2. Tes keseimbangan
Tes ini dilakukan pada saat klien berdiri atau berjalan
Cara pemeriksaan rujuk pada test nervus VIII – Vestibularus
a.Saraf Olfaktorius (N. I)
Cluster Headache
Cluster Headache adalah beentuk sakit kepal vaskuler
lainnya yang sering terjadi pada pria. Serangan datang dalam
bentuk yang menumpuk atau berkelompok, dengan nyeri yang
menyiksa didaerah mata dan menyebar kedaerah wajah dan
temporal. Nyeri diikuti mata berair dan sumbatan hidung.
Serangan berakhir dari 15 menit sampai 2 jam yang menguat
dan menurun kekuatannya.
Tension Headache
Stress fisik dan emosional dapat menyebabkan
kontraksi pada otot-otot leher dan kulit
kepala,yang menyebabkan sakit kepala
karenategang. Karakteristik dari sakit kepala ini
perasaan ada tekanan pada dahi, pelipis, atau
belakang leher.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Chefalgia A. Pengkajian
Data subyektif dan obyektif sangat penting untuk menentukan tentang penyebab dan
sifat dari sakit kepala.
Data subjektif Data objektif
Pengertian pasien tentang sakit kepala dan Perilaku : gejala yang
kemungkinan penyebabnya. memperlihatkan stress,
Sadar tentang adanya faktor pencetus, kecemasan atau nyeri.
seperti stress. Perubahan kemampuan dalam
Langkah – langkah untuk mengurangi melaksanakan aktifitas sehari –
gejala seperti obat-obatan. hari.
Tempat, frekwensi, pola dan sifat sakit Terdapat pengkajian anormal
kepala termasuk tempat nyeri, lama dan dari sistem pengkajian fisik
interval diantara sakit kepala. sistem saraf
Awal serangan sakit kepala. cranial.
Ada gejala prodomal atau Suhu badan
tidak. Drainase dari sinus.
Ada gejala yang menyertai.
Riwayat sakit kepala dalam keluarga
(khusus penting sekali bila migren).
Situasi yang membuat sakit kepala lebih
parah.
Ada alergi atau tidak.
B. Diagnostik
CT Scan, menjadi mudah dijangkau sebagai cara yang mudah dan aman
untuk menemukan abnormalitas pada susunan saraf pusat.
MRI Scan, dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula
spinalis dengan menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan magnet
untuk membuat bayangan struktur tubuh.
Pungsi lumbal, dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk
pemeriksaan. Hal ini tidak dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan
tekanan intrakranial dan tumor otak, karena penurunan tekanan yang
mendadak akibat pengambilan CSF.
B. Diagnosa Keperawatan
Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme,
peningkatan tekana intrakranial.
Koping individual tak efektif b.d situasi krisis, kerentanan personal,
sistem pendukung tidak adequat, kelebihan beban kerja,
ketidakadequatan relaksasi, metode koping tidak adequat, nyeri berat,
ancaman berlebihan pada diri sendiri.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d
kurang mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasab kognitif.
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 1. :
Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme,
peningkatan tekanan intrakranial.
Intervensi :
Pastikan durasi/episode masalah , siapa yang telah dikonsulkan,
dan obat dan/atau terapi apa yang telah digunakan.
Teliti keluhan nyeri, catat itensitasnya ( dengan skala 0-10 ),
karakteristiknya (misal : berat, berdenyut, konstan) lokasinya,
lamanya, faktor yang memperburuk atau meredakan.
Catat kemungkinan patofisiologi yang khas, misalnya otak /
meningeal / infeksi sinus, trauma servikal, hipertensi atau trauma.
Observasi adanya tanda-tanda nyeri nonverbal, seperi : ekspresi
wajah, posisi tubuh, gelisah, menangis/meringis, menarik diri,
diaforesis, perubahan frekuensi jantung/pernafasan, tekanan darah.
dll
Diagnosa Keperawatan 2. :
Koping individual tak efektif b.d situasi krisis, kerentanan
personal, sistem pendukung tidak adequat, kelebihan beban
kerja, ketidakadequatan
relaksasi, metode koping tidak adequat, nyeri berat, ancaman
berlebihan pada diri sendiri.
Intervensi
Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian. Ambil
keuntungan dari kegiatan yang daoat diajarkan.
Bantu pasien dalam memahami perubahan pada konsep citra
tubuh.
Sarankan pasien untuk mengepresikan perasaannya dan
diskusi bagaimana sakit kepala itu mengganggu kerja dan
kesenangan dari hidup ini.
Pastikan dampak penyakitnya terhadap kebutuhan seksual.
Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penagnan,
dan hasil yang diharapkan.
Kolaborasi : Rujuk untuk melakukan konseling dan/atau terapi
keluarga atau kelas tempat pelatihan sikap asertif sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan 3. :
Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d
kurang mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasab kognitif.
Intervensi :
Pergerakan
Gaya Jalan
Otot
Adanya Kekuatan
Odema/Tidak Otot
Pemeriksaan
Penunjang
Setelah pemeriksaan organ utama
diperiksa dengan inspeksi dan palpasi,
beberapa tes khusus mungkin
diperlukan seperti :
Plain
Myelografi
Computed Tornografi Scan ( CT- scan )
dan Magnetic Resonance Imaging (MRI )