0
8 1179,12 0
9 1109,76 0

Tabel 2. Tabulasi nodal analisis sumur - 1

Sekarang telah diketahui bahwa pada tahun ke 5 akan dilakukan instalasi continuos gas lift.
Software PROSPER digunakan untuk melakukan analisa gas lift. Qmax yang diambil sebesar 1300
stb/d mengacu paa AOF pada sumur - 1 pada tahun ke 5 Asumsi maksimum kedalaman injeksi
dipilih pada kedalaman 2848 ft TVD kurang dari 100 ft mengacu pada kedalaman top perforasi
sebesar 2948 ft TVD. Selanjutnya dilakukan analisa gas lift dengan data – data pompa dan valve
gas lift sebagai berikut.

Q max : 1300 stb/d


Maximum gas available : 1 mmscf/d
Maximum gas during unloading : 1 mmscf/d
Flowing top node pressure : 250 psig
Unloading top node pressure : 250 psig
Operating injection pressure : 800 psig

8
Kickoff injection pressure : 800 psig
Desired dp across valve : 200 psig
Maximum depth of injection : 2848 ft
Water cut : 0
Static gradient of load fluid : 0.465 psi/ft
Total GOR : 800
Maximum port size : 53
Minimum transfer dp : 25 psi

Gambar 5. Gas lift performance curve sumur - 1

9
Gambar 6. Analisa gas lift design sumur – 1

Gambar 7. Analisa kedalaman valve gas lift sumur – 1

10
Tabel 3. Tabulasi analisa kedalaman valve gas lift sumur - 1

Berdasarkan analisa menggunakan software PROSPER dengan asumsi maksimum gas injection
rate sebesar 2 mmscf/d diketahui bahwa besarnya liquid rate yang didapatkan sebesar 945.3 stb/d
dengan injected gas rate yang dibutuhkan sebesar 0.97663 mmscf/d. Besar q injeksi ini dinyatakan
sebagai 1 injeksi gas optimum karena pada walaupun dengan menambahkan q injeksi gas,
pertambahan laju produksi yang didapatkan tidak terlalu signifikan sehingga akan tidak efektif jika
dilakukan injeksi melebihi nilai q injeksi yang didapatkan. Hal ini juga dapat dilihat pada
perubahan slope yang tidak terlalu mencolok pada q injeksi gas di atas 0.97663 mmscf/d. Tekanan
injeksi yang dibutuhkan sebesar 650 psi. Valve gas lift yang digunakan untuk mendapatkan
parameter diatas terdiri dari 4 valve yang berupa 3 valve unloading dan 1 valve operating. Valve
unloading 1 pada kedalaman 1133.86 ft, valve unloading 2 pada kedalaman 1968.96 ft, valve
unloading 3 pada kedalaman 2552.52 ft dan operating valve pada kedalaman 2848 ft. Valve
unloading 1, 2, dan 3 digunakan untuk mengangkat killing fluid yang ada pada tubing sedangakan
operating valve digunakan untuk mengangkat fluida produksi. Data dari valve opening pressure,
valve closing pressure, dome pressure, test rack opening pressure, opening CHP, dan closing CHP
disajikan pada Tabel 3. diatas. Secara teoritis perbedaan tekanan 1 psi pun sudah dapat membuka
valve atau dengan perbedaan -1 psi pun sudah dapat menutup valve namun angka yang dipilih
adalah perbedaan tekanan harus berada diatas atau lebih dari 30 psi dikarenakan untuk safety factor
range dikarenakan kondisi lapangan terutama tekanan pada sumur ataupun compressor yang

11
dinamis yang dapat berubah setiap waktu sehingga butuh range yang aman untuk memastikan
valve benar-benar terbuka ataupun benar-benar tertutup.
Besarnya qgas injeksi optimum yang dibutuhkan berdasarkan hasil simulasi menggunakan
software PROSPER sebesar 0.97663 mmscf/d. Berdasarkan data GOR reservoir yang ada
diketahui yaitu sebesar 200 scf/stb. Sehingga pada produksi tahun 5 besarnya qgas yang
terproduksi hanya 0.0015 mmscf/d sedangakan untuk mencapai liquid rate yang diharapakan
dibutuhkan ketersediaan gas sebesar 0.97663 mmscf/d. Dalam memenuhi kebutuhan ini maka
perlu adanya suplai gas dari sumur lain.
Setelah dilakukan desain gas lift optimum maka untuk mengetahui bagaimana kemampuan desain
gas lift saat ini saat digunakan pada tahun – tahun produksi berikutnya dengan penurunan tekanan
reservoir sebesar 4 % per tahun. Dilakukan sensitivitas tersebut dan didapatkan hasil seperti
berikut :

Gambar 8. Tabulasi nodal analisis sumur gas lift - 1 @ Pr : 1387.2 psi

12
Gambar 9. Tabulasi nodal analisis sumur gas lift - 1 @ Pr : 1317.8 psi

13
Gambar 10. Tabulasi nodal analisis sumur gas lift - 1 @ Pr : 1248.5 psi

Gambar 11. Tabulasi nodal analisis sumur gas lift - 1 @ Pr : 1179.1 psi

14
Gambar 12. Tabulasi nodal analisis sumur gas lift - 1 @ Pr : 1109.8 psi

Gambar 13. IPR sumur gas lift - 1

15
Berdasarkan hasil pada nodal analisis pada tahun – tahun setelah pemasangan gas lift dengan spesifikasi
yang telah di dapatkan melalui software PROSPER, menunjukan masih adanya produksi sampai tahun ke
9 produksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan gas lift dengan desain yang telah dipaparkan
dapat diterapakan pada sumur -1.

Sensitivitas GLR injeksi

Besarnya GLR injeksi mempengaruhi laju produksi minyak dengan artificial lift gas lift. Semakin besar glr
injeksi akan meningkatkan laju produksi minyak yang didapatkan. Karena semakin besar GLR injeksi akan
membuat aliran multiphase fluida akan menjadi churn flow dan minyak yang statis dalam lubang bor akan
mudah naik ke permukaan. Dengan gas lift injection rate sebesar 0.97663 mmscf/d pada tekanan reservoir
sebesar 1387.2 psi maka dilakukan sensitivitas GLR injected sebagai berikut dan dipatkan q oil sebagai
berikut.

GLR Injected, scf/stb Q oil, stb/d


50 440.1
100 636.7
200 805.8
400 901.7
800 933.5
1000 943.5
2000 971
5000 973.3
10000 850.9
20000 650.6

Tabel 4. Sensitivitas GLR injected sumur – 1

Semakin besar GLR injeksi yang digunakan maka akan meningkatkan laju produksi sampai pada titik
tertentu. Hal ini karena apabila semakin besar GLR injeksi maka akan menyebabkan aliran churn flow yang
diharapkan, akan berubah menjadi annular flow sehingga gas akan mengalami by pass dan mendahului
minyak tanpa bisa mendorong minyak. Dapat dilihat bahwa besarnya GLR injected sebesar 2000 scf/stb
sudah menghasilkan q oil yang optimum sebesar 971 stb/d. penambahan GLR injected menjadi 5000 scf/stb
hanya akan menambahkan laju produksi minyak yang tidak signifikan sehingga hanya percuma untuk
meningkatkan GLR injected. Sehingga dari grafik sensitivitas dapat dipilih GLR injected sebesar 2000
scf/stb

16
1200

1000

800
Q oil, STB/D
600

400

200

0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
GLR Injected, Scf/Stb

Gambar 14. Sensitivitas GLR injected sumur – 1

Sensitivitas SG gas

Prinsip dari penggunaan gas lift adalah untuk menurunkan hydrostatic head dari minyak sehingga minyak
dapat lebih mudah untuk mengalir ke permukaan. Sehingga penggunaan densitas gas yang tepat diperlukan
agar efek hidrostatik dapat dikurangi dan membuat minyak dapat terproduksi. Dalam hal ini dilakukan
sensitivitas densitas gas injeksi yang digunakan. Berikut merupakan hasil sensitivitas yang didapatkan.

SG Gas Q oil, stb/d


0.6 951.8
0.65 950.2
0.7 948.5
0.75 946.8
0.8 945
0.9 941.1

Tabel 5. Sensitivitas SG gas injeksi sumur – 1

Pengaruh penambahan SG gas injeksi akan mengurangi laju produksi karena efek dari gas untuk
mengurangi hidrostatik head menjadi berkurang. Walaupun dapat dilihat bahwa sensitivitas SG gas injeksi
tidak terlalu berpengaruh pada laju produksi minyak, karena naik turun hasil sensitivitas kurang dari 10
stb/d.

17
1000
900
800
700
Q Oil, STB/D 600
500
400
300
200
100
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
SG Gas

Gambar 15. Sensitivitas SG gas injeksi sumur – 1

18
Kesimpulan

1. Konfigurasi desain gas lift pada sumur - 1 yang dibutuhkan agar mendapatkan laju produksi
optimum sebesar 945.3 stb/d adalah :
- Q injection : 0.97663 mmscf/d
- Injection pressure : 650 psi
2. Jumlah valve gas lift yang digunakan pada desain sumur - 1 terdiri dari 4 valve dengan rincian
:
- Valve unloading 1 : 1133.86 ft
- Valve unloading 2 : 1968.96 ft
- Valve unloading 3 : 2552.52 ft
- Valve operating : 2848 ft
3. Semakin besar densitas gas injeksi yang dipakai maka akan mengurangi laju produksi.
4. Semakin besar GLR injeksi yang digunakan maka akan meningkatkan laju produksi sampai
pada titik tertentu.

19

Anda mungkin juga menyukai