Keperluan Gizi Yang Seimbang
Keperluan Gizi Yang Seimbang
102012511
asmalina.azizan@yahoo.com
Skenario:
Seorang mahasiswa fakultas hukum semester akhir berusia 22 tahun merasa tubuhnya terlalu
kurus dan ingin menambah berat badannya agar tampak lebih menarik dan berwibawa. Dia
berkonsultasi pada seorang dokter spesialis gizi dan bertanya apa yang harus dia makan
untuk menambah berat badannya. Berat tubuhnya pada waktu konsultasi 48kg dengan tinggi
tubuh 170cm.
1.PENDAHULUAN
Berbagai makanan yang selama ini kita kenal ternyata mempunyai khasiat-
khasiat kesehatan yang luar biasa. Jika dulu kita makan hanya untuk sekadar kenyang, maka
kini konsep makan sudah berkembang lebih luas. Makan adalah upaya untuk mendapatkan
kesehatan yang optimal. Kesehatan ini yang akhirnya menentukan produktivitas kita dan
membuat harapan hidup menjadi lebih panjang.
Makanan adalah ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, makanan dapat mendatangkan
keuntungan bagi tubuh karena kandungan gizinya. Namun di sisi lain makanan akan
mendatangkan bahaya penyakit bila dikonsumsi berkurang atau berlebihan. Oleh karena itu,
menerapkan konsep gizi seimbang dalam pola makan sehari-hari adalah cara terbaik untuk
mendapatkan hidup sehat sepanjang masa. Di samping itu juga kita mendapat energi dari
makanan. Jika kita kurang makan atau makan makanan yang kurang gizinya, kita akan
menjadi lemah dan senang untuk mendapat penyakit. Jadi pentingnya untuk kita makan
secukupnya dan makan makanan yang seimbang gizinya sejak dari kecil supaya pembesaran
tubuh badan sehat dan seimbang.
2. PERBAHASAN
a) Metabolisme glukosa
2.1 Glikolisis
Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses
pemecahan glukosa menjadi jalur aerob dan anaerob.
Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat, dan
selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s).1 Selain itu
glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa.
1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat dengan
dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase pada sel parenkim hati dan sel
Pulau Langerhans pancreas.1 Proses ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat. ATP
bereaksi sebagai kompleks Mg-ATP. Terminal fosfat berenergi tinggi pada ATP
digunakan, sehingga hasilnya adalah ADP.
Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah besar berupa kalor, sehingga
dalam kondisi fisiologis dianggap irrevesibel.2 Heksokinase dihambat secara alosterik
oleh produk reaksi glukosa 6-fosfat.
Mg2+
Glukosa + ATP glukosa 6-fosfat + ADP
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan bantuan enzim fosfoheksosa
isomerase dalam suatu reaksi isomerasi aldosa-ketosa. Enzim ini hanya bekerja pada
anomer -glukosa 6-fosfat.
-D-glukosa 6-fosfat -D-fruktosa 6-fosfat
5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaliknya
(reaksi interkonversi).3 Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator enzim
fosfotriosa isomerase.
D-gliseraldehid 3-fosfat dihidroksiaseton fosfat
7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui pembentukan ikatan
sulfur berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah gugus fosfat berenergi tinggi dalam
posisi 1 senyawa 1,3 bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP
dalam reaksi lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim fosfogliserat kinase.
Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat.
1,3-bifosfogliserat + ADP 3-fosfogliserat + ATP
Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka energi yang dihasilkan adalah 2P.
9. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan bantuan enzim enolase.
Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta pendistribusian kembali energi di dalam molekul,
menaikkan valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenergi tinggi.1-3
Enolase dihambat oleh fluoride, suatu unsur yang dapat digunakan jika glikolisis di
dalam darah perlu dicegah sebelum kadar glukosa darah diperiksa. Enzim ini
bergantung pada keberadaan Mg2+ atau Mn2+.
2-fosfogliserat fosfoenol piruvat + H2O
10. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase sehingga
menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini mengalami konversi
spontan menjadi keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah
besar sebagai panas dan secara fisiologis adalah irreversible.
Fosfoenol piruvat + ADP piruvat + ATP
Karena ada 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga total hasil
energi pada tahap ini adalah 2P.
11. Jika keadaan bersifat anaerob, reoksidasi NADH melalui pemindahan sejumlah unsur
ekuivalen pereduksi akan dicegah. Piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi laktat.
Reaksi ini dikatalisir oleh enzim laktat dehidrogenase.
Piruvat + NADH + H+ L(+)-Laktat + NAD+
Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh mitokondria, dan setelah konversi menjadi
asetil-KoA, akan dioksidasi menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s).
Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam glikolisis akan
diambil oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu dari reaksi ulang alik
(shuttle).3
Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s dan siklus asam trikarboksilat dan
berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein.
Siklus asam sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil
KoA, dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan
pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia dari bahan bakar jaringan,
dalam bentuk ATP. Residu asetil ini berada dalam bentuk asetil-KoA (CH3-COKoA, asetat
aktif), suatu ester koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat.1
Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam
amino dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut.2
Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen
pereduksi dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase
spesifik. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah
besar ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen
(anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam
bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga
memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi,
yang bertempat di dalam membran interna mitokondria.
2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang
mengandung besi Fe2+ dalam bentuk protein besi-sulfur (Fe:S). Konversi ini berlangsung
dalam 2 tahap, yaitu: dehidrasi menjadi sis-akonitat, yang sebagian di antaranya terikat
pada enzim dan rehidrasi menjadi isositrat.
H2O H2O
Reaksi tersebut dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluoroasetil KoA
mengadakan kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat. Senyawa
terakhir ini menghambat akonitase sehingga menimbulkan penumpukan sitrat.
Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi –ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh enzim
isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+ merupakan komponen penting reaksi
dekarboksilasi. Oksalosuksinat tampaknya akan tetap terikat pada enzim sebagai
intermediate dalam keseluruhan reaksi.
4. Selanjutnya –ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif melalui cara yang sama
dengan dekarboksilasi oksidatif piruvat, dengan kedua substrat berupa asam –keto.
–ketoglutarat + NAD+ + KoA Suksinil KoA + CO2 + NADH + H+
5. Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan adanya peran
enzim suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).
Dalam siklus asam sitrat, reaksi ini adalah satu-satunya contoh pembentukan fosfat
berenergi tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi karena pelepasan energi bebas dari
dekarboksilasi oksidatif –ketoglutarat cukup memadai untuk menghasilkan ikatan
berenergi tinggi disamping pembentukan NADH (setara dengan 3P).2,3
6. Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang diikuti oleh
penambahan air dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut yang menghasilkan
kembali oksaloasetat.
Suksinat + FAD Fumarat + FADH2
Enzim-enzim dalam siklus asam sitrat, kecuali alfa ketoglutarat dan suksinat dehidrogenase
juga ditemukan di luar mitokondria. Meskipun dapat mengkatalisir reaksi serupa, sebagian
enzim tersebut, misalnya malat dehidrogenase pada kenyataannya mungkin bukan merupakan
protein yang sama seperti enzim mitokondria yang mempunyai nama sama (dengan kata lain
enzim tersebut merupakan isoenzim).1
2.3 Glikogenolisis
Merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa di hati dan otot. Di hati
apabila terjadi glikogenolisis, kadar glukosa darah akan meningkat. Di otot, apabila berlaku
glikogenolisis, akan membentuk piruvat dan laktat. Enzim yang berperan dalam proses ini
adalah fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.
i. Laktat
ii. Gliserol
iii. Asam propionate
iv. Asam amino glukogenik (semua kecuali asn, leu dan lys)
Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai
berikut:
1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam
lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus
Kreb’s. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Kreb’s.
Metabolisme Lipid
Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam
pelarut organik.
Fungsi lipid
1) Sebagai penyusun struktur membran sel (dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk
sel dan mengatur aliran material-material)
2) Sebagai cadangan energi (lipid disimpan sebagai jaringan adipose)
3) Sebagai hormon dan vitamin (hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin
membantu regulasi proses-proses biologis.3
Jenis-jenis lipid
Terdapat beberapa jenis lipid yaitu:
1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan
lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid.
Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal menuju hati. Asam-asam lemak rantai
pendek juga dapat melalui jalur ini. Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena
tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan
dilepaskan ke dalam sel epitel usus. Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera
dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut
kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara
pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian
ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi
asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk
kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan
esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi
menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak
tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai
asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).
Bila protein dipanaskan dalam suasana asam atau basa kuat maka ikatan kovalen yang
menghubungkan asam amino satu dengan yang lainnya akan terputus, hasilnya kita akan
mendapatkan molekul – molekul yang relative lebih sederhana yaitu asam – asam amino.
Asam amino dibedakan: asam amino esensial dan asam amino non esensial
,Asam amino esensial: treonin, triptofan, lisin, leusin, valin → histidin, arginin,
metionin, isoleusin, fenilalanin
Asam amino non esensial: serin, alanin, glisin, asparadin → sistein, asam aspartat,
tirosin, glutamin, asam glutamat
Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino,
kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama
pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi dan deaminasi.
Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus
amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus
amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu
asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi
asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim
penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan glutamat transaminase yang
bekerja sebagai katalis dalamreaksi berikut :
Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma. Semua
enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah
diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi
transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.
Deaminasi Oksidatif
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam
beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi
oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain
NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron.
Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat
dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan
D-asam oksidase.
Siklus Urea
Urea adalah suatu senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine
yang dikeluarkan dari dalam tubuh.
Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia bereaksi dengan satu
mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan
energi, karenanya reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Disamping
itu sebagai kofaktor dibutuhkan mg++ dan N-asetil-glutamat.
Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin. Dalam reaksi
ini bagian karbomil bergabung dengan ornitin dan memisahkan gugus fosfat. Sebagai katalis
pada pembentukan sitrulin adalah ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian
mitokondria sel hati.
Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat.
Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinat sintetase. Dalam reaksi
tersebut ATP merupakan sumber energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah
menjadi AMP.
Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat.
Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat
dalam hati dan ginjal. Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea. Dalam
reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis
dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk
dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.
b) Penyusunan menu
Salah satu faktor penyebab masalah gizi adalah terbatasnya pengetahuan dan kesadaran
gizi masyarakat, sehingga meskipun makanan cukup tersedia dan beraneka ragam, namun
masyarakat belum mampu memilih dan menkonsumsi makanan yang beraneka ragam dan
mempunyai nilai gizi yang tinggi.4 Pada umumnya, orang merasakan kebutuhan gizinya telah
terpenuhi apabila merasa kenyang. Anggapan tersebut kurang tepat sebab bisa saja seseorang
dikatakan kenyang makanan, tetapi lapar gizi.
Susunan hidangan yang disajikan di atas meja sesuatu keluarga dipengaruhi oleh
banyak faktor. Untuk masyarakat awam susunan hidangan lebih ditentukan oleh kebiasaan
turun-menurun dan menurut kebutuhan kepuasan fizikal. Hidangan yang menuruti citarasa
dan mempunyai nilai sosial tinggi akan lebih banyak dipilih dibandingkan dengan makanan
yang tidak menarik dan dianggap tidak mempunyai nilai sosial yang memuaskan.
Untuk masyarakat yang berpendidikan dan cukup pengetahuan tentang nilai gizi,
pertimbangan kebutuhan fisiologik lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan kepuasan
fizikal.4 Tetapi umumnya, akan terjadi kompromi antara kebutuhan fizik dan kebutuhan
fisiologis tubuh, sehingga terdapat komposisi hidangan yang memenuhi kepuasan psychis
maupun kebutuhan fisiologis tubuh. Maka hidangan akan mempunyai sifat lezat di samping
mempunyai nilai gizi yang tinggi.
Selain itu, pola penyusunan menu juga dipengaruhi oleh agama dan kepercayaan
seseorang. Jika seseorang itu vegetarian, dia harus bijak dalam menggantikan kekurangan
protein dalam hewani dengan protein dari nabati.5 Hal ini ternyata penting karena protein dari
hewani mempengaruhi gizi yang seimbang dan memberikan tenaga kepada tubuh.
Susunan hidangan seimbang dinyatakan dalam slogan “empat sehat, lima sempurna”.
Hidangan empat sehat terdiri atas makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah-buah. Bahan
makanan pokok merupakan sumber utama kalori atau energi, dan merupakan yang terpenting
dalam susunan hidangan.4-5 Lauk-pauk mencakup bahan pangan lauk seperti daging dan ikan,
yang umumnya merupakan sumber protein utama di dalam hidangan.
Hidangan yang memperlihatkan adanya empat komponen ini dalam quantum yang
mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh, dianggap akan memberikan kesehatan gizi yang
memuaskan bagi seorang dewasa. Untuk golongan rentan gizi, ditambah dengan sejumlah
susu yang mencukupi, menjadi lima sempurna. Susu merupakan bahan makanan sumber
protein berkualitas tinggi dan mudah dicerna, dan akan meningkatkan nilai gizi protein yang
terdapat dalam hidangan. Golongan rentan gizi adalah golongan yang paling dahulu akan
menderita bila suatu masyarakat kekurangan penyediaan bahan makanan. Yang termasuk
golongan rentan adalah bayi dan anak-anak,ibu yang sedang hamil dan sedang menyusukan.4
Syarat-syarat makanan sehari-hari bagi individu atau keluarga haruslah makanan yang
memberikan nutrien yang lengkap, memenuhi cita rasa, bervariasi, tampak menarik dan
bersih, tidak bertentangan dengan agama dan kepercayaan dan memberikan kepuasan tanpa
mengurangi harga diri. Selain itu, tentukan jumlah anggota keluarga bagi penyediaan menu
keluarga. Perhatikan umur, jenis kelamin dan berat badan, dan cocokkan umur individu
dengan kelompok umur dalam table, yaitu kelompok wanita usia 16 hingga 19 tahun, dengan
berat badan 45 kg, karena berat badan individu tidak sama dengan berat badan pada tabel,
maka perlu dilakukan penyesuaian. Lakukan penghitungan dengan cara berat badan individu
dibagi dengan berat badan pada table sesuai kelompok umur, dikalikan dengan anjuran
makanan.
Contoh hasil perhitungan adalah seperti berikut:4
- Nasi 45/46x3x300 gr = 880 gr
- Ikan 45/46x2,5x50gr = 122 gr
- tempe 45/46x3x50 gr = 146 gr
- Sayur 45/46x1.5x100gr = 147 gr
- Buah 45/46x2x150gr = 293 gr
Nutrien Rekomendasi
Energi BMI harus dipertahankan pada nilai 22
Karbohidrat Harus mengambil karbohidrat yang menyediakan 50-55% energy
Makanan serat tinggi, 30g per hari
25g sukrosa dan fruktosa per hari
Lemak Harus mengambil makanan berlemak yang menyediakan 30-35% energy
Mengambil bahan makanan Lemak jenuh menyediakan energy melebihi
10% dan tidak jenuh sebanyak 10-15%.
Protein Mengambil makanan berprotein yang menyediakan 10-15% energy
Garam Bagi tekanan darah normal, diambil <6g per hari
Bagi hipertensi, diambil <3g per hari
tabel 1: nilai rekomendasi gizi
Batasi Konsumsi Lemak dan Minyak Sampai Seperempat dari Kecukupan Energi
Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah
energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E dan K, serta menambah lezatnya
hidangan. Konsumsi lemak dan minyak paling sedikit 10% dari kebutuhan energi dan tidak
lebih dari 25% dari kebutuhan energi. Lemak dan minyak membuat mudah merasa kenyang.
FAKTOR EKSTERNAL
FAKTOR INTERNAL -diet
-genetik -obat-obat
-obstetik -lingkungan
-gender - penyakit
IMT = BB/(TB2)
BB = berat badan – kg
TB = tinggi badan – m
3.KESIMPULAN
Konklusinya, kita makan bukan semata-mata hanya untuk kenyang tetapi ada sebab
yang jauh lebih penting yaitu untuk mendapatkan nutrisi-nutrisi yang cukup untuk tubuh
badan kita guna supaya proses metabolisme dalam tubuh kita berjalan dengan lancar. Selain
itu, nutrisi-nutrisi itu juga diperlukan untuk proses tumbuh kembang tubuh kita agar
pertumbuhan dan pembesaran tubuh badan serta otak kita bisa sehat dan produktif. Dengan
makanan juga kita bisa mendapat energi. Energi ini juga sangat diperlukan untuk proses
metabolisme tubuh. Jadi jika kita kurang makan, kita akan merasa lemah dan tidak berdaya
untuk melakukan apa-apa pekerjaan karena tubuh kita kurang energi. Jadi, pola makan yang
seimbang harus kita amalkan supaya tubuh kita mendapat asupan gizi yang cukup dan energi
yang cukup agar tubuh badan, serta otak bisa menjalankan fungsinya dengan baik dan kita
bisa hidup sehat.
4.DAFTAR PUSAKA
1. Garrett RH. Grisham CM. Biochemistry. 4th Ed. Brooks/ Cole Cengange Learning;
2010.p.542-45.
2. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Harper’s Illustrated biochemistry. 27th Ed.
Mc Graw Hill; 2006.p.132-253.
3. Katherine J denniston,Joseph J Topping,Robert L Caret,General,Organic and
Biochemistry,5th edition,New York,Mac Graw Hill,2007, p730:1.
4. Khomsan A, Anwar F. Sehat itu mudah: wujudkan hidup sehat dengan makanan tepat.
Bandung : Mizan Media Utama (MMU) ; Juni 2008.
5. Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC ; 2006.h.18-36.