PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Profesi keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan begitu pesat. Hal
ini, menuntut keperawatan memantapkan profesinya dengan tahapan pendidikan akademik (Sarjana Keperawatan) dan profesional (Ners). Program professional atau Ners ini merupakan pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan sekaligus proses transformasi mahasiswa menjadi seorang perawat profesional. Mahasiswa profesi diharapkan mampu memenuhi berbagai tuntutan dan kewajiban yang tersedia. Pada pelaksanaannya, mahasiswa profesi yang tidak mampu menangani berbagai tuntutan dan kewajiban beradaptasi dengan program pendidikan, akan mengalami masalah seperti stres. Stres yang dialami mahasiswa ini termasuk dalam stres akademik yang terakumulasi pada gangguan psikologis dan penyakit fisik. Dampak negatif stres akademik ini dapat mempengaruhi keefektifan individu dalam mengerjakan tugas, mengganggu fungsi kognitif, dan dapat menyebabkan burnout. Burnout merupakan proses psikologis stres yang mengakibatkan pekerjaan yang tidak terselesaikan, kelelahan emosi, perubahan kepribadian, dan pencapaian pribadi yang rendah. Beberapa mahasiswa pada umumnya melaporkan merasa “jenuh” (burnout). Mahasiswa terkadang sulit memotivasi diri mengerjakan tugas sesuai waktu yang diharapkan. Mahasiswa juga kerap kali menunda-nunda tugas yang telah diberikan, sehingga pengumpulan tugas melebihi batas waktu yang telah ditentukan, istilah tersebut dalam psikologi dikenal dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik ini memiliki kecenderungan menghindari secara di sengaja suatu masalah yang mendatangkan kecemasan dari pada menghadapinya. Prokrastinasi akademik memberikan dampak yang negatif bagi para mahasiswa, yaitu banyaknya waktu yang terbuang tanpa menghasilkan sesuatu yang berguna. Prokrastinasi juga dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan etos kerja individu sehingga membuat kualitas individu menjadi rendah. Univeristas Jenderal Soedirman merupakan salah satu perguruan tinggi yang menyediakan program profesi Ners di jurusan keperawatan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 20 mahasiswa profesi Keperawatan Unsoed 2014, menunjukkan bahwa 12 mahasiswa mengalami burnout tingkat rendah, 6 mahasiswa kategori sedang, dan 2 mahasiswa kategori tinggi. Padatnya rutinitas dan tugas yang harus dikerjakan membuat mahasiswa merasa lelah tidak hanya fisik, tetapi juga emosi dan mental. Berbagai bentuk kelelahan itu seperti pusing, sakit kepala, bosan, sedih tidak jelas, kaku dalam berfikir, rutinitas sehari-hari tertekan, acuh tak acuh dan tidak puas dengan jalan hidup. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka peneliti tertarik mengangkat judul tentang hubungan antara burnout akademik dengan prokrastinasi akademik pada Mahasiswa Profesi Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman.