Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPURTER


MODUL III
“KONFIGURASI ROUTER”

Disusun Oleh :

TANGGAL PRAKTIKUM : SELASA, 03 Mai 2016


NAMA : ALI MAKKI
NRP : 130631100015
KELAS : A1
DOSEN PENGAMPU : MEDIKA RISNASARI, MT.

Disetujui : Bangkalan, …………………

(Rachmad Nurhidayat)
12.04.111.00064

LAB TERPADU L.3


JURUSAN PENDIDIKAN INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
T.A. 2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Router sering dipakai untuk menghubungkan jaringan antar lembaga


atau perusahaan yang masing-masing telah memiliki jaringan dengan
network id yang berbeda. Contoh lainnya yang saat ini populer adalah ketika
perusahaan anda akan terhubung ke internet. Maka router akan berfungsi
mengalirkan paket data dari perusahaan anda ke lembaga lain melalui
internet, sudah barang tentu nomor jaringan anda akan bereda dengan
perushaaan yang anda tuju.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum modul 3 ini adalah :

1. Memahami konsep router dan routing.


2. Mampu menggunakan simulator untuk mensimulasi kondisi
sebenernya.
3. Mampu menggunakan perintah-perintah untuk administrasi router

BAB II
DASAR TEORI
2.1. ROUTER
Router adalah perangkat jaringan yang bekerja pada layer 3 OSI
(network layer) dan dapat menghubungkan dua atau lebih jaringan yang memiliki
subnet berbeda. Router juga berfungsi sebagai pengatur arus lalu lintas jaringan
dan memiliki tugas sangat vital dalam menentukan kondisi sebuah jaringan. Jadi
fungsi router, secara mudah dapat dikatakan, menghubungkan dua buah jaringan
yang berbeda, tepatnya mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai
network yang diharapkan. Dalam implementasinya, router sering dipakai untuk
menghubungkan jaringan antar lembaga atau perusahaan yang masing-masing
telah memiliki jaringan dengan network id yang berbeda. Contoh lainnya yang saat
ini populer adalah ketika perusahaan anda akan terhubung ke internet. Maka
router akan berfungsi mengalirkan paket data dari perusahaan anda ke
lembaga lain melalui internet, sudah barang tentu nomor jaringan anda akan bereda
dengan perushaaan yang anda tuju.
Jika sekedar menghubungkan 2 buah jaringan, sebenarnya anda juga
dapat menggunakan pc berbasis windows NT atau linux. Dengan memberikan 2
buah network card dan sedikit setting, sebenarnya anda telah membuat router
praktis. Namun tentunya dengan segala keterbatasannya.
Di pasaran sangat beragam merek router, antara lain baynetworks, 3com dan
cisco. Modul kursus kita kali ini akan membahas khusus cisco. Mengapa ?
karena cisco merupakan router yang banyak dipakai dan banyak dijadikan
standar bagi produk lainnya.

2.2 ROUTING
 Adalah sebuah proses pemindahan paket dari satu jaringan IP ke jaringan IP
yang lain.
 Routing merupakan sebuah mekanisme yang digunakan untuk mengarahkan
dan menentukan jalur yang akan dilewati paket dari satu device ke device
yang berada di jaringan lain.

Protocol Routing hanya digunakan oleh device yang bertindak sebagai


Router. Salah satu fungsi Router adalah menentukan jalur yang akan digunakan untuk
melewatkan paket dari satu jaringan ke jaringan lain. Sedangkan proses pemindahan
paket dari satu interface ke interface lain dikenal dengan istilah switching.
Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke
jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router-
router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah
algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket
IP dari system ke system lain.
Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP tidak megnetahui jalur
keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP
address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan. Router
dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN sehingga trafik yang
dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan dengan baik dari trafik yang
dibangkitkan oleh LAN yang lain. Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan
router, setiap LAN dianggap sebagai subnetwork yang berbeda. Merip dengan bridge,
router dapat dihubungkan network interface yang berbeda.
Router terletak pada Layer 3 dalam OSI, router hanya perlu mengetahui Net-Id
(nomor jaringan) dari data yang diterimanya untuk diteruskan ke jaringan yang
dituju. Cara kerjanya setiap paket data yang datang, paket data tersebut dibuka lalu
dibaca header paket datanya kemudian mencocokan atau membandingkan ke
dalam table yang ada pada routing jaringan dan diteruskan ke jaringan yang dituju
melalui suatu interface. Untuk mengetahui network mana yang akan dilewatkan
router akan menambahkan (Logical AND) Subnet Mask dengan paket data tersebut.
Algortima routing untuk host Proses routing yang dilakukan oleh host cukup
sederhana. Jika host tujuan terletak di jaringan yang sama atau terhubung
langsung. IP datagram dikirim langsung ke tujuan. Jika tidak, IP datagram
dikirm ke default router. Router ini yang akan mgnatur perngiriman IP
selanjutnya, hingga sampai ke tujuannya. Dalam suatu table routing terdapat :
1. IP address tujuan
2. IP address next hop router (gateway)
3. Flag, yang menyatakan jenis routing
4. Spesifikasi network interface tempat datagram dilewatkan.

Dalam proses meneruskan paket ke tujuan, IP router akan melakukan hal-hal


berikut:
1. Mencari di table routing, entry yang cocok dengan IP address tujuam.
Jika ditemukan, paket akan dikirim ke next hop router atau interface yang
terhubunglangsung dengan nya.
2. Mencari di table routing, entry yang cocok dengan alamat network dari
network tujuan. Jika ditemukan, paket dikirm ke nxt hop router tersebut.
3. Mencari di table routing, entry data yang bertanda default, jika
ditemukan, paket dikirim ke router tersebut. Protokol Routing Protokol
routing yang umum digunakan pada jaringan TCP/IP saat ini adalah
Routing Information Protokol (RIP), Open Shortest PATH First (OSPF)
dan Border Gateway Protocol (BGP)

Dalam sebuah kasus praktikum dimana setiap host yang dihubungkan dengan
switch melakukan browsing ke suatu alamat tertentu. Disini penulis
menggunakan IP Address 172.24.12.18 yang melakukan permintaan data dari
http://www.cisco.com dan melakukan proses FTP ke server puma MTI.
Dalam proses tersebut tercata dan tercapture oleh program snifer yang cukup
ampuh yaitu Iris Versi 2.0. Pada level aplikasi lewat browser Internet Explorer.
Penulis memberikan perintah kepada browser untuk mencari alamat
http://www.cisco.com. Dalam TCP/IP terjadi penyampaian data dari protocol
yang berada di satu layer ke protocol yang berada pada layer lain. Semua
informasi yang diterima protocol diberlakukan sebagai data. Dari layer aplikasi
akan diteruskan ke layer transport yang akan mengadakan komunikasi antara dua
host kedua protocol yaitu TCP dan UDP. Lalu melalui layer IP yang berfungsi
untuk menyampaikan paket data ke alamat yang tepat, protokol yang
digunakan yaitu ARP dan ICMP. Sedangkan pada layer berikutnya layer
Internet yang bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket alamat yang
tepat menggunakan protocol IP, ARP, dan ICMP. Pada layer yang paling bawah
yaitu layer Network interface, bertanggung jawab mengirim dan menerima
data ke dan dari media fisik.
Didalam program Iris mencapture kegiatan penulis yang melakukan
kegiatan browsing dengan port 80 dan melakukan transfer data dengan
FTP menggunakan port 21. angka-angka port ini telah distandarkan pada protocol
TCP dan dikenal sebagai Well Known Port. ARP bertugas untuk
menerjemahkan IP address ke alamat Ethernet. Proses ini dilakukan hanya untuk
datagram yang dikirm host karena pada saat inilah host menambahkan header
Ethernet pada datagram. Penerjemahan dari IP address ke alamta Ethernet
dilakukan dengan melihat table yang disebut sebagai cache ARP.
Jika suatu protocol menerima data dari protocol lain di layer atasnya. Ia akan
menambahkan informasi tambahan miliknya kedata tersebut. Setelah itu akan
diteruskan ke layer dibawahnya. Hal yang sama juga terjadi jika suatu protocol
menerima data dari protocol lain yang berada pada layer di bawahnya. Jika data
ini dianggap valid, protocol akan melepas informasi tambahan tersebut, untuk
kemudian meneruskan ke protocol lain pada layer diatasnya. Dalam kasus ini
dimana host MTI 8 dengan IP address 172.24.12.18 melakukan browsing ke
suatu alamat di Internet. ARP akan memcocokkan dengan Network Id dan
Host ID addressnya, karena data yang dibawa lain dari subnet mask MTI
maka ARP request menuju Router, lalu router akan mencari alamat IP yang
terdekat dari rangkaian Routing table yang dibuat dengan router lain. maka
pada saat pencarian table routing ini cache ARP akan melakukan :
1. Alamat tujuan datagram dimasking dengan subnet mask host
pengirim dan dibandingkan dengan alamat network host pengirim. Jika
sama maka ini adalah routing langsung dan frame langsung
dikirimkan ke interface jaringan.
2. Jika tujuan datagram tidak terletak dalam satu jaringan. Periksa
apakah terdapat entri routing yang berupa host dan bandingkan
dengan IP address tujuan datagram. Jika ada entri yang sama, kirim
frame ke router menuju host tujuan.
3. Jika tidak terdapat entri host yang cocok ada table routing, gunakan
alamat tujuan datagram yang telah dimask pada langkah 1 untuk
mencari kesamaan di table routing. Periksa apakah ada
network/subnetwork di table routing yang sama dengan alamat
network tujuan datagram. Jika ada entri yang sama, kirim frame ke
router menuju network/subnetwork tersebut.
4. Jika tidak terdapat entri host ataupun entri netwotk/subnetwork yang
sesuai dengan tujuan datagram, host mengirimkan ftrame ke router
default dan menyerahkan proses routing selanjutnya ke pada router
default.
5. Jika tidak terdapat rute default di table routing, semua host
diasumsikan dalam keadaan terhubung langsung. Dengan demikian host
pengirim akan mencari alamat fisik host tujuan menggunakan ARP.

