KONTRIBUTORDANPUBLISHERNYAAREK-AREKPANDAANPRI
PRAKATA
SALAM
HAMPIR saja memajang karikatur postur dan mimik Kang Eben di
halaman depan sendiri. Hampir saja. Tak pantas duka jadi bahan indah-
indahan, sedang duka adalah urusan dapur, ditaruh di belakang saja,
atau di tengah saja, atau di mana saja asal jangan di muka.
Lihat di cover zine ini, didapat solois perempuan Kaukasus yang
pernah jadi Brand Ambs Fender, ya, Fender, selalu Fender, yang
digadang-gadang memiliki pickup clean terbaik, dan jelas jadi pasangan
paling serasi paling seksi untuk pentatonik (heksatonik?) blues-blues
malas. Ho, ya, namanya Cunningham, Madison Cunningham. Jarinya
nakal sekali meliuk-liuk di atas senar perak Jazzmaster-nya yang
twanky-twanky identik Telecaster. Hm, Jazzmaster kali ini.
Gila. Bukan hanya epidemi 100 tahun sekali, atau formasi
macul kang gali kubur, atau jam-jam macet Jalan A. Yani, atau
minuman kesukaan wanita patah hati, atau yang lain. Kejadian selalu
berulang secara edan-edanan. Tercatat 80 persen lebih dari lagu-lagu
yang saya dengar selalu diiringi Jazzmaster, tanpa disengaja, sekali lagi
ini gila. Mulai dari Mew, Madison sendiri, Kevin S., Fujita, (gadis
bersepatu kulit pada cover album Barefood), dan lainnya. Sekali lagi ini
gi..
Pola yang sama, beda variabel, mestinya kita dapat dengan sigap
dan lincah mengambil kesimpulan atau siasat. Melihat pertengkaran,
mestinya kita tau. Melihat kemalangan, mestinya kita tau. Kelicikan,
kecurangan, kelemahan, penindasan, mestinya kita tau mesti melakukan
apa pada diri sendiri, pada lingkungan terpengaruh, dan pada
lingkungan tak terjangkau. Lalu apa yang membuat kita lebih memilih
diam saja?
Selamat menikati,
POETIC FRAME
Virusbaca
Hutan Api
QQQ
Kabut telah lama lenyap. Tak ada lagi ketentraman. Tak ada lagi riuh di
pagi hari ketika kabut itu datang. Sampai kelak kami ketahui jika kabut
itu adalah kabut terakhir dalam hidup kami. Kabut yang akan kami
jumpai lagi di langit.
Sungai itu selalu memenuhi dahaga kami. Airnya amat jernih sehingga
nampaklah wajah kami pada pantulannya. Dan di bawah sungai itu
kami dapat melihat langit yang amat terang birunya. Awan-awan begitu
putih bagai tiada lagi yang lebih putih darinya.
Bagi kami tidak ada yang lebih baik dari hari-hari itu.
“Mataku memang tak begitu jeli melihat langit sore hari. Tapi
alam selalu memberitahu bagaimana dan kapan kita harus bersiap-siap
menghadapi badai atau kekeringan.”
Kami yang dewasa setuju dengan perkataan Bapa karena hal-hal ganjil
belakangan ini. Kami tak bisa dan tak berani menjelaskannya pada
mereka. Maka Bapalah yang paling pantas dan bisa mengatakan itu
semua.
Benar kata Bapa sebab beberapa hari lalu kami mencium bau aneh, bau
ini menyesakkan dada dan sejak itu lah kami larang anak-anak bermain
terlalu jauh.
Bapa juga menceritakan, ada benda berserakan. Benda yang kata Bapa
amat sulit terurai oleh tanah. Benda yang akhirnya kami ketahui dalam
bahasa Manusia: plastik.
Maka setelah Bapa menceritakan itu kami semakin tercekat dan tak tahu
akan berbuat apa. Malam tiba, udara amat dingin.
“Kita harus segera berpindah. Berdoalah meminta karunia alam.
Besok pagi sebelum para Manusia itu bangun. Kita harus berjalan
keluar dari hutan ini.”
POETIC
Maka kami terjaga semalaman. Terbayang-bayang hal hal FRAME
mengerikan.
