Anda di halaman 1dari 4

Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang
datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam
dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.1
Contoh bentuk-bentuk ancaman menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka
karma):
a. Ancaman di dalam negeri, contohnya adalah pemberontakan dan subversi yang berasal
atau terbentuk dari masyarakat Indonesia.
b. Ancaman dari luar negeri, contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari
kekuatan kolonialisme dan imperalisme serta invasi dari darat, udara, dan laut oleh
musuh dari luar negeri.
Ciri-ciri ketahanan nasional merupakan kondisi sebagai pasyarat utama bagi negara
berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan
kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk mengatasi tantangan, ancaman,
hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung
maupun tidak. Didasarkan pada metode astagatra; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin
dalam sistematika astagrata yang terdiri atas tiga aspek alamiah (trigatra) yang meliputi
geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial (pancagatra) yang meliputi
ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.
Berpedoman pada wawasan nasional; wawasan nusantara merupakan cara pandang
bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai
wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia menggunakan pendekatan kesejahteraan dan
keamanan. Antara kesejahteraan dan keamanan ini dapat dibedakan, tetapi tidak dapat
dipisahkan. Penyelenggaraan kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan tertentu, dan
sebaliknya penyelenggaraan keamanan memerlukan tingkat kesejahteraan tertentu. Tanpa
kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung karena

1
Heri Herdiawanto, dkk., Kewarganegaraan dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenamedia Group, 2019), 189.
pada dasarnya keduanya merupakan nilai intrinsik yang ada dalam kehidupan nasional. Dalam
kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional merupakan tolak ukur
ketahanan nasional. Peran masing-masing gatra dalam astagrata seimbang dan saling mengisi.
Maksudnya antagrata mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling bergantung secara
utuh menyeluruh membentuk tata laku masyarakat dalam kehidupan nasional.
Ketahanan nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan nasional berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan negara untuk menjamin identitas,
integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.2
a. Sifat-sifat Ketahanan Nasional Indonesia
Ketahanan nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang
terkandung dalam landasan dan asas-asasnya yaitu :
1. Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan
kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak
mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa.
Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan dalam perkembangan global.
2. Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat
ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta
kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian
bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, upaya
peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan
dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih
baik.
3. Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan
terwujunya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras di antara
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang berfifat
manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan

2
Heri Herdiawanto, dkk., Kewarganegaraan dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenamedia Group, 2019), 190.
oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu negara. Semakin tinggi
daya tangkal suatu negara, semakin besar pula kewibawaannya.
5. Konsultasi dan kerja sama, artinya ketahanan nasional Indonesia tidak
menggunakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan
dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta
saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian
bangsa.
Pemanfaatan kekayaan alam harus menggunakan asas maksimal, lestari, dan
daya saing. Asas maksimal dalam arti memberi manfaat yang optimal untuk
membangun dan menjaga ketimpangan antardaerah. Asas lestari dalam arti kebijakan
pengelolaan dan pesatnya pemakaian sumber kekayaan alam harus memperhatikan
kepentingan generasi yang akan datang. 3
b. Asas-asas Ketahanan Nasional Indonesia
Asas ketahanan Indonesia adalah taat laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila,
UUD 1945, dan wawasan nusantara, yang terdiri dari :
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraa dan keamanan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat
dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial.
Dengan demikian, kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam
sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem
kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan dan
keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan
nasional itu sendiri. Kesejahteraan maupun kemanan harus selalu ada,
berdampingan pada kondisi apapun. Dalam kehidupan nasional, tingkat
kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai merupakan tolok ukur
ketahanan nasional.4
2. Asas komprehensif integral atau menyeluruh terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa
dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi,
dan selaras pada seluruh aspek kehidupan bermasyarkat, berbangsa dan
bernegara. Ketahanan nasional mencakup ketahanan segenap aspek

3
Heri Herdiawanto, dkk., Kewarganegaraan dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenamedia Group, 2019), 191.
4
Heri Herdiawanto, dkk., Kewarganegaraan dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenamedia Group, 2019), 194.
kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komorehensif
integral).
3. Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspej=k
kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Disamping itu, sistem kehidupan
nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses
interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif
maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun ke luar.
a. Mawas ke dalam
Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi
kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang
proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang
ulet dan tangguh.
b. Mawas ke luar
Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta
mengatasi dampak lingkungan strategis luar negri dan menerima kenyataan
adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional.
4. Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan kebersamaan,
kesamaan, dan gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perbedaan tersebut
harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak
berkembangkan menjadi konflik yang bersifat salimg menghancurkan.5

5
Heri Herdiawanto, dkk., Kewarganegaraan dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenamedia Group, 2019), 195.

Anda mungkin juga menyukai