2.3 ROUTING LANGSUNG DAN ROUTING TIDAK LANGSUNG


Gambar diatas memperlihatkan jaringan TCP/IP yang menggunakan
teknologi Ethernet. Pada jaringan tersebut host osiris mengirimkan data ke host
seth, alamat tujuan datagram adalah ip address host seth dan alamat sumber
datagram adalah ip address host osiris. Frame yang dikirimkan oleh host osiris j uga
memiliki alamat tujuan frame MAC Address host Seth dan alamat sumbernya
adalah host osiris. Pada saat host osiris mengirimkan frame, host seth membaca
bahwa frame tersebut ditujukan kepada alamat ethernetnya. Setelah melepas header
frame, host seth kemudian mengetahui bahwa IP address tujuan datagram tersebut
juga adalah IP addressnya. Dengan demikian host seth meneruskan datagram ke
lapisan transport untuk diproses lebih lanjut. Komunikasi model seperti ini disebut
sebagai routing langsung.
Host osiris dan host anubis terletak pada jaringan Ethernet yang berbeda.
Kedua j aringan tersebut dihubungkan oleh host khensu. Host khensu memiliki
lebih dari satu interface dan dapat melewatkan datagram dari satu interface ke
intreface lain (atau bertindak sebagai router). Ketika mengirimkan data ke host
anubis, osiris memeriksa tabel routing dan mengetahui bahwa data tersebut harus
melewati host khensu terlebih dahulu. Ketika host osiris mengirimkan frame
ke jaringan, khensu membaca bahwa alamat ethernet yang dituj u frame
tersebut adalah alamat ethernetnya. Ketika host khensu melepas header frame,
diketahui bahwa host yang dituju oleh datagram adalah host anubis. Host khensu
kemudian memeriksa tabel routing yang dimilikinya untuk meneruskan datagram
tersebut. Dari hasil pemeriksaan tabel routing, host khensu mengetahui bahwa host
anubis terletak dalam satu jaringan ethernet dengannya. Dengan demikian datagram
tersebut dapat langsung disampaikan oleh host khensu ke host anubis. Pada
pengiriman data tersebut, alamat tuj uan dan sumber datagram tetap IP Address
host anubis dan host osiris tetapi alamat tuj uan dan sumber frame
Komunikasi seperti ini disebut sebagai routing tak langsung karena untuk
mencapai host tujuan, datagram harus melewati host lain yang bertidak sebagai
router.

2.4 CARA MENENTUKAN TABEL ROUTING

Misalkan terdapat skema jaringan seperti di bawah ini:

Tabel routing berfungsi sebagai data informasi yang digunakan router untuk
menentukan jalur paket yang akan dikirim. Jika tabel routing tidak lengkap maka
akan terdapat komponen jaringan yang tidak dapat terhubung dalam jaringan
komputer karena router tidak mengetahui alamat yang dituju.

Segmentasi jaringan yang berbeda bisa dihubungkan dengan


menambahkan table routing. Ingat, dalam tabel routing gunakan network
address

Contoh Tabel routing sesaui skema jaringan diatas


R netwo Net Gatewa Inte Ket
R. 192.168. 255.2 0.0.0.0.0 Eth 0 Direct
outer rk mask y rface
0 1.0 192.168. 55.255.0
255.2 0.0.0.0.0 Eth 1 connected
Direct
2.0 192.168. 55.255.0
255.2 192.168.2 Eth 2 connected
Indirect
3.0 192.168. 55.255.0
255.2 .2 192.168.2 Eth 2 conneted
Indirect
4.0 192.168. 55.255.0
255.2 .2 192.168.2 Eth 2 conneted
Indirect
5.0 55.255.0 .2 conneted
R. 192.168. 255.2 192.168.2 Eth 1 Indirect
1 1.0 192.168. 55.255.0
255.2 .1 0.0.0.0 Eth 2 connected
Direct
2.0 192.168. 55.255.0
255.2 0.0.0.0 Eth 0 connected
Direct
3.0 55.255.0 connected
192.168. 255.2 0.0.0.0 Eth 1 Direct
4.0 192.168. 55.255.0
255.2 192.168.4 Eth 1 connected
Indirect
5.0 55.255.0 .2 connected
R. 192.168. 255.2 192,168.4 Eth 1 Indirect
3 1.0 192.168. 55.255.0
255.2 .1 192,168.4 Eth 1 connected
Indirect
2.0 192.168. 55.255.0
255.2 .1 192,168.4 Eth 1 connected
Indirect
3.0 192.168. 55.255.0
255.2 .1 0.0.0.0 Eth 1 connected
Direct
4.0 192.168. 55.255.0
255.2 0.0.0.0 Eth 0 connected
Direct
5.0 55.255.0 connected

2.5 KONFIGURASI ROUTING


Konfigurasi routing /proses pengisian dan pemeliharaan tabel routing dapat
dilakukan dengan cara berikut ini, yaitu:
1. Minimal Routing/Default
Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling
sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya minimal routing dipasang pada
network yang terisolasi dari network lain atau dengan kata lain hanya pemakaian
lokal saja
2. Static Routing,
 Dibangun berdasarkan definisi dari administrator, biasanya hanya
mempunyai 2 atau 3 gateway (untuk jaringan kecil).
 Penambahan/pengurangan tabel routing dilakukan secara manual oleh
administrator.
 Administrator harus cermat, satu saja tabel routing salah, jaringan tidak
terkoneksi
3. Dynamic Routing,
 Digunakan untuk jaringan besar, biasanya lebih dari 3 gateway.
 Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara
manual oleh administrator.
 Router akan saling bertukar informasi router agar dapat mengetahui
alamat tujuan dan memelihara tabel routing (menggunakan protokol ip
routing).
 Pemilihan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device
pengirim dengan device tujuan.

2.5 KONFIGURASI DAN PENGELOLAAN CISCO IOS


1. User Interface Router
Dalam mengakses konfigurasi router dengan melalui beberapa cara, yaitu
a. Console Port, berupa RJ45 yang terhubung melalui kabel console ke
serial port yang dimiliki PC. Bisa dilakukan jika router yang diakses
jaraknya dekat dengan komputer console(komputer yang dipakai untuk
konfigurasi router).
b. Auxilary port, terhubung ke modem yang terpasang ke jaringan PSTN,
digunakan jika jarak antara komputer console dengan router jaraknya
berjauhan.
c. Telnet (virtual terminal), melalui jaringan IP yang terhubung dengan
mengakses interface di router. Syarat agar dapat mengakses konfigurasi
melalui router, interface router harus sudah memiliki nomor IP karena telnet
hanya dapat dilakukan di jaringan IP.

2. Komponen Memori Router Cisco


Sebuah router pada dasarnya memiliki beberapa komponen memori, antara lain :
1. RAM (Random Access Memory), Ram berfungsi untuk menyimpan
konfigurasi yang sedang berjalan (bersifat sementara). Informasi yang
tersimpan dalam RAM lebih dikenal dengan active atau running
configuration, informasi yang tersimpan dalam RAM akan hilang ketika
router di off – kan.
2. NVRAM (Non Volatile Random Access Memory), NVRAM berfungsi
untuk menyimpan konfigurasi router secara permanen, dapat dikatakan
sebagai tempat menyimpan knfigurasi cadangan dari konfigurasi yang
terdapat pada RAM. Konfigurasi yang tersimpan dalam NVRAM lebih
dikenal dengan istilah initial atau startup configuration. Informasi yang
terdapat dalam NVRAM tidak akan hilang ketika router dimatikan. Maka
dari itu setelah konfigurasi router sebaiknya disalin juga di NVRAM.
3. Flash Memory, komponen ini dapat berupa EEPROM atau PCMCIA card
yang berfungsi untuk menyimpan file operating system (IOS).
4. ROM (Read Only Memory), komponen ROM berisi perintah yang
mengatur cara kerja router. ROM ini hanya bisa dibaca.

3. Mode atau Tingkat Akses dalam Cisco IOS


Dalam Cisco IOS terdiri dari beberapa mode/tingkat akses, yaitu:
a. User EXEC Mode, merupakan mode cisco IOS yang terluar. Perintah
yang terdapat dalam mode ini sangat terbatas. Mode ini ditandai dengan:
Nama router >
Misal. Router>
Untuk keluar dari mode ini digunaka perintah :
Router>logout
b. Privilidge EXEC Mode, semua perintah yang ada pada user mode
dapat dilakukan oleh privilidge user mode. Privilidge mode dapat
dimasuki lewat user modedengan perintah enable. Pada mode ini ditandai
dengan #.
Router>enable
Password:
Router#disable
Perintah yang terdapat pada mode ini cenderung berupa perintah
yang bersifat mmonitoring / menampilkan.
c. Global Configuration Mode, perintah yang terdapat dalam mode ini
merupakan perintah konfigurasi umum yang berlaku pada sebuah router.
Mode ini dapat dimasuki melalui priviledge mode dengan perintah
configure terminal.Untuk kembali ke privilidge mode (keluar dari mode
ini) dengan perintah exit.

Router#configure terminal
Router(config)#

d. Other Configuration Mode, perintah pada mode ini bersifat khusus Other
configuration hanya dapat dimasuki melalu global configutation dengan
perintah tertentu. Other configuration banyak jenisnya, seperti interface,
router mode, line mode dll.
Misal :
Router(config)# interface ethernet 0
Router(config-if)#exit
Router(config)#line console 0
Router(config-line)#exit
Router(config)#router rip
Router(config-router)#end

e. Setup mode, anda bisa masuk ke setup mode secara otomatis


ketika router pertama kali dijalankan dan router belum mempunyai
konfigurasi.
f. ROM Monitor mode, merupakan mode yang jarang digunakan. Mode ini
digunakan pada kasus tertentu seperti meghapus konfigurasi ketika lupa
password atau ketika IOS ypada flash memoy terhapus. Untuk memasuki
mode ini dengan menekan tombol Ctrl Break saat proses booting.
4. Perintah-perintah pada Router Perintah untuk melihat status router
a. Show flash, menampilkan nama file IOS yang terdpat dalam flash memory.
b. Show version, menampilkan versi IOS yang sedang digunakan.
c. Show protocols, menampilkan protokol yang digunakan oleh router
d. Show running-config, menampilkan isi konfigurasi yang sedang berjalan
dan terdapat pada RAM
e. Show startup-config, menampilkan isi konfigurasi cadangan yang terdapat
dalam NVRAM.
f. Show ip route, menampilkan isi tabel routing.
g. Show interfaces, menampilakan status dari interface yang terdapat pada
router.

Perintah menyalin/copy:
a. Copy running-config startup-config, untuk menyalin isi konfigurasi dari
RAM ke NVRAM
b. Copy startup-config running-config, untuk menyalin isi konfigurasi dari
NVRAM ke RAM

Perintah untuk identitas router


a. Hostname R1, artiya memberi nama router dengan router1.
Router(config)#hostname R1
R1(config)#
b. Banner motd # , banner ditampilkan saat user hendak memasuki user
mode. Biasanya berisi peringantan agar user berhati-hati ketika memasuki
router.

Perintah untuk Password


a. Console password, untuk memberi password ketika user memasuki router
melalui console port.
Misalkan diber password “ cisco”
Router(config)#line console 0
Router(config-line)#login
Router(config-line)#password cisco
Router(config-line)#
b. Auxiliary password, password yang digunakan ketika router diakses melalui
auxiliary port

Router(config)#line aux 0
Router(config-line)#login
Router(config-line)#password cisco
Router(config-line)#
c. Telnet password, password digunakan ketika router diakses melalui cara
telnet. Missal untuk mengkonfigurasi password virtal pada port 0 sampai 4
dengan maksud agar dalam waktu yang bersamaan router dapat di telnet oleh 5
user sekaligus.
Router(config)#line vty 0 4
Router(config-line)#login
Router(config-line)#password cisco
Router(config-line)#

d. Secret password, password yang digunakan ketika hendak memasuki


privilidge mode. Missal passwordnya “pass”.Router(config)#enable secret
pass
e. Enable password, password ini merupakan password cadangan dari secret
password. Enable password hanya digunakan jika secret password tidak
terpasang.
Router(config)#enable password

Perintah untuk mengkonfigurasi Interface


a. Konfigurasi IP address
Router(config)#interface ethernet 0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.5 255.255.255.0

Artinya interface pada Ethernet 0 mempunyai IP 192.168.1.5 dengan


subnetmask 255.255.255.0
b. Konfigurasi Interface serial
Untuk interface serial, bandwidth perlu dikonfigurasi. Interface serial
yang terhubung dengan kabel DCE perlu menambahkan clock rate. Misal
bandwidth 56K dengan clockrate 56000.
Router(config)#interface serial 0
Router(config-if)#bandwidth 56
Router(config-if)#clock rate 56000
Untuk mengetahui interface yang terpasang kabel DCE dapat
digunakan perintah “show controllers”
c. Mengaktifkan interface, agar interface yang terpasang pada router dapat
digunakan/diaktifkan maka digunakan perintah “no shutdown”
BAB III
TUGAS PENDAHULUAN
3.1. Pertanyaan

1. Jelaskan ciri dari perangkat jarigan hub, switch, bridge dan router!
2. Apakah fungsi dari konfigurasi routing pada router!
3. Jelaskan manfaat dari konfigurasi routing statis dan dinamis!

3.2. Jawaban

1. Ciri-ciri hub :
 Mempunyai banyak bilangan port untuk disambungkan dengan kepala
RJ-45.
 Tidak menepis data namun ia menghantar data dari suatu computer
kepada computer lain yang bersambung dengan hub tersebut.
Ciri – ciri Switch
 Network pada switch merupakan network dinamis.
Ciri - ciri Bridge
 Koneksi internet digunakan pada 1 PC saja, atau koneksi internet di-
share dengan beberapa PC menggunakan server/access point.
Ciri – ciri Router
 Adanya fasilitas DHCP (Domain Host Control Protocol). Dengan
men-setting DHCP maka kita dapat membagi IP Address.
 Adanya fasilitas NAT (Networking Address Translator) yang dapat
memungkinkan suatu IP Adress atau koneksi internet di-sharing ke IP
Address lain.
2. Untuk melakukan setting atau setelan pada sistem router agar router
tersebut melakukan proses pemindahan paket dari satu jaringan IP ke
jaringan IP yang lain dan juga mengarahkan dan menentukan jalur yang
akan dilewati paket dari satu device ke device yang berada di jaringan lain
dengan benar.
BAB IV
3. Routing statis
 Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing
dinamis. Karena pada saat konfigurasi router hanya mengupdate sekali
saja ip table yang ada
 Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di
ketahui terlebih dahulu
Routing dinamis
 Hanya mengenalkan alamat network yang terhubung langsung dengan
routernya
 Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada
 Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router

BAB IV
IMPLEMENTASI
BAB IV
4.1. Pelaksanaan Praktikum

4.1.1. Kegiatan Praktikum

Ada beberapa software simulator yang umum dikalangan


masyarakat, seperti GNS3, Boson NetSim, Packet Tracer, ForceVision, dan
sebagainya. Sebagian besar merupakan pengembangan dari produk vendor-
vendor komponen jaringan yang cukup terkenal yang berasal dari Amerika
dan Eropa,sebagai contoh : CISCO Corp.
Untuk membuat sebuah konfigurasi jaringan, bagi pemula,
sebaiknya ditentukan dulu jenis device yang digunakan, berapa jumlahnya
dan bagaimana bentuk konfigurasi jaringan tersebut pada kertas buram.
Pada konfigurasi perangkat – perangkat jaringan sangat
menentukan dalam merangcang suatu topologi jaringan. Proses konfigurasi
merupakan bagian penting dalam susunan jaringan. Proses konfigurasi di
masing-masing device diperlukan untuk mengaktifkan fungsi dari device
tersebut. Proses konfigurasi meliputi pemberian IP Address dan subnet
mask pada interface-interface device (pada Router, PC maupun Server),
pemberian Tabel Routing (pada Router), pemberian label nama dan
sebagainya. Setelah proses konfigurasi dilakukan, maka tanda bulatan
merah pada kabel yang terhubung dengan device tersebut berubah
menjadi hijau. Ada 2 mode konfigurasi yang dapat dilakukan : mode
GUI (Config mode) dan mode CLI (Command Line Interface). Contoh
konfigurasi dengan mode GUI Klik device yang akan dikonfigurasi.
Pilih menu Config. Klik interface yang diinginkan. Isi IP Address dan
subnet mask-nya. Lakukan hal yang sama untuk interface-interface dan
device yang lain.
Berikut contoh sederhana penggunaan packet tracer :
1. Buka paket tracer

2. Tambahkan device dengan penggunaan panel di bagain secara drag


and drop

3. Untuk menghubungkan komputer satu dengan yang lain


pilihlah connection.

4. Susun device seperti gambar berikut.

5. Untuk mengatur IP, klik di salah satu komputer kemudian atur IP


seperti gambar berikut.
5. Lakukan hal yang sama dengan komputer lainnya dengan IP berbeda
tetapi masih di network yang sama.
6. Lakukan tes koneksi dengan menggunakan perintah ping.

ROUTING STATIS
Merupakan sebuah mekanisme pengisian tabel routing yang dilakukan oleh
admin secara manual p ada tiap2 router.
Keuntungannya:
 Meringankan kerja prosesor yg ada pd router
 Tdk ada bandwidth yg digunakan utk pertukaran informasi isi table
routing antar router
 Tingkat keamanan lebih tinggi vs mekanisme lainnya
Kekurangannya:
 Admin hrs mengetahui informasi tiap2 router yg terhubung jaringan
 Jika terdpt penambahan/perubahan topologi jaringan admin hrs
mengubah isi tabel routing
 Tdk cocok utk jaringan yg besar
KONFIGURASI ROUTING STATIK
Langkah-langkah untuk melakukan routing statis sebagai berikut: Membuat tabel
routing dari topologi jaringan kalain.
1. Tentukan dahulu prefix jaringan,subnet mask, dan address tujuaN
2. Tambahkan ke dalam tabel route tujuan address
3. Masukkan gateway interface atau address next-hop yang direct routing
atau terhubung secara langsung ke router tetangga.
Segmentasi jaringan yang berbeda bisa dihubungkan dengan menambahkan table
routing. Contoh tabel routing

Format
Add Default
route Del -net 192.168.3.0 netmask 255.255.255.0 gw 192.168.2.2
-n

# route add –net default gw <IP_GTW>


Digunakan untuk menambahkan default routing dengan IP gateway
IP_GTW, contoh penggunaan:
# route add –net default gw 192.168.2.2
# route del –net 192.168.3.0 netmask 255.255.255.0 gw 192.168.2.2
Digunakan untuk menghapus jalur routing menuju ke jaringan
192.168.3.0/24 yang melalui gateway 192.168.2.2
# route –n
Digunakan untuk melihat list table routing
Langkah-Langkah Praktikum Untuk Konfigurasi Routing Statis
1. Buatlah design jaringan seperti gambar dibawah ini menggunakan
boson network designer
Router 1
eth0/0 terhubung dengan PC1 dengan ip address 192.168.1.2 /
255.255.255.0
eth0/1 terhubung dengan R.2 dengan ip address 192.168.2.2 /255.255.255.0
Router 2
eth0/0 terhubung dengan PC1 dengan ip address 192.168.3.1 /
255.255.255.0
eth0/1 terhubung dengan R.1 dengan ip address 192.168.2.1 /255.255.255.0
PC1 mempunyai ip address 192.168.1.1 /255.255.255.0
PC1 mempunyai ip address 192.168.3.2 /255.255.255.0
2. Gunakan simulator untuk mengkonfigurasi device jaringan diatas.
a. Konfigurasi pc1
C:>ipconfig /ip 192.168.1.1 255.255.255.0
C:>ipconfig /dg 192.168.1.2
b. Konfigurasi pc2
C:>ipconfig /ip 192.168.3.2 255.255.255.0
C:>ipconfig /dg 192.168.3.1
c. Konfigurasi router 1
Router> Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface ethernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
%LINK-3-UPDOWN: Interface Ethernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface ethernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shu
%LINK-3-UPDOWN: Interface Ethernet0/1, changed state to up
Router(config-if)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.1
Router(config)#exit
Router#show ip route

