PEMBAHASAN
264
265
Formasi Shale oil dan gas memiliki beberapa karakteristik, yaitu: memiliki
heterogenitas yang tinggi, matriks porositasnya yang sangat rendah ,
permeabilitasnya yang sangat rendah dan mempunyai ketebalan lapisan yang
tebal.
Shale oil dan gas termasuk migas nonkovensional, karena shale oil dan
gas adalah minyak dan gas bumi yang terkandung dalam batuan induk itu sendiri
maupun yang telah bermigrasi dan berkumpul pada batuan lainnya (reservoir)
yang berdekatan, dengan karakteristik permeabilitas rendah-sangat rendah. Untuk
memproduksi migas nonkonvensional diperlukan teknologi tinggi dan biaya yang
lebih besar, yaitu teknologi produksi tersier (tertiary oil recovery) dengan cara
pemboran horizontal (horizontal drilling) tetapi untuk dapat mengoptimal
produksi dilakukan pemboran multilateral (multilateral drilling) hal ini
dikarenakan pada reservoir shale oil dan shale gas mempunyai ketebalan lapisan
yang tebal karena terdapat pada batuan induk, kemudian pembuatan rekahan
dengan cara menembakkan fluida campuran air dan zat kimia dalam lapisan target
(hydraulics fracturing) sehingga minyak dapat dialirkan melalui rekahan-rekahan
tersebut dan dipompa ke atas permukaan.
saat ia masih berada dibawah permukaan secara in situ, lalu likuid yang dihasilkan
akan dipompa ke permukaan.
Didalam identifikasi dan evaluasi keterdapatan shale gas dan oil,
diperlukan eksplorasi geologi, geokimia, dan geofisika. Pada penelitian ini,
pendekatan untuk identifikasi keterdapatan shale gas dan oil dapat dilihat saat
melakukan operasi pengeboran dengan cara coring, menganalisa kuantitas TOC,
menganalisa thermal maturity (rock eval, vitrinite reflektan) dan well logging
ECS (Elemental Capture Spectroscopy).
Pada well log ECS menggunakan prinsip capture gamma ray spektroskopi
neutron-diinduksi, sonde ECS menentukan hasil elemental relatif dengan
mengukur sinar gamma yang dihasilkan ketika neutron menabrak suatu formasi
dan kehilangan energi dan mereka tersebar, kehilangan energy terbesar apabila
bertabrakan dengan hidrogen. Pada log ini dapat mengidentifikasi kandungan
komposisi mineral batuan untuk dapat menganalisa brittleness index dari suatu
lapisan formasi batuan. Brittleness Index ini digunakan untuk mengetahui tingkat
kerapuhan suatu batuan yang ditembus, sehingga dapat diketahui dan
diidentifikasi pada kedalaman lapisan yang akan digunakan untuk melakukan
pemboran lubang multilateral dan dilakukan hydraulic fracturing pada formasi
shale. Pada hasil pembacaan log ini menjelaskan bahwa Semakin kecil nilai
gamma ray yang terbaca pada hasil well log ECS di suatu interval kedalaman
lapisan batuan, maka semakin kecil juga komposisi mineral quartz yang
terkandung di dalam suatu batuan tersebut, sehingga nilai brittleness (kerapuhan)
index semakin kecil dan mengidentifikasikan bahwa pada lapisan tersebut
merupakan formasi yang ductile (ulet). Sedangkan, jika nilai gamma ray tinggi,
maka kandungan komposisi mineral quartz lebih besar, sehingga nilai brittleness
index semakin besar dan mengidentifikasikan formasi yang rapuh.
6.2. Perencanaan Pemboran Sumur Multilateral
Pemboran multilateral sangat baik diterapkan pada reservoir shale oil dan
shale gas, hal ini dikarenakan pada reservoir unconventional ini mempunyai
ketebalan yang sangat besar sehingga untuk mengoptimal produksi pemboran
268
b. Kedudukan KOP terletak pada jarak yang cukup dibawah casing shoe untuk
menghindari terjadinya gesekan.
269
target yang dangkal memerlukan DABU yang lebih besar. DABU yang besar
memerlukan konfigurasi drill string dan peralatan khusus seperti yang digunakan
seperti yang digunakan dalam pemboran sumur tipe short radius radial system
dan medium radius radial system, dimana pemboran dengan DABU lebih besar
mengalami kesulitan dalam mengontrol sudut arah disamping adanya batasan
casing yang digunakan.
Dalam pemboran horizontal, perencanaan rangkaian drill string harus
diperhatikan gaya- gaya yang bekerja pada bagian pertambahan sudut dan bagian
horizontal. Gaya tersebut ada 3, yaitu:
a. Torsi merupakan beban putar yang diakibatkan saat memutar rangkaian pipa
bor.
b. Drag merupakan beban lelah dari rangkaian pipa bor akibat pengaruh gesekan
antara rangkaian pipa bor dengan dinding lubang bor.
c. Buckling merupakan beban tertekuknya pipa pada sudut lubang yang
terbentuk sangat besar sehingga rangkaian pipa pemboran akan melengkung
pada bagian pertambahan sudut.
Untuk mengatasi besarnya torsi, drag, dan buckling yang terjadi antara
rangkaian pipa bor dengan dinding lubang bor, maka digunakan pipa khusus yaitu
pipa fleksibel/ Compressive Strength Drill Pipe (CSDP). Pipa jenis ini
ditempatkan pada bagian pertambahan sudut agar tidak terjadi kontak yang
berlebihan dengan dinding lubang bor dan pada bagian horizontal digunakan
Heavy Weight Drill Pipe (HWDP) untuk mendapatkan beban bit.
