Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk


meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tinggi nya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,pembangunan kesehatan
dilaksanakan secara sitematis dan berkesinambungan.
Bentuk upaya implementasi cita-cita kepala Daerah Kabuaten
Ketapang yang di tuangkan dalam Visi : “ KABUPATEN KETAPANG YANG
MAJU MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA ” Dan pokok-pokok pikiran
Kabupaten Ketapang,terutama Misi ke 4 tentang : Meningkatkan Sumber
Daya Manusia yang berkualitas ,sehat dan produktif. Agar penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Ketapang dapat bersinergi dengan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan nasional ,maka penyusunan
Rencana Strategis Puskesmas Nanga Tayap juga mempertimbangkan
Rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang tahun 2016
sampai dengan 2020 . Renstra Puskesmas Nanga Tayap bersifat indikatif
memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan di
laksanakan oleh Puskesmas Nanga Tayap dan menjadi acuan dalam
penyusunan perencanaan tahunan .
Penting nya peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan
tercermin dalam visi, misi dan strategi rencana strategis Puskesmas Nanga
Tayap. Program-program pembangunan kesehatan yang akan di
selenggarakan di arahkan untuk pengembangan pemberdayaan masyarakat
melalui peningkatan program-program inovatif dalam kerangka
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat.

1.2 LANDASAN HUKUM

Landasan hukum penyusunan Renstra Puskesmas Nanga Tayap


tahun 2018 sampai dengan 2022 yaitu :
1. Undang – undang Nomor 27 tahun 1959 tentang penetapan Undang –
undang darurat no 3 Tahun 1953 tentang perpanjangan pembentukan
Daerah tingkat II di Kalimantan sebagai undang – undang ( Lembaran
Negara Republik ,Indonesia Tahun 1953 nomor 9), Sebagaimana telah
diubah dengan undang – undang nomor 8 Tahun 1965 Tentang
Pembentukan Derah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan
Daerah Tingkat II Tabalong dengan mengubah Undang – undang Nomor 27
Tahun 1959 tentang penetapan Undang – undang darurat nomor 3 Tahun
1953 tentang pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 nomor 51, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2756);
2. Undang – undang Nomor 25 tahun 2014 tentang Sistem perencanaan
pembangunan Nasional ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421 );

3. Undang – undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana pembangunan


jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700 );
4. Peraturan pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang penggolongan ke
Uangan Daerah .(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
140 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578 );
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
penyusunan ,Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan rencana
pembangunan Daerah yang di jabarkan dalam peraturan Menteri dalam
Negri Nomor 54 taun 2010 tentang pelaksanaan peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan Tata cara
penyusunan Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
6. Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 7 Tahun 2008 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJP ) Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2008 sampai dengan 2028 ( Lembaran Daerah
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008 Nomor 7 ,Tambahan Lembaran
Daerha Provinsi Kalimantan Barat Nomor 6);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang No 1 Tahun 2016 Tentang
Rencana pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 sampai
dengan 2025
( Lembaran Daerah Kabupaten Ketapang Tahun 2016 Nomor 1);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang Nomor 10 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan susunan perangkat Daerah ( Lembaran Daerah
Kabupaten Ketapang Tahun 2016 Nomor 10,Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Ketapang Nomor 59 );
9. Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ketapang
Tahun 2016 sampai dengan 2020 ( Lembaran Daerah Kabupaten
Ketapang Tahun 2016 Nomor 11);
10. Peraturan Bupati Ketapang Nomor 50 Tahun 2016 tentang
Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Ketapang.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud penyusunan Rencana Strategis Puskesmas Nanga Tayap yaitu :
1. Menjabarkan visi, misi Puskesmas Nanga Tayap kedalam program dan
kegiatan untuk jangka waktu lima tahun;
2. Mewujudkan perencanaan, pemilihan program dan kegiatan prioritas
Puskesmas Nanga Tayap.

Tujuan disusunnya Rencana Strategis Puskesmas Nanga Tayap yaitu :


1. Menjamin keterkaitan dan konsitensi antara perencanaan, pengganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan dalam rangka membantu mewujudkan visi
dan misi Puskesmas Nanga Tayap yang hendak dicapai dalam jangka
waktu lima tahun;
2. Memberikan pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan yang
dituangkan dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas Nanga
Tayap;
3. Memberikan acuan dasar penilaian (tolok ukur) dalam penilaian kinerja
penyelenggaraan Puskesmas selama lima tahun;
4. Dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima
tahunan Puskesmas Nanga Tayap.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika Rencana Strategis (RENSTRA) Puskesmas Nanga Tayap
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS NANGA TAYAP
2.1 Tugas, fungsi dan Struktur Organisasi
2.2 Sumber Daya Puskesmas Nanga Tayap
2.3 Kinerja Pelayanan Puskesmas Nanga Tayap
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
Puskesmas
Nanga Tayap
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan di Puskesmas Nanga Tayap
3.2 Telaah Visi, Misi
3.3 Telaah Renstra
3.4 Penentuan Isu-Isu Stategis
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi SKPD
4.2 Tujuan dan Sasaran
4.3 Strategi dan Kebijakan
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
BAB VI PENUTUP

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
PUSKESMAS NANGA TAYAP

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas menyelenggarakan
fungsi:

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya


b. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor :
440/221/DINKES-A tentang Pembentukan, sususnan organisasi,
Kedudukan dan tugas unit pelaksana teknis Puskesmas, maka Puskesmas
Nanga Tayap membentuk struktur organisasi sebagai berikut :

1. KEPALA PUSKESMAS
Uraian tugas :
a. Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di
Puskesmas;
b. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bimbingan dan supervisi;
c. Mengadakan koordinasi di tingkat kecamatan;
d. Sebagai penggerak pembangunan di tingkat kecamatan;
e. Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya
Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten.
2. KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA
Uraian tugas :
a. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit Tata Usaha;
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unit Tata
Usaha;
c. Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala Puskesmas
berhalangan hadir;
d. Membantu Kepala puskesmas dalam pengelolaan system informasi,
kepegawaian dan rumah tangga;
e. Melaksanaan tugas tambahan lainnya yang diberikan atasan.
3. KEUANGAN
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kerja keuangan Puskesmas;
b. Melaksanakan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan
keuangan Puskesmas;
c. Merealisasi keuangan;
d. Membuat pembukuan/penutupan kas;
e. Mengambil gaji dan dana operasional serta yang berkaitan dengan
kesejahteraan pegawai;
f. Pencatatan dan pelaporan;
g. Membuat daftar gaji;
h. Menerima setoran dari masing-masing unit pelayanan;
i. Melakukan setoran perda ke kas daerah;
j. Melakukan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
4. KEPEGAWAIAN
Uraian tugas :
a. Registrasi surat masuk dan keluar;
b. Melanjutkan disposisi Kepala Puskesmas;
c. Membuat konsep surat;
d. Mengarsipkan surat;
e. Membuat laporan kepegawaian (Absensi, DUK, lap.triwulan, tahunan
,dsb.);
f. Koordinator SKP dan DP3 yang sudah di isi nilai oleh atasan
langsung;
g. Mendata dan mengarsipkan file pegawai;
h. Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat;
i. Mengusulkan tunjangan pegawai;
j. Merekap Absensi ( Ijin, Cuti, Sakit );
k. Membuat Absensi Mahasiswa/siswa yang praktek/magang di
Puskesmas;
l. Membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM staf
puskesmas;
m. Menyusun daftar pembagian tugas untuk staf puskesmas dengan
persetujuan kepala puskesmas.
5. SIMPUS
Uraian tugas :
a. Mengumpulkan dan mengecek laporan;
b. Pengolahan data hasil laporan;
c. Menyajikan laporan dalam bentuk visualisasi data;
d. Mengidentifikasi masalah program dari hasil visulisasi data;
e. Pencatatan dan pelaporan.
6. PENANGGUNG JAWAB UKP, KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM
Uraian tugas :
a. Mengkoordinir dan bertanggung jawab dalam penyusunan
perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit pelayanan pemeriksaan
umum, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, KIA-KB, UGD, Klinik
Gizi, Pelayanan Farmasi,Laboratorium, Persalinan, Rawat Inap, dan
kesehatan lainnya;
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.
6.1. PENDAFTARAN & REKAM MEDIK
Uraian tugas :
PENDAFTARAN
a. Mendaftar pasien yang mau berobat;
b. Mencatat di register;
c. Mengisi identitas pasien di kartu rawat jalan;
d. Membantu merencanakan kebutuhan kartu rawat jalan, resep
dan kebutuhan lain di ruangan pendaftaran;
e. Mencatat register baru/lama, register bayar/gratis/KIS;
f. Pencatatan dan pelaporan;
g. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
REKAM MEDIK
a. Melaksanakan dan bertanggungjawab atas penyimpanan,
penjajaran serta pengambilan kembali berkas rekam medik;
b. Menerima berkas rekam medik dari setiap unit pelayanan;
c. Mencatat berkas rekam medik yang diterima pada buku
penerimaan rekam medik;
d. Melayani setiap permintaan berkas rekam medik untuk unit
pelayanan maupun pihak yang memerlukan;
e. Menyusun rekam medik sesuai ketentuan;
f. Pencatatan dan pelaporan;
g. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan
6.2 UNIT GAWAT DARURAT
Uraian tugas :
a. Merencanakan kebutuhan obat untuk unit gawat darurat;
b. Melakukan tindakan pengobatan sesuai standar Puskesmas
sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama;
c. Merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan lebih yang
lebih tinggi;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
6.3 PEMERIKSAAN UMUM
Uraian tugas :
a. Melakukan pelayanan rawat jalan;
b. Melakukan tindakan pengobatan sesuai standar Puskesmas
sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama serta memberi
penyuluhan kepada pasien dan keluarganya;
c. Merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
6.4 PEMERIKSAAN KHUSUS (P2M)
Uraian tugas :
a. Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unitnya;
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di
unitnya;
c. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya
peningkatan kasus penyakit menular serta menindaklanjuti
terjadinya KLB;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
6.5 MTBS DAN PENYAKIT ANAK LAINNYA
Uraian tugas :
a. Pendataan bayi dan balita;
b. Memberi tindakan sesuai klasifikasi penyakit;
c. Memberi konseling bagi ibu;
d. Bertanggung jawab terhadap pelayanan di ruangan MTBS;
e. Pencatatan dan pelaporan;
f. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
6.6 KESEHATAN IBU DAN BAYI (UKP)
Uraian tugas :
a. Menolong persalinan;
b. Melakukan asuhan antenatal yang meliputi deteksi dini,
pengobatan dan rujukan;
c. Merujuk ibu hamil dan bayi resiko tinggi;
d. Melakukan imunisasi;
e. Memberikan pelayanan KB;
f. Pencatatan dan pelaporan;
g. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
6.7 KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Uraian tugas :
a. Menyusun perencanaan;
b. Melaksanakan UKGS dan UKGMD;
c. Pelayanan berupa pemeriksaan, perawatan, pengobatan,
penambalan, pencabutan, perawatan gigi lainnya serta
rujukan gigi dan mulut;
d. Menerima konsultasi pasein, masyarakat dan anak sekolah
serta memberikan penyuluhan dengan pendekatan promotif
dan preventif;
e. Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut
terlaksana dengan baik;
f. Melakukan tindakan preventif, promotif, kuratif program
kesehatan gigi;
g. Membuat rujukan pada pasein yang tidak dapat ditangani;
h. Mengkoordinir dan memonitor seluruh kegiatan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut;
i. Pencatatan dan pelaporan;
j. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
6.8 RAWAT INAP
Uraian tugas :
a. Merencanakan kebutuhan obat;
b. Melakukan pelayanan rawat inap;
c. Melakukan tindakan pengobatan sesuai standar Puskesmas
sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama serta memberi
penyuluhan kepada pasien serta keluarganya;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
6.9 GIZI (UKP)
Uraian tugas :
a. Melakukan konseling dan penyuluhan gizi kepada pasien;
b. Pencatatan dan pelaporan;
c. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
6.10 LABORATORIUM
Uraian tugas :
a. Mempersiapkan dan memeriksa sediaan serta menegakkan
diagnose (darah, urine, sputum);
b. Mengirimkan sediaan untuk diperiksa di tingkat pelayanan
yang lebih tinggi sesuai dengan sistem rujukan pelayanan
kesehatan;
c. Merencanakan kebutuhan bahan dalam satu tahun;
d. Pemeriksaan khusus TB/cross check;
e. Pencatatan dan pelaporan;
f. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
6.11 KEFARMASIAN
Uraian tugas :
a. Merencanankan amprahan dan pengadaan obat serta
pendistribusian obat;
b. Penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan obat Puskesmas
maupun Pustu;
c. Pengecekan obat di Puskesmas dan Pustu (kerapihan dan
kebersihan gudang obat);
d. Penyuluhan pemakaian obat yang benar;
e. Pencatatan dan pelaporan;
f. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
7. PENANGGUNG JAWAB UKM ESENSIAL DAN PERKEMAS
Uraian tugas :
a. Mengkoordinir dan bertanggung jawab dalam penyusunan
perencanaan dan evaluasi kegiatan di setiap unit;
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.
7.1 PROMKES dan UKS
Uraian tugas :
PROMKES
a. Merancang pemberdayaan masyarakat;
b. Menfasilitasi kegiatan promosi kesehatan dalam kelompok-
kelompok masyarakat;
c. Mengevaluasi program promosi kesehatan;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
UKS
a. Membuat perencanaan kegiatan UKS;
b. Melaksanakan kegiatan UKS di sekolah (SD/MI, SLTP dan
SLTA);
c. Melaksanakan kegiatan pembinaan PHBS di sekolah;
d. Melaksanakan kegiatan pembinaan UKS dan pembinaan
kebersihan lingkungan kepada dokter kecil dan guru UKS;
e. Membantu melaksanakan kegiatan imunisasi anak sekolah
(BIAS) bersama petugas lainnya;
f. Membuat pencatatan dan pelaporan UKS;
g. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
7.2 KESEHATAN LINGKUNGAN
Uraian tugas :
a. Membuat rencana kerja tahunan program kesehatan lingkungan;
b. Melakukan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan yang
meliputi pengawasan dan pembinaan;
c. Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/
keluarga penderita tentang kejadian penyakit, keadaan
lingkungan dan perilaku yang diduga berkaitan dengan kejadian
penyakit;
d. Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau
perilaku yang berkaitan dengan kejadian penyakit yang diderita;
e. Melakukan pemeriksaan/pengamatan lingkungan, pengamatan
perilaku serta konseling sesuai dengan penyakit/masalah yang
ada;
f. Melakukan pengawasan sanitasi pasar/pembinaan menuju pasar
sehat;
g. Melakukan pemantauan dan pengawasan pengelolaan limbah di
masyarakat dan fasyankes;
h. Membuat laporan kegiatan;
i. Melakukan tugas tambahan lain yang diberkan atasan.
7.3 KI-KB (UKM)
Uraian tugas :
a. Melaksanakan ANC;
b. Melaksanakan kunjungan rumah ibu hamil;
c. Melaksanakan kunjungan rumah ibu hamil risti, ibu nifas, dan
neonatal;
d. Melaksanakan Posyandu;
e. Menyampaikan penyuluhan kesehatan dalam bidang KIA-KB;
f. Pencatatan dan pelaporan;
g. Membuat catatan bulanan;
h. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
7.4 GIZI (UKM)
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan peningkatan gizi masyarakat
berdasarkan data program Puskesmas;
b. Melaksanakan kegiatan peningkatan gizi masyarakat meliputi :
1. Upaya perbaikan gizi keluarga
2. Penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk
3. Penaggulangan gangguan akibat kekurangan yodium
4. Penaggulangan defisiensi vitamin A
5. Sistem kewaspadaaan pangan dan gizi
6. Pengembangan pojok gizi dengan penyuluhan diet kepada
pasien rawat jalan
c. Mengevaluasi hasil kegiatan peningkatan gizi masyarakat;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Membuat laporan bulanan;
f. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
7.5 PERKESMAS
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan Perkesmas berdasarkan data
program Puskesmas;
b. Melakukan kegiatan Perkesmas meliputi pengumpulan data,
pengkajian kasus, melakukan asuhan keperawatan, pembinaan
keluarga kasus dan koordinasi lintas program terkait dengan
prosedur dan ketentuan perundang –undang an yang berlalu;
c. Mengevaluasi hasil kegiatan Perkesmas secara keseluruhan;
d. Membuat catatan dan laporan kegiatan;
e. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan oleh atasan.
7.6 PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Uraian tugas :
a. Menyusun perencanaan dan evaluasi kegiatan di unit P2M;
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya;
c. Ikut secara aktif mencegah dan mengawasi terjadinya
peningkatan kasus penyakit menular serta menindaklanjuti
terjadinya KLB;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan

7.6.1 PENGENDALIAN TB PARU


Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan TB Paru berdasarkan data
program Puskesmas dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja;
b. Melaksanakan kegiatan TB Paru meliputi penemuan kasus,
diagnose, pengobatan TB Paru, dan kontak survey
(kunjungan rumah)
c. Melaksanakan kegiatan TB Paru bersama petugas lainnya;
d. Membantu merencanakan kebutuhan obat TB dan
sarana/alat dalam pelaksanakan kegiatan TB Paru;
e. Melaksanakan surveillance, monitoring dan evaluasi
kegiatan;
f. Mengevaluasi hasil kegiatan TB Paru secara keseluruhan;
g. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya
sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada
atasan;
h. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
7.6.2 POSBINDU PTM
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular;
b. Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular;
c. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut kegiatan
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan atasan.
7.6.3 PENGENDALIAN FILARIASIS
Uraian tugas :
a. Membuat perencanaan filariasis;
b. Menyiapkan bahan kerja program filariasis;
c. Melaksanakan sosialisasi dan koordinasi tingkat
kecamatan dalam rangka POPM filariasis;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
7.6.4 PENGENDALIAN KUSTA
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan kusta berdasarkan data
program Puskesmas dan ketentuan peraturan perudang-
undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja;
b. Melaksanakan kegiatan kusta meliputi penemuan dini
penderita kusta, penyuluhan kusta;
c. Mengevaluasi hasil kegiatan kusta secara keseluruhan;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan oleh
atasan.
7.6.5 PENGENDALIAN INFEKSI DENGUE/DBD
Uraian tugas :
a. Membuat perencanaan kegiatan DBD;
b. Mengkoordinir kegiatan DBD;
c. Melaksanakan surveillance dan kewaspadaan dini terhadap
KLB DBD;
d. Melakukan pengamatan epidemiologi bila terjadi KLB DBD;
e. Mengkoordinir kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN);
f. Mengkoordinir kader juru pengamat jentik (jumantik);
g. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan;
h. Pencatatan dan pelaporan;
i. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan
7.6.6 PENGENDALIAN MALARIA
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana program kerja;
b. Melaksanakan kegiatan meliputi penyuluhan tentang
perilaku hidup bersih dan sehat, penyuluhan tentang
malaria, pemberantasan nyamuk anopheles, penemuan
secara dini penderita malaria;
c. Pencatatan dan pelaporan;
d. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan oleh
atasan.
7.6.7 PENGENDALIAN HIV/AIDS DAN INFEKSI MENULAR
SEKSUAL
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan HIV berdasarkan data
program;
b. Melakukan kegiatan meliputi penemuan secara dini
penderita IMS, HIV dan AIDS, pencegahan dan
pemberantasan HIV dan AIDS, Penyuluhan tentang bahaya
NAPZA, IMS, HIV dan AIDS;
c. Mengevaluasi hasil kegiatan secara keseluruhan
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan oleh
atasan.
7.6.8 PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG
Uraian tugas :
a. Perencanaan kegiatan;
b. Pengumpulan, analisa dan penyajian data daerah rawan
penyakit bersumber binatang;
c. Penyuluhan;
d. Melaksanakan pencegahan, pengendalian penyakit
bersumber binatang;
e. Pencatatan dan pelaporan;
f. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
7.6.9 PENGENDALIAN PENYAKIT DIARE
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kerja;
b. Melaksanakan kegiatan meliputi penyuluhan untuk
memasyarakatkan hidup bersih dan sehat serta
memasyarakatkan oralit, surveillance mengurangi dan
menghindari kontak untuk mencegah penyebaran kasus,
penemuan dan pengobatan penderita diare didalam dan
diluar gedung;
c. Pencatatan dan pelaporan;
d. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan oleh
atasan.
7.6.10 PENGENDALIAN DINI CANCER SERVIKS
Uraian tugas :
a. Perencanaan kegiatan;
b. Penyuluhan tentang penyakit cancer serviks;
c. Sosialisasi tentang pemeriksaan IVA;
d. Melakukan pemeriksaan IVA;
e. Mendeteksi pasien dengan cancer servik;
f. Melakukan rujukan apabila pasien tidak bisa di tangani di
Puskesmas;
g. Pencatatan dan pelaporan;
h. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
7.6.11 PENGENDALIAN ISPA
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kerja;
b. Melaksanakan kegiatan meliputi penemuan dan
pengobatan dini penderita ISPA, penyuluhan ISPA.
c. Melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyakit
ISPA;
d. Mengevaluasi hasil kegiatan ISPA;
e. Pencatatan dan pelaporan;
f. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan oleh
atasan.
7.6.12 IMUNISASI
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kerja;
b. Melaksanakan kegiatan imunisasi meliputi penyediaan dan
penyimpanan vaksin yang benar, pelayanan imunisasi,
penyuluhan imunisasi;
c. Mengevaluasi hasil kegiatan imunisasi;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan oleh
atasan.
7.6.13 SURVEILANCE
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kerja;
b. Melaksanakan kegiatan imunisasi meliputi pengumpulan
data penyakit, penyelidikan epidemiologi, penanganan KLB;
c. Mengevaluasi hasil kegiatan surveilance;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan oleh
atasan.
8 PENANGGUNG JAWAB UKM PENGEMBANGAN
Uraian tugas :
a. Mengkoordinir dan bertanggung jawab dalam penyusunan perencanaan
dan evaluasi kegiatan di setiap unit;
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di unitnya.
8.1 KESEHATAN JIWA
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kerja;
b. Melaksanakan kegiatan meliputi penyuluhan kepada masyarakat,
mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan
psikiatri, memberi pengobatan atau merujuk pasien ke RS Jiwa,
kunjungan ke rumah penderita;
c. Pencatatan dan pelaporan;
d. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan oleh atasan.
8.2 KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kerja;
b. Melaksanakan kegiatan meliputi pelaksanaan UKGS, UKGMD,
Pemeriksaan Gigi Balita, Pemeriksaan Gigi Ibu Hamil, Pemeriksaan
Gigi Lansia; Penyuluhan kesehatan gigi didalam dan diluar gedung.
c. Pencatatan dan pelaporan;
d. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan oleh atasan.
8.3 KESEHATAN OLAH RAGA
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kerja;
b. Melaksanakan kegiatan meliputi penyuluhan tentang kesehatan
olahraga, melaksanakan upaya kesehatan olahraga kepada
masyarakat khususnya peserta olahraga/atlet dan anak sekolah;
c. Pencatatan dan pelaporan;
d. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan oleh atasan.
8.4 KESEHATAN INDERA
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kerja;
b. Mendeteksi dini kasus indera;
c. Melakukan tindakan preventif, promotif dan kuratif program
kesehatan indera.
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
8.5 KESEHATAN LANSIA
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kerja;
b. Melaksanakan kegiatan meliputi pendataan usila, senam kesegaran
jasmani lansia;
c. Melaksanakan kegiatan preventif dengan pemeriksaan berkala dan
pengobatan melalui pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;
d. Melakukan kegiatan promotif dengan penyuluhan gizi, kesehatan di
masa tua ke masyarakat dan kelompok usila;
e. Pencatatan dan pelaporan;
f. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan oleh atasan.
8.6 KESEHATAN KERJA
Uraian tugas :
a. Menyusun rencana kerja;
b. Melaksanakan kegiatan meliputi pendataan semua kelompok kerja
yang ada di wilayah kerja, penyuluhan dan pembinaan terhadap
kesehatan pekerja, membina kelompok kerja dengan pelaksanaan
K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja);
c. Pencatatan dan pelaporan;
d. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan oleh atasan.
8.7 KESEHATAN REMAJA
Urain tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan;
b. Pembinaan dan konseling remaja;
c. Pendataan jumlah remaja usia 10-19 tahun;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melakukan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
9 JARINGAN DAN JEJARING
9.1 PUSKESMAS PEMBANTU
Uraian tugas :
a. Menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan
Puskesmas pada masyarakat di wilayah yang lebih kecil;
b. Menyelenggarakan sebagian program kegiatan Puskesmas sesuai
dengan kompetensi tenaga dan sumber daya yang tersedia;
c. Pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan
9.2 PUSKESMAS KELILING
Uraian tugas :
a. Melakukan rujukan bagi kasus gawat darurat;
b. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah
terpencil tidak terjangkau oleh pelayanan Puskesmas atau
Puskesmas Pembantu;
c. Melakukan penyuluhan;
d. Pencatatan dan pelaporan;
e. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
9.3 BIDAN DESA
Uraian tugas :
a. Melakukan pertolongan persalinan;
b. Melakukan pemeriksaan kesehatan ibu hamil;
c. Melakukan deteksi dini faktor kehamilan dan peningkatan
pelayanan neonatal;
d. Melakukan kunjungan rumah;
e. Melakukan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi;
f. Pencatatan dan pelaporan;
g. Melaksanakan tugas tambahan lain yang diberikan atasan.
2.2 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

2.2.1 Sarana Kesehatan


Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Nanga Tayap terdiri
dari fasilitas kesehatan milik pemerintah dan fasilitas kesehatan milik
swasta.

1. Fasilitas kesehatan milik pemerintah adalah :


Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Nanga Tayap
No Fasilitas Jumlah
1 Puskesmas Rawat Jalan 1 buah
2 Puskesmas Rawat Inap 1 buah
3 Puskesmas Pembantu (PUSTU) 15 buah
4 Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) 13 buah

Tidak setiap Desa yang ada di wilayah Kecamatan Nanga Tayap memiliki
Fasilitas Kesehatan Pemerintah, antara lain Desa Pateh Benteng, Cegolak,
Tanjung Medan dan Kayong Tuhe.

2. Sarana kesehatan lainnya


Di wilayah kecamatan Nanga Tayap ada beberapa Sarana Kesehatan
Swasta. Adapun fasilitas kesehatan swasta yaitu :

Jumlah Fasilitas Kesehatan di Wilayah UPTD Puskesmas Nanga Tayap

No Fasilitas Jumlah
1 Klinik Bersalin 1
2 Dokter Umum / Gigi Perorangan 3
3 Praktek Keperawatan Mandiri 5
4 Klinik Perawatan Perusahaan 3
5 Apotik 1
6 Toko Obat 3

3. Sarana kesehatan bersumber daya masyarakat


Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada di masyarakat, yaitu antara lain Posyandu balita,
posyandu lansia dan Posbindu yang merupakan bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Pada tahun 2017 posyandu balita
yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Nanga Tayap sebanyak 41
posyandu. Jumlah posbindu sebanyak 35 posbindu , Jumlah posyandu
lansia sebanyak 4 posyandu lansia. Seperti terlihat dalam tabel berikut :

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat


No UKBM Jumlah
1 Posyandu Balita 41
2 Posbindu 3
3 Posyandu Lansia 4

Sumber Data : UKM koordinator Program promkes, lansia dan PTM

2.2.2 Tenaga Kesehatan


Puskesmas Nanga Tayap memiliki karyawan yang terdiri dari PNS dan Non
PNS. Jumlah tenaga UPTD Puskesmas Nanga Tayap sampai dengan Desember 2017
berjumlah 76 orang terdiri dari 39 orang PNS/CPNS (52.00%), dan 37 orang tenaga
non PNS (48.00%) seperti terlihat pada grafik 5.4 dibawah ini.

Perbandingan jumlah tenaga PNS dan NON PNS per Desember 2017

PNS

48%
52%

Sumber data : Kepegawaian Puskesmas Kecamatan Nanga Tayap


Jenis tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Nanga Tayap berdasarkan
jabatan fungsionalnya seperti dalam tabel di bawah ini :

Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Nanga Tayap per Desember 2017

JUMLAH PEGAWAI
NO JABATAN
PNS NON PNS TOTAL
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Kepala Sub. Bagian TU 1 1
3 Dokter Gigi Muda 1 1
4 Dokter Muda 2 2
5 Dokter Umum 1 1
6 Perawat Pelaksana 9 9
7 Perawat Pelaksana Lanjutan 3 3
8 Perawat Penyelia 5 5
9 Perawat 19 19
10 Apoteker Muda 1 1
11 Bidan Pelaksana 13 13
12 Bidan Pelaksana Lanjutan
13 Bidan penyelia 1 1
14 Bidan 14 14
15 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 1 1
16 Perawat Gigi Pelaksana 1 1
17 Nutrisionis Pelaksana 1 1
18 Nutrisionis 1 1
19 Analis kesehatan 1 1
20 Sanitarian 2 2
21 Administrasi 2 2
22 Juru Masak 1 1
23 Pengemudi 1 1
24 Petugas Kebersihan 2 2
Jumlah 39 45 84

2.3 KINERJA PELAYANAN PUSKESMAS NANGA TAYAP

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya
pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya
kesehatan di wilayah puskesmas Nanga Tayap pada tahun 2017.

A. Pelayanan Kesehatan
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang
sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat,
diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat
diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
puskesmas Nanga Tayap adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan kesehatan ibu dan bayi


Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam
pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Ganguan kesehatan yang
dialami ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin
dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan
anaknya. Upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah :

a. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan
kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama
masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan
antenatal yang ada, dengan mengutamakan pada kegiatan promotif dan
preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan
K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil
merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan
kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapat
pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran Ibu
hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan,
dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester
dua dan dua kali pada trimester ketiga. Hal ini dapat dimanfaatkan
untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Target pencapaian K4 menurut Indonesia Sehat 2017 adalah
95%. Capaian K4 puskesmas Nanga Tayap pada tahun 2017 adalah
67.9 %.

b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir
sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini
disebabkan pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional).
Sehingga perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan
petugas kesehatan dalam menolong persalinan.
Pertolongan persalinan pelayanan ibu nifas juga sangat penting
dalam rangka membatu ibu untuk memulihkan kesehatan setelah
melahirkan dan merawat bayinya. Selain itu pelayanan nifas juga dapat
mendeteksi secara dini adanya komplikasi masa nifas sehingga dapat
ditangani secara cepat dan tepat, mendukung dan menganjurkan
pemberian ASI eksklusif.
Cakupan pertolongan persalinan UPTD Puskesmas Nanga Tayap
tahun 2017 sebesar 54.8%, sedangkan Ibu nifas sebesar 56.5 %.

Grafik Cakupan K4, Persalinan dan Nifas oleh Nakes


800 703
700

600 497
500
389 401
400

300

200

100

0
JUMLAH IBU HAMIL CAKUPAM K4 CAKUPAN PERSALINAN CAKUPAN NIFAS
Sumber data Program KIA & KB PKM Nanga Tayap

c. Penangganan komplikasi kebidanan dan neonatal


Pelayanan kesehatan pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
kecamatan Cipayung masih banyak dilakukan oleh bidan, sehingga jika
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu hamil ditemukan
adanya risiko tinggi kehamilan atau komplikasi neonatal, maka
tindakan yang dilakukan adalah dengan merujuk ke fasilitas kesehatan
yang lebih memadai.
Capaian pelayanan komplikasi kebidanan di UPTD Puskesmas
Nanga Tayap tahun 2017 sebanyak 63 orang atau sebesar 43.2 % dari
jumlah perkiraan ibu hamil dengan komplikasi. Sedangkan capaian
pelayanan komplikasi neonatal sebanyak 38 neonatal atau sebesar 62.9
% dari jumlah perkiraan neonatal dengan komplikasi.

Grafik Capaian Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatal


800
700
703
600
500
400
300
200
146
100
63 60 38
0
JUMLAH IBU PERKIRAAN BUMIL PENANGANAN PERKIRAAN PENANGANAN
HAMIL DENGAN KOMPLIKASI NEONATAL KOMPLIKASI
KOMPLIKASI BUMIL DENGAN NEONATAL
KOMPLIKASI

Sumber data Program KIA & KB PKM Nanga Tayap

d. Kunjungan neonatus
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai
dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan didalam rahim menjadi diluar Rahim. Masa ini paling rentan
atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya
Kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara
lain dengan melakukan pertongan persalinan oleh tenaga kesehatan
dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari). Dalam
pelaksanaan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disampaing
melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu.
Cakupan kunjungan neonatal di UPTD Puskesmas Nanga Tayap
tahun 2017 KN 1 sebesar 102.5% dan KN lengkap sebesar 118.6%.

Grafik Cakupan Kunjungan Neonatal


500
478
480

460

440

420 403 413


403
400 403
403
380

360
JUMLAH BAYI KN 1 KN LENGKAP

Sumber data Program KIA & KB PKM Nanga Tayap

2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah
yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah
penduduk. Program keluarga berencana bertujuan meningkatkan
kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus
menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Peningkatan dan
perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian
tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Pelayanan KB termasuk
konseling bagi pasangan usia subur dalam memilih kontrasepsi yang akan
digunakan dengan memberikan informasi tentang macam-macam metoda
kontasepsi, kelebihan dan kekurangannya.
Persentase peserta KB aktif di UPTD Puskesmas Nanga Tayap tahun
2017 adalah sebanyak 4.214 orang atau 70.7% dari 5.956 jumlah
Pasangan Usia Subur (PUS).
Grafik Pelayanan KB
7000
5956
6000

5000
4214
4000

3000

2000

1000

0
JUMLAH PUS KB AKTIF

Sumber data Program KIA & KB PKM Nanga Tayap

3. Pelayanan immunisasi
Pencapaian Universal Child Immunization pada dasarnya
merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah
mendapat imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan
batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat
digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan
PD3I.
Berdasarkan data tahun 2017 cakupan imunisasi dasar lengkap di
UPTD Puskesmas Nanga Tayap sebesar 75.9 % dari jumlah bayi (surviving
infant).

4. Pelayanan kesehatan balita


Anak BALITA (bawah lima tahun), merupakan kelompok tersendiri
yang dalam perkembangan dan pertumbuhannya memerlukan perhatian
yang lebih khusus. Bila perkembangan dan pertumbuhan pada masa
BALITA ini mengalami gangguan, hal ini akan berakibat terganggunya
persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas. Untuk mencapai
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, maka tujuan pembinaan
kesejahteraan anak adalah dengan menjamin kebutuhan dasar anak
secara wajar, yang mencakup segi-segi kelangsungan hidup, pertumbuhan
dan perkembangan dan perlindungan terhadap hak anak yang menjadi
haknya. Disamping itu diperlukan juga suatu lingkungan hidup yang
menguntungkan untuk proses tumbuh kembang anak.
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita UPTD Puskesmas Nanga
Tayap tahun 2017 adalah sebesar 73.1% dari jumlah balita.
Grafik Cakupan Pelayanan Anak Balita
3500
3234
3000

2500
2365
2000

1500

1000

500

0
JUMLAH BALITA JUMLAH PELAYANAN PADA BALITA

Sumber data Program Gizi PKM Nanga Tayap

5. Perbaikan gizi masyarakat


Upaya Perbaikan Gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi serta konsumsi pangan, sehingga berdampak pada perbaikan
keadaan atau status gizi, terutama status gizi kurang dan status gizi
buruk, serta mempertahankan keadaan status gizi baik
Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program
pokok Puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan
pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A,
Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/ Masyarakat.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Peningkatan pemberian ASI eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat
bagi bayi dari sisi aspek gizi (kolostrum yang mengandung
Imunoglubulin A/IgA, Whei-Casein, Decohexanoic/DHA dan
arachidonic/ AA dengan komposisi sesuai), aspek Imunologik (selain
IgA, terdapat Laktoferin, Lysosim dan jenis leucosit yaitu Brochus-
Associated Lymphocyte/ BALT, Gut Associated Lymphocite Tissue/
GALT, Mammary Associate Lymphocite Tissue/ MALT serta faktor
bifidus), aspek psikologik (interaksi dan kasih sayang antara anak dan
ibu), aspek kecerdasan, aspek neurologik (aktifitas menyerap ASI
bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek ekonomi serta aspek
penundaan kehamilan (metode amenorea laktasi/ MAL) selain aspek–
aspek tersebut, dengan ASI juga dapat melindungi bayi dari sindrom
kematian bayi secara mendadak (Sudden Infant Death
Syndrome/SIDS).
Berdasarkan data pada tahun 2017 cakupan bayi yang diberi ASI
eksklusif di UPTD Puskesmas Nanga Tayap sebanyak 71.8 % dari
jumlah bayi.

