Anda di halaman 1dari 32

EDISI 1

Sebut saja
zine kecil
versi non-
kaidah yang
masih saja
berisi
momen-
momen dari
kehidupan
kecil kami.
Jangan
mencari
informasi
mengenai
perebutan
kursi
Perdana
Menteri
Jepang atau
sejarah
Tamil, tak
ada di seri
kali ini.
Nikmati saja,
anggap ini
kekesalan
anak muda
atas
segalanya
namun
dipoles
dengan
demikian
penuh alasan
agar sedikit
lebih
bergaya.

KONTRIBUTORDANPUBLISHERNYAAREK-AREKPANDAANPRIGEN
PRAKATA

SALAM

WAKTU melesat seperti jemari Hiromi Uehara. Lincah, semrawut


harmonik, tak terprediksi, melompat, menyentak, menggiring, dan bilang
saja kuartet yang katanya habis dalam duabelas menit namun tiba-tiba
kita sudah berada di ujung lagu. Peristiwa yang acak dan tidak jelas
benang merahnya ternyata sebuah rantai nada, atau goresan tinta.
Beberapa orang dapat melihatnya secara buram dan beberapa yang lain
melaluinya tanpa perasaan ganjil barang se-klik. Masih seperti jemari
Hiromi Uehara.
Lalu peristiwa-peristiwa itu menjerat kita dengan cara masing-
masing. Pun kita, menyikapi dengan ciri masing-masing. Mugiwara
hanya mencatatnya dalam peta perjalanan. Ada Alipjon merusak tatanan
kejadian dalam kepalanya menjadi warna mencolok, simbol-simbol yang
tidak lugas sama sekali—sementara Gogh sangat tebal dan muram. Atau
Chat Baker yang gelap lengkap dengan matanya yang begitu dalam dan
murung. Atau lagi N Hoja yang menyulapnya jadi jenakaan satire tidak
biasa nan menggemparkan dunia sepanjang waktu.
Kami memilih andil dalam peristiwa (setidaknya membuat
coretan) di atas zine yang tidak mencantumkan tanggal agar tak ada target
ini. Memilih bebas dalam menghadapi peristiwa. Yang mana kebebasan
bukanlah harga mati. Kebebasan adalah harga sukarela (di sini,
sekarang), bebas kau bayar berapa, kau usahakan sampai mana.
Karenanya kebebasan bukan modal atas apa-apa selain kebebasan
selanjutnya, demikian seterusnya sampai bertabrakan dengan kebebasan
orang lain dan kembali merasa tidak bebas lagi. Amor Fati.
Kita lihat saja sekarang, di hadapan wabah, kebebasan bergeser
menjadi sesuatu yang lebih laik disebut racun yang mematikan atau
mengobati. Kebebasan dengan segenap salah tempatnya mampu
mengubah kita jadi bagian dari jaringan penyakit atau dapat menghibur
riang di tengah penjara kesehatan. Semoga senantiasa makin sehat, makin
menyibukkan diri, makin jadi pribadi yang luas dan dalam, serta tentu
saja jangan lupa H2O!!!
Bon Appetit!

RaTunti Edisi 1|2


J
Hutan sudah menjadi sahabat dan ibu yang tak pernah menyerah
pada manusia sejak sejarah belum dicatat. Dulu manusia-manusia
berkelana dalam rimba mencari tempat aman dari pemangsa dan cuaca,
karena padang terbuka agaknya memudahkan segala hal yang
mengganggu untuk berkeliaran.
Sumber nutrisi, air bersih, suhu hangat, kanopi, semua tersedia.
Pohon-pohon menjulang menahan angin petaka yang dingin bukan main.
Tumbuh-tumbuhan perdu dapat dijadikan makanan sekaligus sarang
binatang nan lezat. Aliran sungai dari akar-akar dan tempat hidup
vertebrata air menjadi salah satu penunjang utama. Meski tidak
menampik kemungkinan diburu ular dan nyamuk sama tidak enaknya
dengan dikeroyok segerombol bison, namun hutan masih lebih tenteram
dan layak dijadikan penyangga kehidupan.
Jadilah apapun di bumi, itu urusan masing-masing. Penegak
hukum, pebisnis ulung, tukang pukul, penjaga loket kereta api, penulis,
tukang kicau, penambang, calo Spotify, apapun. Dan jangan pernah
lupakan kenyataan yang paling nyata bahwa secara DNAwi kita butuh
udara serta air bersih (menurut film beberapa alien hanya membutuhkan
metana). Kalau tak bisa turut menjaga hutan paling tidak tak usah
mengganggu dengan kata-kata nasihat sok realistis yang dibumbui kata
“gak usah naif”, kami tau ini bukan film garapan Fincher. Kecuali Anda
sudah mengirim surel pada Elon untuk jadi penghuni Mars beberapa
tahun ke depan.

RaTunti Edisi 1|3


LIGHT GAME

Berikut adalah beberapa potret teman saya yang saya abadikan ketika
sedang berkuliah di Tiongkok dan momen Hari Bebas Kendaraan di
wilayah Pandaan pada tanggal 9 februari 2020, tepat setelah karantina
mandiri saya selesai dan sebelum Covid-19 memasuki Indonesia.
Beberapa potret berikut adalah potret perdana saya karena baru
memasuki tahun pertama saya menyelami hobi Fotografi ini.

Apa itu potret?


Potret adalah
sebuah lukisan, foto, patung, atau
representasi seni dari seseorang,
yang mana wajah atau ekspresinya
adalah hal yang utama. Dimaksudkan
untuk menampilkan, personalitas,
dan juga kadang perasaan seseorang.
Untuk alasan ini, fotografi potret
pada umumnya bukanlah foto
spontan (snapshot), tetapi komposisi
seseorang dalam kondisi diam dan
dipersiapkan. Sebuah potret
seringkali menampilkan seseorang
yang melihat langsung ke pelukis atau
fotografer, dengan tujuan yang
berkaitan antara subyek dengan yang
melihat potret tersebut. (Wikipedia)

1. Saritem dan bayinya Potret ini menempatkan point of interest pada


bayi yang menghadap belakang dan melihat ke suatu objek yang mana
dari sorot matanya terlihat rasa ingin tahu yang begitu besar. Diajak
ibunya ke keramaian dan melihat begitu banyak hal baru dan asing yang
belum pernah ditemui sebelumnya. Mempertanyakan dalam benaknya
semua yang menarik perhatiannya.

RaTunti Edisi 1|4


LIGHT GAME

2. Mas Jon Balon Dengan tampang dan badannya yang gahar, Mas Jon
tidak pilih-pilih untuk menjemput rezeki, berjualan balon. "Balonnya bu,
balonnya pak, sayang anak sayang anak" saya yakin yang ada bukan anak-
anak yang ingin membeli balon melainkan orang tua mereka yang takut
menatap Mas Jon, tampang gahar menenteng rokok. Tetapi Mas Jon
tidak menyerah dengan menjajakan balon-balon tersebut. Sambil
beristirahat, duduk dan menyalakan rokok, Mas Jon melihat kesana
kemari barangkali ada yang tertarik untuk membeli balon yang Mas Jon
jual. Dari sela-sela keramaian saya mengabadikan momen Mas Jon ini.
Sehat selalu Mas Jon!

RaTunti Edisi 1|5


LIGHT GAME

3. Kebahagiaan terpancar
dari senyum pasangan
bapak-anak yang sedang
duduk berdua. Mas Arif
bahagia melihat anaknya
yang ia sayangi menyantap
es krim yang ia belikan.
Sambil menghabiskan sang
anak mengatakan enak
kepada bapaknya,
menyisakan sisa-sisa es
krim yang terlihat di sekitar
mulutnya. Malam
sebelumnya Mas Arif
mengajak anaknya untuk
jalan-jalan dan
membelikan makanan-
makanan kesukaannya,
yang disambut dengan
luapan bahagia dari
anaknya karena bisa
menghabiskan waktu
dengan bapaknya yang
selama seminggu sibuk
bekerja. Sungguh
kebahagiaan yang
sederhana namun begitu bermakna.

RaTunti Edisi 1|6


LIGHT GAME

4. Akbar Namanya Akbar, asal Prigen, dia teman dekat saya kuliah baru
kenal pertengahan 2019 kemarin. Namun sama-sama berjuang untuk
berkuliah di Tiongkok. Berangkat bersama berbekal rasa ingin tahu,
pulang bersama membawa ilmu dan pengalaman. Potret ini diambil di
kamar, kebetulan baju yang ia pakai berwarna putih serasih dengan
dinding background dan membuat potret fokus pada Akbar yang sedang
tertawa lebar. Tertawalah dan jangan lupa bahagia!

RaTunti Edisi 1|7


LIGHT GAME

5. Rara Eneng-eneng Jakarta Utara yang mengikuti jalan abangnya


untuk berkuliah di Tiongkok. Teman sekelas saya, kamarnya di lantai 5
saya di lantai 3. Potret ini diambil di suatu kuil di puncak bukit yang
dekat dengan kampus saya, kurang lebih 10-13 km. Pesan potret ini
sama seperti potret sebelumnya, tertawalah dan jangan lupa bahaia!

Biografi singkat :
Sebut saja Wii, Penangkap Momen.

RaTunti Edisi 1|8


LUAP

Ambigu

Ambigu. Semua manusia akan Mungkin dari orang lain atau


mengalami fase di mana semua bahkan dari diri kita yang lain.
terlihat ambigu. Ambigu dapat Kita hanya manusia yang
diartikan sebuah kesangsian yang bergantung pada manuskrip kecil
cukup dahsyat. Memandang semua jam dinding. Dengan begitu
hanya sebuah fatamorgana berharapnya tidak ikut bergerak ke
diantara sela-sela kata iya atau kanan. Mengikuti rotasi yang sama
tidak. Menyelinap diantara degup dengan jarumnya. Tik-tok jarum
jantung yang sedang berdegup senantiasa adalah tempat kita
cepat-cepat. Mengendap diam- menggantungkan semua. Dengkur
diam dalam kepala kita. Membawa jangkrik sebagai pengiring setiap
ketidaksadaran kita dalam sebuah tik-toknya. Kita dengar secara
kesadaran yang sebenarnya bukan ritmis menjelma setiap melodi
kesadaran kita. Dua makna atau dunia ini. Mengartikan segala
lebih tergantung di depan kepala macam di Alam semesta.
kita. Lima sentimenter kiranya. Menanyakan sebab musabab
semuanya ada. Hingga lupa
menanyakan bagaimana Hati
sebagai poros tata surya dari tubuh
kita bekerja. Semua bertabrakan
saling bertanya. Semua organ
kebingungan. Asteroid-asteroid
runtuh. Namun poros tetaplah
poros. Dia harus tetap berputar
semestinya. Hingga titik di mana
sang poros sudah tidak diikuti
perputaran bintang-bintang yang
Terlihat cukup buram dan kita lain. Kepala bergerak sendirinya
masih memercayai bahwa makna- keluar dari garisnya. Tubuh
makna tersebut dapat kita pilih berjalan sendirinya menabrak
salah satu. Kita tidak tahu menahu komponen-komponen. Semua
bagaimana setiap makna itu bintang sudah tak menghasilkan
muncul dan dari mana dia hadir. cahaya. Semua gelagapan sendiri.

RaTunti Edisi 1|9


LUAP

Semua bergerak sendiri. obrolan orang dewasa di ruang


Memikirkan dirinya sendiri. tamu.”
Menghardik satu sama lain. Benar Pada akhirnya sibuk
tidaknya antara arti satu dengan menanti. Dan kita tidak tahu ada
arti lain. Berebut siapa yang lebih sepasang tukang arloji yang hadir
dulu bercerita. Menyanggah apa di depan rumah kita. Sibuk
yang hadir dalam sang poros. Lalu mencabuti rumput-rumput kecil
mereka bergerak langsung sembari memandangi dahan
mengupayakan setiap arti yang cemara yang keriput dengan bau-
mereka temukan. Poros kelelahan bau karat dari pagar besi.
bekerja. Hingga semua bergerak Bercengkrama dengan apapun di
semaunya. Rancu dan saling rumah seseorang. Kecuali tentang
membabi buta. Berkata “aku ada siapa di rumah kita hari ini.
paling tahu”. Sepasang tukang arloji tetap
Terus bergerak hingga senantiasa menanti di depan pagar
sepasang tukang arloji hadir di kita. Juga berharap ada decit pintu
depan rumah-rumah yang kosong. yang terdengar. Sepasang tukang
Ditinggal Tuannya bertamu pada arloji dirundung kecemasan “kita
rumah-rumah lain berpagar tinggi hanya sepasang yang bergeliat
berumput hijau dan ada tiga buah dengan waktu orang lain.
cemara di depan rumahnya. Sang Menghabiskan waktu dengan
tuan hanya memanggut-manggut sengaja. Sampai lupa waktu kita
saja di depan rumah itu mengucap terbuang untuk orang lain.” Dan
salam atau hanya ‘sepada’. Untuk lainnya mengingatkan bahwa kita
memastikan rumah itu ada adalah sebagai budak atas apa
orangnya atau tidak. Hingga dia yang kita cintai. Kita mencintai
bisa masuk ke dalamnya. Atau arloji. Dan kita mencintai
berharap ada suara dari anak-anak pergelangan kita masing-masing.
kecil ‘hai paman! Rumahku Kita benahi semua arloji di muka
kosong. Jika berkenan masuklah bumi. Arloji kita jangan sampai
ke dalam. Tetapi aku tidak akan rusak. Hari ini kita sudah berjalan
memberimu apa-apa. Sebab tak jauh mengitari semesta yang bukan
mungkin juga aku menyalakan semesta kita. Berharap bertemu
kompor membuatkanmu teh Tuan arloji yang pergi. Mungkin
hangat. Dan punya segudang seharusnya kita berada pada

RaTunti Edisi 1|10


LUAP

cahaya vertikal menyibakkan debu. Lalu sekarang kita adalah


gelap kamar kita. Kau sibuk di sepasang yang berkehendak
ruang kerjamu. Sedang aku harus memperbaiki arloji orang lain yang
menemanimu mencari baut-baut sedang sibuk menghabisi
kecil di meja kerja yang dipenuhi waktunya.

“Ayolah ini waktunya. Kita pulang ya.”


“aku tetap akan menunggu pemilik arloji yang rusak ini”
“ini bukan ruang tunggu! “
“semesta itu ruang tunggu”
“semua yang ditunggu memang tidak pasti?”
“ya. Semua yang dinanti memang akan datang terlambat”
“kau ambigu.”
“ambigu ada pilihan maknanya!”
“lebih dari dua?”
“yang penting ada! Sudah jelas?”
“aku ikut. Dua arloji kita harus berdetak bersama.”
“hari ini kita mati. Bersiagalah!”
“tunda!”

***
Poros berhenti.
Arloji mati.
Semua pulang ke rumah masing-masing.
(Kadalisme)

RaTunti Edisi 1|11


LUAP

TO BE SCUM TO BE BORING

M enyaksikan perdebatan
dengan bahasan yang
pasaran
konstruksi berdasar tentu saja
membosankan. Belum lagi bila
tanpa
tahap matang juga memenuhi
kaidah perdebatan pasar. Meski
kaidah pasar yang masuk dalam
perdebatan para intelektual ini
masih jauh dari jangkauan kita-kita,
keduanya mengusung sesuatu yang setengah matang. Semacam
konsekuen menuju apapun yang perdebatan tentang petrus-
berbau pragmatik, wah! Namun, Sudomo, ’98, lebih dulu mana
pada sudut masing-masing konstitusi atau konstituen, atau
pendebat, ini adalah arogansi apapun yang lebih laik dibawa ke
konseptual-intelektual yang luar mimbar sok mencekam mahasiswa
biasa menguras daya pikir. Ingatan, penuh rambut gondrong dan asap
kecekatan nalar, analogi-analogi gudang garam, masih kerap hangat
semiotik, trik psikologi menguasai di tengah kalangan intelek yang
lawan bicara, pengalaman nyata tidak main-main.
yang memiliki kemungkinan besar Lalu apa yang membawa para
tidak pernah dialami orang lain, intelektual ini ke dalam
semuanya tumpah dalam satu perdebatan pasar?
narasi yang barang siapa dapat Saya tidak punya jawaban atas
menyusun layer-layer tersebut isi kepala mereka yang sulit
secara hebat maka keluar sebagai dijangkau. Hanya saja dari
pemenang—setidaknya bagi diri kecenderungan orang-orang wise
sendiri. tahap lanjut untuk masih berkonflik
Perdebatan macam itu sering sepertinya semacam ini, bahwa-
kita temui di dua dimensi aktivitas, sanya menjadi moderat adalah
online maupun offline. Yang mana sesuatu yang lebih membosankan
kecenderungan memperdebatkan lagi daripada menyimak ceracau
hal pasaran adalah kebiasaan debat kusir tak berstruktur.
manusia-manusia setengah matang Kendati demikian, menjadi
secara usia dan akal-budi. Namun moderat adalah jalan paling aman
tidak jarang perdebatan manusia sementara ini. Belajar berbagai

RaTunti Edisi 1|12


LUAP

sudut pandang, mendalami semua Yang paling enak dilihat,


sisi opini, tidak skeptis dan mencari harusnya, anak muda mengambil
pembenaran bahkan atas opini porsi dalam sesuatu. Porsi sisi.
yang tidak masuk akal sekalipun Tidak melulu yang benar-benar
(latar belakang psikologis subjek terpolar semacam TNI-OPM,
misal), apresiasi murahan, kritik bukan. Minimal opini pribadi atas
pada sisi umum dan aman, meng- suatu kejadian yang harapannya
iya-kan semua masukan lalu akan membawa sikap di
memberi opini halus yang aplikasinya. Masa muda, masa yang
maksudnya meluruskan (takut mestinya peduli atas peristiwa di
salah paham). Hm. Membayangkan sekitar, sebagai kontrol dan
hal-hal di atas saja sudah sangat pembelajaran. Ya, nanti kita tua
tidak memacu adrenalin sama dan bakal terlalu sibuk dengan
sekali, dan kerap kita lakukan tanpa kehidupan yang kecil.
merasa jijik.
-OOO-

Anak muda, wabil khusus anak


muda di tengah era tidak stabil ini,
bukan sebuah porsi untuk jadi
penengah di tengah dunia yang
semakin tidak masuk akal (idealnya
demikian). Atau anggap saja Kini bahas yang lebih ekstrem,
keberpihakan adalah sebuah tak mesti dicontoh, gambaran
peran penting yang hanya anak belaka. Tak apa sesekali memukul
muda grusa-grusu nan sembrono tukang pungli di trotoar, merusak
yang (seakan) pantas melakukan- acara balap liar, vandal “F*CK YOU
nya, mengingat konsekuensi yang ia NPD” (Narcissistic Personality
tanggung hanya dirinya seorang. Disorder) di baliho gambar bupati
Atau bila kata keberpihakan terlalu Pasuru*n yang bisa Anda temui di
memuakkan untuk ditempelkan hampir semua tempat, ikut reuni
pada anak muda, sebut saja 212, pulang menahan amarah dari
kecenderungan terhadap satu sisi. pengajian berbau perang,
melempari petasan blanggur di

RaTunti Edisi 1|13


LUAP

tengah keseruan judi sabung ayam membelah seisi ruangan jadi sayap
atau pesta miras, memancing kiri dan kanan.
keributan fisik maupun kekagetan Kemudian ada juga beberapa
mental semacam itu sesekali tak pemuda yang bonyok usai adu jurus
apa. Membuat sentakan di luar dengan preman, bocah-bocah
norma aman sebagai warna anak ngamuk pada pemilik pohon
muda itu adalah pembelajaran yang mangga pelit sambil melempari
sepertinya tidak akan bisa kita jendela rumah si tamak dengan
lakukan lagi saat dewasa dan kerikil, rapat karang taruna
bijaksana nanti. Tak apa, seru. berakhir gebrak meja sebab si
senior terlalu usang, adalah cerita-
cerita yang sangat tidak mem-
bosankan. Itu yang menghidupkan
anak-anak muda. Yang tentu saja
akan berujung pada kata bodoh
atau ceroboh bila dibahas dengan
landasan logika, etika, dan
visioneristik—anjing.
-OOO-

-OOO- Kita lihat sekarang, dalam


Betapa kelabu melihat foto pria keadaan dikurung di rumah begini.
22 tahun dengan rambut gondrong Linimasa media sosial hanya berisi
dan senyum paling tampannya yang tumpukan sampah eksistensial
menyorot tajam pada kamera (era dengan opini atau alibi yang
itu frame hitam putih). Sementara panjang. Masalahnya satu, kita
kedua tangannya dibekuk ke mengurung diri dalam cermin
belakang dan tiga orang polisi sibuk narsistik nan lebar dan menyenang-
menyeretnya turun dari mimbar. kan. Alih-alih introspeksi diri,
Bodo amat masalah arogansi yang pembenaran keakuan malah yang
ia bawa, yang jelas ia sudah bikin muncul, dilihat dari kedalaman
ribut korporasi dengan pidato berfikir tentang diri sendiri
berbusa-busa depan mimbar yang pemuda-pemuda yang tertuang

RaTunti Edisi 1|14


LUAP

(pamer) dalam barisan tulisan timbul kekuatan karakter temporal,


media. diri hanyut dalam ketenteraman
Podcast dan tweet yang katanya (seperti kata Bane pada Batman
menghibur serta memotivasi saat menangkap tinjunya di istana
ternyata masih terlalu moderat, gorong-gorong).
membosankan, dan begitu-begitu Buatlah konflik, setidaknya
saja, sudah pernah kita pikirkan dengan diri sendiri. Harusnya,
sebelumnya, apalagi yang sudah selalu ada hal yang bisa diangkat
memiliki kebiasaan deep think jauh menjadi masalah di sekitar.
sebelum bumi diinvasi alien Melawan kemalasan sudah bisa
mikroskopik bernama covid ini. dibilang konflik. Mencoba kebiasa-
an baru juga merupakan konflik.
Belajar handstand misal, membaca
dan mendalami kemerdekaan
Timor Leste dari kolonialisasi
Portugis dan Indonesia, membuat
rangkuman perdebatan Hukmi dan
Aziz Anwar, atau antara GM dan
Taufiqurrahman (ini seru sekali,
sungguh), juga ribuan hal lain yang
dapat mengalihkan penghabisan
waktu kita dari media sosial.
Ya, ada yang harus berperan
menjadi sosok penengah memang.
Tetapi tetap saja, menjadi moderat
masif adalah jalan anak muda yang
Permasalahan kembali pada sikap paling membosankan. Ber-
kita ketika mengurung diri. masalah, mau tak mau harus kita
Berhadapan dengan ponsel pintar akui, merupakan satu-satunya
memang menjadi solusi cepat yang memacu jiwa muda untuk
membuang kebosanan. Lalu diikuti terus belajar dan memenuhi
ketiadaan konflik sehingga tak kebutuhan karakter. (jlmprg)

RaTunti Edisi 1|15


MOVIE CHRONIC

Pojok Nge-wibu: Anime yang Cocok untuk Kalian


di Rumah
Heyyoo minna san, gimana keadaannya? Sehat kan? Ya, walau
udah berbulan bulan kita nggak keluar karena pandemik ini, tetep positif
pikirannya dan jangan sampai stress. Hmm ngomong-ngomong kabar-
kabarnya sih investor, eh, maksudku pemerintah udah mau ngejalanin
New Normal di bulan Juli ya? Hmm sepertinya ada yang gasabar pengen
nyoba RUU Ketenagakerjaan nih hehe, maklum mumpung kemarin ada
kesempatan buat ngerancangin. Ehh maaf minna san jadi curhat, btw kan
karantina tinggal sebulan nih (apane? -red) aku mau ngasih rekomendasi
beberapa anime untuk kalian maratonin dirumah. Ya itung itung mengisi
waktu minna san kalo udah bosen sama main game atau nungguin doi
yang sampe sekarang nggak bales bales chat hehe.
Oke langsung aja yang pertama,
nama animenya adalah Drifters (ド
リフターズ, Dorifutazu).
Diproduksi oleh Hoods Drifters
Studio yang diadaptasi dari manga
(komik) dengan judul yang sama
yang ditulis oleh Kouta Hirano.
Dirilis pada 8 Oktober 2016 dan
memiliki 12 episode yang masing-
masing berdurasi 24 menit. Untuk
kalian yang suka dengan sejarah dan
aksi berpedang, aku saranin kalian
buat nonton ini. Anime ini punya art
yang bagus dan unik, nggak seperti
anime lainnya yang menonjolkan
dada dan wajah karakter wanitanya.
source: wikipedia.org Di anime ini nggak akan ada
pertarungan sihir yang masif layaknya anime anime lain melainkan
minna san akan dimanjakan dengan pertarungan pedang, strategi perang
yang brutal dan keren. Untuk ceritanya cukup enteng dan fresh, karena

RaTunti Edisi 1|16


MOVIE CHRONIC

biasanya anime Isekai itu cuman modal karakter cewe dan cerita yang
gampang banget ditebak (you know lah karakter utama yang imba). Nah
kalo Drifters ini ceritanya serius yang nggak serius juga (gimana ya
bilangnya hehe) dimulai dengan tokoh Shimazu Toyohisa yang
bertempur di perang Sekigahara, yang membuatnya terluka akibat
menahan gempuran lawan. Toyohisa yang berlumuran darah tiba tiba
masuk ke lorong dengan banyak pintu lalu ia pergi ke dunia lain dan
bertemu Oda Nobunaga serta Yoichi Suketaka Nasu yang setelahnya
mereka disebut Drifters. Ya walau underated anime ini bagus banget,
mengajarkan pada kita agar jangan jadi orang yang naif. Oh terakhir
minnasan harus berusia 18 tahun keatas ya untuk menontonnya, karena
adegan di anime ini brutal dan sadis.
Lanjut yang kedua, Cells at
Work! (はたらく細胞 Hataraku
Saibō) anime tentang biologi, eits
bukan yang seperti minna san
pikirkan ini bener bener pelajaran
biologi. Dirilis pada 7 Juni 2018
dengan 13 episode, diadaptasi dari
manga dengan judul yang sama oleh
David Production dan ditulis oleh
Akane Shimizu. Art dari anime ini
smooth banget sehingga enak
ditonton dan dinikmati bersama
keluarga. Ceritanya sangat enteng
ditambah edukasi yang di
animasikan dan dibungkus dengan
menarik membuat kita sebagai
penonton bukan hanya menonton source: wikipedia.org
tapi juga sebagai sarana pembelajaran. Berlatarkan kisah sebuah dunia
dalam tubuh yang seluruh masyarakatnya merupakan sel sel tubuh yang
memiliki tugas dan tanggung jawab masing masing. Misalnya sel darah
merah yang memiliki tugas mengantar makanan (nutrisi) dan oksigen ke
sel sel lain sehingga bisa dikatakan mereka adalah kurir. Atau sel darah

RaTunti Edisi 1|17


MOVIE CHRONIC

putih yang menjadi polisi, sel T sebagai tentara dan anone anone eh
maksudku Platelet yang menjadi tukang memperbaiki ketika ada luka
gores serta masih banyak lagi penjelasan mudah tentang sel sel tubuh
manusia. Catatan ada beberapa adegan yang cukup sadis sehingga
menurutku anak 13 tahun kebawah diharap didampingi orang tua untuk
menontonnya.
Ketiga aku punya
rekomendasi anime komedi yang
fresh, judulnya Gekkan Shoujo
Nozaki-Kun (月刊少女野崎くん).
Dirilis pada 6 Juli 2014 dengan 12
episode oleh Doga Kobo Studio
yang diadaptasi dari Web Comic
dengan judul serupa dan ditulis oleh
Izumi Tsubaki. Menurutku dari segi
Art aku kurang cocok dengan
gambarannya walau bisa kupastikan
pewarnaan dari anime ini sangat
colorful serta cerah ceria. Untuk
cerita minnasan tak usah khawatir,
kan sudah ku bilang kalo ceritanya
fresh. Dibuka pada episode pertama
ketika Sakura Chiyo nembak si
source: wikipedia.org
Umetarou Nozaki, bayangin kalo
minnasan itu cowo dan ditembak sama cewe secantik dan seimut dia.
Kalo aku sih gapeduli patriarki (ya budaya di Indonesia kalo cewe
nembak ke laki laki itu namanya murahan) langsung aja aku iyain tanpa
pikir panjang. Nah tapi Nozaki ini salah sangka dan malah mengira
Sakura tau bahwa ia adalah penggemar dari manga (komik) yang ia buat
dan memberinya tanda tangan sebagai penghormatan dari mangaka
(komikus). Akhirnya si Sakura dengan berat hati menerima tanda tangan
itu dan tetap memendam perasaan cintanya kepada Nozaki kun. Ya
dilihat dari sinopsisnya aja anime ini bakal mindblowing banget, nah jadi
apa salahnya lihat kamu yang lagi deketin doi tapi bentuk anime hehe.

RaTunti Edisi 1|18


MOVIE CHRONIC

Terakhir, kan tadi udah aksi, edukasi, terus komedi nah aku baka
l kasih rekomendasi anime romance buat minna san. Jelas ini anime
bukan kaleng kaleng drakor mungkin kalah sama kebaperan dari anime
ini. Kimi Ni Todoke (君に届け) dirilis pada 6 Oktober 2009 dengan 2
musim dan total ada 38 episode. Di
adaptasi oleh Production I. G dari
manga dengan judul serupa dan
ditulis oleh Kanako Shirai. Ya
nggak usah berharap banyak sama
Art di anime ini, karena anime lama
ya bisa dibilang artnya jelek. Tapi
kalo soal cerita, beuh, dah ga ada
lawan deh nih anime. Ya character
developing nya itu lho, Sawako yang
nolife (Gapunya temen, gapunya
musuh, gapunya pacar) bisa berubah
180 derajat. Mulai dari (pake
pembawaannya ewing hd) punya
temen, sahabat sampe punya pacar
yang diidam idamkan cewe satu
angkatan. Ya kalo aku kebanyakan
jelasin yang ada malah spoiler bos
hehe. source: wikipedia.org

Nah gimana rekomendasiku minnasan? Ada yang udah pernah


kalian lihat? Semoga kalian suka sama pojok wibu. Ya nanti kedepannya
bahasan pojok wibu bukan hanya anime aja tapi ada tokutsatsu, event
jepang di Jawa Timur, jurnalisme kewibuan mungkin? Ya pokoknya
banyak deh. Jadi tetep baca zine ini yak hehe, sekali lagi stay safe guys
dan jangan takut sama penyakit. (Beagleguy)

RaTunti Edisi 1|19


POETIC FRAME

Selamat Pagi, Overthinking!

Manusia Beragam Rupa


Foto Asli:
Redmi 4A, Xiaomi
F2.2 1/33 ISO640
4.92mm Tanpa flash
Kadang kepalaku kelewat penuh tanya

Tentang masa silam dan angan-angan

Juga sekarang

Tentang kecewa dan bahagia

Kadang aku berpikir tubuh ini hanya potongan-potongan dari harapan


yang memaksa untuk menjadi kenyataan

Atau kumpulan dari suara-suara yang tenggelam dalam hiruk-pikuk


kapitalis metropolitan

RaTunti Edisi 1|20


POETIC FRAME

Dan kini ada jeda yang cukup lama untuk menumbuhkan tanda tanya
besar

Sebagian tetap berlari kencang

Sebagian berjuang mempertahankan kewarasan

Beberapa dari kita hanya manusia kebingungan

Yang menjadikan rutinitas sebagai pelarian

Tumbuh menua dari kumparan keresahan yang mati-matian


disembunyikan

Dan kini kembali menjadi kepompong kosong

Bersusah payah mencari ini itu

Sekeping demi sekeping

Berharap tidak dihabisi waktu


(Kala)

RaTunti Edisi 1|21


POETIC FRAME

Temukan Aku di Sini

temukan aku di sini


ketika telah lesu tergeletak
dihempas angin dari selatan
yang membawa kabar bahagiamu

temukan aku di sini


dan ceritakan sebab-akibat mengapa dulu kita pernah saling mencintai
temukan aku dan buat seluruh malaikat yang mendengar ceritamu
menangis dan menyesali cahaya serta kegelapan

tak ingatkan engkau pada puisi kecil Acep?


“lentik sunyi di ujung alismu/detak rindu di palung jantungku”

Oh biarlah aku sehari ini habis dalam mencintaimu

lalu bakal kuterbangkan ia ke langit yang jauh


di mana bintang-bintang pernah berjejer pada jarak antarbibir kita
yang menahan laju cemburu

temukan aku di sini


dan bunyikan segala kesedihan

o cintaku yang usang!

RaTunti Edisi 1|22


POETIC FRAME

Aku Melepas Pergi

Aku dapat melepas kepergianmu melaui puisi-puisi bodoh yang aku tulis
sebab hanya darinya aku mengetahui kerelaan adalah
jalan panjang dari
perjalanan kehilangan dan
menemukan

Menyebutmu kekasih adalah mimpi yang luas dan


dalam
dan aku hanya berani menulisnya dalam puisi-puisi bodoh yang aku tulis

Sambil duduk di ketinggian itu, telah kaucatat nasibku yang nestapa


telah kau gambar rajah paling kelam dalam dada
Dan punggungku

Kekasih dalam puisiku,


jalanan gelap kini kembali datang
dan dirimu
dalam puisi-puisi bodoh yang aku tulis inilah
menjadi cahaya
mercusuar
sorot lampu sepeda
pada kehidupan yang gelap

Dalam puisi-puisi bodoh yang aku tulis


kepergianmu bukanlah satu-satunya hal yang perih
sebab luka dalam jejak yang kautinggalkan adalah rasa sakit
kulit yang digarami tetangis

Kekasih,
yang berdiam dalam puisi-puisi bodoh yang aku tulis
kita akan hidup dan melupakan satu sama lain

Dan kerelaan adalah jalanan panjang namun pasti


bagi ketaksiapanku menerima kesunyian

RaTunti Edisi 1|23


POETIC FRAME

Tahun Berjalan Sedemikian Rupa


kenangan pada I.F

Dan tahun telah berjalan sedemikian rupa


mengganti topeng pada wajahnya dengan malam kelam
juga bintang-gemintang yang terang

Aku punya lembar hariku sendiri


dan engkau pun juga begitu
melukis kejadian-kejadian menjadi album biru

Sampai kita tak tahu ke mana jalan menunjukkan tujuan


Di stasiun itu, hangat tubuhmu dan getar tubuhmu
adalah satu-satunya hal yang kuingat malam ini
sebelum akhirnya kau memutuskan berhenti di stasiun tujuanmu
yang berbeda dari kesepakatan kita

Dan adakah engkau mengingat bagaimana angin melupakan kita pada


derita dunia
sampai pada akhirnya ia membuka wajah yang melas dan nestapa

Di rel, pada perjalananmu, cerita dan puisi adalah


tempat doa-doaku mengantarmu pada hidup yang baik

Dan di baris terakhir sajak ini aku mengendalikan diri, membaca puisi
dengan hati-hati dan atas ketidaktahuanku, segala yang telah berlalu
bakal berlalu, lalu betapa kesalnya kita pada puisi yang tak memberi tahu
bagaimana akhir perjalanan ini
(jiji)

RaTunti Edisi 1|24


POETIC FRAME

Memetakan Asmara
Barangkali membicarakan cinta adalah permainan Amor yang paling
menyedihkan. Di lingkar arak, lawan bicara terbaik, sepaket omong
kosong yang luar biasa menyenangkan. Kelakar asap tak habis-habis
mencampuri urusan Adam-Hawa.
Begitu rinci engkau berkisah sederet bangun pagi yang ganjil, yang
penuh kehilangan, yang lupa sarapan lantaran mimpi semalam, yang
kacau, yang begitu-begitu saja.
Lanjutkan bercerita tengah hari, hampir mabuk. Mengutuki jalan nasib,
menguraikan bagaimana ngeri harimau mengoyak leher kerbau betina,
mencecap-cecap darah. Agar hidup, yang lain mesti tamat, protesmu
atas nama cinta.
Hampir usai, ambruk, mengerang sakit hati. Memuakkan. Terus saja
dengan bual perempuanmu yang tak diduga tak dinyana tersergap
cinta lain. Menjelaskan bagaimana hidupmu sudah gila, penuh oleh
bunga-bunga yang dicabut tanpa kasihan, amat tiba-tiba, menyisakan
akar dan garis tanah. Klise.
Banting pintu! Rayakan nestapa di punggung jendela. Bilamana orang-
orang sudah bosan, ada sekoloni hantu menemanimu terjaga, bicara
sendiri.
Doyong sudah Subali, linglung si Cakil bimbang.
Kalau bunuh diri, jangan bilang-bilang!, bisiknya.
(jlmprg)

RaTunti Edisi 1|25


KAU TAU?

Bagaimana Sejarah Rasisme pada Kulit


Hitam Terjadi
Beberapa hari ini kita melihat di seluruh media massa dengan
sebuah kasus rasis yang dilakukan oknum polisi kepada George Floyd
dengan cara mencekik leher George menggunakan dengkulnya hingga
meninggal. Hal ini menciptakan pergerakan masyarakat Minneapolis
untuk menuntut keadilan bagi korban dari kasus rasial yang sudah banyak
terjadi di Amerika. Banyak penjarahan dan kekerasan yang terjadi karena
ini. Bukan hanya Minneapolis yang menggelar demo besar besaran
beberapa kota di Amerika seperti Los Angeles, New York, Houston dan
beberapa kota lain. Beberapa negara Eropa pun mengecam aksi ini dan
menyerukan keadilan bagi George Floyd. Kasus rasisme bukan hanya
terjadi di negara negara barat, negara Indonesia pun pernah mengalami
kasus rasisme. Di tahun 2019 beberapa mahasiswa asal Papua yang
berdomisili di Jawa Timur pernah mendapatkan tindak rasisme yang
membuat keadaan Papua sempat memanas. Beberapa daerah Papua kala
itu melakukan aksi anarkis demi menuntut keadilan pada pemerintah agar
mahasiswa Papua yang berdomisili di Jawa Timur mendapat perlakuan
yang semestinya.
Melihat beberapa kasus tadi menjelaskan bahwa kasus rasisme
pada saudara kita yang berkulit hitam sering terjadi dan mereka mendapat
stereotip negatif dari kita. Bukan menjadi rahasia lagi bahwa kita
masyarakat Indonesia (terutama yang tinggal di pulau Jawa) menganggap
bahwa orang timur (Papua, Maluku, NTT, NTB) adalah orang yang
terbelakang dalam segi pendidikan dan infrastruktur. Anggapan ini
sebenarnya tak lepas dari sejarah kelam yang kita rasakan pada masa
penjajahan Belanda. Dan bukan hanya itu sebenarnya rasisme bukan
bagian dari budaya kita, malah di zaman Hindu-Buddha saja leluhur telah
membuat sebuah semboyan yang mempersatukan kala itu. Bhinneka
Tunggal Ika, kita masyarakat Indonesia modern pasti tak asing dengan
semboyan ini. Digenggam oleh Garuda pada cakarnya adalah lambang
bahwa kita masyarakat Indonesia memegang erat toleransi. Mpu Tantular
kala itu membuat kitab Sutasoma memiliki tujuan agar penganut Buddha

RaTunti Edisi 1|26


KAU TAU?

(Jina) dan Hindu (Siwa) selalu ingat bahwa Buddha dan Siwa adalah satu
oleh karena itu tak perlu ada pertikaian di kedua penganut agama ini.
Terlepas dari itu anggapan miring perihal kulit hitam lahir dan
datang ke Nusantara melalui Belanda. Pada abad 16 ketika kedatangan
Belanda ke Indonesia di Eropa sedang terjadi tren perbudakan. Budak
yang diperdagangkan ke Eropa merupakan orang-orang dari Benua
Afrika yang notabene memang mengalami keterlambatan ilmu
pengetahuan di sana sehingga mereka mau-mau saja ketika diajak bangsa
Inggris untuk dijadikan budak. Belanda yang masih mengikuti tren
perbudakan Eropa tak mau kalah. Mereka menjadikan masyarakat
Nusantara (khususnya orang-orang yang tinggal Jawa) sebagai pelayan
atau bahasa kasarnya budak. Nah karena ini banyak orang-orang yang
tinggal di pulau Jawa terobsesi dengan kulit putih. Padahal kulit orang-
orang Jawa biasanya memiliki warna kulit sawo matang. Orang-orang
Jawa kala itu menganggap bahwa kulit putih merupakan tanda orang
dengan title bangsawan, terpelajar dan berkharisma. Oleh karena itu
mengapa orang-orang Jawa minder ketika bertemu bule. Sejak saat itulah
mengapa banyak orang Indonesia kurang suka dan menganggap orang
berkulit gelap adalah orang yang keterbelakangan pendidikan dan
infrastruktur.
Setelah kita mengerti, alangkah baiknya kita sebagai masyarakat
Indonesia yang berpendidikan dan berbudaya, mengubah pola pikir kita
yang jelek menjadi ke arah yang baik. Bukan hanya warna kulit, di
Indonesia masih banyak rasisme-rasisme yang masih berada di zona abu-
abu (tidak bisa ditindak secara tegas). Misalnya beberapa kasus
penghinaan agama, banyak sekali kasus penghinaan agama yang belum
terselesaikan dengan alasan bercanda sedangkan bila agamanya yang
dibuat bercanda mereka pun tak segan untuk memenjarakan atau bahkan
membunuh si penghina. Selain itu masih banyak perundungan tentang
bentuk tubuh yang senantiasa dirasakan para remaja. Sudah saatnya kita
membuang seluruh pemikiran abad 16 dan mengganti dengan pola pikir
Bhineka Tunggal Ika. Agar kedepannya masyarakat kita tak harus
menjadi “orang lain” hanya untuk menghindari sebuah penghinaan yang
rasis. (Beagleguy)

RaTunti Edisi 1|27


KAU TAU?

Kalajengking Raksasa

P
ada malam-malam beruntung manusia menghasilkan asap lebih
bulan beruntung dan awan banyak, syukur. Beberapa jam setelah
bersahabat, langit kerap matahari tenggelam, aku menemukan
menyuguhkan pemandangan sebuah nyala di tenggara. Agaknya ia
menakjubkan serta “wah”. Kata kuning, atau jingga? Semakin
orang-orang lama, kita dapat ditunggu semakin naik pula si nyala
menemukan anak beruang, sungai, hingga hampir ke atas kepala, disusul
kuda dan sayap, tabib dan ular, singa kawan-kawannya yang tak kalah
yang agung, gada pemburu, manusia- beragam.
manusia, burung surgawi, dan hal-hal Benar juga kata guru biologi
lain apabila kita menelusuri langit dahulu bahwa makin lama kita
malam selagi cerah. melihat kegelapan, maka pupil mata
Ini bulan-bulan kering. akan makin pula melebar lalu cahaya-
Normalnya gumpalan awan sudah tak cahaya nanar perlahan akan terlihat
begitu menakutkan. Lebih lagi wabah semakin jelas. Sudah berapa menit
sedang gencar-gencarnya mencegah ini? Semburat di angkasa semakin

RaTunti Edisi 1|28


KAU TAU?

nyata. Tepat di atas atas ubun-ubunku linimasa. Menulis, berolahraga,


ada seekor kalajengking raksasa. membuat kerajinan, melukis, meng-
Anggun, luar biasa anggun. Ekornya, cover lagu-lagu tak begitu terkenal,
sumpitnya, dan kegelapan yang bongkar tumpukan kenangan di
melatarinya. gudang keluarga, berdagang, dan
Scorpius, kalajengking purba ribuan hal lain.
yang menunggu hampir selamanya di Fluktuasi mental juga dapat
angkasa untuk ditemukan. Dan ditelisik melalui berbagai media.
cemerlang jingga yang kubidik dari Sangat-sangat naik-turun. Dalam
tadi rupanya si Antares. Antares, yang sehari sudah berapa orang stress yang
paling cerah dari kaitan-kaitan dapat kita temui? Tak melulu
bintang di atas yang membentuk kebingungan soal betapa
kerangka Scorpius. Saking jingga dan membosankannya dikarantina.
cemerlangnya, beberapa kerap Banyak dari kita sudah merambah ke
menyebut Antares sebagai saingan sesuatu yang lebih sentimen. Dan
Mars. Hanya dapat mendongak mulai muncul pertanyaan-pertanyaan
kagum dan menyusun narasi-narasi tabu tentang hidup.
sok elitik di kepala. Dari sana dapat dilihat betapa
Tak bisa dibayangkan betapa gila manusia, prinsip yang dibanggakan
imajinasi manusia-manusia dahulu manusia, amat sangat mudah dihabisi.
kala yang melihat sederet bintang saja Betapa mudah tergerus oleh apa yang
sudah dapat menerka bahwa itu dialami. Siapa kita, apa kita,
seekor ikan, itu seekor kambing, itu bagaimana diri kita, sepertinya hanya
naga, itu lain-lain. Belum lagi orang- kumpulan ingatan, pengalaman,
orang Babilonia yang bisa menebak kejadian, eforia, yang menimpa.
keberadaan zodiak ketigabelas tanpa Bukankah lagu terakhir yang kita
melihatnya sama sekali. Mari geleng- dengar adalah yang kita gumamkan
geleng. beberapa waktu setelahnya?
*** Kurang tidur saja jadi emosional.
Wabah telah menyeret orang- Dipecat dari tempat kerja apalagi,
orang lebih dalam lagi ke bagian- jelas akan melihat segala sesuatu dari
bagian hidup yang lama dikubur oleh sisi yang paling memuakkan. Baru
kepentingan. Memulai kembali hobi- pulang dari seminar bisnis jadi
hobi lama sepertinya lumayan marak semangat luar biasa. Usai nonton
belakangan ini. Berapa ribu sepeda video flat earth tiba-tiba sok kritis
sudah terjual dan berkeliaran di menilai sistem negara. Jadi, apabila
pusara kota? Menanam pokok-pokok ada sekelumit emosi yang kuat di hati,
bunga juga menghiasi penjuru tanyakan, apa aku terbawa suasana?

RaTunti Edisi 1|29


seribu ide
jadi hilang
gara-gara
tak bisa
menata
mana yang
musti dibuang
mana yang
musti dituang

seribu ide
menyerbu
lubangnya satu
sebesar paku
………………………………
seribu ide
jadi ini
jadi itu
jadi anu
jadi tak tahu
dibikin buku
apa lagu
ahha
ahha
ahha
besok aja, ah

RaTunti Edisi 1|30


Tulisan apapun, foto, ilustrasi,
coretan, situs porno, sticker,
poster, yang bisa dimuat di
RaTunti langsung kirim email
ke jazurama@outlook.com atau
akhmadcahyono98@gmail.com
bisa juga dm Twitter Instagram
@virus_baca

Anda mungkin juga menyukai