6.3. Perencanaan Well Completion Pada Sumur Multilateral
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan komplesi
sumur yaitu kekompakan batuan, jumlah lapisan produktif, produktivitas index,
sifat fluida formasi, kemungkinan pemakaian artificial lift dan kemungkinan
operasi treatment dan workover.
Pada perencanaan komplesi sumur, dibagikan menjadi tiga yaitu formation
completion, tubing completion dan well head completion. Yang membedakan
komplesi sumur antara pemboran horizontal dan pemboran vertikal terdapat pada
formation completion. Yaitu jika pada pemboran vertikal formation
271
completionnya adalah open hole, perforated, dan sand exclusion. Sedangkan pada
sumur multilateral menggunakan jenis komplesi yang sama dengan sumur
horzontal yaitu open hole, slotted liner, liner with partial isolation, dan cemented
and perforated liner.
Open hole completion merupakan komplesi sumur yang biasanya dipakai
untuk sumur horizontal short radius, atau medium radius dan juga harus
dipastikan bahwa formasi tersebut merupakan formasi yang kompak sehingga
tidak akan terjadi collapse. Keuntungan dari komplesi sumur ini adalah biayanya
yang murah, tetapi kekurangannya adalah sedikitnya alat pengontrol produksi
sehingga akan sulit dalam mengontrol problem produksi.
Slotted liner completion digunakan pada formasi yang lemah, tujuan
utama dari pemakaian slotted liner dalam sumur horizontal adalah untuk menjaga
lubang bor dari runtuhnya formasi produktif dan memberikan jalan untuk
memasukkan beberapa alat seperti coilled tubing dalam sumur horizontal.
Komplesi ini tidak digunakan jika terdapat problem kepasiran, karena pasir pasir
akan menyumbat slotted liner atau ikut terproduksikan.
Terdapat tiga jenis liner yaitu perforated liner, slotted liner dan prepacked
liner. Perforated liner adalah liner yang diperforasi dipermukaan. Slotted liner
adalah liner yang memiliki ukuran panjang dan lebar serta kemiringan tertentu.
Maksud dari perbedaan ukuran panjang lebar dan kemiringan adalah untuk
mengurangi atau membatasi produksi pasir. Sedangkan prepacked liner adalah
liner yang didalamnya dimasukkan resin yang tercampur oleh pasir sehingga
terbentuk semacam gravel pada liner, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
produksi pasir.
Liner with partial isolation completion adalah liner yang dipasang packer
pada beberapa bagian dengan fungsi untuk menutup beberapa bagian formasi agar
dapat mengontrol zona produksi di sepanjang bagian horizontal. Selain
menggunakan packer, dapat digunakan semen.
Cemented and perforated liners completion merupakan teknologi yang
terbaru yaitu dengan melakukan pekerjaan semen pada liner horizontal dan
melakukan pembolongan dengan perforasi. Penggunaan komplesi sumur tipe ini
272
diterapkan pada zona yang tidak kompak. Untuk jenis reservoir non konvensional
seperti reservoir shale oil dan shale gas ini, well completion jenis slotted liner
with cemented and perforated ini merupakan komplesi sumur yang digunakan.
Hal ini dikarenakan untuk menghindari terjadi collapse pada dinding lubang bor
karena trayek pemboran horizontal yang ditempuh sangat panjang, dan juga untuk
mengisolasi zona produksi pada masing-masing stage yang dilakukan hydraulic
fracturing (multi fracturing) agar minyak dan gas yang diproduksikan dari
reservoir tersebut tidak mengalir pada annulus antara liner dengan dinding lubang
bor.
Perbedaan komplesi pada sumur reservoir shale oil dan gas ini
dibandingkan reservoir konvensional pada umumnya adalah setelah diperforasi
hidrokarbon tidak langsung mengalir ke dalam sumur seperti pada reservoir
konvensional pada umumnya. Namun, pada reservoir shale oil dan gas ini harus
dilanjutkan dengan perekehan hidrolik untuk membuka jalan agar dapat
memperbesar permeabilitas sehingga hidrokarbon non konvensional ini dapat
mengalir ke dalam sumur.
6.4. Hydraulic Fracturing Pada Reservoir Shale Oil dan Gas
Hydraulic fracturing merupakan salah satu metoda stimulasi sumur
dengan cara menginjeksikan fluida peretak ke dalam formasi dengan tekanan
injeksi yang lebih besar dari tekanan rekahnya sehingga diharapkan terbentuk
rekahan. Fluida perekah yang diinjeksikan harus disertai dengan material
pengganjal (proppant) yang berfungsi sebagai penyangga rekahan agar rekahan
yang terbentuk tidak menutup kembali dan aliran fluida yang melalui proppant
yang berpermeabilitas besar dapat memperkecil kehilangan tekanan terhadap
aliran tersebut. Metoda hydraulic fracturing dapat digunakan hingga radius > 10 ft
dari lubang sumur, pada formasi dengan permeabilitas rendah, atau sedang hingga
tinggi dengan kerusakan formasi yang signifikan.
Hydraulic fracturing dilakukan dengan tujuan untuk menaikan
produktivitas, terutama pada formasi dengan permeabilitas kecil dan untuk
menghilangkan formation damage, untuk permeabilitas kecil dan besar. Dalam
273