Grafik Cakupan Bayi yang diberi ASI Eksklusif


700
611
600

500
439

400

300

200

100

0
JUMLAH BAYI JUMLAH BAYI YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF

Sumber data Program Gizi PKM Nanga Tayap

b. Pemberian MP-ASI
Pemberian MP-ASI pada anak umur 6 - 24 bulan yaitu pemberian
makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga
miskin selama 90 hari, dan pemberian PMT Pemulihan pada balita
sesuai dengan tatalaksana gizi di wilayah UPTD Puskesmas Nanga
Tayap.

c. Pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan balita


Kekurangan vitamin A meningkatkan risiko anak menjadi rentan
terkena penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernafasan atas,
campak dan diare. Kekurangan vitamin A pada ibu hamil juga berisiko
meningkatkan kebutaan. Pemberian vitamin A di wilayah UPTD
Puskesmas Nanga Tayap tahun 2017 mengikuti jadwal yang telah
pemerintah tetapkan yaitu bulan Februari dan Agustus.
Cakupan pemberian kapsul vitamin A tahun 2017 pada bayi
sebesar 91.46 %, anak balita 90.79 % , dan balita sebesar 90.89 % dari
jumlah bayi, anak balita dan balita.
Grafik Cakupan pemberian kapsul vitamin A
pada bayi, anak balita dan Balita
6300

6200
6176
6100

6000

5900
5772
5800

5700

5600

5500
JUMLAH BAYI, ANAK BALITA & BALITA JUMLAH YANG MENDAPAT VIT. A

Sumber data Program Gizi PKM Nanga Tayap


d. Pemantauan status gizi balita dan penangannya
Pengukuran status gizi dengan indikator berat badan menurut
umur (BB/U) merupakan salah satu indeks antropometri yang
memberikan gambaran massa tubuh seseorang. Massa tubuh sangat
sensitif terhadap perubahan yan mendadak seperti terkena penyakit
infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan
yang dikonsumsi.
Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan/ status gizi balita
dilakukan melalui penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan.
Cakupan jumlah balita ditimbang di UPTD Puskesmas Nanga Tayap
tahun 2017 sebesar 70.6 % dari jumlah balita dilaporkan. Dari jumlah
balita ditimbang didapatkan balita dengan Berat Badan di Bawah Garis
Merah (BGM) sebesar 1.3 %.

e. Pemberian tablet Fe
Tablet Zat besi (Fe) adalah suatu tablet mineral yang sangat
dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin). Tablet ini
sangat diperlukan oleh ibu hamil. Sudah selayaknya seorang ibu hamil
akan mendapatkan minimal 60 tablet Fe selama kehamilannya dan
diberikan secara gratis. Tablet Fe sangat penting bagi Ibu Hamil karena
dapat mencegah terjadinya anemi defisiensi besi, mencegah terjadinya
perdarahan pada saat persalinan, dapat meningkatkan asupan nutrisi
bagi janin. Mencegah anemi dan perdarahan pada ibu hamil dapat
menurunkan angka kematian ibu.
Wanita hamil yang mendapat tablet Fe (90 tablet) pada tahun
2017 di wilayah UPTD Puskesmas Nanga Tayap sebanyak 496 orang
dari 730 wanita hamil yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Nanga
Tayap

Grafik Cakupan Wanita Hamil yang mendapat tablet Fe (90 Tablet)


800
730
700

600
496
500

400

300

200

100

0
YANG MENDAPAT TABLET FE JUMLAH IBU HAMIL

Sumber data Program Gizi PKM Nanga Tayap

6. Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja.


Pelayanan kesehatan pada kelompok anak usia sekolah dan remaja
dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh
kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak
sekolah dasar/ sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih
lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil.
Dari data cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD dan
setingkatnya sebesar 17.6% dari jumlah murid. Sedangkan cakupan
pelayanan kesehatan gigi pada anak SD dan setingkat sebesar 44.4 dari
1.913 jumlah murid SD, yang perlu perawatan sebanyak 337 anak, dan
yang mendapat perawatan sebesar 32.6 % dari jumlah siswa yang perlu
perawatan.

Grafik Cakupan pelayanan Kesehatan Gigi Anak Sekolah


2500

1.913
2000

1500

1000
Sumber data Program UKGS PKM Nanga Tayap

7. Pelayanan kesehatan Usia Lanjut (USILA)


Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna
dasar dan menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi
peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Dengan
tujuan meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata
kemasyarakatan. Kegiatan yang dilakukan oleh UPTD Puskesmas Nanga
Tayap adalah memberikan pelayanan kesehatan secara langsung,
mengikutkan peran serta masyarakat melalui posyandu lansia.

B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

1. Jaminan pemeliharaan kesehatan


Pengembangan system pembiayaan kesehatan yang menjamin
tersedianya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan
memberikan perlindungan kepada mereka terhadap risiko keuangan.
Pemerintah telah membuat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
yang bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang
menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat,
produktif dan sejahtera.

2. Kunjungan rawat jalan


Cakupan kunjungan rawat jalan UPTD Puskesmas Nanga Tayap
tahun 2017 sebesar 8.825 kasus, dan kunjungan rawat inap sebanyak
372.

C. Perilaku Hidup Masyarakat


Rumah Tangga ber-PHBS adalah upaya untuk memperdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
D. Keadaan Lingkungan
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan
pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi
derajat kesehatan manusia.

1. Rumah sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
berfungsi sebagai tempat tinggal/ hunian yang digunakan untuk
berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya, serta tempat
pengembangan kehidupan keluarga
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana
air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,
ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan
lantai rumah tidak terbuat dari tanah.
Berdasarkan data yang terkumpul tahun 2017 menunjukkan bahwa
persentase rumah sehat di wilayah UPTD Puskesmas Nanga Tayap sebesar
43,35% dari 2.214 Jumlah seluruh rumah yang diperiksa.

Grafik
Jumlah Seluruh rumah yang ada di Wilayah UPTD Puskesmas Nanga Tayap

9000
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
JUMLAH SELURUH RUMAH JUMLAH RUMAH YANG
DIBINA

Sumber data Program Kesehatan Lingkungan PKM NGT

2. Akses air minum yang layak


Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan
menurut air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak
terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, air hujan dan lainnya.
Rumah tangga dikatakan menggunakan/ mempunyai akses air minum
layak apabila sumber air minum yang digunakan rumah tangga berasal
dari leding, air terlindung (pompa/sumur bor, sumur terlindung, mata air
terlindung) dengan jarak >= 10 m dari penampungan kotoran/limbah, dan
air hujan.
Berdasarkan data yang terkumpul tahun 2017 menunjukkan bahwa
penduduk wilayah UPTD Puskesmas Nanga Tayap menggunakan air
minum yang berasal dari sarana sumur gali dengan pompa yang
memenuhi syarat sebanyak 1.698, menggunakan sarana sumur bor
dengan pompa yang menenuhi syarat sebanyak 1.619, dan sarana
terminal air sebanyak 20.

3. Akses sanitasi layak (jamban sehat)


Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki
setiap masyarakat. Data yang didapat pada tahun 2017, jumlah penduduk
dengan akses sanitasi layak sebesar 66.3% dari jumlah penduduk
kecamatan Nanga Tayap.

Grafik Jumlah Penduduk dengan akses sanitasi layak

40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
JML PDDK JML PDDK DENGAN AKSES LAYAK

Sumber data Program Kesehatan Lingkungan PKM Nanga Tayap

4. Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pembuatan Makanan (TPM)


Tempat-tempat umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan
(TPM) merupakan sarana yang dikunjungi banyak orang, dan berpotensi
menjadi tempat penyebaran penyakit. TPM sehat adalah tempat umum
dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas
ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki
pencahayaan ruang yang memadai. TTU yang diperiksa meliputi sarana
pendidikan, sarana kesehatan dan hotel.
Berdasarkan data yang terkumpul tahun 2017 menunjukkan bahwa TTU
yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 56.75 % dari jumlah TTU yang
diperiksa, sedangkan TPM yang memenuhi syarat higiene sanitasi sebesar
72.31 %.
Grafik Jumlah TTU & TPM Memenuhi Syarat
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
JUMLAH TTU JUMLAH TTU YANG JUMLAH TPM JUMLAH TPM YANG
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN


PUSKESMAS NANGA TAYAP.

Puskesmas Nanga Tayap dalam menjalankan tugas dan fungsinya


tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi internal
maupun eksternal. Akan tetapi dalam menghadapi permasalahan tersebut harus
di anggap sebagai peluang dan tantangan dalam meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan Puskesmas Nanga Tayap. Tantangan nyata yang
harus dihadapi kedepan yaitu dinamika pembangunan kesehatan yang harus
bergerak cepat sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan global
diberbagai sektor kehidupan masyarakat.
Analisis terhadap permasalahan internal maupun eksternal dengan
menggunakan metode analisis SWOT. Dalam analisis SWOT, lingkungan internal
meliputi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), sedangkan lingkungan
eksternal meliputi peluang (opportunity) dan ancaman (threaths). Analisis
lingkungan strategis adalah deskripsi mengenai apa yang terjadi dalam
lingkungan organisasi yang dapat memberikan pengaruh terhadap rencana
strategis, terdiri lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang masing-
masing dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Lingkungan internal
Lingkungan internal terdiri atas dua factor strategis yang secara keseluruhan
dapat dikelola oleh manajemen Puskesmas, dan terdiri atas faktor kekuatan
dan kelemahan.
a. Faktor kekuatan (strength) :
1. Struktur organisasi yang menunjang pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi
b. Faktor kelemahan (weakness):
1. Belum mantapnya koordinasi lintas fungsi organisasi;
2. Belum meratanya sumber daya kesehatan yang siap untuk di
daya gunakan secara maksimal;
3. Belum optimalnya pemerataan pendayagunaan sumber daya
kesehatan;
4. Belum optimalnya pengawasan dan pengendalian terhadap
berbagai upaya kesehatan masyarakat;
5. Belum merata dan terbatasnya sarana dan prasarana yang
mampu mendukung akselerasi peningkatan kualitas pelayana
kesehatan;
6. Sosialisasi informasi dan hasil kegiatan belum maksimal.
2. Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal terdiri atas dua faktor strategis yang berada pada
lingkungan eksternal, maka tidak dapat dikelola langsung oleh manajemen
Puskesmas namun dapat mempengaruhi peningkatan kinerja. Dua faktor
strategis dari lingkungan eksternal adalah faktor peluang dan
ancaman/tantangan.
a. Faktor Peluang (opportunity) :
1. Berkembangnya teknologi informasi untuk mendukung
pemantapan manajemen kesehatan;
2. Kebijakan pemerintah yang menempatkan pembangunan
bidang kesehatan sebagai bagian penting dari pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya;
3. Komitmen yang kuat pemerintah pusat dan daerah dalam
mendukung program-program kesehatn berupa dukungan
keuangan dari program BOK, APBD dan JKN.
4. Semakin banyaknya UKBM sebagai bentuk peran serta
masyarakat.
b. Faktor tantangan/ancaman (threats)
1. Adanya re-emerging diseases dan new emerging disease,
daerah potensi endemis yang terus berkembang serta penyakit
tidak menular (penyakit degeneratif) dan potensi terjadinya
beban ganda penyakit (multiple burden);
2. Ketersediaan anggaran yang belum memadai;
3. Peran serta dan kemitraan belum terjalin optimal;
4. Meningkatnya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas;
5. Masih rendahnya tingkat keberdayaan dan pendidikan
masyarakat khususnya masyarakat miskin dalam
mewujudkan kemandirian untuk hidup sehat;
6. Luasnya wilayah kerja Puskesmas yang harus dijangkau;
7. Kualitas lingkungan sehat yang masih rendah dan potensi
pencemaran lingkungan;
8. Potensi bencana alam (kabut asap, kebakaran hutan atau
lahan dan banjir).
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


PELAYANAN DI PUSKESMAS NANGA TAYAP

A. Kunjungan Pelayanan Kesehatan


Puskesmas adalah suatu Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang berpungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan,
pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu
masyarakat yang bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu. Peranan
puskesmas sebagai ujung tombak system pelayanan kesehatan dasaryang
bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
masyarakat.
Puskesmas mempunyai peranan yang sangat penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sebagai penyedia
pelayanan kesehatan dasar tingkat kecamatan puskesmas menjadi satu –
satunya tempat atau tujuan berobat masyarakat.

B. Pola Penyakit
Pola penyakit merupakan suatu gambaran penyakit yang sering terjadi
atau sering di derita oleh pasien yang berobat ke sarana kesehatan UPTD
Puskesmas Nanga Tayap. Pola penyakit ini dipengaruhi oleh berbagai faktor
diantaranya adalah faktor prilaku, adat kebiasaan, dan lingkungan. Dari
data kunjungan pasien yang berobat ke UPTD Puskesmas Nanga Tayap.
Pola penyakit pada penderita di UPTD Puskesmas Nanga Tayap dan
jaringannya untuk semua golongan umur 2016 digambarkan pada tabel
berikut ini :
Tabel Sepuluh Besar Penyakit
Berdasarkan Kunjungan di Puskesmas Nanga Tayap Tahun 2016
No Penyakit ICD X Jumlah
1 ISPA J 06 1720
2 HIPERTENSI I 15 642
3 GASTRITIS K 29 624
4 DEMAM YANG TIDAK DIKETAHUI R 50 436
SEBABNYA
5 DIARE A 09 374
6 DISPEPSIA K 30 354
7 PULPA DAN JARINGAN PERIOPIKAL K 04 313
8 REMATIK M 06 211
9 DIABETES MILETUS E 14 143
10 COMMOND COLD J 00 114

C. Angka Kematian
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat
dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Dalam
menentukan drajat kesehatan terdapat beberapa indikator salah satunya
yang digunakan angka kematian bayi dan angka kematian ibu. Kejadian
kematian dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan. Angka kematian
pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan
penelitian

1. Angka kematian bayi (AKB)


Angka kematian (mortalitas) digunakan untuk menggambarkan pola
penyakit yang terjadi di masyarakat. Kegunaan dari menggetahui angka
kematian ini adalah sebagai indiktor yang digunakan sebagai ukuran
derajat kesehatan untuk melihat status kesehatan penduduk dan
keberhasilan pelayanan kesehatan dan upaya penggobtan yang dilakukan.
Sementara itu yang dimaksud dengan kematian bayi adalah kematian
yang terjadi antara disaat bayi lahir sampai bayi belum tepat berusia 1
tahun. Jadi, Angka kematian bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi
berusia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada 1 tahun tertentu.
Berdasarkan data yang ada di UPTD Puskesmas Nanga Tayap tahun
2017 menunjukkan bahwa angka kematian neonatal sebanyak 2 neonatal
dari 403 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi dan balita
sebesar 2 bayi/balita.
Grafik Jumlah Kematian Neonatal & Bayi/Balita
450
403
400

350

300

250

200

150

100
2 2
50

0
Kelahiran Hidup kematian Neonatal Kematian Bayi / Balita

Sumber data Program KIA & KB PKM Nanga Tayap

Adanya banyak factor yang mempengaruhi tingkat kematian bayi


dan tidak mudah untuk menentukan factor yang paling dominan. Salah
satu upaya yang mampu menurunkan AKB secara signifikan adalah
dengan tersediannya berbagai fasilitas atau aksesibilitas pelayanan
kesehatan dan tenaga kesehatan trampil dan professional, serta
memotivasi masyarakat untuk mau dan mampu menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia.

2. Angka Kematiann Ibu Maternal (AKI)


Kematian ibu menurut definisi WHO adalah kematian selama
kehamilan dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat
semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/ cidera.
Berdasarkan data survey yang ada di UPTD Puskesmas Nanga Tayap
tahun 2017 didapat angka kematian ibu sebanyak 1 orang.
D. Angka Kesakitan
Angka kesakitan atau morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan
sebagai peristiwa sakit atau kesakitan, sedangkan dalam arti luas morbiditas
mempunyai pengertian yang jauh lebih kompleks, tidak saja terbatas pada
statistik atau ukuran tentang peristiwa-peristiwa tersebut, tetapi juga faktor
yang mempengaruhinnya (determinant faktors), seperti faktor sosial, ekonomi,
dan budaya.
1. Penyakit menular
Penyakit menular yang disajikan dala profil kesehatan antara lain
penyakit TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),
diare dan kusta.
a. Penyakit Tuberkulosis
Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobakterium
tuberkulosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh
dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi
infeksi primer. Organisasi kesehatan dunia WHO menggolongkan
penyakit TBC sebagai penyakit endemic yang sulit dihilangkan. Di
Indonesia penyakit TBC masih menjadi masalah serius karena sangat
mudah penularannya. Penemuan kasus baru dan akses terhadap
pengobatan menjadi hal terpenting supaya penanganan penyakit TBC
berhasil.
Jumlah kasus TB BTA positif di UPTD Puskesmas Nanga Tayap
tahun 2017 sebanyak 44 orang.

Grafik Jumlah Kasus TB BTA (+)


50
45 44 44
40
35
30
25
20
15
10
5
0
0
Jumlah BTA (+) Diobati Jumlah seluruh kasus TB Jumlah Kasus TB anak 0-14
tahun

Sumber data Program TB PKM Nanga Tayap

b. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


ISPA adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/
lebih dari saluran pernafasan mulai hidung sampai alveoli termasuk
adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura). Upaya dalam rangka
pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan akut lebih
difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang
cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia balita yang ditemukan.
Jumlah balita penderita pneumonia ditemukan dan ditangani sebanyak
14 anak (39,67% dari jumlah perkiraan penderita pneumonia).
c. Penyakit HIV/ AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan
peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan
penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas
penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan
ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman
dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara
simultan telah memperbesar tingkat resiko penyebaran HIV/AIDS.
Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan
tingkat epidemik yang terkonsentrasi, yaitu adanya prevalensi lebih dari
5% pada sub populasi tertentu, missal pada kelompok pekerja sexual
komersial dan penyalahgunaan NAPZA. Tingkat epidemic ini
menunjukkan tingkat perilaku beresiko yang cukup aktif menularkan
di dalam suatu sub populasi tertentu.
Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai
fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih
kecil dari pada jumlah yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah
penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui.

d. Penyakit diare
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir
saja. Diare merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara
berkembang, termasuk Indonesia. Diare dapat menyerang siapa saja,
baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Diare merupakan penyebab
kematian yang paling umum pada balita. Jumlah kasus diare yang
ditemukan dan ditangani sebanyak 725 kasus selama tahun 2017.

Grafik Jumlah Kasus Diare yang ditemukan dan ditangani


800
725
700

600

500

400

300 148
200

100

0
JUMLAH PERKIRAAAN KASUS JUMLAH KASUS YANG DITANGANI

Sumber data Program Penyakit Diare PKM Nanga Tayap


e. Penyakit kusta
Kusta adalah suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh
Mycobacterium Leprae yang menyerang syaraf tepi, kulit, mukosa pada
saluran pernapasan atas dan jaringan tubuh lainnya. Meskipun
Indonesia sudah mencapai eleminasi kusta pada pertemuan kusta
tahun 2000, sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu
masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dari masih tingginya
jumlah penderita kusta di Indonesia dan Indonesia merupakan negara
dengan urutan ke–3 penderita terbanyak di dunia. Penyakit kusta
dapat mengakibatkan kecacatan pada penderita. Masalah ini diperberat
masih tingginya stigma dikalangan masyarakat dan sebagian petugas.
Jumlah penderita kusta di UPTD Puskesmas Nanga Tayap selama
tahun 2017 sebanyak 4 kasus (kusta tipe MB/ kusta basah). Untuk
mengetahui keberhasilan eliminsai kusta, salah satunya dengan
melihat keberhasilan atau kesembuhan dari pengobatan kusta atau
RFT (Release From Treatment).

2. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan immunisasi (PD3I)


PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat
diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil
kesehatan ini akan dibahas penyakit AFP (non polio), Difteri, pertusis,
Tetanus Neunatorum, Campak, polio dan Hepatitis B.
a. Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relative
rendah, rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program
imunisasi, Jumlah kasus penyakit difteri di UPTD Puskesmas Nanga
Tayap tidak ada kasus.
b. Pertusis
Jumlah kasus pertusis di UPTD Puskesmas Nanga Tayap tidak
ditemukan.
c. Tetanus neonatorum
Jumlah kasus tetanus neonatorum di UPTD Puskesmas Nanga Tayap
tidak ditemukan.
d. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan
kejadian luar biasa.
e. Polio
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah
menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang
bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan,
dan pada sebagian kasus menyebabkan kematian. Sejak awal tahun
2014, WHO (World Health Organization) telah menyatakan Indonesia
sebagai salah satu negara yang bebas dari penyakit ini berkat program
vaksinasi polio yang luas. Berdasarkan data tahun 2017 tidak
ditemukan kasus polio di di UPTD Puskesmas Nanga Tayap.
f. Hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
Infeksi ini dapat mengakibatkan kerusakan pada hati selanjutnya dan
menyebabkan kanker hati. Orang yang terinfeksi virus ini, tidak
menyadari kalau mereka sudah terinfeksi, sehingga sulit untuk
mendeteksinya. Pada umumnya di beberapa negara penyebaran
hepatitis B adalah melalui ibu ke anak. Pada tahun 2017 tidak
ditemukan kasus polio di di UPTD Puskesmas Nanga Tayap.

3. Penyakit potensial KLB


a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas
keseluruh wilayah propinsi. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB
dengan angka kesakitan dan kematian relative tinggi. Cara
penyebarannya melaui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Artinya DBD
tidak bisa menular langsung dari seseorang ke orang lain tanpa
perantara nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes aegypti biasanya
berkembang biak di daerah berpenduduk tinggi (seperti di kota-kota
besar) yang memiliki iklim lembap dan hangat, seperti kota Jakarta ini.
Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan
potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan
sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan angka bebas jentik (ABJ)
serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga.
Wilayah UPTD Puskesmas Nanga Tayap selama tahun 2017 ditemukan
kasus DBD 8 Kasus.

Grafik Jumlah Kasus DBD


9
8
8

6
5
5

0
JUMLAH KASUS DBD TAHUN 2016 JUMLAH KASUS DBD TAHUN 2017

Sumber data Program Penyakit DBD PKM Nanga Tayap


b. Filariasis
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular kronik
yang disebabkan sumbatan cacing filaria di kelenjar/ saluran getah
bening, menimbulkan gejala klinis akut berupa demam berulang,
radang kelenjar/ saluran getah bening, edema dan gejala kronik berupa
elefantiasis.
Seseorang tertular filariasis bila digigit nyamuk yang
mengandung larva infektif cacing filaria. Nyamuk yang menularkan
filariasis adalah Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres.
Nyamuk tersebut tersebar luas di seluruh Indonesia sesuai dengan
keadaan lingkungan habitatnya (got/ saluran air, sawah, rawa, hutan).
Pemberantasan penyakit kaki gajah masih cukup sulit dan memakan
waktu serta biaya besar, karena untuk memutus rantai penyebarannya
baik penderita maupun nyamuk pembawa penyakitnya, harus
dilakukan berturut-turut selama lima tahun.Kasus filariasis di UPTD
Puskesmams Nanga Tayap tahun 2017 sebanyak 17 Kasus.

4. Penyakit Tidak Menular (PTM)


Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak
di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan
masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan
mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam
pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam
pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Semakin meningkatnya
arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri
telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup
masyarakat, serta situasi lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi
makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya polusi
lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh
terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya
kasus-kasus penyakit tidak menular seperti Penyakit Jantung, Tumor atau
kanker, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal, dan sebagainya. Di UPTD
Puskesmas Nanga Tayap melaksanakan program deteksi dini ca serviks,
kanker payudara, pemeriksaan obesitas, dan pengukuran tekanan darah.
Deteksi dini ca servic (kanker leher Rahim) dengan melalui
pemeriksaan IVA test, dan deteksi dini dari ca mamae dengan pemeriksaan
klinis CBE dari jumlah Perempuan usia 30 – 45 tahun yang diperiksa
ditemukan hasil IVA test positif sebanyak 4 orang. Pemeriksaan obesitas
yang dilakukan oleh petugas puskesmas selama tahun 2017 jenis kelamin
laki - laki sebanyak 538 orang menderita obesitas dan jenis kelamin
perempuan sebanyak 747 orang.

5. Status gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi
untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak.
Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan
oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator,
antara lain bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), status gizi balita.
a. Bayi Dengan Berat Badan lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan
salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian Perinatal
dan Neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 (dua) kategori yaitu BBLR
karena Premature atau BBLR karena Intrauterine Growth Reterdation
(IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya
kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu
berstatus Gizi Buruk, Anemia, Malaria dan menderita penyakit Menular
Seksual (PMS) pada saat kehamilan.
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di UPTD
Puskesmas Nanga Tayap pada tahun 2017 dilaporkan ada 11 kelahiran
bayi dengan BBLR.
b. Status Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara
penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara anthropometri
dengan menggunakan Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U).
Tidak diketemukannya balita gizi buruk di wilayah UPTD
Puskesmas Nanga Tayap selama tahun 2017.

