Anda di halaman 1dari 1

[NADYA ROHMATUL LAILIA] I1B015025

HUBUNGAN ANTARA BURNOUT AKADEMIK DENGAN


PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROFESI
KEPERAWATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Profesi keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan begitu pesat. Hal


ini, menuntut keperawatan memantapkan profesinya dengan tahapan pendidikan
akademik (Sarjana Keperawatan) dan profesional (Ners). Program professional atau
Ners ini merupakan pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan
sekaligus proses transformasi mahasiswa menjadi seorang perawat profesional.
Mahasiswa profesi diharapkan mampu memenuhi berbagai tuntutan dan kewajiban
yang tersedia. Pada pelaksanaannya, mahasiswa profesi yang tidak mampu
menangani berbagai tuntutan dan kewajiban beradaptasi dengan program pendidikan,
akan mengalami masalah seperti stres. Stres yang dialami mahasiswa ini termasuk
dalam stres akademik yang terakumulasi pada gangguan psikologis dan penyakit
fisik. Dampak negatif stres akademik ini dapat mempengaruhi keefektifan individu
dalam mengerjakan tugas, mengganggu fungsi kognitif, dan dapat menyebabkan
burnout.
Burnout merupakan proses psikologis stres yang mengakibatkan pekerjaan
yang tidak terselesaikan, kelelahan emosi, perubahan kepribadian, dan pencapaian
pribadi yang rendah. Beberapa mahasiswa pada umumnya melaporkan merasa
“jenuh” (burnout). Mahasiswa terkadang sulit memotivasi diri mengerjakan tugas
sesuai waktu yang diharapkan. Mahasiswa juga kerap kali menunda-nunda tugas
yang telah diberikan, sehingga pengumpulan tugas melebihi batas waktu yang telah
ditentukan, istilah tersebut dalam psikologi dikenal dengan prokrastinasi akademik.
Prokrastinasi akademik ini memiliki kecenderungan menghindari secara di sengaja
suatu masalah yang mendatangkan kecemasan dari pada menghadapinya.
Prokrastinasi akademik memberikan dampak yang negatif bagi para mahasiswa, yaitu
banyaknya waktu yang terbuang tanpa menghasilkan sesuatu yang berguna.
Prokrastinasi juga dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan etos kerja
individu sehingga membuat kualitas individu menjadi rendah.
Univeristas Jenderal Soedirman merupakan salah satu perguruan tinggi yang
menyediakan program profesi Ners di jurusan keperawatan. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan pada 20 mahasiswa profesi Keperawatan Unsoed 2014,
menunjukkan bahwa 12 mahasiswa mengalami burnout tingkat rendah, 6 mahasiswa
kategori sedang, dan 2 mahasiswa kategori tinggi. Padatnya rutinitas dan tugas yang
harus dikerjakan membuat mahasiswa merasa lelah tidak hanya fisik, tetapi juga
emosi dan mental. Berbagai bentuk kelelahan itu seperti pusing, sakit kepala, bosan,
sedih tidak jelas, kaku dalam berfikir, rutinitas sehari-hari tertekan, acuh tak acuh dan
tidak puas dengan jalan hidup.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka peneliti
tertarik mengangkat judul tentang hubungan antara burnout akademik dengan
prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Profesi Keperawatan Universitas Jenderal
Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai