Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia semakin meningkat khususnya


kesehatan gigi dan mulut.Hasil Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas tahun 2018
)mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6% dan yang mendapatkan
pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2%(Riskesdas,2018).Penyakit gigi dan
mulut yang menjadi urutan tertinggi yaitu karies gigi (Hestiani dkk,2017). Karies gigi
yang tidak dirawat dapat berkembang mencapai bagian pulpa mengakibatkan
peradangan pada pulpa, Penyakit pulpa menduduki urutan ketujuh dari sepuluh
penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan pengunjung rumah sakit di Indonesia
tahun 2010 dengan jumlah kunjungan sebanyak 163.211 pasien.

Penyakit pulpa pada dasarnya diawali karena adanya invasi bakteri padajaringan
pulpa oleh karena karies.Invasibakteriyangtelahmencapai pulpa akan mengakibatkan
jaringan pulpa terinflamasi namun tetap vital dalam beberapa waktu atau akan cepat
menjadi nekrosis. Bakteri tersebut akan menginvasi pulpa yang nekrosis,
bereproduksi, dan menginfeksi saluran akar.Walaupun penyebab utama dari penyakit
pulpa khususnyanekrosisadalahiritanmikroba dari karies, yaitu bakteri S.mutans dan
Lactobacillus spp., tidak begitu berperan dalam perkembangan nekrosis pulpa. Hal
tersebut disebabkan ketika pulpa terbuka oleh karena karies,banyak spesies bakteri
oportunis yang menginvasi dan berkoloni di jaringan pulpa yang nekrosis
sertamemungkinkansistem dalam jaringan
pulpabersifatselektifdalammenentukanbakteriyang mendominasi jaringan pulpa yang
nekrosis(Nurhayaty Natsir & Irfan F. Yamin: Bakteri dominan di dalam saluran
akar gigi nekrosis)

Berdasarkan penelitian sebelumnya, bakteri yang paling dominan berada di


saluran akar gigi nekrosis adalah Actinomyces spp. yang merupakan bakteri anaerob
fakultatif gram positif. Fakta ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ercan dkk7 .Bakteri Actinomyces spp. merupakan bakteri anaerob
fakultatifgrampositif yang memiliki bentuk basil. Koloni bakteri tersebut terdapat
pada gigi dan sering terisolasi pada infeksi endodontik. Bakteri Actinomyces spp.
jugamerupakan suatu pathogen yang sering ditemukan pada kasus perawatan
endodontik yang berulang-ulang. Hal ini dihubungkan dengan prosedur debridement
saluran akar yangtidakakurat dan perawatan endodontik yang tidak asepsis.
Nurhayaty Natsir & Irfan F. Yamin: Bakteri dominan di dalam saluran akar gigi
nekrosis)

penyakit pulpa dan periodontitis mendorong penemuan berbagai bahan aktif yang
dapat mencegah atau mengobati penyakit tersebut, terutama pengobatan infeksi dan
inflamasi yang terjadi. Beberapa jenis bakteri telah dikaitkan dengan kegagalan
perawatan saluran akar gigi salah satunya bakteri Actinomyces spp, kegagalan tersebut
menyebabkan resisten terhadap antibiotik. Penggunaan antibiotik yang berlebih dan
tidak terkontrol menyebabkan bakteri ini bermutasi menjadi lebih resisten terhadap
antibiotik yang telah ada, sehingga mempersulit penanganan penyakit tersebut. Salah
satu altematif pengobatan antibakteri adalah penggunaan herbal.

Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) memiliki khasiat diantaranya


untuk mempercepat pemulihan kesehatan, penyembuhan bermacam luka dalam, luka
luar, radang usus, melancarkan serta menormalkan peredaran dan tekanan darah,
mencegah stroke, gastritis, asam urat, mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh,
melancarkan buang air kecil, serta diabetes (Eriadi et al., 2015; Ellis, 2017; Rukmana
et al.,2016).

Berdasarkan penelitian (Manoi dan Balitro, 2009) Daun binahong (Anredera


cordifolia (Ten.) Steenis) dalam kultur in vitro mengandung beberapa senyawa
metabolit sekunder antara lain alkaloid, terpenoid, dan saponin. Pada penelitian
(Wahyuddin dan Wasmawati, 2015) disebutkan bahwa ekstrak etil asetat daun
binahong mempunyai daya hambat terhadap bakteri gram positif yaitu Staphylococcus
aureus dengan zona hambat pada konsentrasi 10% sebesar 1,7 mm, 15% sebesar 2,0
mm, dan konsentrasi 20% sebesar 2,6 mm. Hal tersebut bisa terjadi karena pelarut
yang digunakan untuk mengektraksi adalah etil asetat yang dapat menyari senyawa-
senyawa flavonoid polihidroksi dan fenol lain yang memberikan aktivitas antibakteri
dengan menimbulkan daya hambat terhadap bakteri (Nanik dan lilies, 2012) ). daun
binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) memiliki potensial dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Escherichia Coli dengan konsentrasi 25%,50%, 75%, 100%
Darsana et al. (2012).

Pada penelitian sebelumnya terdapat penelitian eksperimental menggunakan


desain post test only control design dengan metode modifikasi Kirby-bauer
menggunakan kertas saring,hasil penelitian didapatkan rata-rata diameter zona hambat
ekstrak daun binahong terhadap Streptococcus mutans sebesar 8,3 mm2 (Silvana
Rimporok1), Billy J. Kepel2), Krista V. Siagian1,journal ilmiah farmasi unpad vol.
4,2015).

Berdasarkan potensi yang dimiliki oleh daun binahong terutama aktivitas


antimikrobanya terhadap beberapa bakteri , maka peneliti tertarik untuk melakukan uji
daya hambat ekstrak daun binahong(Anredera cordifolia (Ten.) terhadap
Actinomyces spp. secara in vitro dengan Konsentrasi yang digunakan pada penelitian
ini adalah konsentrasi 25%, 50%, 75%
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin mengetahui:

1. Apakah ekstrak daun binahong(Anredera cordifolia (Ten.) memiliki daya


hambat terhadap bacteri Actinomyces spp?
2. Bagaimana tingkat kriteria kekuatan daya hambat binahong(Anredera
cordifolia (Ten.) dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% terhadap pertumbuhan
bakteri Actinomyces spp?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun binahong(Anredera


cordifolia (Ten.) terhadap bacteri Actinomyces spp secara in vitro
2. Untuk mengetahui tingkat kriteria kekuatan daya hambat
binahong(Anredera cordifolia (Ten.) dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%
terhadap pertumbuhan bakteri Actinomyces spp

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Institusi
Memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan tentang ekstrak
daun binahong(Anredera cordifolia (Ten.) memiliki daya hambat terhadap bakteri
Actinomyces spp.
1.4.2 Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti


dalam pengetahuan ekstrak daun binahong(Anredera cordifolia (Ten.) memiliki
daya hambat terhadap bakteri Actinomyces spp.Hasil dari penelitian ini juga dapat
dijadikan sebagai bahan pengembangan bagi penelitian di masa depan mengenai
bahan medikamen untuk gigi nekrosis dapat berasal dari bahan tradisional. I

1.4.3 Bagi Masyarakat


Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media informasi untuk
menambah pengetahuan tentang salah satu manfaat \ ekstrak daun binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) yang berkhasiat sebagai salah satu cara
mengobati gigi yang karies.

1.4.4 Bagi Peneliti Lain


Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan bagi peneliti lain
dalam melakukan pengembangan penelitian tentang obat kumur ekstrak daun
binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap pertumbuhan bakteri
Actinomyces spp secara in vitro

Anda mungkin juga menyukai