3.2 TELAAH VISI, MISI DAN PROGRAM PUSKESMAS NANGA TAYAP


Visi Puskesmas Nanga Tayap adalah “KETAPANG YANG MAJU MENUJU
MASYARAKAT SEJAHTERA”, sedangkan misi Puskesmas Nanga Tayap adalah
- Mewujudkan pelayanan kesehatan yang terbaik dan profesional.
- Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
- Mendorong dan memberdayakan masyarakat untuk berprilaku hidup
bersih dan sehat.

Kondisi yang diinginkan 5 tahun kedepan dapat dijelaskan sebagai


berikut :

1. PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN


Program ini ditujukan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu
keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional,
kosmetika, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan rumah tangga. Rencana
kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan program ini
antara lain :
1) Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
2) Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
3) Peningkatanan mutu pelayanan farmasi di puskesmas
4) Peningkatan mutu penggunaan obat, perbekalan kesehatan dan sediaan
farmasi lainnya.
5) Monitoring, evaluasi dan pelaporan

2. PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Program ini ditujukan untuk meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas
pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan jaringannya meliputi puskesmas
pembantu, puskesmas keliling , PKD/Polindes dan bidan desa.
Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan
program ini antara lain :
1) Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya
2) Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik
essensial
3) Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas Apung
4) Monitoring, evaluasi dan pelaporan
5) Peningkatan pelayanan Masyarakat Terpadu Lainnya
6) Peningkatan pelayanan pelayanan puskesmas 24 jam
7) Pelayanan Donor Darah
8) Jasa Layanan Kapitasi Program JKN pada FKTP
9) Jasa Layanan Non Kapitasi Program JKN pada FKTP

3. PROGRAM PENGAWASAN OBAT & MAKANAN


Program ini ditujukan untuk menjamin terpenuhinya persyaratan mutu,
keamanan dan kemanfaatan/khasiat produk terapetik/obat dan obat
tradisional, produk makanan minuman dan bahan berbahaya dalam rangka
perlindungan konsumen dan masyarakat.
Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan
program ini antara lain :
1) Peningkatan pemberdayaan konsumen / masyarakat di bidang obat dan
makanan
2) Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya
3) Peningkatan pembinaan di bidang obat dan makanan

4. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Program ini ditujukan untuk memberdayakan individu, keluarga dan
masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat.
Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan
program ini antara lain :
1) Pengembangan media promosi kesehatan dan informasi sadar hidup sehat
2) Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
3) Pembinaan Ke Desa Siaga
4) Penyelenggaraan Hari Kesehatan Nasional
5) Pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (posyandu
dan posyandu lansia, polindes, UKK, Desa Siaga aktif, dan pengobat
tradisional) dan generasi muda.
6) Pembinaan Lomba Sekolah Sehat Tingkat Kabupaten
7) Monitoring, evaluasi dan pelaporan

5. PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


Program ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam
upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan
anak balita. Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka
pelaksanaan program ini antara lain :
1) Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
2) Pemberian tambahan makanan dan vitamin
3) Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemi gizi, gangguan akibat
kurang yodium, kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
4) Pemberdayaan masyrakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
5) Monitoring, evaluasi dan pelaporan

6. PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT


Program ini ditujukan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup dan
tempat-tempat umum yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan
kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan
kesehatan
Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan
program ini antara lain :
1) Pengawasan Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan dan Minuman
2) Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
3) Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk
4) Penyediaan dan pengawasan sarana air bersih dan sanitasi dasar
5) Proses Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
6) Pengawasan hygiene sanitasi tempat-tempat umum dan tempat
pengelolaan makanan dan minuman
7) Monitoring, evaluasi dan pelaporan

7. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT


MENULAR
Program ini ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan
kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. Prioritas penyakit
menular yang akan ditanggulangi adalah demam berdarah dengue, tubercolusis
paru, HIV/AIDS, polio, kusta, pneumonia, diare, malaria, zoonosis, filariasis dan
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Prioritas penyakit tidak
menular yang ditanggulangi adalah penyakit jantung dan gangguan sirkulasi,
diabetes melitus dan kanker. Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok
dalam rangka pelaksanaan program ini antara lain :
1. Penyemprotan / fogging sarang nyamuk
2. Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging
3. Pengadaan vaksin penyakit menular
4. Penanggulangan Kasus Kusta dan Frambusia
5. Penanggulangan Kasus Malaria
6. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
7. Pemberantasan Filariasis
8. Pembentukan Jejaring Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (PTM)
9. Peningkatan imunisasi
10. Peningkatan surveilance epidemilogi dan penanggulangan wabah
11. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi pencegahan dan
pemberantasan penyakit
12. Penemuan dan Pengobatan TB Paru
13. Penanggulangan Penyakit Diare dan Kecacingan
14. Peringatan Hari AIDS Sedunia
15. Pengembangan Surveilance ILI dan Pneumonia
16. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

8. PROGRAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN


Program ini ditujukan untuk meningkatkan Standarisasi Pelayanan
Kesehatan.Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka
pelaksanaan program ini antara lain :
1. Penilaian Tenaga Kesehatan Puskesmas Teladan
2. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
3. Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda)
4. Peningkatan Standarisasi dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan
5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

9. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PENDUDUK MISKIN


Program ini ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
penduduk miskin. Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka
pelaksanaan program ini antara lain :
1)Pelayanan Kesehatan Sunatan Massal
2)Pelayanan Kesehatan Operasi Katarak
3) Monitoring, evaluasi dan pelaporan

10. PROGRAM PENGADAAN, PENINGKATAN DAN PERBAIKAN SARANA &


PRASARANA PUSKESMAS / PUSTU DAN JARINGANNYA
Program ini ditujukan untuk pengadaan, peningkatan dan perbaikan
sarana dan prasarana puskesmas / pustu dan jaringannya. Rencana kerja
indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan program ini
antara lain :
1. Pembangunan puskesmas
2. Pengadaan Puskesmas Keliling
3. Pengada saranan dan prasarana puskesmas
4. Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas rawat inap
5. Rehab Sedang Berat Puskesmas
6. Rehab Sedang Berat Puskesmas Pembantu
7. Rehab Sedang Berat Polindes/Poskesdes
8. Pengadaan Puskesmas Perawatan (Puswat) dan Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes)
9. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

11. PROGRAM KEMITRAAN PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN


Program ini ditujukan untuk meningkatkan kemitraan dalam peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakat Kabupaten. Rencana kerja indikatif berupa
kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan program ini antara lain :
1. Kemitraan Asuransi kesehatan masyrakat

12. PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA


Program ini ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan anak
balita. Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan
program ini antara lain :
1. Penyuluhan kesehatan anak balita
2. Lomba Balita Sehat
3. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

13. PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA


Program ini ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan lansia.
Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka pelaksanaan
program ini antara lain :
1). Pelayanan pemeliharaan kesehatan Lansia

14. PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN


Program ini ditujukan untuk meningkatkan pengawasan dan
pengendalian makanan. Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok
dalam rangka pelaksanaan program ini antara lain :
1. Peningkatan pemberdayaan konsumen/masyarakat dibidang obat dan
makanan.
2. Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya.

15. PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN DAN ANAK


Program ini ditujukan untuk meningkatkan keselamatan ibu melahirkan
dan anak. Rencana kerja indikatif berupa kegiatan pokok dalam rangka
pelaksanaan program ini antara lain :
1. Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang mampu
2. Sosialiasi Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di
Kecamatan.
3. Peningkatan Manajemen program kesehatan ibu dan anak.
4. Peningkatan Kualitas kesehatan ibu dan anak
5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
3.3 TELAAH RENSTRA KEMENTRIANN KESEHATAN, RENSTRA DINAS
KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAN RENSTRA DINAS
KESEHATAN KABUPATEN KETAPANG.

1. Renstra Kementerian Kesehatan

Visi Kementerian Kesehatan mengikuti visi misi Presiden Repbulik


Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” melalui misi
keempat: Mewujudkan Kulitas Manusia Indonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera. Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkontribusi
dalam tercapainya Nawa Cita. Terdapat dua tujuan Kementerian
Kesehatan yaitu :
a. Meningkatkan status kesehatan masyarakat
b. Meningkatnya daya tanggap (reponsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap resiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada kontinum
siklus kehidupan (life cycle) yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,
kelompok usia kerja, maternal dan kelompok lansia.
Sasaran strategis Kementerian Kesehatan yaitu :
a. Meningkatnya kesehatan masyarakat
b. Meningkatnya pengendalian penyakit
c. Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan
d. Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat
kesehatan
e. Meningkatkan jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga
kesehatan
f. Meningkatkan sinergitas antar Kementerian/Lembaga
g. Meningkatkan daya guna kemitraan dalam dan luar negeri
h. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan
pemantauan evaluasi
i. Meningkatkan efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan
j. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih
k. Meningkatkan kompetensi dan kinerja aparatur kementerian
kesehatan
l. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi.

2. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi

Visi pembangunan yang menjadi acuan Dinas Kesehatan Provinsi


Kalimantan Barat adalah “Mewujudkan Kemandirian Masyarakat
Kalimantan Barat Yang Sehat”.
Untuk mencapai visi tersebut, maka ditempuh dengan misi sebagai berikut
:
a. Terbinanya keluarga sehat, mandiri, sadar gizi yang ditunjang dengan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
b. Membuat masyarakat Kalimantan Barat yang sehat dan mandiri di
bidang kesehatan dengan pecegahan penyakit serta meningkatkan
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
c. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan, penyediaan obat dan
perbekalan kesehatan yang bermutu dan terjangkau serta
meningkatnya upaya penanggulangan bencana bidang kesehatan.
d. Memantapkan sumber daya dan informasi kesehatan
e. Mewujudkan kapasitas aparatur Dinas Kessehatan Provinsi
Kalimantan Barat yang profesional.

3. Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten

Visi menggambarkan arah yang jelas dan cara pandang yang jauh
kedepan tentang kondisi pembangunan kesehatan masa depan yang ingin
dicapai melalui penyelenggaraaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan
Kabupaten Ketapang selama 5 (lima) tahun mendatang. Dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Ketapang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ketapang Tahun
2016 – 2021, Visi Kabupaten Ketapang adalah “Kabupaten Ketapang
Yang Maju Menuju Masyarakat Yang Sejahtera”.
Dalam Renacana Strategis Dinas Kesehatan tahun 2016 – 2021
tidak ada visi, tetapi mengikuti Visi Bupati Ketapang. Maju, mengandung
arti berjalan (bergerak) ke muka, menjadi lebih baik, membawa ke dalam
keadaan lebih baik. Untuk terciptanya kemajuan tentu perlu adanya
pembangunan yang menyeleluruh disegala aspek kehidupan. Dalam
konteks ini kemajuan memiliki setidaknya terpenuhinya infrastruktur
dasar bagi seluruh masyarakat Kabupaten Ketapang dan terpenuhinya
penyediaan infrastruktur yang mendukung perkembangan ekonomi
masyarakat serta terwujudnya pemberdayaan masyarakat.
Sejahtera, mengandung makna aman, sentosa, damai, makmur dan
selamat (terlepas) dari segala macam gangguan. Kesejahteraan masyarakat
adalah kata kunci dan indikator keberhasilan pembangunan yang memiliki
dimensi : 1) Kesejahteraan yang dinikmati oleh segenap komponen
masyarakat secara berkeadilan; 2) Kesejahteraan yang betul-betul mampu
mendorong terbentuknya pondasi ekonomi yang kuat dan
berkesinambungan; 3) Kesejahteraan yang mampu mengurangi jurang
kesenjangan antara miskin dan kaya; dan 4) Kesejahteraan yang mampu
mengantarkan pada kondisi masyarakat yang semakin beraddab.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Pernyataan visi mengandung
pernyataan yang mencerminkan pandangan tentang kemampuan dirinya.
Pernyataan misi merupakan hal yang sangat penting untuk mengarahkan
kegiatan Dinas Kesehatan untuk lebih eksis dan dapat mengikuti efek
global otonomi daerah.
Misi ditetapkan untuk mengarahkan operasionalisasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Ketapang dan mengikuti perubahan-perubahan
lingkungan, yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Misi yang ditetapkan menjadi petunjuk bagi jajaran Dinas Kesehatan
Kabupaten Ketapang dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)
mengetahui peran dan program-program serta hasil yang akan diperoleh
dimasa yang akan datang.
Dalam penetapan misinya, Dinas Kesehatan telah
mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi, harapan serta permasalahan
yang akan dihadapi sehubungan dengan perubahan lingkungan baik
lingkungan internal maupun eksternal. Oleh karena itu, misi yang telah
ditetapkan memungkinkan untuk dilakukan perubahan menyesuaikan
dengan tuntutan perubahan lingkungan yang signifikan.
Berkaitan dengan hal tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten
Ketapang menetapkan misi :
a. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.
b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarkat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
c. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.
d. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.

