PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal.
Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih.frase dua atau
lebih perlu ditekankan ,karena sebagian literatur menyebut istilah komunikasi
intrapersonal,yakni komunikasi diri sendiri. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber
membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda
atau symbol,baik bentuk verbal atau bentuk nonverbal,tanpa harus memastikan terlebih dulu
bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistemsimbol yang sama. Komunikasi
efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan
baik atau sama oleh komunikan,sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari yang
namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara
langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara langsung
sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang
menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan bermasyarakat.
Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk social yaitu makhluk yang tidak dapat hidup
sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk konkret dari
interaksi ini adalah komunikasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian komunikasi efektif ?
2. Bagaimana pengertian komunikasi interpersonal ?
3. Bagaimana komunikasi interpersonal dalam keperawatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi komunikasi efektif
2. Untuk mengetahui definisi komunikasi interpersonal
3. Untuk mengetahui komunikasi interpersonal dalam keperawatan
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
Penampilan Personal, Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama
yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam
20 detik sampai 4 menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan
terhadap seserang berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter
dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan
kepribadian, status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat
yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan
profesional yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien
terhadap pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien
mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun
penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi
mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap
klien jika perawat tidak memenuhi citra klien.
Intonasi (Nada Suara), Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar
terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara
langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya
ketika sedang berinteraksi dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa
tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.
Ekspresi wajah, Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama
yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan
sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan
pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi
interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan
diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk
menjadi pengamat yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah
ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya
duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien
dilakukan dalam keadaan sejajar.
Sikap tubuh dan langkah, Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos,
konsep diri dan keadaan fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang
bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat
dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.
Sentuhan, Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-
klien, namun harus memperhatikan norma sosial. Sentuhan dengan berjabat
tangan ketika berkenalan dapat mendekatkan diri kita kepada pasien. Konsep
5
sentuhan yang terapeutik adalah dengan menggunakan sikap terbuka dalam
membatu pasien yang mengalami sakit atau memerlukan bantuan.
b) 4 Fase Hubungan Perawat Pasien Yang Berkaitan Dengan Tanggung Jawab Dan Tugas
Perawat Kesehatan Terhadap Pasien :
Orientasi ( orientation ), pada phase ini seorang perawat harus mampu menangkap
bahwa pasien ingin mencari kesembuhan penyakitnya dan dia mempercayakan dirinya
dirawat oleh perawat. Dengan pengenalan.
Indetifikasi ( identification ), interaksi perawat-pasien hendaknya berbasis pada
kepercayaan, penerimaan, pengertian, relasi yang saling membantu.
Eksploitasi ( exploitation ), interrrelasi perawat-pasien, akan menumbuhkan pengertian
pasien terhadap proses system asuhan, sehingga pasien mempunyai keterlibatan aktif
yang muncul dari dirinya karena ingin cepat sembuh dari sakitnya. Aspek lain pasien
dapat ditimbulkan pengertian, dan kesadaran self-care, sehingga peran perawat dan
pasien dalam proses keperawatan untuk mencapai penyembuhan terjadi dengan baik (
kolaborasi ).
Resolusi ( resolution ). Harapan, kebutuhan pasien dapat diketahui melalui hubungan
kesetaraan perawat-pasien dengan menggunakan komunikasi efektif. Harapan,
kebutuhan pasien merupakan data yang menjadi arah tindakan apa yang perlu dilakukan
terhadap pasiennya Phase yang keempat ini sering kali disebut dengan phase terminasi.
c) Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Isi Pesan dan Sikap Penyampaian Pesan
Antara Lain :
Perkembangan, Pada prinsipnya dalam berkomunikasi yang perlu diperhatikan adalah
siapa yang diajak berkomunikasi. Maka dalam berkomunikasi isi pesan dan sikap
menyampaikan pesan harus disesuaikan apakah yang kita ajak bicara adalah anak-anak,
remaja, dewasa atau usia lanjut. Pasti akan berbeda dalam berkomunikasi
Persepsi, Persepsi adalah pandangan personal terhadap suatu kejadian. Persepsi dibentuk
oleh harapan dan pengalaman. Kadangkala persepsi merupakan suatu hambatan kita
dalam berkomunikasi. Karena apa yang kita persepsikan belum tentu sama dengan yang
dipersepsikan oleh orang lain.Nilai. Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku
sehingga sangat penting bagi pemberi pelayanan kesehatan untuk menyadari nilai
seseorang.
Latar belakang budaya, Gaya berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya.
Budaya inilah yang akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.
6
Emosi, Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu peristiwa. Dalam berkomunikasi
kita harus tahu emosi dari orang yang akan kita ajak berkomunikasi. Karena emosi ini
dapat menyebabkan salah tafsir atau pesan tidak sampai.
Pengetahuan, Komunikasi akan sulit dilakukan jika orang yang kitan ajak berkomunikasi
memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Untuk itu maka kita harus bisa
menempatkan diri sesuai dengan tingkat pengetahuan yang kita ajak bicara
Peran, Gaya komunikasi harus di sesuaikan dengan peran yang sedang kita lakukan.
Misalnya ketika kita berperan membantu pasien akan berbeda ketika kita berperan atau
berkomunikasi dengan tenaga kesehatan yang lain.
Tatanan interaksi, Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam
lingkungan yang menunjang. Kalau tempatnya bising, ruangan sempti, tidak leluasa
untuk berkomunikasi dapat mengakibatkan ketegangan dan tidak nyaman.
d) Sepuluh Faktor Yang Dilakukan Perawat Kepada Pasien :
Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan
kliennya.
Laughing artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk
meningkatkan rasa nyaman klien.
Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi
simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994)
Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan
kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain
dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya.
Doing artinya melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan serta
mendokumentasikannya.
Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka ,
senang, frustasi dan rasa puas klien.
Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima
orang lain.
8
Tempatkan diri pada posisi keluarga selama mendengarkan.
Dengarkan keluarga dengan seksama, jangan berpikir apa yang akan perawat
katakan selanjutnya.
Lakukan pengulangan apa yang di dengar.
Duduk menghadap keluarga denga nyaman.
Tunjukkan tanda perhatian verbal dan non verbal.
d) Keterampilan bertanya aefektif :
Gunakan intonasi suara yang menunjukkan perhatian, minat dan keakraban.
Gunakan kata kata yang dipahami keluarga.
Ajukan pertanyaan satu persatu.
Gunakan kata kata yang mendorong keluarga untuk tetap berbicara.
Bila menanyakan hal-hal yang pribadi, jelaskan mengapa hal itu harus ditanyakan.
Hindari penggunaan kata tanya mengapa.
Ajukan pertanyaan yang sama bila keluarga belum paham.
Gunakan pertanyaan terbuka.
e) Sikap profesional dalam berkomunikasi :
Berhadapan.
Mempertahankan kontak mata.
Membungkuk ke arah klien
Mempertahankan sikap terbuka.
Tetap rileks
D. Role play
a) Narator : Rosa Sulistia N.
b) Peran Roleplay
1. Pasien : Sabilar Rizqi P. F.
2. Perawat 1 : Dela Kusnovia I. S.
3. Perawat 2 : Reni Putri Bidari
4. Ibu Pasien : Diah Ayu Wulandari
5. Dokter : M. Halim Awalidoyo
6. Penolong 1 : Dewi Fatimatus S.
7. Penolong 2 : Rizcha Arfaresy
8. Petugas RM : Putri Aulia S.
c) Naskah
9
Pada suatu hari terjadi sebuah kecelakaan tunggal yang mengakibatkan seorang remaja
perempuan mengalami cidera dan kemudian dilarikan ke rumah sakit Mitra Sehat oleh dua
pengendara lain yang menolongnya.
Penolong : “Sus tolong ada pasien kecelakaan, tolong segera ditangani” PerawatIGD segera
Penolong 1 : “Tidak sus tapi saya coba tanya ke korbannya dulu.” (si penolong menghampiri
korban)
Penolong 2 : “Dek kamu bawa KTP, boleh saya pinjam dulu untuk administrasi? Kamu bawa
Di receptionis.
Keluarga : “Sus anak saya tadi kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit. Pasien dengan nama
Petugas RM pun mengantarkan Ibu pasien menuju bad tempat anaknya dirawat
10
RM : “ Ini bu, anak ibu ada di dalam”
Sang Ibupun segera membuka sampiran dan menjumpai anaknya terbaring tak berdaya di
atas tempat tidur
Ibu : “ Ya Allah nak...... kok bisa sampek kayak gini to?, apanya yang sakit nak?”
Ibu : “ Lha ini tadi kamu sudah diperiksa sama dokter belum nak?”
Perawat 1 : “ Permisi bu, saya izin mau menanyai adeknya sebentar ya bu”
Perawat 1 :“ Kalau begitu saya pasangkan oksigen dulu ya, biar nafasnya lancar.”
Ibu :“Lho nak dadamu sesak juga to?” (Sang ibu kaget) Pasien (Menganggukkan
kepala)
Ibu : “Ini kenapa ya sus, kok dada anak saya sesak? Padahal kan anak sayatidak punya
Perawat1 : “ Mungkin anak Ibu mengalami syok, sehingga dadanya terasa sesak”
Ibu : “ Lha ini tadi katanya anak saya sudah diperiksa sama Dokter, hasilnya gimanaya
sus?”
11
Perawat 1 : “ Oh itu, nanti Ibu akan dijelaskan secara langsung oleh dokter bu”
Perawat 1 : “ Iya bu, kalau begitu saya permisi dulu ya bu, kalu butuh sesuatu bisa panggil
Perawat kembali ke ruang perawatdan Ibu pasien tetap menunggu pasien disamping tempat
tidur pasien. Setelah beberapa menit kemudian, seorang perawat datang kembali.
Perawat 2 : “ Permisi bu, Ibu diminta untuk menemui dokter sekarang bu”
Ibu : “ Iya sus, lha terus anak saya sama siapa sus?”
Perawat 2 : “ Ibu silahkan temuidokter dulu, anaknya biar saya yang menjaga”
Di ruang jaga Ibu pasien bertemu dengan Dokter yang berjaga di IGD
Dokter : “ Silahkan duduk dulu bu, saya akan menjelaskan tentang keadaan anak ibu”
Dokter: : “Ini sepertinya ada gangguan pada tulang di bagian kaki Saudari Andriana, dan
sebaiknya kita melakukan CT Scan untuk mengetahui keadaan dari bagian dalam
kepala anakIbu”
Dokter : “Jika tidak dilakukan rogten dan CT scan, kita tidak mengetahuikeadaan pastinya,
12
Dokter : “ Iya bu silakan, tetapi saya mohon Ibu segera memberikan keputusan agar kita
Sang ibupun kembali menuju ruangan pasien, namun di tengah perjalanan Ibu bertemu
dengan perawat yang menangani anaknya tadi
Ibu : “ Eh suster, tadi kata dokter sebaiknya dilakukan rogten dan CT scan pada anak
Perawat 1 : “ Memang sebaiknya dilakukan itu bu, agar bila terjadi sesuatu bisa segera
Setelah mendapat informasi dari perawat, Ibupun yakin dengan keputusan yang akan
diambilnya, dan menuju ruang dokter untuk konfirmasi
Ibu : “ Setelah saya pikir-pikir saya setuju bila anak saya dirogten dan di CT scan”
Dokter : “ Baiklah kalau begitu ibu bisa menandatangani surat persetujuan tindakan”
Dokter : “ Ini silahkan Ibu baca terlebih dahulu , kemudian tanda tangan disebelah sini”
Kemudian Sang Ibu kembali ke kamar pasien , setelah beberapa saat kemudian datanglah
seorang perawat.
Perawat 2 : “ Permisi bu, Dek ini mau dilakukan rogten, ini adek mau saya antarkan ke
ruang radiologi, sebelumnya perhiasannya dan jamnya dilepas dulu ya, biar
13
dibawa ibunya dulu”
Perawat 2 : “ Perawat yang tadi sudah pulang dek, biar saya antar saja ya dek, Ibunya juga
Dan akhirnya Andriana pun dibawa ke ruang radiologi untuk diakukan rongten. Dari
hasil rogten diketahui bahwa pasien mengalami patah tulang, dan harus di rawat inap untuk
segera dilakukan operasi.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi atau proses
pemberian arti sesuatu antara dua atau lebih orang dan lingkungannya bisa melalui
simbol, tanda atau perilaku yang umum, dan biasanya terjadi dua arah.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau
lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal. Dalam komunikasi interpersonal,
setiap partisipan menggunakan semua elemen dari proses komunikasi.
Ada tiga jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal, tertulis, dan non-
verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik. Komunikasi menjadi penting
dalam praktik keperawatan keluarga dan menjadi tolak ukur keberhasilan dalam
memberikan asuhan keperawatan. Komunikasi yang terjalin baik dan efektif
antara perawat dengan keluarga akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Perlu keterampilan khusus bagi perawat dalam berkomunikasi dengan keluarga
mengingat kompleksitas dari permasalahan yang ditemukan.
B. Saran
Penulis berharap pembaca atau tenaga kesehatan dapat mengaplikasikan
komunikasi interpersonal kepada pasien dan keluarga pasien dengan baik,
sehingga dapat menghasilkan asuhan keperawatan yang baik dan benar.
15
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/35368101/Naskah_Role_Play_Komunukasi_Terapeutik_pada_Peraw
at_IGD
https://www.scribd.com/document/367803877/Komunikasi-Efektif-Dalam-Hubungan-
Interpersonal-Perawat
https://www.academia.edu/30165676/MAKALAH_KOMUNIKASI_EFEKTIF
https://www.scribd.com/document/367803877/Komunikasi-Efektif-Dalam-Hubungan-
Interpersonal-Perawat
16