“SITU BATIK”
BATIK SITUBONDO
Channel
Channels merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikan
value proporsition kepada customer segment yang dilayani. Channel
berfungsi dalam beberapa tahap mulai dari kesadaran pelanggan sampai
ke pelayanan purna jual. Channel menggambarkan bagaimana sebuah
perusahaan mengkomunikasikan dan mendeliver nilai proposisi tertentu
yang ditawarkan ke sebuah kelompok pelanggan. Channels adalah “touch
point” sebuah organisasi dengan pelanggan yang berperan sangat penting
dalam membangun customer experience.
Saat perusahaan telah memiliki nilai produk yang ditawarkan,
maka tugas yang harus dilakukan adalah menyampaikan nilai tersebut
pada konsumen. Tanpa saluran komunikasi dan distribusi yang baik,
maka nilai produk tidak akan ditangkap dengan baik oleh konsumen.
Bahkan ada kalanya nilai produk terletak pada saluran komunikasi dan
distribusinya.
Customer Relationship
Ketika pelanggan telah menangkap nilai yang tawarkan
perusahaan, maka perusahaan harus mempertahankan hubungan tersebut
dalam waktu yang lama. Semakin konsumen terikat dengan suatu produk,
semakin terjamin pula keberlangsungan hidup produk serta perusahaan.
Bahkan tidak menutup kemungkinan perusahaan mengakuisisi pelanggan
dari perusahaan pesaing dengan menawarkan nilai yang lebih baik.
Karena pada dasarnya konsumen selalu mencari hal yang baru dan lebih
baik.
Revenue Stream
Osterwalder & Pigneur (2010) menjelaskan bahwa bila customer
adalah jantung dari perusahaan, maka revenue streams adalah pembuluh
darahnya. Dan perusahaan perlu mempertanyakan untuk nilai seperti apa
customer rela untuk membayar. Sebuah bisnis model dapat melibatkan
dua tipe revenue streams yang berbeda, yakni:
1. Transaction revenues yang diperoleh dari 1 kali pembayaran dari
customer
2. Recurring revenues yang berasal dari pembayaran yang masih
berlanjut untuk menyampaikan value proposition kepada pelanggan
(Rent,Credit, Subscription) dan menyediakan customer support
setelah pembelian.
Key Resourcess
Key resources berkaitan dengan bahan baku dan saluran pemasok
yang dibutuhkan dalam proses produksi. Ketersediaan dan kualitas bahan
merupakan elemen penting dalam sebuah perusahaan. Nilai produk juga
dapat ditentukan dengan mengkomunikasikan bagaimana bahan baku
diperoleh dan bagaimana kualitas bahan baku mempengaruhi kualitas
produk.
Key Activities
Merupakan kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan
proposisi nilai. Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), key activities
mendeskripsikan aktifitas penting yang harus dilakukan perusahaan agar
bisnis modelnya dapat berjalan dengan baik.
Key Partnership
Merupakan sumberdaya yang diperlukan oleh organisasi untuk
mewujudkan proposisi nilai, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut.
Pemanfaatan Key Partnership oleh perusahaan dapat berbentuk
outsourcing, join venture, joint operation, atau aliansi strategis.
Partnership atau kemitraan adalah kesepakatan dan kerjasama antara dua
belah pihak untuk mencapai suatu kepentingan bersama. Sudah menjadi
strategi umum perusahaan untuk menjalin partnership yang ditujukan
agar memiliki daya saing yang tinggi dari rivalnya.
Cost Structure
Merupakan komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi
mewujudkan proposisi nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur
biaya yang efisien, menjadi kunci besarnya laba yang diperoleh
organisasi. Dalam block Cost Structure ini dijelaskan seluruh biaya yang
akan muncul dalam menjalankan sebuah bisnis model. Biaya yang
dijelaskan biasanya adalah pos-pos biaya paling penting.
Dalam aktivitas usaha untuk men-deliver Value Propositions kepada
pelanggan, menjaga Customer Relationships dan men-generate Revenue,
seluruhnya memerlukan biaya. Biaya-biaya itu dapat dihitung dengan mudah
setelah Key Resources, key Activities dan Key Partnerships telah ditentukan.
BUSINESS MODEL CANVAS BATIK KHAS SITUBONDO (ini bisa dipercantik nggak tampilan tabelnya? Aku gak bisa
ngubah)
5. Key activities
KEY ACTIVITIES
Pengiriman
PENGEMBANGAN PRODUK
1. Produksi
1. Tahapan Membatik
a. Tahap pembuatan gambar motif
Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah kain katun,
pola gambar atau mall, pensil 4B-5B, dan meja kaca. Pembuatan
gambar motif pada kain, dapat dicapai dengan menjiplak pola / mall
yang telah disiapkan atau bias juga dengan cara menuliskan langsung
di atas kain.
Untuk menghasilkan gambar motif yang baik penulisannya dilakukan
di atas meja kaca. Bila kain yang hendak digambari banyak lilin / kotor
maka kain harus dicuci terlebih dahulu dengan sabun. Hal ini
dimaksud agar dalam proses pencelupan nanti warna mudah menyerap.
b. Tahap pemberian malam
Dalam tahap ini bahan dan peralatan yang digunakan, yaitu :
Kain, jenis kain yang digunakan untuk membatik adalah jenis
kain yang bahan bakunya terbuat dari kapas (katun) atau sutera,
misalnya kain blacu, poplin, birkolin, santung, prima,
premisima, vealisima, linen, dan sutera.
Malam, malam untuk membatik terdiri atas malam lowong
(warnanya kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya
coklat, sifatnya kurang kuning dan lebih liat), malam cetak
(warnanya coklat, sifatnya kurang liat), dan malam putih /
paraffin (sifatnya rapuh, dan mudah retak).
Canting, canting yang digunakan untuk membatik terdiri dari
canting cecek (lubangnya kecil), canting klowong (lubangnya
sedang) dan canting nembok (lubangnya besar).
Peralatan penunjang, alat penunjang yang digunakan dalam
tahap ini adalah kompor kecil, kenceng, panci, dan lainnya.
Sebelum proses pemberian malam dimulai, malam harus dipanaskan
terlebih dahulu pada kenceng di atas kompor hingga mencair. Proses
pemberian malam dilakukan dengan cara menuliskan cairan malam ke
atas permukaan kain dengan menggunakan alat canting. Cara
menuliskannya mengikuti gambar motif yang telah dibuat, dilakukan
dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas. Untuk pemberian malam
pada gambar motif berupa bidang yang luas digunakan kuas.
c. Tahap pemberian warna
Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah pewarna
batik yang terdiri dari :
Naptol berfungsi sebagai warna dasar yang nantinya
dibangkitkan oleh garam warna (garam diazo). Naptol terdiri
atas naptol AS, naptol ASLB, naptol ASGR, naptol ASG,
naptol ASD, naptol ASBO, dan naptol ASOL.
Warna lain yang bersifat alami adalah daun soga. Naptol AS
berfungsi untuk membuat warna merah, biru, violet, orange,
dan hitam, naptol ASLB untuk membuat warna cokelat, naptol
ASGR untuk membuat warna hijau dan naptol ASG untuk
membuat warna kuning.
Garam warna (garam diazo), berfungsi untuk membangkitkan
warna. Garam terdiri atas garam biru B, garam biru BB, garam
violet B, hitam B, merah bordo GP, garam orange GC, dan
garam biru hijau B.
Rapidogin, berfungsi untuk memberi variasi warna. Rapid
terdiri atas rapid merah RH, rapid orange RH, rapid biru BN,
rapid cokelat BN, rapid kuning GCH, dan rapid hitam G.
Bahan Pelengkap, untuk membuat larutan pewarna batik tulis
bahan pelengkap yang diperlukan terdiri atas TRO (Turkish
Red Oil) dan soda api (Loog 380 BE). TRO cairan berbentuk
minyak sedang soda api (Loog 380 BE), disebut juga costik
soda berbentuk seperti kristal.
Adapun tahapan dalam pemberian warna pada batik tulis adalah :
o Pemberian warna rapid
Pemberian warna rapid dilakukan dengan cara menyapukan warna
rapid ke bagian-bagian gambar yang diinginkan. Fungsi warna ini
hanya sebagai variasi agar batik lebih menarik. Larutan rapid
dibuat dengan cara mengaduk rapid dengan minyak TRO hingga
kental, kemudian diberi air dingin dan diaduk kembali hingga
merata. Perbandingannya adalah 1 sendok makan rapid : 2 sendok
minyak TRO : 1 gelas besar air dingin.
o Proses pencelupan
Proses pencelupan dalam membuat batik dilakukan dalam tiga
langkah. Pertama pencelupan pada larutan naptol (bak I), kedua
pencelupan pada larutan garam warna (bak II), dan ketiga
pencelupan pada air pembilas (bak III). Untuk menghasilkan warna
yang memuaskan, proses pencelupan dilakukan berulang-ulang.
o Tahap melunturkan malam
Untuk melunturkan atau melorotkan malam pada kain batik yang
telah selesai pada proses pencelupan, dilakukan dengan cara
memasukkan kain ke dalam bak yang berisi air panas yang telah
dicampur soda abu (Soda ASH) dan soda api (costik soda). Proses
melunturkannya kain dimasukkan ke dalam bak, diangkat-angkat
dengan menggunakan jepitan hingga malamnya lepas dan
selanjutnya dibilas dengan air bersih, diperas, dan
dianginanginkan.
2. Pengemasan. Pengemasan dilakukan secara manual oleh karyawan dari
situ batik.
3. Pemasaran
Pemasaran dilakukan dengan 3 cara yaitu :
o Mouth-to-mouth yaitu dengan memasarkan secara langsung pada
konsumen
o Sosial media melalui instagram, facebook, twitter, website, dal lain-
lain
o Brosur, untuk memasarkan produk situ batik membuat brosur untuk
dibagikan pada konsumen
5. Pengembangan produk
Produk akan terus dikembangkan baik dari segi design batik maupun design
pakaian batik jadi. Pengembangan produk akan disesuaikan dengan
perkembangan terbaru permintaan konsumen.
6. Key Resourches
Sumberdaya merupakan hak utama dalam medel bisnis. Oleh karena itu
sumber daya yang dimiliki oleh situ batik berupa modal sebagai sumber dana
dari setiap kegiatan yang dilkaukan, perlengkapan membatik, dan yang paling
utama ada sumberdaya manusia yang ahli dalam membatik dan menjahit.
Sehingga produk yang dihasilkan dapat memuaskan konsumen, yang pada
akhirnya akan menciptakan pasar tersendiri, dan memperoleh keuntungan.
7. Key Partnership
Key Parnership adalah kemitraan atau kerjasama antara dua belah pihak
sehingga model bisnis berjalan. Key partnership dari situ batik sendiri yaitu
pemasok kain, pemasok bahan membatik, dan jasa pengiriman.
8. Cost Structure
1. Investasi awal
Investasi awal dai situ batik ini dapat diketahui dari tabel berikut :
2. Biaya Operasional
Berikut merupakan biaya-biaya yang perlu dikeluarkan dalam kegiatan
operasional situ batik per kuartal.
Biaya Jumlah
Bahan Baku 4305000
Biaya Tenaga Kerja 6000000
Biaya Overhead 150000
Total Biaya Produksi 10455000
Produk 40
Hpp 261375
Keuntungan 60% 156825
Harga Jual 418200
Harga pokok produksi untuk baju batik akan berbeda-beda setiap jenis
bajunya. Bergantung terhadap bahan kain dan model desain dari setiap
baju.
= Rp. 15655000/40
= Rp. 391375
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa untuk mencapai laba 0
maka harga jual dari setiap kain batik tulis adalah sebesar Rp. 391375.
BEP unit = total biaya / harga
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa untuk mencapai laba 0
maka uni barang yang harus mampu dijual adalah 37 unit kain batik tulis.
5. Payback Periode
= 4,5 kuartal
Payback Period dari investasi tersebut adalah 4,5 kuartal. Artinya dana
yang tertanam dalam aktiva sebesar Rp. 18614000 akan dapat diperoleh
kembali dalam jangka waktu 4,5 kuartal.
9. Revenue Stream
Dalam setiap usaha pasti akan terdapat revenue stream, dimana pendapatan
usaha tersebut tidak hany berasal dari penjualan produk utama. Dari usaha situ
batik ini, revenue stream dapat diperoleh dari penjualan baju batik dengan
motif batik khas Situbondo. Kain yang digunakan berupa kain batik cap
sehingga harga setiap baju bisa terjangkau.
Penjualan Dan Laba/Rugi
Berikut merupakan proyeksi pendapatan, cash flow, dan laba/rugi dari
situ batik.
Tabel Pendapatan
Kuartal ke
0 1 2 3 4
Cash in :
Penerimaan 19.746.000 19.746.000 19.746.000 19.746.000
Cash out:
Modal
sendiri 18614000
Total biaya 15.655.000 15.655.000 15.655.000 15.655.000
Total cash
15.655.000 15.655.000 15.655.000 15.655.000
out -18614000
Cash Flow -18.614.000 4.091.000 4.091.000 4.091.000 4.091.000
Tabel Laba/Rugi
Pendapatan 19.746.000
Biaya operasional 15.655.000
Laba operasional 4.091.000
Pajak (1%tarif pajak usaha dagang) 40910
Laba bersih 4.050.090
KESIMPULAN