Anda di halaman 1dari 42

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas izin
dan perkenan dari Nya buku ini dapat diselesaikan dan diterbitkan. Buku ini berisikan
tentang Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Khusus Paru
Provinsi Sumatera Selatan.
Penyusunan buku ini dilatarbelakangi adanya tuntutan masyarakat yang meningkat
atas pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit Khusus Paru
Provinsi Sumatera Selatan.
Harapan kami dengan adanya buku ini , dapat menjadi pedoman atau acuan bagi para
manajer pelayanan maupun pelaksana pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan.
Buku ini disusun berdasarkan Undang undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit dan Keputusan Menteri Kesehatan RI No 772/Menkes/SK/VI/2002
tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit. Banyak masukan dan pendapat yang kami
dapat dari pihak terkait baik dari keperawatan, komite medis, unit terkait lainnya di Rumah
Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan. Namun demikian kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyajian maupun pembahasan, untuk itu kami mengharappkan
saran dan masukan bagi penyempurnaan buku ini.
Sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan, serta
meningkatnya tuntutan atas pelayanan, maka Pedoman Pengorganisasian Instalasi Gawat
Darurat ini akan direvisi kembali

Ka. Instalasi Gawat Darurat

Citra Handayani, AMK


NIP. 197407241999032006

1
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar..................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................ 2

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................... 4
1.1. Latar Belakang...................................................................... 4
1.2. Tujuan Pedoman................................................................... 4
1.3. Ruang Lingkup Pelayanan.................................................... 5
1.4. Landasan Hukum.................................................................. 5
BAB II : GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT........................................... 7
2.1 Sejarah Rumah Sakit Khusus Paru....................................... 7
2.2 Landasan Hukum................................................................... 8
2.3 RPJMD di Bidang Kesehatan................................................. 9
2.4 Tujuan Umum BLUD.............................................................. 9
2.5 Tugas Pokok Dan Fungsi....................................................... 10
2.6 Gambaran Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumsel........ 10
2.7 Jenis Pelayanan..................................................................... 12
BAB III : VISI,MISI,FALSAFAH,NILAI NILAI DAN MOTTO RUMAH
SAKIT........................................................................................... 13
3.1 Visi......................................................................................... 13
3.2 Misi......................................................................................... 13
3.3 Falsafah................................................................................. 13
3.4 Nilai Nilai................................................................................ 13
3.5 Motto...................................................................................... 14
BAB IV : VISI, MISI DAN TUJUAN INSTALASI GAWAT DARURAT......... 15
4.1 Visi ........................................................................................ 15
4.2 Misi........................................................................................ 15
4.3 Tujuan.................................................................................... 15
BAB V : STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA.................................... 16
5.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Khusus Paru..................... 16
5.2 Struktur Organisasi................................................................ 17
BAB VI : STANDAR KETENAGAAN.......................................................... 19
6.1 Uraian Tugas......................................................................... 19
6.2 Kualifikasi Sumber Daya Manusia......................................... 27

2
6.3 Pengaturan Jaga................................................................... 28
BAB VII : TATA HUBUNGAN KERJA......................................................... 29
BAB VIII : POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL............... 31
BAB IX : PENILAIAN KINERJA.................................................................. 32
BAB X : KEGIATAN ORIENTASI.............................................................. 37
BAB XI : PERTEMUAN/RAPAT................................................................. 39
BAB XII : PENCATATAN DAN PELAPORAN............................................. 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh dunia.
Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai

3
pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam memberikan
pelayanan yang mutakhir kepada pasien yang berdasarkan standar profesionalisme,
sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya
peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksakan pekerjaan
yang berdasarkan standar tertulis.
Dalam pelayanan keperawatan di Instalasi Gawat Darurat, standar sangat membantu
perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis tentang
pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi.
Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung pada individu
itu sendiri, usaha bersama dari semua staf serta partisipasi dari seluruh anggota profesi.
Pelayanan Gawat Darurat di Rumah Sakit perlu ditingkatkan dan dikembangkan
secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan, pengobatan,
perawatan ke pasien, baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak menular.
Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan-harapan
singkat ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil tertentu. Untuk
menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan landasan normatif dan
parameter untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan yang
seharusnya. Dalam penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses dan
harapan yang akan terjadi dlam upaya meningkatkan mutu pelayanan.
Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di Instalasi Gawat
Darurat. Standar sangat membantu keperawatan untuk mencapai asuhan yang berkualitas.
Standar digunakan terutama pada tiga proses evaluasi yaitu menilai diri sendiri, inspeksi
dan akreditasi.

1.2 Tujuan Pedoman


1. Memberikan Pelayanan kepada pasien gawat darurat sesuai dengan standar
asuhan keperawatan yang tepat.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai
keinginan yang terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan dalam memberikan pelayanan.
3. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang
optimal, sehingga dapat memuaskan pasien.

4
4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan dan hangat
sehingga memberikan kesan yang positif.
5. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan
keluarga sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga.

1.3 Ruang Lingkup Pelayanan


Memberikan pelayanan rawat inap pada pasien dewasa dan anak yang meliputi :
1. Pemeriksaan dan konsultasi oleh dokter IGD dan dokter spesialis.
2. Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan.
3. Pemeriksan dan pengobatan oleh dokter IGD.
4. Pemeriksaan penunjang diagnostik.
5. Tindakan medis yang bersifat diagnostik dan terapeutik.
6. Pemberian obat-obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien dan
instruksi dokter spesialis.
7. Pemberian surat rujukan.
8. Pemakaian peralatan yang tersedia.

1.4 Landasan Hukum.


1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 17 tahun2003 tentang Keuangan Negara.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 tahun 2004
tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 61 / Menkes / SK / I / 2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di
PROVINSI, Kabupaten / Kota dan Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228 / Menkes / SK / III / 2002 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksakan Daerah.

5
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575 / Menkes / SK / II / 2005 tentang
Organisai dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal

6
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Sejarah Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan


Pada tahun 1955 Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Palembang didirikan
dengan status bangunan adalah hak milik Depkes RI, yang terletak di pusat kota Palembang
tepatnya di Jalan Merdeka No.10 Kecamatan Ilir Barat I Palembang. Luas bangunan BP4
Palembang 1707 m2 dengan luas tanah 2527 m2.
Dengan diberlakukannya UU No.22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan adanya
perubahan status BP4 menjadi Rumah Sakit Khusus Paru berdasarkan Perda Provinsi
Sumatera Selatan No.14 Tahun 2001, maka Rumah Sakit Khusus Paru yang merupakan unit
pelaksana teknis dinas mempunyai kewenangan dalam pengelolaan operasional Rumah Sakit
antara lain dalam perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan peralatan medis maupun non
medis.
Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan merupakan rumah sakit khusus
yang menangani pasien dengan gangguan pernafasan. Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi
Sumatera Selatan adalah salah satu rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan pada
kesehatan paru yang dilengkapi dengan pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap,
tindakan dan penunjang medik (apotik, laboratorium, radiologi, gizi) yang diselenggarakan
mengikuti peraturan perundangan yang berlaku berkaitan dengan metode profesi dan sumber
daya yang dipergunakannya.
Pada tahun 2015 Rumah Sakit Khusus Paru sudah melaksanakan BLUD yang
berpedoman pada peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Kuangan BLUD dan Keputusan Gubernur Sumatera Selatan
dan Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 842/KPTS/BPKAD/2013, tanggal 09
Desember 2013 tentang Penerapan Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD Bertahap) dan Pada tahun 2016 pedoman
pengelolaan keuangan BLUD RS. Khusus Paru Provinsi Sumsel mengacu pada
peraturan Gubernur Nomor 436/KPTS/BPKAD/2016 tentang Penerapan Pola Pengelolaan
Keuangan Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan menjadi Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD penuh).
Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit perlu didukung oleh sumber daya yang
dimiliki meliputi sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan medis, dan anggaran
rumah sakit yang memadai. Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan adalah
rumah sakit rujukan dari 17 kabupaten dan kota di Sumatera Selatan yang khusus melayani

7
penyakit pernafasan. Adapun visi Rumah Sakit yaitu ”Terwujudnya Rumah Sakit Khusus
Paru Provinsi Sumatera Selatan menjadi pusat pelayanan dan rujukan kesehatan paru terbaik
se-Sumatera”, oleh karena itu diperlukan suatu program kerja tahunan guna peningkatan
mutu pelayanan Rumah Sakit pada tahun 2016. Rumah Sakit Khusus Paru sepanjang tahun
2016 melayani pasien umum, BPJS Kesehatan, dan JAMSOSKES.

2.2 Landasan Hukum


Rumah Sakit Khusus Paru Prov. Sum-Sel merupakan peningkatan dari BP4 sebagai
UPT dari Dirjen Binkesmas Depkes RI. Dasar penyelenggaraan Rumah sakit Khusus Paru
Provinsi Sumatera Selatan sekarang ini, sebagai berikut:
1. SK Menkes RI No.909/Menkes/SK/VIII/2001 tanggal 23-08-2001 tentang
Pengalihan Kelembagaan beberapa UPT Depkes RI.
2. Perda No.14 tahun 2001, tanggal 31 Mei 2001 tentang susunan Organisasi dan
Tata kerja UPTD dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
3. Perda No.3 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum pada Rumah Sakit Khusus
Paru Provinsi Sumatera Selatan.
4. Perda No.16 Tahun 2008 tanggal 22 Juli 2008 tentang susunan Organisasi dan Tata
kerja UPTD dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
5. SK Gubernur Sumatera Selatan No.13 tahun 2009 tentang Uraian Tugas dan
Fungsi UPTD Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan.
6. Berdasarkan SK Gubernur No. 842/KPTS/BPKAD/2013 Tanggal 9 Desember
2013 Tentang Penetapan Status Pada Pengelolaan Keuangan BLUD bertahap.
7. Berdasarkan SK Gubernur Nomor 436/KPTS/BPKAD/2016 tentang Penerapan
Pola Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD penuh).

2.3 RPJMD di Bidang Kesehatan


Dilihat dari misi dalam RPJMD Prov. Sumsel maka RSK. Paru Prov. Sumsel
mempunyai tugas untuk mendukung tercapainya misi ketiga yaitu meningkatkan pemerataan
yang berkeadilan dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2.4. Tujuan Umum BLUD


Masyarakat masih dihadapkan pada pilihan yang sulit, antara rumah sakit pemerintah
yang lebih terjangkau tetapi kurang professional, atau rumah sakit swasta yang lebih baik

8
dalam pelayanan namun biaya lebih tinggi. Persaingan yang tidak sehat dari rumah sakit
swasta, rendahnya komitmen dan kompetensi SDM, penampilan, budaya kerja dan perilaku
yang tidak mendukung telah menciptakan brand image yang buruk bagi rumah sakit
pemerintah. Kondisi ini diperparah dengan permasalahan pengelolaan keuangan yang tidak
fleksibel, antara lain dalam penganggaran, keharusan setor pendapatan, penentuan tarif yang
memerlukan waktu lama dalam pembahasan dengan legislatif, pengadaan barang dan jasa
yang tidak efisien, pola kerja sama dan investasi yang tidak dimungkinkan. Keadaan tersebut
membuat rumah sakit pemerintah tidak mampu bersaing dengan rumah sakit swasta.
Sehingga dalam pengelolaan rumah sakit diperlukan tata kelola keuangan yang fleksibel dan
responsive yang dapat menjawab permasalahan- permasalahan pengelolaan rumah sakit pada
umumnya.
Diharapkan dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005
tentang Penyelenggaraan Keuangan badan Layanan Umum daerah merupakan angin segar
bagi perumah sakitan di Indonesia. Dengan diperkuat Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
2014 tentang Pengelolaan barang Milik Daerah, sehingga penerapan peraturan ini akan
mengakibatkan pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek- praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. RSK Paru bertekad untuk melayani dengan lebih baik
sesuai keinginan dan harapan pelanggan, sehingga diperlukan fleksibilitas pengelolaan
keuangan. Hal tersebut dimungkinkan jika RSK Paru menerapkan pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

2.5. Tugas Pokok dan Fungsi


2.5.1. Tugas Pokok
Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan mempunyai tugas
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan khususnya terhadap penyakit
pernafasan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan,
pencegahan, dan rujukan serta penyelenggaraan penelitian bagi mahasiswa bidang kesehatan.
2.5.2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera
Selatan mempunyai fungsi :

9
1. Penyelenggaraan pelayanan medis.
2. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis.
3. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan.
4. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.
5. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan bagi mahasiswa
dibidang kesehatan.

2.6. Gambaran Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan


Rumah Sakit Khusus Paru Sumatera Selatan merupakan UPTD Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Selatan terletak di kelurahan Talang Semut Kecamatan Bukit Kecil kota
Palembang, lokasi pinggir jalan raya. Jenis Rumah Sakit adalah Khusus dengan nama
Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan. Rumah Sakit
sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan memiliki tanggung jawab tidak hanya pada
pemberian pelayanan pengobatan, namun memiliki tanggung jawab atas kesehatan
masyarakat secara luas, menunjang upaya peningkatan derajat kesehatan yang mencakup
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, tindakan pengobatan dan perawatan
sampai dengan rehabilitasi.
Alamat : Jalan Merdeka No.10 Kelurahan Talang Semut
Kecamatan Bukit Kecil Kota Palembang
Nomor Telephone : (0711) – 352010
Nomor Fax : (0711) – 352010
Letak Administratif : Terletak di Pusat Kota Palembang
Letak Geografis : Terletak di Sebelah Barat Kota Palembang
Letak Strategis : Terletak di Pusat Kota dan mudah dijangkau akses
dengan kendaraan umum dan pribadi serta terletak
dipinggir jalan raya.
Status Kepemilikan : Tanah Milik Pemerintah Daerah Prov. Sumsel
Luas Tanah : 2.943 M2
Status Sertifikasi Rumah Sakit : Kelas Khusus B No SATKER.115133 No.Kode
RS. 16 71 3 12
Luas Bangunan : M2 / Beton
Gedung Kantor I 1.596 M2(
Gedung Kantor II 320,50 M2
Gedung Kantor III 374 M2
Gedung Kantor IV 360 M2
Gedung Kantor V 360 M2
Tahun Pertama Kali Rumah Sakit : Tahun 1955

10
Berdiri (BP4)
Tahun pada saat Rumah Sakit : 2017
mengalamiperbaikan terakhir kali

Kondisi Fisik Rumah Sakit : pada saat ini mengalami perubahan cukup baik
dikarenakan dalam proses perbaikan dan
pembangunan secara bertahap.

Bangunan Ruang Instalasi Gawat Darurat



Luas Bangunan Istalasi Gawat Darurat : 320 M2

Jumlah Tempat Tidur Ruang IGD : 4 buah

Tahun pada saat pertama kali ruang perawatan dibangun : 2005

Tahun pada saat ruang perawatan mengalami perbaikan terakhir 2015

Kondisi bangunan ruang perawatan : Baik

2.7. Jenis Pelayanan


2.7.1. Instalasi Gawat Darurat
2.7.2. Instalasi Rawat Jalan
- Poli Spesialis Paru
- Poli Spesialis Anak
- Poli Spesialis Penyakit Dalam
- Poli Umum
- Poli TB
- Poli Penyuluhan
- Poli TB MDR
- Poli Berhenti merokok
- Poli VCT
- Poli MCU (Medikal Check-Up)
- Poli Non diagnostik
- Kamar tindakan
2.7.3. Instalasi Rawat Inap
- Ruang Rawat Inap Kelas I
- Ruang Rawat Inap Kelas II
- Ruang Rawat Inap Kelas III
- Ruang Rawat Inap Anak

11
2.7.4. Pelayanan Penunjang
- Laboratorium 24 jam
- Radiologi 24 jam
- Apotek 24 jam
- Instalasi Gizi
- Instalasi Loundry
- Ambulance 24 jam

BAB III

VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI NILAI DAN MOTTO RUMAH SAKIT

3.1 VISI
Visi adalah tujuan jangka panjang yang akan dicapai oleh sebuah organisasi yang
berisi tentang pernyataan harapan. Apalagi sebuah instansi pemerintah yang melakukan
pelayanan seperti rumah sakit yang kelak akan dikelola dengan mengacu pada pola-pola

12
pengelolaan organisasi bisnis, keberadaan visi menjadi sangat penting dan strategis. Adapun
visi Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumsel : “Terwujudnya Rumah Sakit Khusus
Paru Provinsi Sumatera Selatan menjadi Pusat Rujukan kesehatan Penyakit Paru
terbaik se- Sumatera”.
Pernyataan visi memberikan makna bahwa RS. Khusus Paru Provinsi Sumsel selalu
berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengembangan sumberdaya dan
perbaikan sistem secara berkesinambungan sebagai bentuk upaya memberikan pelayanan
yang terbaik bagi pasien.

3.2 MISI
 Meningkatkan mutu pelayanan;
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
 Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana;
 Meningkatkan mutu pelayanan;
 Meningkatkan informasi dibidang kesehatan paru.

3.3 FALSAFAH
Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan dengan mutu setinggi-tingginya,
dilakukan oleh tenaga yang profesional bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

3.4 NILAI NILAI ( I-CARE)


 Integrity (konsisten, profesional, jujur, bertanggung jawab, sepenuh hati)
 Compassion (ikut merasakan, memahami, berani bertindak)
 Assurance (menjamin kualitas layanan dan nyaman)
 Respect (menghormati dan menghargai)
 Embrance Innovation (membuat perubahan, konstruktif dan inovatif)

3.5 MOTTO

13
Anda sehat kami bahagia

BAB IV
VISI, MISI DAN TUJUAN INSTALASI INSTALASI GAWAT DARURAT

4.1. VISI
Terwujudnya pelayananan medis dan keperawatan gawat darurat yang cepat, tepat dan
bermutu

4.2. MISI

14
a. Mempersiapkan SDM keperawatan dan medis yang profesional
b. Memberikan asuhan keperawatan dan pelayanan gawat darurat secara komprehensif
c. Pemenuhan sarana prasarana dan logistik keperawatan dan medis sesuai standar
d. Meningkatkan kepuasan pasien melalui peningkatan mutu layanan keperawatan dan medis
e. Meningkatkan kerjasama dengan instalasi terkait

4.3. TUJUAN
a. Menciptakan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan dan medis di Instalasi
Gawat Darurat
b. Meningkatkan kualitas perawat dan dokter IGD dalam memberikn pelayanan keperawatan
dan medis gawat darurat dengan pendidikan berkelanjutan bidang keperawatan
c. Menciptakan kenyamanan dan kepuasan perawat dan dokter dalam memberikan pelayanan
gawat darurat
d. Meningkatkan kerjasama dengan seluruh tim kesehatan dan bagian terkait lainnya secara
efektif

15
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

5.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Khusus Paru

Berdasarkan struktur di atas, diketahui bahwa RS. Khusus Paru Provinsi Sumatera
Selatan dipimpin oleh seorang Kepala rumah sakit dan dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh
Kepala Sub. Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Perawatan dan Kepala Seksi Pelayanan dan
Penunjang Medik. Masing-masing Kepala Seksi dan Kepala Tata Usaha membawahi beberapa
unit kerja yang tugasnya membantu seluruh kegiatan pelayanan serta managemen RS. Khusus
Paru. Tiap unit kerja/ unit pelayanan masing-masing bertanggung jawab kepada Kepala Seksi
atau Kepala Tata Usaha.

