Rama Babbur Jazura

03411740000009

Analisis gelombang bawah tanah menggunakan Tesseral 2D

Dilakukan pembuatan model penjalaran gelombang bawah tanah menggunakan software Tesseral
2D dengan 1 sumber gelombang. Lapisan tanah di bawahnya telah diatur sedemikian rupa dengan
bayak tiga jenis lapisan dengan density semakin ke bawah semakin besar, mengasumsikan keadaan
umum di lapangan.
Lapisan teratas 1300 kg/m3.
Lapisan tengah 1500 kg/m3.
Lapisan terbawah 2400 kg/m3+.

Direct wave
Reflect wave

intercept

Refract wave

Nampak gelombang menjalar dari arah kiri pembaca ke arah kanan pembaca dengan pola
mula-mula gelombang direct mengenai batas lapisan 1 dan 2 sehingga terjadi pemantulan (reflect)
dan pembiasan ke lapisan bawahnya (refract). Karena ada perbedaan kecepatan rambat gelombang
antar lapisan, sehingga terlihat selisih jarak tempuh antara gelombang direct yakni gelombang
yang merambat langsung ke reseptor tanpa melalui lapisan bawahnya (dalam taraf ini mengikuti
velocity lapisan 1) dan gelombang yang dibiaskan (mengikuti velocity lapisan bawahnya). Momen
saat gelombang refract mendahului gelombang direct ini disebut dengan intercept.
Rama Babbur Jazura
03411740000009

Analisis Gelombang dengan Matlab

Dengan script yang telah diberikan sebelumnya, dilakukan uji gelombang dengan mengubah
velocity serta ketebalan lapisan dan dari memperhatikan perbedaan yangditimbulkan dapat
dianalisa trend dari ketiga noreys.
Berikut script Matlab-nya:
clc
clear all;
for z=1:5
lap=[1:9];
nolayers=lap(z);
norays=1; %untuk setting theta di bawah, hati-hati dengan jumlah rays
terhadap critical angle!!!
vel=[1500,2000,2500,3000,3500]; %kecepatan setiap lapisan
dz=[1700,1700,1700,1700,1700];%ketebalan setiap lapisan

for i=1:norays

theta(i)=i*2; %sudut tembak sinar

end

for k=1:norays
for i=1:nolayers-1
theta(i+1,k)=(180/pi) * asin(sin(theta(i,k).*pi/180).*(vel(i+1)./vel(i)));
%menghitung perubahan sudut sinar di setiap lapisan dengan menggunakan hukum
snellius
end
end
for k=1:norays
p(k)=sin(theta(1,k).*pi/180)./vel(1); %menghitung ray parameter
end

for k=1:norays
for i=1:nolayers
dx(i,k)=(p(k)*vel(i).*dz(i))/sqrt(1-p(k)*p(k).*vel(i).*vel(i)); %menghitung
jarak lateral di setiap lapisan
dt(i,k)=dz(i)/(vel(i).*sqrt(1-p(k)*p(k).*vel(i).*vel(i))); %menghitung waktu
tempuh di setiap lapisan
end
end

for k=1:norays
twt(k)=2*sum(dt(:,k)) %menghitung twt untuk masing-masing sinar
end

%%%memanipulasi offset
dx_down=dx;
dx_up=flipud(dx_down);
dx=[dx_down;dx_up];
dx(1,1)=dx(1,1);
for k=1:norays
Rama Babbur Jazura
03411740000009
for i=2:nolayers*2,
dx(i,k)=dx(i-1,k)+dx(i,k);
end
end
nol=[1:norays]*0;
dx=[nol;dx];

%%memanipulasi kedalaman
dz=dz(1:nolayers);
dz(1)=dz(1);
for i=2:nolayers,
dz(i)=dz(i-1)+dz(i);
end
dz_down=dz';
dz_up=flipud(dz_down);
dz_up=dz_up(2:nolayers);
dz=[0;dz_down;dz_up;0];
offset=dx(nolayers*2+1,:)
% plot hasil
for k=1:norays
subplot(1,2,1)
plot(dx(:,k),dz); hold on
end
xlabel('offset(m)')
ylabel('depth(m)')
title('Jejak Sinar')
state=set(gca,'ydir');
if (strcmp(state,'reverse'))
set(gca,'ydir','reverse')
else
set(gca,'ydir','reverse')
end

a=size(dx);
dx=reshape(dx,a(1,1)*a(1,2),1);
x = [0 max(dx)];
for i=1:nolayers
y = [dz(i) dz(i)];
plot(x,y,'r'); hold on
end
axis([0 max(dx) 0 max(dz)]);
subplot(1,2,2)
plot(offset,twt,'linewidth',3); grid on; hold on
xlabel('offset(m)')
ylabel('twt(s)')
title('Kurva Waktu Tempuh')
state=set(gca,'ydir');
if (strcmp(state,'reverse'))
set(gca,'ydir','reverse')
else
set(gca,'ydir','reverse')
end
clear
end
Rama Babbur Jazura
03411740000009

Gambar di atas adalah hasil operasi, tampak dua sub-window. Jendela kiri menunjukkan jalannya
gelombang dapat dilihat gelombang membentuk semacam kelengkungan yang sebenarnya adalah
efek pembiasan yang telah melewati beberapa lapis dengan perbedaan densitas. Sesuai dengan
yang dijelaskan dalam Hk. Snellius mengenai pembiasan. Sub-window kanan menunjukkan reaksi
lapisan terhadap pantulan gelombang sesuai dengan kedalaman lapisan. Panjangnya menunjukkan
korelasi sudut terkecil dan sudut terbesar pada lapisan tersebut.