Kami telah berjalan cukup jauh, melewati sungai yang kini kotor, gelap
dan bagai tiada yang lebih gelap serta hitam bagai yang tiada lebih
hitam dari langit malam.
Setelah melewati sungai itu, kami merasakan hawa pengap. Dan anak-
anak berkata pada Bapa.
KKK
Kami berada di langit, seperti di bawa terbang Ibu Hutan. Tempat kami
tinggal telah menjadi hitam, berasap dan menakutkan. Lalu kami
berucap, “Bapa, dapatkan kami melihat kembali dan merasakan kabut
yang amat kami merindukan itu?
Bapa menjawab, “Setelah ini, kita akan sampai pada tempat di mana
para Manusia jahat itu tak akan bisa menyakiti kita lagi. Kita akan
sampai di Taman Kabut yang Abadi, tempat segala kebahagiaan dan
ketenangan untuk kita, Anak-anakku.”
(jiji)
LUAP
Kalau boleh jujur, saya ini salut walikota lalu gubernur ibu kota
dengan agensi yang ada di Korea. kemudian menjadi presiden dua
Karena mereka berhasil mem- periode dalam waktu yang relatif
bangun citra Talent yang berusaha cepat. Memang jos markotop!
bergabung dengan mereka. Lihat
Setelah itu, apakah yang
Blackpink dan BTS, mereka
mengatur negara ini adalah
sudah meraup banyak uang dan
Talent? jelas tidak dong.
menarik banyak penggemar di
Kepentingan agensi akan tetap
seluruh penjuru dunia. Mungkin
menjadi nomor satu. Kepentingan
itu agak jauh, mari kita lihat di
rakyat nomor dua ratus tujuh
skala nasional. Dari kacamata
puluh juta enam ratus ribu.
saya, agensi terbaik terkece
terkaya termanjur terbisasulap Bayangkan apa alasan mereka
terwangi kok pengen banget masuk agensi
terkokgataukoktanyasaya adalah yang berkedok parpol ini.
parpol PDI (Penjual Daratan Memberi perubahan, melayani
Indonesia). Loh kok Indonesia? masyarakat, atau menjadi wakil
Loh jangan salah, pasar mereka dari rakyat? Jelas bukan itu. Yang
sudah mencakup pasar menjadi alasan utama mereka
Internasional. Coba saja cek di adalah MENJADI KAYA. Iya,
Tuhan putra putri jaman sekarang memang itu. Siapa yang sudi
(google). Berapa luas daratan merogoh uang banyak untuk
yang mereka jual ke orang asing? sesuatu yang tidak sepadan? Jelas
Tak sedikitkan, sehingga tidak ada dong, orang beli rokok
mengorban-kan satwa yang Surya 6000/3 batang aja sambat,
semestinya dilindungi yang pada apalagi dengan uang sebegitu
akhirnya dikebiri. banyak. Sudah tak bisa dielak
lagi.
Mungkin sudah menjadi
hakikat, jika agensi banyak Apalagi baru-baru ini Tempo
diminati. Bagaimana tidak, mengunggah sesuatu di laman
apabila mereka berhasil Instagramnya mengenai kekayaan
mengubah yang bukan siapa-siapa Talent nomor satu di PDI. Tempo
menjadi super star. Yang hanya melansir jika kekayaan Talent
pengusaha mebel menjadi nomor satu itu meningkat selama
pandemi ini. Entah kekayaan itu lilin untuk mencuri. Sudah tidak
dari mana ia dapat, jelas bukan mengejutkan jika kekayaannya
murni dari gaji yang semestinya ia melambung tinggi seperti umpan
dapat. Mungkin juga sudah ikut kepada Ronaldo jelas bukan
menjadi pasukan salam profit Messi, karena memang itulah
madep! Atau ikut perkembang- tujuan sebuah agensi. (kojito)
biakan babi ngepet yang tak butuh
source: Instagram.com/tempodotco
TEMPRAMENTAL
MUSIK
Dekap Erat Jiwaku yang Pekat Menghitam: Sebuah Usaha
Memaknai Ulang Beyond Coma and Despair
**Ditulis sebagai obituari
Alm. Aries Tanto aka
Eben Burgerkill yang
lebih dahulu menghadap
ke Yang Maha Memiliki
Kehidupan. Selamat jalan,
Pak Eben. May your soul
rest calmly in the arms of
The Almighty.
2w#s- fghjk
l793=
Akui saja. Segalanya
masih sulit untuk diterima akal Mari sejenak kita panggil lagi
sehat, bukan? memori tentang pekak sirine
ambulans lalu-lalang di jalanan.
Dua tahun ke belakang ini bisa
Gegap gempita ruang IGD yang
jadi akan selamanya hinggap
penuh sesak. Terang pendarnya
dalam ingatan. Kita saksikan
petromaks tanah pekuburan dini
dengan mata kepala sendiri
hari. Berita kehilangan sahut-
bagaimana semuanya runtuh
menyahut dari masjid ke masjid.
begitu mudah. Kita alami sendiri
Pengesahan undang-undang
bagaimana kehancuran
Cilaka, Minerba, KPK, dan
melancarkan agendanya begitu
Pertahanan Nasional di tengah
mulus minim hambatan. Buat apa
menderitanya kondisi
berbohong. Dua tahun ini hidup
massarakyat. Damprat-
berat sekali. Dan bisa jadi dua
mendamprat dengan Polantas
tahun ini hanya awalan saja bagi
seakan jadi makanan sehari-hari.
tahun-tahun berikutnya yang tak
Lantun khidmat Yaasiin dan
kalah kaotik.
Tahlil sehabis Maghrib. Isak
TEMPRAMENTAL
MUSIK
tangis penuh ketidaksetujuan pada Kehilangan demi kehilangan.
Yang Maha Kuasa di malam- Kesedihan demi kesedihan.
malam sepi. Semuanya membuat saya tak
henti bertanya: Apa yang masih
Semua masih sulit untuk dicerna.
tersisa dalam singkatnya hidup
Bagi saya, Covid-19 bukan yang seakan tak bermakna ini?
melulu soal penyakit. Covid-19
Kebingungan personal tersebut
adalah bencana struktural. Borok-
seakan teramplifikasi menjadi
borok sosial terangkat. Luka-luka
depresi yang berlarut-larut.
emosional terbuka. Ego dan nafsu
Terlebih lagi saat ada kabar Pak
pribadi menyeruak ke permukaan.
Eben Burgerkill meninggal
Jurang kedomplengan ekonomi
semingguan yang lalu akibat
semakin menjadi lebar. Krisis jadi
serangan jantung mendadak.
tangis. Amarah jadi angkara. Tak
Sebuah kabar duka yang sangat
perlu menunggu lama. Tak perlu
mengejutkan mengingat saya
mencari ke mana-mana. Kita
sudah cukup mati rasa dengan
sudah mengalami semuanya.
kabar duka dalam bentuk apapun
Kesedihan tidak berhenti. Dia ada, akibat pandemi. Seakan belum
beranak, berlipat ganda, berubah cukup—dan lagi-lagi tak akan
bentuk, dan menerkam cepat bak pernah cukup—Tuhan memanggil
agen-agen Hydra. Ketika orang-orang baik lebih dulu.
kehidupan sudah sedemikian Seakan menguji kemampuan kita
terdegradasi sampai pada level untuk bertahan hidup di tengah
bekerja bak Romusha hanya untuk kesemrawutan tanpa orang-orang
mencari uang, uang, uang. Atensi,
yang kita sayangi.
atensi, atensi. Pemuas haus akan
pengakuan dari yang tercinta, Pertanyaan eksistensial saya
yang tercinta, yang tercinta. perlahan berganti menjadi: Apa
Masih belum cukup. Tak akan yang masih tersisa dari hidup ini
pernah cukup. Terperangkap sepeninggal segala-galanya?
dalam putaran roda gigi nafsu
akan kenikmatan duniawi. Berpulangya Pak Eben membuat
Sekejap datang. Sekejap hilang. saya mengulik kembali beberapa
Jiwa kita kering. Gelap tanpa karya beliau sekedar untuk
akhir. menghormati jasa hidup beliau
yang tak ternilai bagi hidup saya. restu kasih Tuhan. Sulit untuk
Masih segar di kepala rasa membaca lirik-lirik beliau tanpa
tersedak saya saat kali pertama merasa terkoneksi dan terwakili
berkenalan dengan dunia musik dalam banyak hal. Bagaimanapun
cadas nan keras melalui format kerasnya, garis besar album ini
MP3 rilisan ketiga Burgerkill adalah: hidup ini kejam, dan aku
Beyond Coma and Despair (2006) menderita karenanya. Ambil
waktu masih bocah bau kencur contoh track pembuka “Darah
dahulu. Hitam Kebencian”.
“Resapi diriku yang kau anggap
bencana/Selami hidupku yang kau
pandang suram/Jangan pernah
kau lihat aku/Sampah.”
“Darah Hitam Kebencian” adalah
pembuka epik bagi saya untuk
masuk lebih jauh kedalam lorong
gelap album ini. Paruh pertama
diisi dengan unjuk kebolehan para
personel Burgekill. Andris dengan
src: google.com double pedal-nya. Eben dan
Agung dengan gitar ber-tuning
Beyond Coma and Despair adalah drop C nya. Ivan dengan performa
legenda. Mahakarya kelam yang vokalnya yang melolong buas.
mempunyai takdir tragisnya Paruh kedua adalah momen
sendiri dengan berpulangnya sang kontemplatif. Meresapi teriakan
vokalis, Alm. Ivan Firmansyah Ivan dengan seksama. Efek chorus
aka Ivan Scumbag karena ditawarkan. Ketukan ganjil
penyakit radang otak yang diperkenalkan. “Darah Hitam
dideritanya. Penyakit tersebut Kebencian” adalah sajian Death
mengilhami Ivan untuk mengisi Metal yang megah nan prima.
porsi besar lirik di album ini Kita bisa mendengar Mastodon,
dengan tema-tema gelap seperti Testament, Morbid Angel, dan
perasaan dikucilkan, ditinggalkan, Obituary kawin menjadi satu
dianggap hina, hingga hidup tanpa
kesatuan brutal tanpa cela penyakitnya. Ditengah sakit
sedikitpun. kepalanya yang makin menjadi-
jadi dan batuknya yang tak
“We Will Bleed” adalah hewan
kunjung henti, beliau harus
buas yang lain. Riff gitarnya
mengikuti sesi rekaman paling
sangat slick dan catchy macam In
intens dalam sejarah Burgerkill.
Flames, Pestilence, Exodus, atau
Tragisnya lagi, beliau harus
Arch Enemy. Bukti kejeniusan
meninggal tepat tiga minggu
Sang True Megabenz dalam
setelah album ini rampung.
memproduksi riff-riff maut. Ada
Konklusi nahas tersebut secara tak
juga momen sing along oleh Eben
langsung diwakili dengan coda
di lagu ini yang jadi salah satu
melankolis di akhir lagu ini yang
momen favorit bagi saya.
bertransisi menjadi “Anjing
Selingan manis untuk ikut
Tanah”.
berteriak lantang di arena
moshpit. Membicarakan “Anjing Tanah”
adalah pekerjaan sentimentil bagi
“Shadow of Sorrow”, menyadur
saya. Lagu ini sangat penting dan
dari pendapat Rio Tantomo,
sangat menyentuh saya dari
adalah “pemberi akomodasi
dalam. Semua aspek lagu ini
jaminan headbanging”. Di sini
sangat mewakili saya secara
Aki Amenk dari Disinfected ikut
personal dalam berbagai hal.
menyumbang talenta vokalnya.
Mulai dari intro dan coda
Menjadikan lolongan Ivan
akustiknya yang sangat tak
terdengar semakin berat dan
terlupakan itu. Liriknya yang
dalam. Gladiator purba mengaum
secara hiperbola meng-anggap
parau ke hadapan jiwa-jiwa penuh
manusia hanyalah makhluk haus
angkara dendam. Melodi solo
yang penuh nafsu. Lanskap
Agung Hellfrog menyita atensi
bersimbah darah sayat-sayat
berlebih. Begitu juga isian lirih
kejam Eben dan Agung. Sampai
vokal Eben bak setan yang lelah
deru blast beat Andris. Semuanya
disiksa di dasar neraka. Sungguh
terasa dekat. Bahkan ketika Ivan
suguhan ekstra ganas.
berteriak tidak jarang saya
“Suffer to Death” adalah lagu menutup mata. Biasanya saat
khusus yang ditulis Ivan kepada mendengar Beyond Coma secara
utuh saya ulangi lagu ini tiga kali Achdiyat dari Jasad muncul tiba-
sebelum akhirnya merenung dulu tiba. Luar biasa.
sebentar.
Pada akhirnya takdir tragis pun
“Kau nikmati panas darahku/Kau akan berubah. Hidup akan
lucuti bijak akalku/Kau nikmati berubah. Burgerkill pun berubah.
panas nafsuku.” Lima tahun pasca Beyond Coma
Momen-momen kontemplatif and Despair mereka merilis LP
seperti itu bertebaran dimana- keempat bertajuk Venomous
mana. Nilai plus tentu saja ketika (2011). Warna musik mereka
musisi metal sanggup meramu sisi menjadi lebih gagah berwibawa,
brutal dan ganasnya dengan sisi berbahaya di atas ring tinju.
lembut dan penuh renungnya. Cocok dengan vokalis baru
Track kelima “Angkuh” terdengar mereka pada waktu itu, Vicky
seperti balada kontemplatif bagi Mono. Penulisan lirik juga
saya. Terlebih lagi ketika Eben semakin bernuansa positif.
merintih letih “Aku lelah Perlahan menghindari penulisan
merasa/Aku lelah merasa lirik berbau self-destruction. Coba
lancang”. Hati ini rasanya jerih simak “Age of Versus”, “For
sekali. Lagu ditutup dengan Victory”, atau yang paling kentara
downstroke tanpa ampun Eben dalam “Only the Strong”. “Wake
dengan Agung bersolo gila bak up!/Get up!/ We need to step up!”
kerasukan arwah jahat Øystein Dalam suatu wawancara Eben
Aarseth. pernah berkata bahwa lirik adalah
Instrumental track kesebelas doa. Ya. Ucapan adalah doa.
“Beyond Coma and Despair” Beliau sempat trauma dengan
terdengar seperti ajakan untuk meninggalnya Alm. Ivan dan
meringkuk tak berdaya menahan menolak untuk mendengar hasil
rasa sakit. Si tak terpisahkan Eben karyanya sendiri. Beliau pun tidak
dan Agung dengan melodi-nya ingin Vicky menulis lirik yang
yang sahut menyahut epik sekali. tidak dia alami sendiri. Beliau
Bayangkan Dimebag Darrel dan tidak ingin menulis penderitaan.
Dave Mustaine manggung Ironis karena justru itulah yang
bersama kemudian Yayat membuat mereka dijadikan juru
selamat bagi banyak jiwa-jiwa dahulu terasa semakin meruang
yang tersesat. Menemukan rumah dan simfonik. Tengok rendisi
dalam gemuruh musik yang manis “Anjing Tanah” dan
mereka buat. Dari Jokowi hingga “Penjara Batin” disana. Sebuah
Dede Yusuf dan Ridwan Kamil. penghormatan yang mengharukan
Album kedua mereka, Berkarat kepada Alm. Ivan dan masa lalu
(2004), yang bisa jadi lebih yang membentuk mereka menjadi
depresif dan lebih parau bahkan besar seperti sekarang.
berhasil menyabet piala AMI
Mendengar ulang Beyond Coma
Awards kategori Best Metal
and Despair di waktu kelam
Production.
seperti saat ini adalah sebuah
Meskipun begitu Venomous privelese tak ternilai. Bagaimana
mempunyai taringnya sendiri. tidak. Kita semua butuh rumah.
Mereka banyak-banyak Rumah bagi nyanyi-nyanyian
memasukkan unsur Thrash a la murka dalam hati ini yang tak
Sepultura atau Metallica dan sama kunjung menemukan jalan
sekali menghilangkan unsur pelampiasan. Jalan pelampiasan
Hardcore yang dulu mereka berupa angkara murka yang
imani. Di rilisan kelima, diteriakkan setengah mampus oleh
Adamantine (2018), Burgerkill parau vokal Ivan Scumbag,
semakin solid dalam menjaga dendam dan dengki yang
image sebagai “band metal diejawantahkan secara buas oleh
gagah”. Cover “Air Mata Api” cabikan gitar drop C Eben dan
milik Iwan Fals jadi bukti konkrit. Agung, serta keangkuhan dan
Sandingkan musik mereka dengan kedongkolan amarah oleh blast
iklan acara MMA misalnya. beat tanpa henti Andris yang
Cocok sekali. Petarung sejati. sungguh laknat.
Di rilisan keenam, Killchestra Tak ayal, Beyond Coma and
(2020), mereka aransemen ulang Despair menemukan maknanya
lagu-lagu dari masa lalu dengan lagi dalam tahun-tahun pandemi:
produksi orkestra. Makin lembut, derita harus diteriakkan. Bila
tentu saja. Tapi justru kelembutan perlu sekeras-kerasnya. Dengan
itu yang membikin musik penuh begitu kita bisa menjadi diri
derita yang mereka mainkan sendiri seutuhnya. Tak lagi
terkekang norma imajiner untuk Lelah dengan supremasi dangdut
selalu menyungging senyum koplo dan Denny Cuknan dan
seberapapun palsu kemanapun falsafah hidup nrimo ing pandum
kita pergi layaknya Verrel yang mereka sangat salahartikan;
Bramasta atau Ardi Bakrie. Hidup direduksi hingga hanya menjadi
ini tidak mewah. Makan itu nurut pada keadaan, manut
dalane. Submisif dan tak punya
mahal. Kuliah itu mahal. Biaya
daya dobrak pada kekuasaan
rumah sakit itu mahal. Tabung
zalim bernama kapitalisme
oksigen itu mahal. Vaksin pun oligarki. Manut dalane? Manut
mahal. Bahkan biaya pemakaman dalane siapa, hah? Manut dalane
juga mahal. Teriakkan semuanya. tirani lembaga parlemen? Manut
dalane represi aparat dan institusi
Disodori motivasi omong kosong
kebal hukum? Ayolah kawan.
a la Putri Tanjung, lelucon tak
Marah.
lucu a la Atta Halilintar, ataupun
kebijaksanaan tai kucing macam Marah dengan utopisme busuk
Deddy Corbuzier sudah nggak Partai Banteng Ketaton atau Partai
relate. Muak Beringin Kuning maupun
patriotisme sempit Partai Elang
Muak disuguhi gambaran kekaya- Segi Lima dan aparat Loreng
an a la Anya Geraldine atau Hijau dan aparat Abu-Abu. Marah
Rachel Vennya maupun aktivisme dengan politik bilik pencoblosan a
temporer Awkarin ditengah carut la Partai Ijo Royo-Royo maupun
marut penertiban lapak kaki lima religiusme kiblat profit a la
dan penggusuran paksa di mana- Pemkab Kota Santri. Angkat
mana. Muak dengan imaji palsu kepalan tangan. Angkat kepalan
kenikmatan sementara berupa es tangan pada diri sendiri yang
boba manis, plamir putih dinding masih saja merasa kerdil di
coffeeshop, buket bunga wisuda, hadapan Sang Hyang Agung
karangan bunga pejabat, nonstop bernama penindasan.
free flow canda dan tawa a la
Instastory, kepolosan palsu Putih Makna baru yang saya tangkap
Abu-Abu ataupun kenyamanan dari Beyond Coma and Despair
palsu doomscroll Tiktok, juga adalah: jangan takut untuk marah-
hiburan palsu a la Transcorp, marah.
Emtek, Viva, dan MNC. Lelah.
TEMPRAMENTAL
MUSIK
Hidup itu harus marah-marah.
(tino hendrawan)
src: cultura.id
MOVIE CHRONIC
Review Film
soul
Apa Tujuan Hidupmu?
KKKKKKKKKKKK
Trend di
kalangan anak
muda dengan
memadukan
kemeja polos dan
celana jeans yang
saat ini di gemari.
Look ini bisa
buat 2 kesan lo.
Kesan yang pertama Kalau
kamu ingin look kamu saat
ini “Office Look” kamu
perlu memadukannya
dengan kemeja polos
warna putih dan celana
Jeans seperti ini. Pilih
hijab segiempat atau
pashmina (sesuain selera
kamu) sehingga sesuai
dengan warna crop vest
kamu untuk memberikan
nuansa feminin di Outfit
kamu. Padukan dengan
pointy shoes simple seperti
warna putih, cream, atau
hitam.
Nah, kalau kamu ingin “Hangout Look” kamu bisa memakai sepatu
sport seperti di atas.
Kenapa kamu harus pakek
Outfit ini? Karena Outfit yang
satu ini cocok banget bagi
kamu yang memiliki tubuh
pendek loh! Sebab crop vest
(haidar)