Anda di halaman 1dari 14

KETAHANAN NASIONAL

I. DEFINISI KETAHANAN NASIONAL

Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia


yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, yaitu kesatuan
menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun
alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.

Ketahanan nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung


kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang
dari luar maupun dari dalam dan Negara untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

https://www.dosenpendidikan.co.id/ketahanan-nasional-adalah/
II. GAMBARAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia menggunakan pendekatan kesejahteraan


dan keamanan. Antara kesejahteraan dan keamanan ini dapat dibedakan tetapi tidak
dapat dipisahkan. Penyelenggaraan kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan
tertentu, dan sebaliknya penyelenggaraan keamanan memerlukan tingkat
kesejahteraan tertentu. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan
nasional tidak akan dapat berlangsung karena pada dasarnya keduanya merupakan
nilai intrinsik yang ada dalam kehidupan nasional. Dalam kehidupan nasional, tingkat
kesejahteraan dan keamanan nasional merupakan tolak ukur ketahanan nasional.

Peran masing-masing gatra dalam astagrata seimbang dan saling mengisi.


Maksudnya antargatra mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling
bergantung secara utuh menyeluruh membentuk tata laku masyarakat dalam
kehidupan nasional. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa
da¬lam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat secara adil dan merata.

Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa untuk melindungi nilai-nilai


nasionalnya terhadap ancaman dari luar negeri. Contoh bentuk-bentuk ancaman
menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :

 Ancaman dari dalam negeri.

Contohnya adalah pemberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari
masyarakat indonesia.

 Ancaman dari luar negeri.

Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan
imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.
Ciri – Ciri Ketahanan Nasional Indonesia Merupakan kondisi sebagai prasyarat
utama bagi negara berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup dan mengembangkan kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga
untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan,
baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin


dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) yang
meliputi geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial
(pancagatra) yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.

Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan cara


pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila
dan Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama
dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga
wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan
landasan ketahanan nasional.

Sifat-sifat ketahanan Nasional antara lain:

1. Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan


kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip
tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan
kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin
kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.

2. Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat


meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan
negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat
dan pengertian bahwa segala sesatu di dunia ini senantiasa berubah. Oleh
sebab itu, uapaya peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa
diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian
kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.

3. Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan


terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di
antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat
manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu
negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula
kewibawaannya.

5. Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak


mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan
kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan
moral dan kepribadian bangsa.

Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai
yang tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas
tersebut adalah sebagai berikut:

 Asas kesejahtraan dan keamanan


Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi
individu maupun masyarakat atau kelompok. Dengan demikian, kesejahteraan dan
keamanan merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan
dan keamanan, sesitem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung.
Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem
kehidupan nasuional itu sendiri. Kesejahtrean maupun keamanan harus selalu ada,
berdampingan pada kondisi apa pun. Dalam kehidupan nasional, tingkat
kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai merupakan tolak ukur
Ketahanan Nasional.

 Asas Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar


Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan
bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga
berinteraksi dengan linkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat
timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu
diperlukan sikap mawas ke dalam maupun keluar.

 Mawas ke Dalam

Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan


nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemadirian yang proporsional untuk
meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh.
 Mawas ke Luar

Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta


mengatasi dampak lingkungan stategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya
interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional.

 Asas kekeluargaan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang
rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan,
dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan
dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.

 Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu


Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam
bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras
pada seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketahanan
Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh,
menyeluruh dan terpadu (komprehensif intergral).

Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan


Berbangsa dan Bernegara
Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan
nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek relatif berubah
menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga
interaksinya menciptakan kondisi umum yang sulit dipantau karena sangan komplek.
Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang
mendukung kehidupan, yaitu:

1. Aspek yang berkaitan dengan alam besifat statis, yang meliputi Aspek
Geografi, Aspek Kependudukan, dan aspek Sumber Kekayaan Alam.
2. Aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, yang meliputi Aspek
Ideologi, Aspek Politik, Aspek Sosial Budaya, dan Aspek Pertahanan dan
Keamanan.

 Pengaruh Aspek Ideologi


Ideologi adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikan
motivasi. ldeologi juga mengandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-
citakan oleh suatu bangsa. Secara teoretis, suatu ideologi bersumber dari stuatu
falsafah dan meruakan pelaksanaan dari sistem filsafah itu sendiri.

 Liberalisme
Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran pemikiran ini mengajarkan
bahwa negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak
semua individu dalam masyarakat itu (kontrak sosial). Liberalisme bertitik tolak dari
hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat
oleh siapa pun termasuk penguasa kecuali atas persetujuan yang bersangkutan.
Paham Liberalisme mempunyai dasar-dasar kebabasan dan kepentingan pribadi yang
menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan
hidup di tengah-tengah kekayaan materil yang melimpah dan dicapai dengan bebas.

 Komunisme
Aliran pikiran golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx, Engels dan
Lenin pada mulanya merupakan kritik Kark Marx atas kehidupan sosial ekonomi
masyarakat pada awal revolusi industri. Aliran pemikiran ini beranggapan bahwa
negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan
ekonomi kuat menindas ekonomi lemah.

Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Karena itu Marx
menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebut
kekuasaan negara dari golongan kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat
ganti berkuasa dan mengatur negara. Sesuai dengan aliran pikiran yang melandasi
komunisme, dalam upaya merebut atau mempertahankan kekuasaan kominisme
dalam upaya merebut atau mempertahankan kekuasaan komunisme akan :

1. Menciptakan situas konflik untuk mengadu golongan- golongan, tertentu serta


menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
2. Ajaran komunis bersifat atheis, tidak percaya akan adanya Tuhan Yang Maha
Esa, dan didasarkan pada kebendaan (materialistis). Bahkan agama
dinyatakan sebagai racun bagi kehidupan bermasyarakat.
3. Masyarakat komunis bercorak Internasional. Masyarakat yang dicita-citakan
oleh komunis adalah masyarakat komunis dunia yang tidak dibatasi oleh
kesadaran nasiona1. Hal ini tercermin dalam seruan Marx yang terkenal”Kaum
buruh diseluruh dunia bersatulah!” Komunisme menghendaki masyarakat
tanpa nasionalisme.
4. Masyarakat komunisme yang dicita-citakan adalah masyarakat tanpa kelas.
Masyarakat tanpa kelas dianggap masyarakat yang dapat memberikan
suasana hidup yang aman dan tentram, tanpa pertentangan, tanpa hak milik
pribadi atas alat produksi dan tanpa pembagian kerja.

 Faham Agama
Ideologi bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam kitab Agama.

 Ideologi Pancasila

Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya
bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga
pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung
didalamnya.
Sila-sila Pancasila adalah :

 Ketuhanan Yang Maha Esa.


Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai spiritual, memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut
kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia.

 Kemanusiaan yang adil dan beradab.


Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung nilai kesamaan derajat
maupun kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian
membela kebenaran dan keadilan, toleransi, dan gotong royong.

 Persatuan Indonesia.
Sila Persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia yang pluralistik
mengandung nilai persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan faktor
pengikat yang menjamin keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika.

 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam


permusyawaratan dan perwalikan.
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
atau perwalikan menunjukan bawha kedaulatan berada di tangan rakyat, yang
diwujudkan oleh persatuan nasional yang riil dan wajar.

 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai keadilan,
keseimbangan antara hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak orang, gotong
royong dalam suasana kekeluargaan, ringan tangan, dan kerja keras untuk bersama-
sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadlian sosial

Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa


Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan serta gangguan yang dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam
rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan
keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut. Untuk memperkuat ketahanan
ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:

1. Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan


serta ditingkatkan.
2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlefansikan dan di
aktualisasikan nilai instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan
mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
selaras dengan peradaban dunia yang berubah dengan cepat tanpa kehilangan
jati diri bangsa Indonesia.
3. Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep wawasan Nusantara yang bersumber
dari Pancasila harus terus di kembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat
yang majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah serta moralitas yang royal dan bangga terhadap bangsa dan
negara. Disamping itu anggota masyarakat dan pemerintah perlu bersikap
wajar terhadap kebhinekaan.
4. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia harus dihayati dan diamalkan serta nyata oleh setiap
penyelenggaraan negara, lembaga kenegaraan, lembaga kemasyarakatan,
serta setiap warga negara Indonesia, agar kelestarian dak keampuhannnya
terjaga dan tujuan nasional serta cita-cita bangsa Indonesia terwujud,
5. Pembangunan, sebagai pengamalan Pancasila, harus menunjukan
keseimbangan antara Fisik material dcngan mental spiritual untuk
menghindari tubuhnya materialisme dan skuarisme. Dengan memperhatikan
kondisi geografi Indonesia, pembangunan harus adil dan merata di seluruh
wilayahuntuk memupuk rasa persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
6. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikannya. Ke dalam mata pelajaran lain seperti pendidikan budi
pekerti, pendidikan sejara perjuangan bangsa, bahasa Indonesia dan
kepramukaan. Pendidikan Moral Pancasila juga perlu diberikan kepada
masyarakat luas secara non formal.

 Pengaruh Aspek Politik


Politik berasal dari kata politik yang mengandung makna kekuasaan
(pemerintahan) dan atau politik yang berarti kebijaksanaan.

Di Indonesia, kita tidak memisahkan politik dari policik. Hubungan ini ter¬cermin
pada pemerintahan negara yang berfungsi sebagai penentu ke¬bijaksanaan dan ingin
mewujudkan aspirasi semi tuntutan masyarakat. Karena itu, kebijaksanaan
pemerintahan negana tersebut harus serasi dan selaras dengan keinginan dan
aspirasi masyarakat. Politik di Indonesia, yang harus dilihat dalam konteks
Ketahanan Nasional, meliputi dua bagian utama, yaitu Politik dalam negeri dan
Politik luar negeri.

Politik Dalam Negeri

Politik dalam negeri adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan


Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirsi, dan dapat mendorong
partisipasi masyarakat dalam satu sistem. Unsur-unsurnya terdiri dari struktur
politik, proses politik, budaya politik, komunikasi politik, dan partisipasi politik.

1. Struktur Politik merupakan wadah penyaluran kepentingan masyarakat dan


sekaligus wadah pengkaderan pimpinan nasional.
2. Proses Politik merupakan suatu rangkaian pengambilan keputusan tentang
berbagai kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat
nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemimpinan yang puncaknya
terselenggara dalam Pemilu.
3. Budaya Politik merupakan pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban
rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, beberbangsa, dan bernegara, yang
dilaksanakan secara dasar dan rasional melalui pendidikan politik maupun
kegiatan politik yang sesuai dengan disiplin nasional.
4. Komunikasi Politik merupakan suatu hubungan timbal balik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dimanan rakyat merupakan sumber
aspirasi dan sumber pimpinan nasional Ketahanan pada aspek politik dalam
negeri berarti sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, mekanisme
politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Kepemimpinan
nasional yang mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat.

Politik Luar Negeri


Politik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian kepantingan nasional
dalam pergaulan antarbangsa. Politik luar negeri Indonesia yang berlandaskan pada
Pembukaan UUD 1945 melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, keadilan sosial, serta anti penjajahan karena tidak sesuai dcngan
perikemanusiaan dan perikeadilan.

Politik luar negeri merupakan proyeksi kepentingan nasional dalam kehidupan


antar bangsa. Dijiwai oleh falsafah negara Pancasila se bagai tuntutan moral dan
etika, politik luar negeri Indonesia di tujukan pada kepentingan nasional terutama
pembangunan nasional. Dengan demikian, politik luar negeri merupakan bagian
integral dari strategi nasional dan secara keseluruhan merupakan salah satu sarana
pencapaian tujuan nasional.

Landasan Politik Luar Negeri adalah Pembukaan UUD ’45, melaksanakan


ketertiban dunia, berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan
anti penjajahan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan. Politik Luar
Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas dalam pengertian Indonesia tidak
memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa. Aktif dalam pengertian Indonesia dalam percaturan
internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas
dasar cita-citanya. Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik diperlukan kehidupan
politik bangsa yang sehat dan dinamis yang mengandung kemampuan memelihara
stabilitas politik yang bersadarkan Pancasila UUD 1945. Ketahanan pada aspek
politik luar negeri berarti meningkatkan kerjasama internasional yang saling
menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia.

Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional.


Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan
seksama, memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan negara
industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan
diplomasi negatif negara lain dan hak-hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan.

 Pengaruh Aspek Ekonomi


Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang meliputi produksi, distribusi, serta
konsumsi barang dan jasa, dan dengan usaha untuk meningkatkan, taraf hidup
masyarakat.

Perekonomian Indonesia. Sistem perekonomian bangsa Indonesia mengacu pada


pasal 33 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa sistem perekonomian Indonesia
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas ke-keluargaan. Secara makro,
sistem perekonomian Indonesia dapat disebut sebagai sistem perekonomian
kerakyatan. Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondiosi dinamis kehidupan
perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasioanl
dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan yang datang dari luar maupun ancaman dalam negeri secara langsung
maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan
negara Republik Indonesia berdasar-kan Pancasila dan UUD 1945.

 Pengaruh Aspek Sosial Budaya


Yang disebut “sosial” di sini pada hakikatnya adalah pergaulan hidup dalam
bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib,
sepenanggungjawaban dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu. Semetara
“budaya” adalah sistem nilai yang merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia
yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama dan menjadi kekuatan pendukung
dalam menggerakan kehidupan.

Struktur Sosial di Indonesia. Dalam masyarakat, manusia hidup secara


berkelompok sesuai fungsi, peran dan profesinya. Kehidupan masyarakat terstruktur
berdasarkan peran dan fungsi masing-masing anggota. Kondisi Budaya di Indonesia,
kebudayaan daerah, dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai-nilai budaya
yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing, yang sering disebut sebagai local
genius. Local genius ialah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk
menetralisir pengaruh negatif budaya asing.Kebudayaan Nosional bersitat religius,
bersifat kekeluargaan, bersifat serba selaras, bersifat kerakyatan.

Integrasi Nasional.Komunikasi dan interaksi suku-suku bangsa yang mendiami


bumi Nusantara ini pada tahun 1928 telah menghasilkan aspirasi bersama untuk
hidup bersama sebagai satu bangsa di satu tanah air. Aspirasi ini terwujud secara
sah dan diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia melalui Proklamasi Kemerdekaan
tanggal 17 Agustus 1945. Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa keanekaragaman
budaya justru me¬rupakan hikmah bagi bangsa Indonesia dan di masa lalu telah
mampu memunculkan faktor-faktor perekat persatuan atau inregrasi bangsa. Di
masa depan, upaya untuk melestarikan keberadaan faktor perekat persatuan
bangsa, yaitu keinginan dan semangat untuk hidup dan meraih crta-cita bersama,
akan menjadi tugas seluruh warga bangsa.

 Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan


Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya upaya seluruh
rakyat Indonesia dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi
kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuannya
adalah untuk menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka
me¬wujudkan Ketahanan Nasional Indonesia.

Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik


kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang mengandung keuletan,
ketangguhan, dan kemampuan dalam mengembangkan menghadapi dan mengatasi
segala tantangan dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam, yang
secara. langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas, dan
kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Iaepuhlik In-donesia.

 Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamaman

Postur Kekuatan Hankam. Postur kekuatan Hankam mencakup struktur kekuatan,


tingkat kemampuan, dan gelar kekuatan. Terdapat empat pendekatan yang
digunakan untuk membangun postur kekuatan Hankam, yaitu pendekatan ancaman,
misi, kewilayahan dan politik.

Pembangunan Kekuatan Hankam. Konsepi Hankam perlu mengacu pada konsep


Wawasan Nusantara di mana Hankam mengarah pada upaya pertahanan seluruh
wilayah kedaulatan negara kesatuan RI yang meliputi wilayah laut, udara, dan darat,
termasuk pulau-pulau besar dan kecil.

Gejolak Dalam Negeri. Di dalam era globalisasi saat ini dan di masa mendatangf
tidak tertutup kemungkinan munculnya campur tangan asing dengan alasan
menegakkan nilai-nilai HAM, demokrasi, penegak hukum dan lingkungan hidup di
balik kepentingan nasional mereka. Geopolitik ke arah Geoekonomi. Kondisi ini
mengimplikasi-kan semakin canggihnya upaya diplomasi guna mencapai tujuan
politik dan ekonomi. Perkembangan Lingkungan Strategis. Perkembangan ini
mengisyaratkan bahwa pergeseran geopolitik ke arah geoekonomi membawa
perubahan dalam penerapan kebijaksanaan dan strategis negara–negara di dunia
dalam mewujudkan kepentingan nasionalnya masing-masing.

Penerapan cara-cara baru telah meningkatkan eskalasi konflik regional dan konflik
dalam negeri yang mendorong keterlibatan negara super power. Dalam menyikapi
dinamika perkembangan seperti ini, kita perlu membangun postur kekuatan.

Hankam yang dimiliki profesionalisme yang tinggi untuk melaksanakan : pertama,


kegiatan intel strategis dalam semua aspek kehidupan nasional; kedua, upaya
pertahanan darat laut dan udara; ketiga, pemeliharaan dan penegakan keamanan
dalam negeri secara berlanjut dalam semua aspek kehidupan nasional; keempat,
pembinaan potensi dan kekuatan wilayah dalam semua aspek. kehidupan nasional
untuk meningkatkan Tannas; serta kelima, pe¬meliharaan stabilitas nasional dan
Tannas secara menyeluruh dan berlanjut.

Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam. Dengan mengacu pada negara-negara lain


yang hanya untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi,
barangkali konsep standing armed forces secara proposional dan seimbang perlu
dikembangkan.

Pengembangan konsep dengan susunan kekuatan Hankamneg ini meliputi :


pertama, perlawanan bersenjata yang terdiri atas bala nyata yang dibina sebagai
kekuatan-kekuatan TNI yang selalu siap dan yang dibina sebagai kekuatan cadangan
serta bala potensial, yaitu Polri dan Rapih yang fungsinya adalah Wanra;, kedua,
perlawanan tidak bersenjata yang terdiri atas Ratih yang berfungsi sebagai Tibum,
Linra, Kamra dan Linmas; ketiga komponen pendukung perlawanan bersenjara dan
tidak ber¬senjata sesuai bidang profesi masing-masing dengan pemanfaatan semua
sumber daya nasional, sarana, dan prasarana serta perlindungan masyarakat
terhadap bencana perang dan bencana lainnya.

 Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan


Pertahanan dan Keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya
bela negara, yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui
penyelengaraan Siskamnas (Sishankamrata) untuk menjanlin kesinambungan
Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

 Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia


Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warganegara Indonesia
perlu :

1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk Perjuangan Non Fisik


yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu
mengembang-kan kekuatan nasional dalam rangka meng-hadapi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan ganguan yang datang dari luar maupun
dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara serta pencapaian tujuan nasional.
2. Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi,
politik, ekonomi, soasial budaya dan pertahanan keamanan sehingga setiap
warga neraga Indonesia dapat mengeliminir pengaruh tersebut.

Pengertian Wawasan Nusantara


Kata wawasan berasal dari kata “wawas” ( bahasa Jawa ) yang berarti melihat atau
memandang. Jika ditambah dengan akhiran –an maka secara harfiah berarti cara
penglihatan, cara tinjau, cara pandang.

Nusantara adalah sebuah kata majemuk yang diambil dari bahasa Jawa Kuno yakni
nusa yang berarti pulau, dan antara artinya lain. Berdasarkan teori-teori tentang
wawasan, latar belakang falsafah Pancasila, latar belakang pemikiran aspek
kewilayahan, aspek sosial budaya dan aspek kesejarahan, terbentuklah satu
wawasan nasional Indonesia yang disebut dengan Wawasan Nusantara .

Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, Wawasan
Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan
berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan pancasila dan
UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945) yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia
yang merdeka, berdaulat, bermartabat serta menjiawai tata hidup dalam mencapai
tujuan perjuangan nasional.
Wawasan Nusantara telah diterima dan disahkan sebagai konsepsi politik
kewarganegaraan yang termaktub / tercantum dalam dasar-dasar berikut ini :

 Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tanggal 22 maret 1973


 TAP MPR Nomor IV/MPR/1978 tanggal 22 maret 1978 tentang GBHN
 TAP MPR nomor II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983

Ruang lingkup dan cakupan wawasan nusantara dalam TAP MPR ’83 dalam
mencapat tujuan pembangunan nasionsal :

1. Kesatuan Politik
2. Kesatuan Ekonomi
3. Kesatuan Sosial Budaya
4. Kesatuan Pertahanan Keamanan

Latar Belakang dan Proses Terbentuknya Wawasan Nusantara


Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar
wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember
1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia,
karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah
Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai
pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia memandang tanah
airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa dinamakan wawasan nasional.
Sebagai contoh, Inggris dengan pandangan nasionalnya berbunyi: “Brittain rules the
waves”. Ini berarti tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya.

Tetapi cukup banyak juga negara yang tidak mempunyai wawasan, seperti:
Thailand, Perancis, Myanmar dan sebagainya. Indonesia wawasan nasionalnya
adalah wawasan nusantara yang disingkat wasantara. Wasantara ialah cara pandang
bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang
diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa nusantara dan
penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-
tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur dasar wasantara itu
ialah: wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi
wasantara itu, tampak adanya bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan
keserasian dalam bidang-bidang:

1. Satu kesatuan wilayah


2. Satu kesatuan bangsa
3. Satu kesatuan budaya
4. Satu kesatuan ekonomi
5. Satu kesatuan hankam.

Jelaslah disini bahwa wasantara adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan


UUD 1945 dalam wadah negara Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan
pelaksanaan wasantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional
Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman.
Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada pembangunan yang
meningkat, dalam “koridor” wasantara

Isi Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara mencakup :

 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dalam arti :

1. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya


merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra
seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
2. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan
bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
3. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa.
4. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan
negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya.
5. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu
kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
6. Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum
dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada
kepentingan nasional.
7. Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta
diabdikan pada kepentingan nasional.

 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan


Ekonomi, dalam arti :

1. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah


modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari
harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
2. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah,
tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan
kehidupan ekonominya.
3. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu
kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.

 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan


Sosial dan Budaya, dalam arti :

1. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus


merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya
keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
2. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak
ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang
menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya,
dengan tidak menolak nilai – nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan
nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.

 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan


Pertahanan Keamanan, dalam arti :

1. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
2. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

https://www.dosenpendidikan.co.id/ketahanan-nasional-adalah/

Anda mungkin juga menyukai