16
5.2 Struktur Organisasi

Secara struktur organisasi, instalasi gawat darurat berada di bawah penanggung


jawab Kasi Keperawatan. Dalam hal yang berkaitan dengan SDM keperawatan dan
sarana prasarana instalasi gawat darurat akan berkoordinasi dengan Kepala Instalasi
Gawat Darurat.
Instalasi gawat darurat adalah unit pelayanan non struktural yang dipimpin oleh
seorang kepala instalasi yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik, keperawatan
atau pelayanan penunjang medik,
Struktur organisasi instalasi gawat darurat sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT DARURAT


RS KHUSUS PARU PROV SUMSEL

KEPALA INSTALASI
KEk GAWAT
DARURAT

KARU IGD

PENANGGUNG JAWAB TIM PENANGGUNG JAWAB MEDIS


PENANGGULANGAN BENCANA

ANGGOTA TIM PENANGGULANGAN


DOKTER JAGA IGD
BENCANA

KETUA TIM KETUA TIM


KETUA TIM

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA

Kepala Rumah Sakit Khusus Paru


Provinsi Sumatera Selatan
Kepala Instalasi Instalasi Gawat Darurat bertanggung jawab langsung kepada

dr. Asep Zainuddin, Sp.PK


17 NIP. 196609112000031001
Kepala Seksi Keperawatan dan membawahi secara langsung Kepala Ruangan dan Perawat
Pelaksana, dan Dokter Jaga IGD. Sedangkan Kepala Ruangan secara operasional dan
administrasi bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi dan secara tehnis medis
bertanggung jawab kepada dokter penanggung jawab ruangan. Perawat pelaksana dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Ruangan terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan ketepatan dan kebenaran memberikan asuhan keperawatan sesuai
standar dan dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan yang di lakukan.

BAB VI

18
STANDAR KETENAGAAN

Setiap tenaga yang ada di instalasi gawat darurat mempunyai tugas dan tanggung
jawab terhadap semua kegiatan yang berhubungan dengan mutu pelayanan terhadap pasien
dan keluarga yang dirawat di instalasi gawat darurat.

6.1 Uraian tugas

6.1.1 Uraian tugas Kepala Instalasi

Nama Jabatan KEPALA INSTALASI


Pengertian Seorang tenaga kesehatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegitan pelayanan
di instalasi tertentu.
Kualifikasi 1. Pendidikan minimal DIII dan atau SI keperawatan
2. Pengalaman berkerja di rumah sakit minimal 5 tahun di
pelayanan keperawatan
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Pernah mengikuti Pelatihan BTLS / BCLS yang dibuktikan
dengan sertifikat

Tugas Pokok Mengawasi dan mengendalikan pelayanan di Instalasi Gawat


Darurat
Fungsi 1. Kepemimpinan, perencanaan, pergerakan dan pelaksanaan serta
pengawasan, pengendalian dan penilaian kegiatan pelayanan
kesehatan
2. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atas sesuai bidang
tugasnya
Tanggung Jawab 1. PERENCANAAN
a. Menyusun rencana kebutuhan tenaga pada instalasi
b. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana
c. Menyusun program pengembanan SDM sesuai dengan
kebutuhan di instalasi
d. Menyusun jadwal pertemuan berkala dengan kepala ruangan
dan staf di instalasi
2. PERGERAKAN DAN PELAKSANAAN

19
a. Memberikan pengarahan pelaksanaan tugas dan pembagian
tanggung jawab kepada kepala rungan di unit pelaksana
instalasi
b. Melaksanakan tugas yang telah dilimpahkan kepada kepala
instalasi
c. Mensosialisasikan kebijakan Rumah Sakit
d. Melaksanakan supervisi pelayanan di instalasi
e. Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu bila
diperlukan
f. Menghadiri pertemuan yang di adakan oleh bidang atau
Direktur Rumah Sakit yang berkaitan dengan instalasi
g. Menyelenggarakan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan di
instalsi kepada bidang keperawatan, koordinasi dengan
Kepala Bidang terkait
h. Mempertimbangan dan meneruskan permohonan kenaikan
pangkat, cuti, pindah, pengusulan angka kredit dari tenaga di
instalasi
i. Mengajukan permohonan perbaikan, permintaan kebutuhan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh ruangan di
instalasi
j. Pengarsipan dokumentasi di instalasi

3. PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN


a. Mengawasi pelaksanaan peraturan dan tata tertib dan protap
pelayanan instalasi
b. Mengawasi pelaksanaan tugas di instalasi
c. Mengawasi penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pada instalasi
d. Menilai mutu pelayanan dan kinerja staf di instalasi
e. Memberikan teguran lisan, tertulis dan meneruskan ke
bidang terkait
f. Menindaklanjuti hasil pengawasan kepada atasan langsung

6.1.2 Uraian Tugas Kepala Ruangan

20
Nama Jabatan KEPALA RUANGAN
Pengertian Seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan
Keperawatan di ruangan .

Kualifikasi 1. Pendidikan minimal DIII dan SI keperawatan


2. Pengalaman berkerja di rumah sakit minimal 3 tahun di
pelayanan keperawatan
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Pernah mengikuti Pelatihan BTLS/BCLS yang dibuktikan
dengan sertifikat
Tugas Pokok Mengkoordinir kegiatan pelayanan keperawatan di ruangan

Wewenang 1. Menilai pelaksanaan tugas bawahan


2. Memberikan perimbangan kepada atasan (mutasi, cuti, promosi,
penghargaan piagam)
3. Melaksanakan tindak lanjut hasil pemantauan penugasan
pelayanan keperawatan di ruangan

Tanggung jawab 1. Bertangung jawab atas kelancaran pelaksanaan tugas bawahan


2. Bertanggung jawab atas disiplin pegawai dan penilaian DP3
3. Bertanggung jawab atas kordinasi pelaksanaan pengaturan dinas
penugasan perawatan di ruangan.

Uraian Tugas a. Pendekatan Manajemen


1. Perencanaan
 Mengembangkan visi dan misi
 Mempunyai filosofi
 Menetapkan Rencana jangka pendek

2. Pengorganisasian
 Membuat struktur organisasi
 Membuat jadwal dinas
 Membuat daftar pasien bersama ketua tim

3. Pengarahan
- Memimpin opren
- Mengawasi dan mengarahkan kegiatan pre dan post
conferrence
- Memberi motivasi pada tim perawat di ruangan
- Mendelegasisikan tugas kepada bawahan dengan jelas
- Memfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan
yang lain dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
- Mengawasi perawat primer & perawat pelaksana dalam
mengelola pasien melalui komunikasi langsung
- Memperoleh informasi tentang pelaksanaan asuhan
keperawatn melaui supervisi & mendengarkan laporan
langsung dari perawat primer

21
- Melakukan pengawasan tidak langsung :
 Mengcek daftar hadir perawat primer, perawat
pelaksana, pekarya dan petugas TU
 Mengecek kedisiplinan

4. Pengendalian
- Menetapkan indikator mutu
- Melaukan sudit dokumen
- Melakukan survey kepuasan terhadap keluarga, perawat,
dokter
- Melakukan survey masalah kesehatan / keperawatan

b. Compensatory Reward
1. Melakukan rekuitmen tenaga perawat
2. Melakukan seleksi tenaga perawat
3. Melakukan orientasi
4. Melakukan penilaian kinerja
5. Melakukan pengembangan tenaga perawat

c. Hubungan Profesional
1. Melakukan rekrutmen tenaga perawat
2. Melakakukan seleksi tenaga perawat
3. Melakukan orientasi
4. Melakukan penilaian kinerja
5. Melakukan pengembangan tenaga perawat

d. Asuhan Keperawatan
Menguasai asuhan keperawatan untuk tujuh masalah keperawatan
yaitu gangguan konsep diri : harga diri rendah, resiko perilaku
kekerasan, isolasi sosial, gangguan persepsi sensori: halusinasi,
waham, resiko bunuh diri dan defisit perawatan diri.

6.1.3 Uraian Tugas Ketua Tim


Nama Jabatan KETUA TIM
Pengertian Seorang tenaga keperawatan yang membawahi beberapa perawat
dalam mengelola beberapa pasien yang membutuhkan pelayanan di
Instalasi Gawat Darurat

Kualifikasi 1. Pendidikan minimal DIII dan SI keperawatan


2. Pengalaman berkerja di rumah sakit minimal 3 tahun di
pelayanan keperawatan
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Pernah mengikuti Pelatihan BTLS/BCLS yang dibuktikan
dengan sertifikat

Tugas Pokok Bertanggung jawab atas anggota tim dalam penyelenggaraan


pelayanan IGD dalam tim kelolaannya dimana secara administrasi
dan perkembangan profesi bertanggung jawab kepada Karu IGD

22
Wewenang 1. Menugaskan anggota Tim keperawatan IGD guna
memberikanpelayanan keperawatan yang baik
2. Memberikan laporan kepada Karu IGD bila timbul permasalahan
dalam memberikan pelayanan keperawatan
3. Membina koordinasi tim yang baik dalam melaksanakan
pelayanan keperawatan IGD
4. Memberikan teguran kepada anggota tim bila anggota yang
melanggar aturan dalam pelayanan keperawatan IGD

Tanggung jawab 1. Bertangung jawab atas kelancaran pelaksanaan tugas perawat


pelaksana dibawah koordinasinya
2. Bertanggung jawab atas kordinasi pelaksanaan pengaturan
tanggung jawab perawatan di bawah koordinasinya

Uraian Tugas 1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara


komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana perawatan
3. Mendelegasikan rencana perawatan yang telah dibuat kepada
perawat pelaksana
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin ilmu maupun perawat lain.
5. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan
dan lingkungan, peraturan/tata tertib yang berlaku, fasilitas yang
ada dan cara penggunaannya.
6. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan
7. Mendampingi dokter selama visite untuk pemeriksaan pasien
dan mencatat program pengobatan
8. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan
maupun tertulis kepada kepala ruangan dan dokter
penanggungjawab
9. Membuat jadwal kegiatan yang akan dilakukan selama 1 shift
dinas
10. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan sejawat,
pasien dan keluarganya
11. Melakukan pengawasan dengan mengunjungi pasien maksimal 2
jam sekali secara kontinu terhadap kondisi pasien setiap shift
12. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam
keadaan siap pakai
13. Mempersiapkan pasien pulang sesuai dengan prosedur
14. Membuat laporan harian
15. Melaksanakan operan dinas sesuai protap.

6.1.4. Uraian Tugas Perawat Pelaksana

Nama Jabatan PERAWAT PELAKSANA

23
Pengertian Seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang untuk melaksanakan asuhan keperawatan

Kualifikasi Perawat pelaksana MPKP Transisi


1. Pendidikan : Minimal D3 Keperawatan
2. Kondisi fisik : sehat jasmani dan rohani

Tanggung jawab Bertanggung jawab kepada kepala ruangan

Uraian tugas 1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.


2. Menerima pasien baru sesuai prosedur
3. Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu
dalam keaadaan siap pakai
4. Melakukan pengkajin keperawatan dan menentukan diagnosa
keperawatan sesuai batas kewenangan
5. Melakukan tindakan darurat kepada pasien (antara lain : panas
tinggi, kolaps, pendarahan, keracunan, henti nafas, dan henti
jantung)sesuai dengan protap yang berlaku selanjutnya segera
melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter ruang
rawat/dokter jaga.
6. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas
kemampuannya.
7. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut.

8. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas


kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

9. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam, dan hari libur secara


bergiliran sesuai jadwal dinas.

10. Mengikuti pertemuan berkala yang dilakukan oleh kepala


ruang IGD.

11. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang


keperawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah dan
penataran atas izin/persetujuan atasan.

12. Melakukan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan


keperawatan yang tepat dan benar sesuai standar asuhan
keperawatan.

13. Melakukan serah terima tugas kepada petugas pengganti


secara lisan maupun tertulis.

14. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan


keluarganya sesuai dengan keadaan kebutuhan pasien
mengenai :
 Program diet
 Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya

24
 Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, puskesmas dan
institusi kesehatan ini.
 Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang
bergizi, atau bahan pengganti sesuai dengan sosial ekonomi.

15. Melatih pasien untuk melakukan tindakan keperawatan


dirumah, misalnya :
 Merawat luka
 Melatih anggota gerak

16. Menyiapkan pasien yang akan pulang, misalnya :


 Surat izin pulang
 Surat keterangan istirahat
 Putunjuk diet
 Resep obat untuk dibawa pulang
 Surat rujukan atau pemeriksaan
 Dan lain-lain

6.1.5. Uraian Tugas Penanggung Jawab Medis

Nama Jabatan Dokter Penanggung Jawab Medis


Pengertian Seorang tenaga Medis yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan Medis di
ruangan .

Kualifikasi 1. Pendidikan : Dokter Umum


2. Kondisi fisik : sehat jasmani dan rohani
3. Mempunyai sertifikar ACLS/ATLS

Tugas Pokok Mengkoordinir kegiatan pelayanan medis di Instalasi Gawat Darurat

Wewenang 1. Menilai pelaksanaan tugas dokter jaga IGD


2. Memberikan perimbangan kepada atasan ( cuti, penghargaan
piagam)
3. Melaksanakan tindak lanjut hasil pemantauan penugasan
pelayanan medis di ruangan

Tanggung jawab 1. Bertangung jawab atas kelancaran pelaksanaan tugas dokter


jaga IGD
2. Bertanggung jawab atas kordinasi pelaksanaan tugas dan
pengaturan dinas dokter jaga di IGD.

Uraian tugas a. a. Pendekatan Manajemen


1. Perencanaan
 Mengembangkan visi dan misi

25
 Mempunyai filosofi
 Menetapkan Rencana jangka pendek

2. Pengorganisasian
 Membuat struktur organisasi
 Membuat jadwal dinas

3. Pengarahan

- Mengawasi dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis


- Memberi motivasi pada dokter jaga di ruangan
- Mendelegasisikan tugas kepada bawahan dengan jelas
- Memfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan
yang lain dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
- Mengawasi dokter jaga IGD dalam mengelola pasien
melalui komunikasi langsung
- Memperoleh informasi tentang pelaksanaan pelayanan
medis
- mendengarkan laporan langsung dari dokter jaga IGD
yang bertugas
- Melakukan pengawasan tidak langsung :
 Mengcek daftar hadir dokter jaga IGD
 Mengecek kedisiplinan

4. Pengendalian
- Menetapkan indicator mutu
- Melaukan sudit dokumen
- Melakukan survey kepuasan terhadap keluarga
- Melakukan survey masalah kesehatan dan pelayanan
medis gawat darurat

b. b. Compensatory Reward
1. Melakukan rekuitmen tenaga medis
2. Melakukan seleksi tenaga medis
3. Melakukan orientasi
4. Melakukan penilaian kinerja
5. Melakukan pengembangan medis

c. Hubungan Profesional
1. Melakukan rekrutmen tenaga medis
2. Melakakukan seleksi tenaga medis
3. Melakukan orientasi
4. Melakukan penilaian kinerja
5. Melakukan pengembangan tenaga medis

6.1.6. Uraian Tugas Dokter Jaga IGD

26
Nama Jabatan Dokter Jaga Instalasi Gawat Darurat
Pengertian Seorang tenaga Medis yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam melaksanakan tindakan medis di Instalasi Gawat Darurat.

Kualifikasi
1. Pendidikan : Dokter Umum
2. Kondisi fisik : sehat jasmani dan rohani
3. Mempunyai sertifikat ACLS/ATLS

Tanggung jawab Bertanggung jawab kepada Penanggung Jawab Medis

Uraian tugas 1. Melaksanakan kegiatan pelayanan gawat darurat selama 24 jam


secara bergiliran
2. Menyelenggarakan kegiatan di IGD yang bermutu
3. Produk knowledge ( mengerti tentang obat-obatan yang tersedia di
Rumah Sakit dan ketentuan/ program-program rumah sakit )
4. Memeriksa pasien IGD
5. Mengobservasi pasien ruangan, menjawab konsulan dari perawat
ruangan
6. Berperan aktif dalam penanggulangan bencana sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan
7. Memberikan pertolongan bagi pasien rawat inap yang
membutuhkan pertolongan gawat darurat selagi dokter yang merawat
pasien tidak dapat dihubungi / tidak ada di tempat atau diluar jam
dinas dokter konsulen
8. Membuat surat kematian bagi pasien yang meninggal di IGD
9. Membuat keterangan medis dan laporan untuk pasien asuransi
10. Merujuk pasien yang tidak dapat ditangani ke rumah sakit lain
yang memiliki fasilitas yang diperlukan
11. Melkukan serah terima tugas jaga dengan dokter penggantinya
12. Melaksanakan tugas luar rumah sakit bila diperlukan sewaktu-
waktu
13. Mengikuti rapat yang diselenggarakan rumah sakit

6.2 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


No Nama Jabatan Pendidikan Legalisasi Jumlah Status
Kepegawaian

1 Kepala Instalasi D3 Keperawatan STR+SIPP 1 orang PNS


Gawat Darurat
2 Kepala Ruangan D3 Keperawatan STR+SIPP 1 orang PNS

3 Ketua Tim S1 Keperawatan STR+SIPP 1 orang PNS


D3 Keperawatan STR+SIPP 2 orang PNS

4 Perawat Pelaksana -S1Keperawatan STR+SI 1 orang Honor Daerah

27
PP
Honor Daerah
-D3 Keperawatan 2 orang
STR+
SIP TKS BLUD

- S1 Keperawatan+ 3 orang
profesi Ners
STR+
SIP

5 Penanggung Jawab Dokter Umum STR + SIP 1 orang Dokter PTT


Medis
6 Dokter Jaga IGD Dokter Umum STR + SIP 3 orang Dokter PTT
Dokter Umum STR + SIP 1 orang BLUD RSKP
Total 16 orang PNS 5 orang
Honda 3 orang
PTT 4 orang
BLUD 4 orang

6.3 Pengaturan Jaga

Hari kerja di RS Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan adalah 5 (lima) hari kerja
dalam seminggu. RS Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan merupakan rumah sakit yang
beroperasional selama 24 jam untuk melayani masyarakat.
Khusus untuk pelayanan rawat inap yang bekerja secara shift waktu kerja di atur
dengan mengacu pada jam kerja 37,5 jam sd 40 jam seminggu. Yang bekerja secara shift
adalah perawat pelaksna. Untuk kepala instalasi dan Kepala Ruangan dinas non shift sesuai
dengan dinas pegawai di luar rawat inap dengan perincian sebagai berikut :
- Pegawai non shift : Senin sd Kamis : jam 07.30 sd jam 16.00 WIB
Jumat : jam 07.30 sd jam 16.30 WIB
Sabtu sd Minggu : Libur
- Pegawai shift :
1. Shift Pagi dinas mulai Jam 07.30 wib s/d jam 14.00 wib

28
2. Shift Sore dinas mulai Jam 14.00 wib s/d jam 20.00 wib
3. Shift Malam dinas mulai 20.00 wib s/d jam 07.30 wib

BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA

Dalam menjalankan tugas dan fungsi pokok pelayanan, instalasi gawat darurat
bekerjasama dengan instalasi lain di dalam RS dan di luar RS. Hubungan kerja antar instalasi
ditujuka untuk memberikan kejelasan dan batasan yang jelas dalam melaksanakan kerjasama
antar instalasi sehingga dapat memberikan pelayanan dengan baik dan dapat mewujudkan
pelayanan prima kepada masyarakat.

Hubungan interna dan eksterna Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan

29
NO INSTALASI HUBUNGAN KERJA

1 Instalasi Rawat Inap Transfer pasien yang akan dirawat di Instalasi Rawat
Inap
2 Instalasi Rawat Jalan Kontrol ulang pasien pulang setelah mendapatkan
pelayanan gawat darurat
3 Instalasi Laboratorium Pemeriksaan penunjang diagnostik
4 Instalasi Radiologi Pemeriksaan penunjang diagnostik
5 Instalasi Farmasi Penyediaan obat-obatan dan alkes
6 Instalasi Laundry Penunjang kebutuhan linen bersih dan pencucian
linen kotor
8. Rekam Medik Kelengkapan berkas administrasi instalasi gawat
darurat
9 RS lain Rujukan berjenjang

30
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Instalasi gawat darurat berkoordinasi dengan bagian urusan sumber daya


manusia dalam pengaturan sumber daya manusia yang ada di instalasi. Adapun pola
ketenagaan dan kualifikasi personil instalasi gawat darurat sebagai berikut :

8.1.1 Pola Ketenagaan

No Uraian Jabatan Pendidikan Jumlah tenaga Jumlah Total

1 Kepala Instalasi D-III Keperawatan 1 1

2 Kepala Ruangan D-III Keperawatan 1 1

3 Ketua Tim S1 Keperawatan 1 1


D-III Keperawatan 2 2

3 Perawat Pelaksana D-III Keperawatan / 2


S1 Keperawatan 1 6
S1 Keperawatan + profesi 3
Ners

4 Penanggung Jawab Dokter Umum 1 1


Medis

31
5. Dokter Jaga IGD Dokter Umum 4 4

32
BAB IX
PENILAIAN KINERJA

Upaya RS Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan untuk senantiasa


memperbaiki pelayanan tentu tidak bisa lepas dari unsur sumber daya manusia.
Dalam hal pencapaian optimalisasi kinerja karyawan RS Khusus Paru Provinsi
Sumatera Selatan mempunyai beberapa instrumen penilaian. Masing-masing
instrumen tersebut mempunyai format berbeda namun pada dasarnya adalah
berfungsi sebagai alat pengukur pencapaian kinerja karyawan.

A. Tujuan
1. Memberi motivasi karyawan untuk senantiasa mencapai prestasi kerja
yang optimal sesuai harapan pemerintah dan masyarakat.
2. Memberikan acuan dasar pemberian reward untuk memacu produktivitas
dan prestasi kerja karyawan.
3. Menilai karyawan sebagai dasar untuk melakukan promosi, mutasi,
pelatihan dan pendidikan yang dibutuhkan.
B. Macam Penilaian
1. Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil (SKP) dibuat dalam kurun waktu 1
tahun sekali.
2. Indeks

Mengatur penilaian kinerja karyawan berupa reward tentang Jasa


Pelayanan. Penilaian dalam bentuk indeks ini dilakukan setiap bulan.

33
3. Buku Prestasi Kerja Staf
Agar setiap karyawan termotivasi untuk meningkatkan kemampuan,
usaha dan sikap mental positifnya, sehingga dapat memperoleh
keberhasilan dalam setiap karyanya, maka disusun Buku Prestasi Kerja
Staf. Penilaian yang dilakukan dalam buku ini dilakukan setiap 6 bulan
sekali dan dilakukan oleh kepala instansi. Sesuai namanya buku ini lebih
berfungsi sebagai dasar untuk melakukan promosi, mutasi, pelatihan dan
pendidikan yang dibutuhkan karyawan.

Form Buku Kinerja Staf


Nama : …………………….. Jabatan : ……………………
Unit : …………………….. Periode : ……………………

BOBOT KUALIFIKASI JUMLAH


No UNSUR PENILAIAN NILAI*
NILAI NILAI
2 4 6 8
1. Akurasi dan Kedisplinan 3
2. Kecekatan/keandalan/keterampilan 3
3. Kreativitas 2
4. Keramahan / Komunikasi 2
5. Tanggung jawab 3
6. Kepribadian/penampilan pribadi 2
7. Pengetahuan kerja 2
8. Kesopanan 2
9. Kerjasama dengan orang lain 3
10. Penerimaan kritik 1
11. Kehadiran 3
12. Prestasi kerja 3
13. Kestabilan emosi 3
14. Wawasan 3
15. Perencanaan 3

34
TOTAL NILAI **
Nama Penilai : Rekomendasi :
Tanda Tangan :

Mengetahui : Rekomendasi :
Ka. IRD
Tanda Tangan :

Nama :

Keterangan Kualifikasi Nilai :

1. AKULASI DAN KEPERLUAN


2 4 6 8
Ceroboh : Sering Biasa akurat, Membutuhkan Tidak membutuhkan
melakukan hanya melakukan supervisi supervisi; selalu
kesalahan kesalahan rata-rata minimal ; hampir akurat ; bersedia
selalu akurat bekerja di luar jam
dinas
2. AKULASI DAN KEPERLUAN
2 4 6 8
Sulit mengerti Membutuhkan Menangkap Biasanya cepat
instruksi dan instruksi dengan memahami dan
melakukan kemampuan rata- cekatan / terampil
kesalahan rata-rata rata
3. KREAKTIVITAS
2 4 6 8
Jarang mempunyai Mempunyai Kadang-kadang Senantiasa mencari
ide …….baru; imajinasi rata-rata; muncul dengan cara yang lebih baik
tidak imajinatif mempunyai ide sebuah ide baru ; dalam melakukan
baru yang banyak imajinarif diatas sesuatu ; sangat
rata-rata. imajinasi
4. KERAMAHAN KOMUNIKASI
2 4 6 8
Sangat menyendiri Dapat didekati, Hangat, ramah dan Sangat sosial dan
dan tidak ramah dikenal ramah sosial ramah
oleh orang lain
5. TANGGUNG JAWAB
2 4 6 8
Tidak tanggung Sering tidak Senantiasa Atas kesadaran
jawab dalam bertanggung bertanggung sendiri dan
bekerja jawab jawab bertanggung jawab
atas pekerjaan.
6. KEPRIBADIAN / PENAMPILAN PRIBADI
2 4 6 8
Kepribadian Kepribadian tidak Kepribadian Kepribadian yang
dipertanyakan memuaskan; menonjol untuk paling dicari untuk
untuk pekerjaan kadang-kadang pekerjaan ini ; pekerjaan ini ; sangat
ini; penampilan tidak rapi dan hati-hati dalam rapi dalam
tidak rapi ceroboh dalam berpenampilan berpenampilan
penampilan pribadi
pribadi
7. PENGETAHUAN KERJA
2 4 6 8
Tidak memiliki Tidak menguasai Memahami semua Telah menguasai
pengetahuan semua tahap tahap pekerjaan semua tahap
pekerjaan pekerjaan
8. KESOPANAN
2 4 6 8
Kasar, tidak Kadang-kadang Selalu santun dan Ramah dan
santun tidak sopan atau bersedia menyenangkan
kasar membantu
9. KERJASAMA DENGAN ORANG LAIN
2 4 6 8
Individual; sulit Kadang-kadang Bekerjasama Dapat bekerja sama
bekerjasama bekerja sendiri hanya dengan dengan orang lain
dengan orang lain teman sejawat
10. PENERIMAAN KRITIK
2 4 6 8
Mudah Kadang-kadang Bisa menerima Mempunyai toleransi
tersinggung ; meledak dibawah sebagian tekanan rata-rata lebih dari
mudah jengkel tekanan menyukai kritik orang lain terhadap
lebih dari rata-rata kritik ; biasanya
orang tenang
11. KEHADIRAN
2 4 6 8
Sering absen tanpa Sering absen Selalu teratur dan Sangat tepat waktu
alasan yang kuat dengan alasan dan tepat waktu dan hadir secara
sering terlambat teratur, bersedia
masuk kerja lembur apabila
dibutuhkan
12. PRESTASI KERJA
2 4 6 8
Tidak memuaskan Dibawah standat Sesuai dengan Diatas standat
namun membuat standat
kemajuan
13. KESTABILAN EMOSI
2 4 6 8
Mudah, marah Mudah marah, Marah, gugup Bisa mengendalikan
atau emosi, sedih gugup, sedih bila sedih bila ada emosi (mara, gugup,
tanpa penyebab ada masalah atau masalah atau ada sedih) dengan
tekanan kecil / tekanan sedang masalah yang berat
ringan sampai berat
14. WAWASAN
2 4 6 8
Tidak memiliki Memiliki Memiliki Mampu
wawasan wawasan rumah wawasan rumah mengembangkan
sakit yang terbatas sakit yang cukup wawasan rumah sakit
secara maksimal
15. PERENCANAAN
2 4 6 8
Tidak mempunyai Jarang mempunyai Mempunyai Mempunyai
perencanan perencanaan perencanaan yang perencanaan dan
tidak konsisten konsisten
dilaksanakan

Kriteria Naik Kinerja Staf

Kriteria Nilai D (217-271) Kinerja tidak memadai. Berprestasi dibawah


harapan secara konsisten dan tidak mencapai
sebagian besar sasaran.
C (228-282) Kinerja tidak mencapai sasaran dalam
beberapa bidang
B (238-292) Kinerja mencapai semua sasaran, dan dalam
beberapa bidang melampaui target.
A (250-304) Benar-benar Kinerja yang luar biasa, kinerja
melebihi semua sasaran. Menunjukkan
kinerja yang solid dan baik.
BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi di Instalasi Gawat Darurat dilakukan oleh perawat baru


sebagai upaya untuk menyesuaikan diri pada tempat / unit kerja baru dalam
rangka memenuhi syarat bagi pekerjaan / jabatan dengan situasi baru yang
berbeda dan asing.

9.1. Tujuan Kegiatan Orientasi

1. Memahami tugas, kewajiban, wewenang dan prosedur kerja.


2. Memahami tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan di lingkungan rumah
sakit serta kebijakan pimpinan rumah sakit.
3. Memahami prosedur-prosedur dalam berbagai bidang di berbagai unit kerja.
4. Memahami teknik-teknik mengerjakan Basic Life Support dalam keadaan
darurat.
5. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja staf
keperawatan.

9.2. Materi Orientasi

1) Materi Umum
a. Struktur organisasi rumah sakit dan bidang keperawatan.
b. Falsafah dan tujuan rumah sakit dan pelayanan keperawatan.
c. Falsafah / sarana yang tersedia dan cara penggunaannya.
d. Kebijakan dan prosedur yang berlaku di rumah sakit / pelayanan
keperawatan.
e. Metode pemberian asuhan keperawatan dan pelayanan medis
f. Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja keperawatan
g. Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit.
h. Hak dan kewajiban perawat
2) Materi Khusus
a. Struktur organisasi instalasi / ruangan.
b. Setting ruangan dan alat.
c. Tata tertib instalasi / ruangan.
d. Prosedur administrasi instalasi / ruangan.
e. Prosedur penerimaan pasien dan pemulangan pasien.
f. Manajemen / model asuhan keperawatan pasien di instalasi / ruangan.
g. Monitoring hemodinamik pasien di instalasi / ruangan.
h. Manajemen pengelolaan kegawatdaruratan pasien di instalasi / ruangan.
i. Manajemen penggunaan alat-alat khusus di instalasi / ruangan.
j. Manajemen logistik alat medis / non medis (linen) di instalasi / ruangan.
k. Manajemen pencucian dan sterilisasi alat di instalasi / ruangan.

9.3. Prosedur Kegiatan Orientasi

1. Tenaga keperawatan diserahkan dari urusan kepegawaian ke


bidang keperawatan.
2. Tenaga keperawatan baru, pindahan dan mutasi antar ruang menerima
penjelasan materi orientasi yang meliputi materi umum dan khusus.
3. Perkenalan dengan pejabat struktural / fungsional di keperawatan
4. Pelaksanaan program orientasi di bidang keperawatan yang di jadwalkan
mulai sesuai kebijakan kepala ruangan masing-masing ruang rawat inap.
5. Berdasarkan evaluasi selama orientasi yang dibuat oleh masing-masing
kepala ruang, maka yang bersangkutan ditempatkan sesuai kebutuhan
serta ketrampilan yang bersangkutan melalui SK Direktur.
BAB X

PERTEMUAN / RAPAT

Instalasi Gawat Darurat menyelenggarakan pertemuan / rapat yaitu :


1. Rapat rutin
2. Rapat insidentil

Rapat Rutin
Waktu : Setiap Jumat minggu pertama tiap bulan
Jam : 12.00 – 14.00 WIB
Tempat : Ruangan Perawat IGD
Pimpinan : Kepala Instalasi / Kepala Ruangan/ Penanggung Jawab medis
Peserta : Kepala Ruangan, penanggung jawab medis perawat pelaksana dan
dokter jaga IGD
Materi : Penyampaian kebijakan
Evaluasi kinerja unit
Penyampaian hal baru atau penyegaran di bidang keperawatan

Rapat Insidentil
Waktu : Sewaktu waktu
Jam : Jam kerja
Tempat : Ruang pertemuan rawat inap
Pimpinan : Kepala Instalasi / Kepala Ruangan/ Penaggung Jawab medis
Peserta : Terbatas sesuai undangan
Materi : Pembahasan masalah urgen
Penyampaian kebijakan urgen
BAB XI

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan dan pelaporan merupakan dokumentasi kegiatan penyelenggaraan


pelayanan gawat darurat di RS Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan

Kegiatan pelaporan dilakukan untuk memberikan data / informasi yang cepat, tepat
dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan, sesuai
dengan kondisi yang terjadi serta penemuan kebijakan yang relevan. Di dalam
pelaksanaannya, pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang.
Laporan berupa Laporan Harian, Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan.

A. Laporan harian
Laporan harian berisi tentang : Jumlah pasien yang di lakukan perawatan di IGD

B. Laporan bulanan
Laporan bulanan berisi tentang : jumlah pasien yang di rawat, jenis penyakit, jumlah
kematian, jumlah pasien yang di rujuk, jumlah pemeriksaan ke Laboratorium luar dan
jumlah tindakan yang di lakukan.
C. Laporan tahunan
Laporan tahunan berisi tentang : jumlah pasien yang di rawat, jumlah kematian, jumlah
hari perawatan, BOR.
BAB XII

PENUTUP

Peran Rumah Sakit Khusus Paru Provinsi Sumatera Selatan sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga perlu ditingkatkan
kemampuan pelayanan pengelolaan rawat inap agar mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang komprehensif dan terpadu. Koordinasi internal dan
eksternal Rumah Sakit perlu dilakukan dalam upaya peningkatan kegiatan
pelayanan gawat darurat di Rumah Sakit Khusus Paru PROVINSI Sumatera
Selatan.

Anda mungkin juga menyukai