d. Konfigurasi router 2
Router>enabe
Router#configure terminal
Router(config)#int ethernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
%LINK-3-UPDOWN: Interface Ethernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#int eth 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shu
%LINK-3-UPDOWN: Interface Ethernet0/1, changed state to up
Router(config-if)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Router(config)#exit
Router#show ip route

e. Catatlah table routing setiap router!


f. Buatlah manual dari pembuatan tabel routing seperti contoh diata.
Apakah sama dengan hasil simulator?

Manual Pembuatan Tabel routing


Router network Netmask Gateway Interface K
Router 1 Direct/indirect
connected t
192.168.1.0 255.255.255.0 - 192.168.1.2 Direct Connected
192.168.2.0 255.255.255.0 - 192.168.2.2 Direct Connected
192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.2.1 192.168.2.2 Indirect Connected
Router 2 192.168.3.0 255.255.255.0 - 192.168.3.1 Direct Connected
192.168.2.0 255.255.255.0 - 192.168.2.1 Direct Connected
192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.2 192.168.2.1 Indirect Connected

g. Lakukan perintah ping dan tracer dari PC 1 ke PC 2


1. PC 1 ke PC 2

2. PC 2 ke PC 1
4.2. Tugas Praktikum
4.2.1. Soal
1. Bagaimana dengan konfigurasi routing dinamis? Berilah
contoh menggunakan simulator!
a. Simulator
1. Dynamic Routing (Dalam Bentuk Projek )

- Comfigurasi Rip Tabel Ruting Dynamik Ruter 1 (R1)


Kotak Merah configurasi RIP dan Kuning Tabel Ruting
- Comfigurasi Rip Tabel Ruting Dynamik Ruter 2 (R2)
Kotak Merah configurasi RIP dan Kuning Tabel Ruting

- Comfigurasi Rip Tabel Ruting Dynamik Ruter 3 (R3)


Kotak Merah configurasi RIP dan Kuning Tabel Ruting
2. Tugas tambahan dari asisten praktikum masing-masing.
Tabel routing (Berupa Projek )

- Configurasi Static dan Tabel ruting router 0


Kotak Merah configurasi RIP dan Kuning Tabel Ruting
- Configurasi Static dan Tabel ruting router 1
Kotak Merah configurasi RIP dan Kuning Tabel Ruting
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Ada beberapa software simulator yang umum dikalangan


masyarakat, seperti GNS3, Boson NetSim, Packet Tracer, ForceVision, dan
sebagainya. Sebagian besar merupakan pengembangan dari produk vendor-
vendor komponen jaringan yang cukup terkenal yang berasal dari
Amerika dan Eropa,sebagai contoh : CISCO Corp. Untuk membuat sebuah
konfigurasi jaringan, bagi pemula, sebaiknya ditentukan dulu jenis device
yang digunakan, berapa jumlahnya dan bagaimana bentuk konfigurasi
jaringan tersebut pada kertas buram.

Pada konfigurasi perangkat – perangkat jaringan sangat


menentukan dalam merangcang suatu topologi jaringan. Proses
konfigurasi merupakan bagian penting dalam susunan jaringan. Proses
konfigurasi di masing-masing device diperlukan untuk mengaktifkan
fungsi dari device tersebut. Proses konfigurasi meliputi pemberian IP
Address dan subnet mask pada interface-interface device (pada Router,
PC maupun Server), pemberian Tabel Routing (pada Router),
pemberian label nama dan sebagainya. Dan kekurangan kelebihan

Routing statis
 Beban kerja router terbilang lebih ringan dibandingkan dengan routing
dinamis. Karena pada saat konfigurasi router hanya mengupdate sekali
saja ip table yang ada
 Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di
ketahui terlebih dahulu
Routing dinamis
 Hanya mengenalkan alamat network yang terhubung langsung dengan
routernya
 Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada
 Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router

5.2. Saran
-

Anda mungkin juga menyukai