Anda di halaman 1dari 13

ANALISI FUNDAMENTAL PADA

PT GOLDEN ENERGY MINES TBK

Pasar Modal

Dosen Pengampu : M. Khoirul Fatah, SE., M. Acc.

Disusun oleh:

1. Dian Islamiyati (2015001020)


2. Wuri Setiyaningsih (2015001085)
3. Herviana maskha (2015001158 )

Program Studi S1 Akuntansi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah

Pekalongan

2017-2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan, rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan dan
menuyusun makalah ini dengan judul Analisis Fundamental pada PT. Golden
Energy Mines TBK.

Makalah ini diharapkan dapat membantu para mahasiswa untuk dapat


memberi bekal pembelajaran pada diri mereka sendiri sehingga para siswa
bisa mengerti apa yang disampaikan oleh isi makalah ini sendiri. Kami telah
berupaya semaksimal mungkin untuk membuat makalah ini sebagai makalah
yang akan mudah dimengerti oleh para mahasiswa, untuk itu kritik dan saran
dari berbagai pihak baik praktisi maupun narasumber sangat kami harapkan.

Kepada semua pihak yang telah membantu selesainya makalah ini,


kami mengucapkan banyak terimah kasih semoga langkah awal kita ini
merupakan andil dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan semoga
kita sama mendapat limbahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Pekalongan, 24 Mei 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
A. INFORMASI PERUSAHAAN......................................................................................4
1. Identitas Perusahaan...........................................................................................4
2. Tinjauan Ekonomi..............................................................................................5
3. Tinjauan Industri.................................................................................................6
B. ANALISIS RASIO.........................................................................................................9
1. EPS (Earning per Share).....................................................................................9
2. PER (Price to Earning Ratio)............................................................................10
3. PBV (Price to Book Value)...............................................................................10
4. ROE (Return on Equity)...................................................................................11
5. DY (Dividen Yield)...........................................................................................11
6. DER (Debt to Equity Ratio).............................................................................12
A. INFORMASI PERUSAHAAN
1. Identitas Perusahaan
Nama PT Golden Energy Mines Tbk
Alamat Kantor Sinar Mas Land Plaza Tower II Lt. 6
Jl. MH Thamrin No. 51
Jakarta Pusat, 10350, Indonesia
T: (+6221) 5018 6888
F: (+6221) 3199 0319
E: corsec@goldenenergymines.com
W: www.goldenenergymines.com
Bidang Usaha Pertambangan batubara, melalui Entitas Anak, dan
perdagangan batubara
Kepemilikan  Golden Energy and Resources Limited :66.9998%
 GMR Coal Resources Pte Ltd :30.0000%
 PT Sinar Mas Cakrawala :0.0002%
 Publik / Public : 3.0000%
Tanggal Pendirian 13 Maret 1997
Perubahan Nama PT Bumi Kencana Eka Sakti
Dasar Hukum Pendirian Didirikan dengan nama PT Bumi Kencana Eka Sakti
berdasarkan Akta Pendirian No. 81 tanggal 13 Maret
1997 yang dibuat dihadapan Notaris Imam Santoso, SH
yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia melalui Surat Keputusan No.
C27.922HT.01.01.TH.98 tanggal 30 Juni 1998 dan telah
diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No.
30 tanggal 12 April 2002, Tambahan No. 3667.
Modal Dasar Rp2,000,000,000,000,-
Modal Ditempatkan dan Rp588,235,300,000
Disetor Penuh
Pencatatan di Bursa 17 November 2011
Kode Saham GEMS
Jumlah Saham Tercatat di 5.882.353.000 lembar saham
Bursa
Nilai Nominal per Saham Rp 100 per saham
Jumlah Karyawan 572 orang (termasuk Entitas Anak)

2. Tinjauan Ekonomi

Perekonomian global pada tahun 2017 mengalami pertumbuhan


dibandingkan tahun 2016 didorong oleh pertumbuhan baik negara maju
maupun negara berkembang. Pertumbuhan di negara-negara maju dipimpin
oleh Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Tiongkok, serta negara
berkembang dipimpin oleh India dan Indonesia.
Pada tahun 2017, perekonomian AS membaik ditopang oleh konsumsi
yang stabil dan peningkatan investasi. Konsumsi yang stabil tercermin dari
meningkatnya tingkat keyakinan konsumen yang didukung oleh perbaikan
pada pasar tenaga kerja. Sedangkan dari sisi investasi, peningkatan terjadi
pada investasi nonresidensial, sejalan dengan meningkatnya aktivitas
produksi, terutama di sektor tambang.
Perekonomian Eropa pada tahun 2017 mengalami pemulihan yang
didukung oleh kinerja konsumsi dan ekspor. Kinerja konsumsi didukung oleh
meningkatnya pendapatan berkat pemulihan pasar tenaga kerja karena
menurunnya tingkat pengangguran dan pertumbuhan lapangan pekerjaan.
Sementara itu, kinerja ekspor Eropa tumbuh lebih tinggi yang didukung oleh
pemulihan perdagangan dunia dan pelemahan mata uang Euro.
Di Asia, perekonomian Tiongkok mengalami pemulihan yang
didorong oleh meningkatnya konsumsi dan ekspor berkat kebijakan
rebalancing. Konsumsi menjadi kekuatan utama pertumbuhan ekonomi
Tiongkok yang didukung oleh kinerja positif pasar tenaga kerja sejalan
dengan menurunnya angka pengangguran dan meningkatnya tingkat penjualan
ritel, serta tingginya pertumbuhan kredit rumah tangga. Kinerja ekspor juga
mengalami peningkatan signifikan yang didorong oleh peningkatan
permintaan ekspor ke AS.
Pertumbuhan perekonomian Indonesia di tahun 2017 mencapai 5,07%,
lebih tinggi dibandingkan 5,03% di tahun 2016. Hal ini terutama disebabkan
pertumbuhan modal tetap bruto, serta ekspor dan impor barang dan jasa yang
masing-masing tumbuh sebesar 6,15%, 9,09%, dan 8,06%.
Pertumbuhan terjadi pada seluruh sektor usaha, khususnya informasi
dan komunikasi yang mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 9,81%, diikuti
pertumbuhan sektor jasa lainnya sebesar 8,66%, serta sektor transportasi dan
pergudangan sebesar 8,49%. Sedangkan, pertumbuhan dari sektor
pertambangan dan penggalian hanya mencapai 0,69%.

3. Tinjauan Industri

Di awal 2017, Tiongkok berkomitmen mengurangi konsumsi batubara


hingga 30% untuk memerangi kabut asap, kelebihan pasokan, dan polusi,
serta melarang impor batubara dari Korea Utara sebagai bagian dari upaya
menerapkan sanksi PBB terhadap negara tersebut. Kebijakan ini membuat
harga batubara perlahan merosot ke titik terendahnya pada tahun tersebut
yaitu USD71,02.
Menjelang paruh kedua 2017, Tiongkok tidak mengizinkan impor
batubara di pelabuhan-pelabuhan kecil. Larangan itu mencakup lebih dari 150
pelabuhan lapis kedual. Banyak pelabuhan lapis kedua dimiliki oleh
pembangkit listrik di pantai dan larangan tersebut dapat meningkatkan biaya
pengiriman dan bongkar muat. Biaya bongkar muat di pelabuhan lapisn
pertama lebih mahal USD1 per ton daripada pelabuhan lapis kedua
Pelarangan tersebut membuat harga melonjak mencapai titik tertinggi
di tahun 2017 yaitu USD104,32 dan terus menanjak. Rata-rata Indeks NEWC
untuk tahun 2017 adalah USD88,35 dibandingkan dengan rata-rata tahun
2016 sebesar USD65,94. Rata-rata indeks ICI4 untuk 2017 adalah USD42,91
dibandingkan USD32,07 pada 2016.
Impor batubara lintas laut Tiongkok di tahun 2017 sebesar 233 juta
ton, masih yang terbesar di dunia meski India sempat menjadi pengimpor
batubar terbesar di dunia pada 2015. Meski naik 12% dibanding tahun 2016,
impor batubara tetap turun 21% dari rekor tertinggi yaitu 293 juta ton di tahun
2013.
Impor batubara India diperkirakan 197 juta ton pada tahun 2017, naik
2,2% dibanding tahun lalu. Impor turun menjadi 9 juta ton pada semester
pertama tahun ini, akan tetapi kembali naik ke sekitar 13 juta ton pada
semester kedua.

Menurut ESDM, produksi batubara Indonesia meningkat 10% dari 419


juta ton pada tahun 2016 menjadi 461 juta ton pada tahun 2017. Ini
merupakan tahun keempat berturut-turut produksi batubara Indonesia
melebihi yang direncanakan meski musim hujan berkepanjangan di awal
tahun. Pembeli batubara domestik terbesar adalah pembangkit listrik domestik
yang menjual listrik ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN). Meski
demikian, akibat kenaikan harga batubara baru-baru ini, PLN terbebani oleh
biaya produksi listrik yang turut melonjak serta harga listrik yang tak dapat
dinaikkan karena telah ditetapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, PLN
meminta pemerintah untuk menetapkan batas atas dan batas bawah harga
batubara untuk penjualan domestik.
Sejalan dengan peningkatan produksi dan perdagangan domestik,
volume ekspor batubara Indonesia ke pasar ekspor sepanjang Januari-
Desember 2017 mencapai sekitar 325 juta ton. Jumlah ini meningkat sekitar
14 juta ton dari tahun 2016 sebesar 311 juta ton. Dari jumlah ekspor 2017
tersebut, sebanyak 64,85 juta ton adalah jenis batubara bituminous cokingdan
43,48 juta ton adalah jenis batubara bituminous non coking. Jadi, secara total
untuk volume ekspor batubara jenis bituminousmencapai 108,33 juta ton
dengan nilai penjualan batubara jenis bituminousmencapai USD7.384 juta.
Dengan volume sebanyak itu, penjualan ekspor batubara bituminous
menyumbang 33,3% dari total ekspor batubara Indonesia.
Selain itu, batubara jenis lainnya, seperti antrasit, lignit, dan gambut,
mencatatkan volume ekspor yang mencapai 210,70 juta ton dengan nilai
penjualan ekspor mencapai USD10.481 juta. Ekspor jenis-jenis batubara ini
mengontribusikan 64,8% dari total ekspor batubara Indonesia.
Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS), indeks
harga perdagangan besar (IHPB) pada sektor pertambangan dan penggalian
mengalami pertumbuhan yang stabil. Secara umum, IHPB pada sector
pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan yang tidak signifikan dari
awal tahun sebesar 120,17% dan akhir tahun menjadi sebesar 122,48%. Akan
tetapi, IHPB tersebut sempat mengalami penurunan, khususnya pada bulan
Februari sebesar 1,90% dari 120,17% pada bulan Januari menjadi 118,27%
pada bulan Februari. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh kondisi permintaan
batubara dari Tiongkok.
B. ANALISIS RASIO
1. EPS (Earning per Share)
EPS merupakan rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan
(return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham
(Darmaji, 2001:139)

Cara Menghitung:

EPS yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih


besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham.
Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan
kemakmuran para investor dan dari hal tersebut akan mendorong investor
untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Dan itu
akan mengakibatkan kenaikan laba yang pada akhirnya ada kecenderungan
kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya.

Jadi, Earning per Share PT. Golden Energy Mines, Tbk adalah 0,02001

2. PER (Price to Earning Ratio)


PER adalah alat utama perhitungan harga saham perusahaan
dibandingkan dengan pendapatan perusahaan. Hasil ini mengindikasikan
berapa besar investor bersedia membayar setiap rupiah atas pendapatan
perusahaan tersebut.
Cara Menghitung:

Jadi, Price to Earning Ratio PT Golden Energy Mines, Tbk adalah 0,445

3. PBV (Price to Book Value)


Price to Book Ratio (PBV) merupakan bagian dari rasio pasar yang
mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. PBV adalah rasio yang
membandingkan antara nilai saham menurut pasar dengan harga saham
berdasar harga buku (book value). PBV digunakan untuk melihat berapa
besar tingkat undervalued maupun overvalued harga saham yang dihitung
berdasarkan nilai buku setelah dibandingkan dengan harga pasar (Slamet,
2003:41). Rasio ini menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu
menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang
diinvestasikan.

Cara Menghitung:

kali

Jadi, Price to Book Value PT Golden Energy Mines, Tbk adalah 61.111 kali
4. ROE (Return on Equity)
Riyanto (1995:37) menyatakan bahwa: “Rasio rentabilitas modal
sendiri atau return on equity (ROE) merupakan perbandingan antara jumlah
laba yang tersedia bagi pemilik modal di satu pihak dengan modal sendiri di
pihak lain“. Kemudian Gitosudarmo (2001:231) mengatakan bahwa”return
on equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan dari
modal sendiri untuk menghasilkan laba”. Rentabilitas ini dapat juga
dikatakan sebagai kemampuan untuk menghasilkan laba bagi suatu
perusahaan dengan modal sendirinya.

Cara Menghitung:

Jadi, Return on Equity PT Golden Energy Mines, Tbk adalah 0,445

5. DY (Dividen Yield)
DY adalah suatu cara untuk menentukan seberapa besar suatu
perusahaan dalam membagikan deviden kepada pemilik saham dilihat dari
harga sahamnya yang sekarang. Dividen yield ditampilkan dalam bentuk
persentase dan dihitung melalui jumlah dividen yang dibayarkan pada setiap
lembar saham dalam setahun penuh yang kemudian dibagi dengan harga
sahamnya saat ini. Jumlah pembagian antara dividen per lembar saham
dalam setahun dengan harga saham per lembarnya kemudian dijadikan
persen untuk mempermudah dalam melihat rasio pembagian dividennya.

Cara Menghitung
Jadi, Dividend Yield PT Golden Energy Mines, Tbk adalah 0,0000370

6. DER (Debt to Equity Ratio)


Debt to Equity Ratio (DER) termasuk bagian dari rasio Laverage.
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka panjangnya. Rasio laverage dapat dihitung berdasarkan
informasi dari neraca, yaitu dari pos-pos aktiva dan pos-pos hutang. Menurut
Slamet (2003:35) DER adalah perbandingan antara total utang dengan total
modal. DER digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang
terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997).
Rasio ini juga menunjukkan pentingnya dana dari sumber modal pinjaman
(relative importance of borrowed fund) dan tingkat keamanan yang dimilki
kreditor. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang
digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan (Slamet, 2003:35).

Cara Menghitung:

Jadi, Debt to Equity Ratio PT Golden Energy Mines, Tbk adalah 1,125
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai