Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

PADA BENCANA
Keperawatan Jiwa III

Dosen Pengajar :
Ns. Sri Supami, S.Kep, S.Pd., M. Kes,.

Nama Kelompok
Amanda Rhesi Nur Puji Asti
Dina Fenty Nurul Hafsyah
Putri Suci Lisnawati Firli Anggen Melawati
Sartika Wulandari Indyra Puspita Sari
Siti Aisyah Lela Nirmala
Yuliani Indahsari Nabila Ayuningtyas

Program Studi S-1 Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ichsan Medical Centre (STIKes IMC) Bintaro
Tahun Ajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.

Tangerang Selatan, 14 November 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4
BAB II Tinjaun Teori ........................................................................................................... 5
A. Definisi .................................................................................................................. 5
B. Epidemiologi .......................................................................................................... 5
C. Klasifikasi .............................................................................................................. 5
D. Etiologi .................................................................................................................. 9
E. Manifestasi ........................................................................................................... 10
F. Patofisiologi ........................................................................................................ 11
G. Penatalaksanaan ................................................................................................... 12
H. Pemeriksaan penunjang ....................................................................................... 14
I. Komplikasi ........................................................................................................... 16
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................................... 17
BAB IV PENUTUP .............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 22
BAB I
Latar Belakang
Setiap orang pasti pernah mengalami kejadian yang hebat, mengejutkan, atau bahkan
mengerikan. Kejadian-kejadian tersebut seringkali akan mengganggu kondisi kejiwaan. Salah satu
peristiwa mengerikan yang mungkin dialami oleh seseorang adalah bencana alam. Dampak dari
bencana selain merusak bangunan fisik juga dapat menimbulkan dampak psikologis. Bencana
alam yang terjadi sering kali dapat menyebabkan trauma bagi para korban. Bencana alam yang
berkepanjangan di dunia termasuk di Indonesia sepanjan gtahun 2010 disebabkan oleh faktor alam
yang berbeda. Dampak bencana alam tidak hanya mengakibatkan hilangnya harta benda tetapi
juga nyawa masyarakat di wilayah bencana. Berdasarkan data dari 644 kejadian bencana di
Indonesia total kerugian material diperkirakan mencapai lebih 15 trilyun rupiah. Kerugian tersebut
meliputi kehilangan harta benda, kerusakan rumah-rumah masyarakat, sarana dan prasarana
umum, lahan pertanian, perkebunan, peternakan, dan sebagainya. Selain itu juga menimbulkan
kehilangan orang yang dicintai, trauma, dan timbulnya gangguan kesehatan ( Nugroho 2015 ).
Peristiwa traumatik dapat terjadi pada siapa saja. Seseorang bisa secara tiba-tiba
mengalami bencana, baik karena bencana alam ataupun tindak kejahatan tertentu sehingga
menyebabkan trauma. Peristiwa tersebut datang tanpa dapat diprediksi sebelumnya, sehingga
kondisi psikologis menjadi terganggu. Reaksi terhadap suatu peristiwa dapat berbeda-beda pada
setiap orang. Pada sebagian orang suatu bencana tidak menyebabkan trauma, tapi pada orang lain
dapat menyebabkan trauma yang mendalam. Terkadang trauma menyebabkan seseorang tidak
mampu menjalankan kesehariannya seperti yang biasanya dilakukan, bayangan akan peristiwa
tersebut senantiasa kembali dalam ingatannya dan mengusiknya, ia juga merasa tak mampu untuk
mengatasinya (Koentara, 2015).
Jika berbicara tentang tindak kekerasan atau traum, ada suatu istilah yang dikenal sebagai
Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD (gangguan stres pasca trauma) yaitu gangguan stres
yang timbul berkaitan dengan peristiwa traumatis luar biasa. Misalnya, melihat orang dibunuh,
disiksa secara sadis, korban kecelakaan, bencana alam, dan lain-lain. PTSD merupakan gangguan
kejiwaan yang sangat berat, karena biasanya penderita mengalami gangguan jiwa yang
mengganggu kehidupannya (Koentara, 2015).
Profesi keperawatan bersifat luwes dan mencakup segala kondisi, dimana perawat tidak
hanya terbatas pada pemberian asuhan dirumah sakit saja melainkan juga dituntut mampu bekerja
dalam kondisi siaga tanggap bencana. Situasi penanganan antara keadaan siaga dan keadaan
normal memang sangat berbeda, sehingga perawat harus mampu secara skill dan teknik dalam
menghadapi kondisi seperti ini ( Anggi, 2010).
Kegiatan pertolongan medis dan perawatan dalam keadaan siaga bencana dapat dilakukan
oleh profesi keperawatan. Berbekal pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seorang perawat
bisa melakukan pertolongan siaga bencana dalam berbagai bentuk (Anggi, 2010).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari bencana alam?
2. Apa definisi dari bencana alam gunung meletus?
3. Apa definisi dari bencana alam banjir ?
4. Bagaimana tindakan pada keluarga dengan krisis adventisius?

C. TUJUAN
Tujuan umum
1. Mengetahui asuhan keperawatan pada trauma psikis (kejiwaan pada korban bencana).

Tujuan khusus.
1. Mengetahui masalah psikososial dan spiritual pada pengungsi.
2. Mengetahui intervensi pada fase kedaruratan akut ( intervensi social, psikososial,
spiritual.
3. Mengetahui intervensi pada fase konsolidasi ( intervensi social, psikologis, spiritual).
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Bencana Alam.
Kata bencana biasanya dikaitkan dengan dengan bencana alamseperti
banjir, gempa bumi dan kebakaran. Namun, istilah ini juga dapatdigunakan untuk
bencana buatan manusia ( bencana sosial Badan NasionalPenanggulangan Bencana
(BNPB), 2012.
Menurut World Health Organization (WHO) bencana merupakan suatu
gangguan yang serius terhadap fungsi suatu komunitas atau masyarakat yang
mengakibatkan hilangnya nyawa, materi, kerugian ekonomi atau lingkungan yang
melebihi kemampuan dari masyarakat yangterkena dampak bencana tersebut untuk
mengatasi dengan menggunakan sumber daya sendiri. Bencana biasanya
menyerang cepat, tetapi bisamemakan waktu bertahun-tahun untuk memulihkan
dampak dari bencana tersebut. Selain Itu bencana dapat menyebabkan gangguan
psikologis yang serius pada beberapa individu yang mengalaminya. Pengaruh
bencana ini pada seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor resiko dan ketahanan
orang tersebut. Tidak semua orang bereaksi dengan cara yang sama saat
menghadapi bencana yang sama.
Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu
peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas
manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen
keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan
struktural, bahkan sampai kematian.Bencana alam juga dapat diartikan sebagai
bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya gejala alam merupakan
gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika gejala
alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya
(kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.

B. Macam – macam Bencana Alam


a. Gunung Meletus
Gunung merupakan bentuk muka bumi yang menonjol dari rupa
bumi di sekitar. Gunung biasanya lebih tinggi dan curam dibandingkan
bukit. Gunung dan pegunungan terbentuk karena pergerakan kerak bumi
yang menjulang naik. Jika kedua kerak bumi menjulang naik, pegunungan
dihasilkan, sebaliknya jika salah satu kerak bumi terlipat bawah kerak
yang lain, gunung berapi terbentuk.
Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah
sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah
bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari
adatlokal.Gunung meletus adalah peristiwa alam dimana endapan magma
yang berada di dalam perut bumi didorong keluar oleh gas yang
mempunyai tekanan tinggi. Gunung meletus merupakan gejala alam
vulkanik. Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat
endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang
bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam
lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih
dari1.000 °C.

b. Banjir
Banjir adalah suatu kondisi di mana tidak tertampungnya air dalam
saluran pembuang atau terhambatnya aliran air di dalam saluran
pembuang sehingga meluap menggenangi daerah sekitarnya. Banjir
jugamerupakan limpasan air yang melebihi tinggi muka air normal
sehingga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan
pada lahan rendah di sisi sungai.
Pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi
diatas normal sehingga sistem pengaliran air yang terdiri dari sungai dan
anak sungai alamiah serta sistem drainase dangkal penampung banjir
buatan yang ada tidak mampu menampung akumulasi air hujan
tersebutsehingga meluap. (BNPB, 2011).

C. Tidakan pada Keluarga dengan Krisis Adventisius


1. Manipulasi Lingkungan
Inyervensi yang secara langsung untuk merubah situasi yang
bertujuanmemberikan dukungan situasional atau kehilangan stress.
2. Dukungan Ummum
Memberikan rasa aman dan nyaman bahwa perawat dengan sikaphangat,
menerima, empati penuh perhatian berada di pihak klien untukmemberikan
dukungan.
3. Pendekatan Umum
Intervensi diberikan untuk individu atau masyarakat dengan resikotinggi secepat
mungkin, seperti krisis pada korban bencana. Membantumereka menghadapi
proses berduka.

D. Dampak Psikososial dan Spiritual pada Korban Bencana.


a) Dampak psikologis pada individu
Dalam bencana tiak ada patokan yang kaku tentang tahapan dalam merespon
bencana, ada banyak variasi pada setiap tahap dan tahap tumpang tindih. Oleh
karena itu munculnya gejala gangguan psikologis dapat bervariasi, tergantung
banyak factor, namun mencapai 90% atau bahkan lebih Korban akan
menemukan setidaknya beberapa gejala psikologis yang negative setelah
beberapa jam paska bencana.
Tahap tanggap darurat Tahap ini adalah massa beberapa jam atau hari
setelah bencana. Pada tahap ini kegiatan antaranya sebagian besar difokskan
pada penyelamatan penyintas dan berusaha untuk menstabilkan situasi.
Gejala-gejala dibawah ini dapat muncul pada tahap tanggap darurat:
a. Kecemasan berlebihan
b. Rasa bersalah
c. Trauma
d. Ketidaksatbilan emosi dan pikiran
e. Kadang-kadang, korban muncul dalam keadaan kebingungan, histeris
ataupun gejala psikotik seperti delusi, halusinasi, bicara tidak teratur, dan terlalu
perilaku tidak teratur juga dapat muncul. Disisi lain, euforia bantuan mulai
menurun, Pada tahap ini berbagai gejala pasca-trauma muncul, misalnya "Pasca
Trauma Stress Disorder," "Disorder Kecemasan Generalized," "Abnormal
Dukacita, " dan " Post Traumatic Depresi”.
Tahap Rekonstruksi Satu tahun atau lebih setelah bencana, fokus bergeser
lagi. Pola kehidupan yang stabil mungkin telah muncul. Selama fase ini,
walaupun banyak korban mungkin telah sembuh, namun beberapa yang tidak
mendapatkan pertolongan dengan tepat menunjukkan gejala kepribadian yang
serius dan dapat bersifat permanen.
b) Dampak Bencana Pada Komunitas.
Bencana tidak hanya berdampak pada pribadi tapi juga pada
komunitas. Paska bencana dapat saja tercipta masyarakat yang mudah meminta
(padahal sebelumnya adalah pekerja yang tangguh), masyarakat yang saling
curiga (padahal sebelumnya saling peduli), masyarakat yang mudah melakukan
kekerasan (padahal sebelumnya cinta damai). Bencana yang tidak ditangani
dengan baik akan mampu merusak nilai-nilai luhur yang sudah dimiliki
masyarakat.
c) Dampak Psikososial Bencana Pada Anak-anak dan Remaja
Untuk anak- anak bencana bisa sangat menakutkan, fisik mereka yang
tidak sekuat orang dewasa membuat mereka lebih rentan tehadap ancaman
bencana. Kerentanan Psikologis Pada Anak Pra sekolahTanda-tanda anak pra
sekolah (1-4 tahun).mengalami gangguan psikis adalalah adanya perilaku
ngompol, gigit jempol, mimpi buruk, kelekatan, mudah marah,perilaku agresive
hiperaktif, baby talk muncul kembali ataupun semakin meningkat intensitasnya
(Norris et al. 2002).
Kerentanan psikologis Anak Usia Sekolah (5-12)Anak usia ini
menunjukkan adanya reaksi ketakutan dan kecemasan, keluhan somatis,
gangguan tidur. Kerentanan Psikologis Anak Usia 13-18 tahun.
Pada remaja, kejadian traumatis akan menyebabkan berkurangnya
ketertarikan dalam aktifitas sosial dan sekolah.
d) Dampak Sriritual Pada Korban Bencana
Manusia sebagai makhluk yang utuh atau holistik memiliki kebutuhan
yangkompleks yaitu kebutuhan biologis, psikologis, sosial kultural dan spiritual.
Spiritual digambarkan sebagai pengalaman seseorang atau keyakinan seseorang,
dan merupakan bagian dari kekuatan yang ada pada diri seseorang dalam
memaknai kehidupannya. Spiritual juga digambarkan sebagai pencarian
individu untuk mencari makna. Forman (1997) menyatakan bahwa spiritual
menggabungkan perasaan dari hubungan dengan dirinya sendiri, dengan ornag
lain dan dengan kekuatan yang lebih tinggi. Kejadian bencana dapat merubah
pola spiritualitas seseorang. Ada yang bertambah meningkat aspek
spiritualitasnya ada pula yang sebaliknya. Bagi yang meningkatkan aspek
spiritualitasnya berarti mereka meyakini bahwa apa yang terjadi merupakan
kehendak dan kuasa sang pencipta yang tidak mampu di tandingi oleh siapapun.
Mereka mendekat dengan cara mendekatkan spiritualitasnya supaya
mendapatkan kekuatan dan pertolongan dalam menghadapi bencana atau
musibah yang dialaminya. Sedangkan bagi yang menjauh umumnya karena
dasar keimanan atau keyakinan terhadap sang pencipta rendah atau kaarena
putus asa.
E. Peran Perawat.
Perawat memiliki tanggung jawab peran dalam membantu mengatasi ancaman
bencana baik selama tahap pre impact, impact/emergency, dan post impact. Peran perawat
disini bisa dikatakan multiple sebagai bagian dari penyusun rencana, pendidik, pemberi
asuhan keperawatan bagian dari tim pengkajian kejadian bencana.Tujuan Tindakan pada
keluarga dengan krisis adventiusius adalah untukmencapai kemungkinan tingkat kesehatan
terbaik masyarakat yang terkena bencana tersebut.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan perawat dalam masa setelah bencana ini, antara
lain:
a. mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency (makanan, air, obat-obatan,
pakaian dan selimut, serta tenda)
b. Penanganan pertama korban bencana.
c. berkoordinasi berbagai dinas pemerintahan, organisasi lingkungan, palang merah
nasional maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam penanganan korban bencana
alam.
Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana :
a. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban(ansietas, depresi yang
ditunjukkan dengan seringnya menangis danmengisolasi diri) maupun reaksi
psikosomatik (hilang nafsu makan,insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan
otot).
b. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapatdilakukan dengan
memodifikasi lingkungan misal dengan terapi bermain.
c. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para psikolog dan psikiater.

F.

Anda mungkin juga menyukai