3.4 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Dengan memperhatikan analisa lingkungan internal dan eksternal, isu


strategis Puskesmas Nanga Tayap dalam lima tahun (2013 – 2018) akan
memperhatikan beberapa indikator strategis yaitu :
1. Masih tingginya angka kematian ibu dan gizi buruk.
2. Angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular masih
tinggi
3. Kualitas lingkungan rendah
4. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat masih rendah
5. Sistem pembiayaan pemeliharaan kesehatan di masyarakat belum
berkembang
6. Pemerataan dan keterejangkauan akses pelayanan kesehatan yang bermutu
dan optimal
7. Kualitas Sumber Daya Kesehatan Masih kurang
8. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan
9. Pemberdayaan Masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum
dilakukan secara optimal.

BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 VISI DAN MISI SKPD

1. VISI
KETAPANG YANG MAJU MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA
2. MISI
- Mewujudkan pelayanan kesehatan yang terbaik dan profesional.
- Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau.
- Mendorong dan memberdayakan masyarakat untuk berprilaku
hidup bersih dan sehat

4.2 TUJUAN DAN SASARAN

1. TUJUAN
- Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
kepuasan pasien.
- Meningkatkan mutu kinerja Puskesmas.
2. SASARAN
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang
akan dicapai secara nyata dalam jangka waktu tertentu. Sasaran
merupakan bagian internal dalam proses perencanaan strategis
Puskesmas Nanga Tayap.
Sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai, terukur,
rasional/dapat dicapai berdasarkan kemampuan sumber daya dan
kapasitas yang dimiliki, berorientasi hasil dan dapat dicapai pada
periode waktu tertentu. Sasaran Puskesmas Nanga Tayap selama 5
(lima) tahun periode 2018-2022 juga disertai dengan indicator kerja
sasaran yang merupakan ukuran keberhasilan yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif dan dijadikan patokan/tolok ukur dalam
menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan Puskesmas
dalam mencapai visi dan misi.
Berdasarkan hal tersebut, Puskesmas Nanga Tayap menetapkan
sasaran sebagai berikut:
a. Meningkatnya kesehatan masyarakat, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah:
1. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan menjadi sebesar 85%;
2. Menurunnya persentase ibu hamil kurang energy kronik
menjadi sebesar 20%;
b. Meningkataya mengendalian penyakit, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah :
1. Penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I) sebesar 10%;
2. Kemampuan melaksanakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan yang berpotensi
wabah 100%.
c. Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan
alat kesehatan dengan sasaran yang akan dicapai adalah :
persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar
90%.
d. Meningkatnya jumlah, jenis, kuailtas dan pemerataan tenaga
kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah
1. Seluruh pustu dan poskesdes terisi oleh minimal 1 orang
tenaga ;
2. Semua jenis profesi tenaga kesehatan terpenuhi di Puskesmas.
e. Meningkatnya sistem informasi integrasi, dengan sasaran yang
akan dicapai adalah
1. Terlaksananya SIKDA di setiap unit kerja Puskesmas;
2. Meningkatnya persentase Pustu dan Poskesdes yang
melaporkan data kesehatan tepat waktu sebesar 10%;
3. Meningkatnya ketepatan waktu pelaporan dari Puskesmas
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten sebesar 10 %.

4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1. STRATEGI

Untuk mencapai dan mewujudkan visi Puskesmas Nanga Tayap


pada akhir tahun 2022, dan sesuai dengan misi yang telah ditetapkan, maka
dalam periode 2018-2022 akan ditempuh beberapa alternatif strategi yang
dikonsolidasikan menjadi 5 (lima) strategi yang saling kait mengkait dan
saling mendukung secara sinergis sebagai berikut :

1. Meningkatkan Alokasi Pembiayaan Pembangunan Kesehatan melalui


APBD Kabupaten, BOK dan JKN
Program dan kegiatan dalam kaitannya dengan sasaran-sasaran
yang akan dicapai yang pelaksanaannya dalam periode lima tahun ke
depan memerlukan pembiayaan yang relatif besar jumlahnya. Penggunaan
pembiayaan dari APBD Kabupaten Ketapang saja terutama dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) jelas tidak mencukupi, dan sektor/bidang
lain juga membutuhkan dana yang tidak kecil. Oleh karena itu tambahan
pembiayaan yang bersumber dari BOK dan JKN masih diperlukan untuk
mencapai target pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) yang
menjadi kewenangan wajib daerah serta percapaian target MDGs. Program
dan Kegiatan yang masih tetap membutuhkan pembiayaan yang cukup
besar adalah penyediaan obat dan perbekalan kesehatan, pembangunan
infrastruktur/sarana dan prasarana kesehatan, jaminan pelayanan
kesehatan masyarakat/jaminan kesehatan masyarakat daerah sehingga
dengan alokasi pembiayaan yang memadai, tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan (SPM dan MDGs) dapat tercapai.

2. Meningkatkan Jumlah, Jenis, Mutu dan Profesionalisme Sumber


Daya Tenaga Kesehatan.
Peningkatan jumlah, jenis, mutu dan profesionalisme sumber daya
tenaga kesehatan, dapat dilakukan dengan pengembangan dan
penambahan tenaga sesuai kebutuhan dan kompetensi. Pengembangan
kapasitas tenaga kesehatan dilakukan melalalui jalur formal dan informal.
Pengembangan kapasitas tenaga melalui jalur formal dilakukan dengan
mengikutsertakan dan memberikan kesempatan kepada SDM tenaga
kesehatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan baik berupa tugas
belajar, pelatihan teknis fungsional, pelatihan peningkatan kemampuan
manajerial dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan kapasitasnya
untuk menunjang upaya kesehatan. Sedangkan secara informal melalui
pembimbingan teknis dan fasilitasi kegiatan.
3. Meningkatkan dan Memantapkan Standar mutu pelayanan
Untuk mengatasi masalah pokok seperti kematian ibu dan bayi, masalah
gizi (anak/balita), penyakit menular maupun tidak menular, kesehatan
lingkungan termasuk didalamnya peningkatan peran Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat dicegah
dan dikendalikan melalui kepatuhan terhadap SOP berbagai kegiatan
program, peningkatan standar pelayanan termasuk didalamnya
kompetensi tenaga pelaksananya serta penyediaan sarana dan prasarana
pendukung yang memenuhi standar mutu. Di samping itu meningkatkan
jalur informasi dan komunikasi secara timbal balik dengan berbagai
sarana pelayanan kesehatan yang meliputi rumah sakit pemerintah dan
swasta, dan fasilitas kesehatan lainnya. Berbagai hal yang menjadi
perhatian adalah :
a. Mengembangkan surveilans penyakit dan masalah kesehatan berbasis
masyarakat
b. Meningkatkan peran serta masyarakat, kesadaran masyarakat, desa
siaga dan peningkatan KIE dalam pencegahan dan penanggulangan
penyakit dan KLB dan PHBS
c. Mengembangkan metode untuk meningkatkan kualitas status
kesehatan ibu dan bayi serta mencegah terjadinya kematian ibu dan
bayi melalui P4K
d. Meningkatkan penanggulangan masalah gizi melalui suplemen
makanan (PMT), diversifikasi makanan dan peningkatan keluarga sadar
gizi
e. Mencukupi sarana dan prasarana serta menerapkan sertifikasi,
akreditasi dan lisensi pada pelayanan kesehatan
f. Mengembangkan sistem informasi kesehatan dan terintegrasi serta
pemanfaatan hasil penelitian sebagai dasar pengambilan keputusan
dan regulasi
g. Mengembangkan jaminan kesehatan masyarakat dan jaminan
kesehatan daerah.

4. Memantapkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat.


Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) seperti
Posyandu dan posyandu lansia, pondok bersalin desa (polindes)/poliklinik
kesehatan desa (PKD), UKK, desa siaga, Saka bhakti husada serta
pengobat tradisonal adalah sumber daya masyarakat yang apabila dikelola
dengan baik akan menjadi kekuatan yang besar dalam pengendalian dan
pemecahan masalah kesehatan. Pemberian peran yang lebih besar sesuai
dengan fungsinya dalam kemandirian serta pembinaan yang diarahkan
untuk membantu memecahkan masalah pokok kesehatan seperti
kematian ibu dan bayi, penyakit menular dan tidak menular, gizi,
kesehatan lingkungan secara tidak langsung akan memperbaiki derajat
kesehatan masyarakat. Jaringan kerja informasi dan komitmen antara
UKBM dan stake holder perlu dibangun agar informasi timbal balik dapat
tercapai.

5. Memantapkan dan Merealisasikan Komitmen Bersama untuk


Pembangunan Kesehatan umumnya, dan secara khusus
Meningkatkan Upaya Pelayanan Kesehatan yang Merata dan
Terjangkau
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai
dengan tuntutan masyarakat secara merata dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat, maka perlu ada komitmen bersama antara pelaku
pembangunan kesehatan. Komitmen bersama tidak saja diperlukan di
tingkat bawah saja atau di tingkat pelaksana saja, akan tetapi yang lebih
penting adalah semua stake holder yang terlibat di wilayah kecamatan.
Untuk itu diperlukan data dan informasi yang tepat dan akurat sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan.

2. KEBIJAKAN
Untuk mencapai dan mewujudkan Visi Puskesmas Nanga Tayap pada
akhir tahun 2022, maka peran Dinas Kesehatan dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan dilaksanakan berdasarkan kebijakan sebagai
berikut :

1. Pengembangan dan Peningkatan Sumber Daya Kesehatan.


Agar pembangunan kesehatan dapat terselenggara secara berhasil-
guna dan berdaya-guna, diperlukan sumber daya manusia/tenaga
kesehatan yang bermutu, cukup jumlah dan jenisnya, serta tersebar
secara adil dan merata sesuai kebutuhan dan tuntutan dan tantangan
dimasa datang.
Guna menjamin ketersediaan sumber daya pembiayaan kesehatan,
maka Dinas Kesehatan melakukan advokasi dan sosialisasi kepada
stakeholder di tingkat Kabupaten, Provinsi maupunPusat (Depkes) dalam
rangka mendapatkan sumber dana dari APBN ataupun Pinjaman/Hibah
Luar Negeri (PHLN). Untuk menjamin penyelenggaraan pelayanan
kesehatan masyarakat miskin dan daerah terpencil, maka penyediaan
dana khusus dari anggaran pemerintah perlu tetap dialokasi di dalam
APBD Kabupaten maupun APBD provinsi dan APBN.
Untuk menjamin sumber daya obat-obatan dan perbekalan
kesehatan, dilaksanakan penyediaan dan pendistribusian obat serta
perbekalan kesehatan, sehingga akan tersedia obat dan perbekalan
kesehatan yang aman, bermutu dan bermanfaat, serta terjangkau oleh
segenap lapisan masyarakat. Dinas Kesehatan menjamin ketersediaan
obat sangat essensial di Puskesmas, karena menggunakan sistem buffer
stock.

2. Pelaksanaan Upaya Kesehatan.


Upaya kesehatan harus memberikan pengutamaan pada pelayanan
kesehatan masyarakat yang dipadukan secara serasi dan seimbang
dengan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan
masyarakat (UKM). Disamping itu upaya kesehatan bagi penduduk miskin,
penanggulangan masalah gizi kurang dan buruk pada balita dan ibu
hamil, pengendalian dan pencegahan kematian pada ibu dan bayi pada
persalinan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
imunisasi , peningkatan mutu sanitasi dasar promosi kesehatan dan
pendaya-gunaan tenaga kesehatan perlu mendapatkan pengutamaan dan
penanganan secara komprehensif.

3. Pemberdayaan Masyarakat dan Swasta.


Masyarakat termasuk sektor swasta mestilah berperan aktif dan
berkontribusi secara nyata dalam pembangunan kesehatan.Pemberdayaan
masyarakat baik melalui UKBM maupun bentuk lainnya dilakukan dengan
mendorong masyarakat agar mampu secara mandiri menjamin
terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan kesinambungan dalam pelayanan
kesehatan secara preventif maupun promotif.
Pemberdayaan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dapat dilaksanakan melalui subsidi silang dan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) berupa jamkesmas, jamkesda
maupun jampersal.Sedangkan kemitraan dengan sektor swasta diarahkan
pada pengembangan upaya kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
peran swasta dalam upaya kesehatan masyarakat.

4. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas.


Pelaksanaan program dan kegiatan Puskesmas Nanga Tayap akan
efektif dan efisien bila upaya pengawasan internal secara terus menerus
ditingkatkan intensitas dan kualitasnya melalui pemantapan sistem dan
prosedur pengawasan melekat dari Pimpinan (Kepala Dinas) kepada
bawahan dan jajarannya secara berjenjang. Pelaksanaan pengawasan
tersebut dilaksanakan secara komprehensif dan berbasis kinerja . Evaluasi
dilakukan dengan menilai pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan
dan dapat dipertanggungjawabkan.
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN

NO PROGRAM INDIKATOR SASARAN LO TOTAL 2018 2019 2020 2021 2022 JUMLA UNIT PELAK
H SANA
PRIORITAS KA KEBU
ANGGA
SI TUHAN RAN
TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp TARGET Rp
KINERJA (JUTA) KINERJA (JUTA) KINERJA (JUTA) KINERJA (JUTA) KINERJA (JUTA)

I Pengembangan 1. Jumah desa/ Meningkatnya 20 5 15 10 20 15 25 20 30 20 30 120 PROMKES


lingkungan kelurahan yang penyehatan dan STBM
sehat melaksanakan STBM pengawasan kualitas
lingkungan
2. Presentase Desa yang 100% 50% 9 100% 13 100% 25 100% 38 100% 50 135
telah menyatakan stop
buang air besar
sembarangan/Open
Defication free
(SBS/ODF)
100% 25% 8 50% 19 100% 38 100% 75 100% 113 253
3. Persentase Desa STBM

4. Persentase saran air 50% 35% 4 40% 4 45% 6 50% 9 50% 10 37


minum yang dilakukan
pengawasan
50% 25% 7,5 35% 9 40% 11 50% 14 50% 25 66,5
5. Persentase Sarana Air
Minum dilakukan
inspeksi Sanitasi

6. Persentase tempat- 60% 52% 4 54% 8 56% 9 60% 13 60% 15 57


tempat umum yang
memenuhi persyaratan
kesehatan

7. Persentase rumah yang 75% 45% 50% 60% 75% 75%


memenuhi persyaratan
kesehatan

II Program 1 Persentase persalinan Meningkatnya 85% 70% 13 75% 13 80% 13 85% 13 85% 13 65 KIA,
Kesehatan di fasilitas pelayanan ketersediaan dan Bidang
Keluarga kesehatan keterjangkauan Kesehatan
pelayanan kesehatan Masyaraka
t
yang bermutu
1.Pembinaan 1. Persentase Kunjungan Meningkatnya akses dan 90% 86% 3 87% 3 88% 3 90% 4 90% 4 17
Kesehatan Neonatal Pertama (KN1) kualitas pelayanan
Bayi, Anak dan kesehatan bayi, anak dan
Remaja remaja

2. Persentase Kunjungan 80% 5 82% 5,5 84% 6 85% 6,5 85% 7 30


Neonatal Lengkap
(KN3)

3. Persentase sekolah yang 50% 4 55% 4,5 60% 5 70% 5,5 70% 6 25
mendapat penjaringan
kesehatan untuk
peserta didik kelas 1

4.Cakupan kunjungan 86% 87% 90% 90% 90%


Bayi

5. Persentase anak balita 70% 10 75% 10 80% 13 85% 13 85% 15 61


(12-59 bulan) yang
memperoleh pelayanan
pemantauan
pertumbuhan minimal
8kali setahun,
pemantauan
perkembangan minimal 2
kali setahun, pemberian
vitamin A 2 kali setahun

6.Jumlah posyandu 20 2 4 5 10 7 4 9 8 10 20 66
remaja yang terbentuk

7.Persentase sekolah yang


mendapat penjaringan 50% 3 50% 3,5 60% 4 60% 4,5 60% 5 20
kesehatan untuk peserta
didik kelas VII dan X

2. Pembinaan 1.Persentase desa yang Meningkatnya akses dan 95% 75% 5 80% 6 85% 7 90% 7,5 90% 7,5 33
Kesehatan Ibu melakukan kelas ibu kualitas pelayanan
dan Reproduksi hamil kesehatan ibu dan
reproduksi
2.Persentase ibu hamil 80% 75% 14 77% 15 78% 15 80% 15 80% 15 74
yang mendapatkan
pelayanan antenatal
minimal 4 kali (K4)

3.Persentase ibu nifas 90% 85% 7,5 85% 7,5 88% 7,5 90% 10 90% 10 42,5
yang mendapat pelayanan
kesehatan (KF3)

4.Persentase KB aktif 70% 65% 7,5 65% 7,5 70% 7,5 70% 9 70% 10 41,5

III Program Persentase lansia yang 60% 35% 12,5 50% 12,5 50% 15 60% 15 60% 15 70 Program
Pelayanan mendapat pelayanan Lansia
Kesehatan kesehatan
Lansia

IV Program 1.Prevalensi kekurangan Meningkatnya status gizi <17% <19% 15 <18,3% 15 <17% 15 <17% 15 <17% 20 80 Program
Perbaikan Gizi gizi anak balita Gizi
Masyarakat
2.Persentase anak balita Menurunnya jumlah <19% <10% 5 <10% 6 <9.5% 6 <9.5% 7 <9% 8 32
dengan status Kekurangan balita dengan status
Gizi (Kurus dan Sangat kekurangan gizi
Kurus)

3.Menurunnya prevalensi <28% <31% <30% <28% <28% <28%


stunting (pendek dan
sangat pendek) pada
Baduta

4.Persentase rumah Meningkatnya 90% 90% 6 90% 6 90% 7 90% 7 90% 9 35


tangga mengkonsumsi penggunaan Garam
garam beryodium beryodium di
masyarakat/rumah
tangga

5.Persentase bayi kurang Meningkatnya upaya 60% 44% 47% 50% 55% 60%
dari 6 bulan yang Pencapaian Keluarga
mendapat ASI Eksklusif Sadar Gizi

6.Persentase bayi baru 60% 44% 47% 50% 55% 60%


lahir mendapat Inisiasi
Dini Menyusui (IMD)

7.Persentase Balita yang di Meningkatnya upaya 80% 75% 7,5 80% 8 80% 8,5 80% 9 80% 11 44
timbang berat badannya Pembinaan Posyandu
8.Persentase balita 90% 80% 80% 80% 80% 90%
mempunyai KMS

9.Persentase Balita yang <20% <20% <20% <20% <20% <20%


tidak naik berat badannya

10.Persentase balita <17% <19% <18% 17% 17% 17%


ditimbang yang naik berat
badannya 2kali berturut-
turut (T2)

11.Persentase Balita kurus Meningkatnya pemberian 95% 80% 7 85% 7 90% 8% 90% 8 90% 10 40
dibawah garis merah makanan tambahan dan
(BGM) yang mendapat vitamin pada Balita Gizi
makanan tambahan kurang

12.Persentase Baduta Meningkatnya


kurus yang mendapat ketersediaan makanan 95% 80% 15 85% 15 90% 15 90% 20 90% 22 87
makanan tambahan pendamping ASI (MP ASI)

13.Persentase Ibu Hamil Meningkatnya upaya


KEK yang mendapat Penanganan kasus gizi 100% 65% 15 80% 15 95% 15 100% 16 100% 20 91
makanan tambahan buruk

14.Persentase bayi dengan <8% <9,5% <9,3% <8% <8% <8%


berat badan rendah
(<2500gram)

15.Persentase kasus Balita 100% 100% 100% 100% 100% 100%


gizi buruk yang mendapat
perawatan

16.Persentase anak balita Meningkatnya upaya 90% 83% 10 84% 10 85% 10 87% 10 90% 13 53
yang mendapat kapsul pendistribusian Kapsul
vitamin A Vitamin A

17.Persentase ibu nifas


yang mendapat kapsul 95% 90% 90% 90% 90% 95%
vitamin A

18.Persentase Anemia <28% <32% <30% <28% <28% <28%


pada ibu hamil

19.Persentase Ibu hamil 100% 90% 95% 98% 98% 100%


yang mendapat tablet
tambah darah (TTD)

20.Persentase remaja putri 40% 20% 25% 30% 35% 40%


yang mendapat tablet
tambah darah (TTD)

V Pemberdayaaan 1.Persentase Desa yang 90% 60% 70% 80% 90% 90% Promkes
Masyarakat dan memiliki kebijakan PHBS
Promosi
Kesehatan 2.Persentase Desa yang
memanfaatkan dana desa 60% 30% 40% 50% 60% 60%
10% untuk UKBM

VI Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat

1.Pelayanan 1.Persentase sub unit


Kefarmasian dan Puskesmas yang 50% 35% 40% 45% 50% 50% Farmasi
Alat Kesehatan melaksanakan pelayanan
kefarmasian sesuai
standar

2.Jumlah daerah terpencil


/sangat terpencil yang 2 2 2 2 2 2
mendapat pelayanan
kesehatan

2.Pembinaan 1.Jumlah pos UKK yang 5 3 3 3 4 5 Program


Upaya dibentuk masyarakat yang UKK
Kesehatan Kerja difasilitasi Puskesmas

3.Revitalisasi Terpenuhinya tenaga 100% 95% 95% 100% 100% 100% Kepala
Sistem medis,paramedic Puskesmas
Kesehatan perawatan/non perawatan
di Puskesmas/Pustu dan
jaringannya

4.Peningkatan 1.Persentase Kunjungan


Pelayanan Pasien dengan Gangguan 90% 85% 85% 90% 90% 90% Program
Kesehatan Jiwa jiwa di Puskesmas Jiwa
2.Jumlah Home visit ke
Penderita Gangguan Jiwa
yang di lakukan
Puskesmas

VII Program 1.Persentase cakupan Menurunnya penyakit 93% 80% 10 86% 10 93% 10 93% 10 93% 10 50
Pencegahan dan penemuan kasus baru menular, penyakit tidak
Penanggulangan Kusta tanpa cacat menular dan peningkatan
Penyakit kualitas

2.Persentase Pasien 91% 79% 7,5 83% 7,5 87% 7,5 91% 7,5 91% 7,5 37,5
dengan angka3. R
keberhasilan pengobatan
TB Paru BTA Positif
(Success Rate) minimal
85%

3.Jumlah kasus Penyakit Menurunnya penyakit 0 0 0 0 0 0


yang dapat Dicegah menular,penyakit idak
dengan Imunisasi (PD3I) menular dan peningkatan
tertentu kualitas

4.Persentase anak usia 0- Menurunnya angka 93% 92% 50 92,5% 60 93% 65 93% 70 93% 75 340
11 bulanyang mendapat kesakitan akibat penyakit
imunisasi dasar lengkap yang dapat dicegah
dengan imunisasi dan
meningkatnya surveilans

5.Persentase Desa 25% 10% 15% 20% 25% 25%


/Kelurahan yang
melaksanakan Pos
Pembinaan Terpadu
(Posbindu) PTM

6.Persentase perempuan
usia 30 sampai 50 tahun 30% 15% 20% 25% 30% 30%
yang di deteksi dini
kanker serviks

VIII Program Obat 1. Persentase Ketersediaan Meningkatnya Ketepatan 100% 90% 100% 100% 100% 100% Farmasi
dan Perbekalan obat indicator di Pemerataan obat dan
Kesehatan Puskesmas perbekalan kesehatan

2.Persentase Pelaporan 100% 100% 100% 100% 100% 100%


obat dan Perbekkes di
Puskesmas

3.Jumlah obat dan 5 1 1 1 1 1


perbekkes rusak dan
kadaluarsa yang
dimusnahkan

4.Persentase dilaksanakan 100% 100% 100% 100% 100% 100%


stock opname tahunan
Puskesmas
5 1 1 1 1 1
5.Jumlah laporan barang
persediaan berupa obat
dan perbekkes yang
dilaporkan

1. e
r

2.

4. 2
1.
BAB VI
PENUTUP

Renstra Puskesmas Nanga Tayap tahun 2018 – 2022 merupakan dokumen


perencanaan periode 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi Puskesmas. Renstra ini merupakan penjabaran dari Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Ketapang tahun 2016 - 2021. Renstra Puskesmas Nanga
Tayap tahun 2018 - 2022 menjadi pedoman dalam penyusunan RUK yang menjadi
dokumen perencanaan tahunan sebagai penjabaran dari Renstra Puskesmas Nanga
Tayap. Semoga Renstra ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pedoman bagi
perencanaan tahun-tahun berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai