BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keselamatan, kesehatan, dan nyawa, baik bagi pendonor sendiri dan juga
darah berakhir.
Darah adalah anugrah Tuhan yang diberikan kepada manusia dan kita
dapat saling berbagi kepada sesama manusia mulalui donor darah. Tanpa
darah yang cukup, seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan bahkan
kematian. Oleh karena itu, tranfusi darah yang diberikan kepada pasien yang
membutuhkannya sangat diperlukan untuk menyelamatkan jiwa. Angka
kematian akibat dari tidak tersedianya cadangan tranfusi darah pada negara
berkembang relatif tinggi. Hal tersebut dikarenakan ketidakseimbangan
perbandingan ketersediaan darah dengan kebutuhan rasional. Kebutuhan akan
penyediaan darah standar WHO (Word Health Organization) adalah 2% dari
jumlah total penduduk atau sebesar 4 juta kantong darah. Untuk mencapai
kebutuhan tersebut tidak mudah harus ada berbagai strategi yang dilakukan.
Antara lain Palang Merah Indonesia (PMI) menetapkan sistem jemput bola
(Rachman, 2013: 2).
1
2
penduduk Indonesia berjumlah 260 juta jiwa adalah untuk 5,2 juta kantung
darah. Jumlah tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan darah di
Indonesia, dimana di perkirakan setiap 8 detik terdapat seseorang yang
membutuhkan tranfusi darah di indonesia. Bayak orang yang sebenarnya
pernah berniat untuk melakukan donor darah untuk kemanusiaan
atau agar mendapatkan manfaat. Tapi kemudian menjadi kekhawatiran
tertentu (Komandoko, 2013: 7).
tahun terakhir ini yaitu pada tahun 2015 dari 1.444 pendonor, jumlah
orang dan pada tahun 2017 dari 1989 pendonor, namun jumlah mahasiswa
Puangrimaggalatung.
rincian perempuan sebanyak 289 orang dan laki-laki sebanyak 141 orang yang
melakukan donor darah hanya 25% dari jumlah mahasiswa, hal ini disebabkan
harus mengetahui betapa pentingnya melakukan donor darah. Maka hal ini
B. Rumusan Masalah
Puangrimaggalatung Bone?
Puangrimaggalatung Bone?
C. Tujuan Penelitian
Puangrimaggalatung Bone.
Puangrimaggalatung Bone.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
darahnya.
4
2. Manfaat Teoritis
selanjutnya.
E. Hipotesis
Puangrimaggalatung Bone.